Bekas Lipstik Nita

Kandungan Viola sudah masuk sembilan bulan. Tinggal nunggu proses kelahiran. Sekarang Viola sudah tidak diperbolehkan Dimas lagi pergi ke percetakan. Viola hanya pasrah saja mengikuti apa kata suaminya. Ini juga demi kebaikan Viola dan bayinya.

Saat Dimas akan pergi kerja, Nauval nangis diturunkan dari gendongan Dimas. Dia mau ikut terus dengan ayahnya.

"Sini sayang sama bunda, ayah mau kerja loh." kata Viola sambil mengajak Nauval turun dari gendongan ayahnya.

Kemudian Dimas menurunkan Nauval dari gendongannya.

"Pergi dulu ya sayang." kata Dimas sambil mencium kening istrinya.

Setiap hari perhatian Dimas pada Viola tidak pernah kurang, bahkan menjelang kelahiran anaknya, perhatian Dimas semakin besar pada istrinya.

Setiap saat dia selalu menelepon istrinya. Tetapi setiap Viola melarang Dimas untuk tidak terlalu dekat dengan Nita, Dimas pasti selalu marah.

Dimas menganggap Viola terlalu cemburu. Karena gak mau ribut, Viola akhirnya gak pernah mau ngomong tentang Nita lagi. Yang penting perhatian Dimas padaku gak berkurang, batin Viola.

Sejak Viola tidak pernah pergi ke percetakan, semakin besar kesempatan Nita untuk menggoda Dimas.

Setiap hari ada saja yang ditanya Nita pada Dimas. Awalnya dia bertanya tentang pekerjaan, lama kelamaan dia curhat tentang masalah pribadinya. Dimas pun merasa kasihan dengan Nita yang selalu disakiti suaminya.

"Pak Dimas... aku manggil bapak dengan sebutan mas saja ya, biar lebih akrab." kata Nita pada Dimas di ruang kerja Dimas.

"Terserah kamu sajalah, bagiku gak masalah. Mau panggil bapak, mas, abang gak masalah... yang penting jangan panggil aku kakek. Karena aku belum punya cucu." kata Dimas sambil becanda.

Nita pun tertawa mendengar Dimas becanda seperti itu.

Kalau hari Sabtu, Dimas tidak kuliah sehingga dia di percetakan sampai sore.

Saat akan pulang ke rumah, Nita sudah menunggu di gerbang percetakan. Nita segera menstop mobil yang dikendarain Dimas.

"Ada apa Nit?" tanya Dimas sambil membuka kaca jendela mobil.

"Aku numpang ya mas, aku gak bawa sepeda motor. Sepeda motorku lagi masuk bengkel." kata Nita dari luar.

"Ayok naik." jawab Dimas.

"Rumah kamu di jalan apa Nit?" tanya Dimas saat Nita sudah duduk di dalam mobil.

"Di jalan Cirebon mas, tapi tolong antarkan aku ke apotik Kimia Farma dulu ya. Bentar saja kok." kata Nita lagi.

Dimas tidak menjawab, tetapi mobilnya berjalan menuju apotik Kimia Farma.

"Siapa yang sakit?" tanya Dimas.

"Aku mo beli obat salep untuk menghilangkan rasa sakit di punggungku. Seminggu yang lalu suamiku datang minta rujuk, tetapi aku gak mau. Dia kemudian menghajar aku." jawab Nita sambil menangis.

Ya Allah, kasihannya Nita yang selalu dihajar suaminya, batin Dimas dalam hati.

"Kenapa kamu gak melapor ke polisi." tanya Dimas lagi.

"Aku gak berani mas, aku diancam. Kalau sempat aku lapor kelakuan dia ke polisi, maka keluargaku akan diganggunya." jawab Nita dengan nada sedih.

Dimas pun percaya dan semakin kasihan dia pada Nita yang selalu dianiaya suaminya.

"Mas... turun dulu yok ke rumahku." ajak Nita pada Dimas saat sudah sampai di depan rumah Nita.

Dimas awalnya gak mau turun, tetapi karena Nita maksa, akhirnya Dimas pun turun dari mobil.

Tetapi Dimas gak berani masuk rumah Nita, karena Nita tinggal sendiri di rumah kontrakannya.

"Mas... kita makan malam di rumahku ya. Biar aku beli nasi di warung depan sana." Nita membujuk Dimas.

"Gak usahlah Nit. Kasihan Viola di rumah. Dia pasti sudah menyiapkan makan malam untukku." jawab Dimas pada Nita.

"Inilah mas rumah kontrakanku, rumahnya kecil. Mau yang besar aku gak sanggup bayarnya. Jadi kecil juga gak apa yang penting ada tempat untuk berteduh." kata Nita sambil menarik simpati Dimas.

"Jadi anak kamu sama siapa?" tanya Dimas heran.

"Anakku ya diambil suamiku. Dari pada aku ribut dan dihajar terus, ya kukasi sama dia." Nita menjelaskan pada Dimas.

"Oh, gitu.... aku permisi pulang dulu ya." Dimas pun segera pamit pada Nita.

Saat Dimas akan pergi, Nita yang berada dibelakangnya pura-pura terpeleset. Kemudian Dimas melihat kebelakang dan menarik tangan Nita. Saat Dimas menarik tangan Nita, bibir Nita menempel di kemeja Dimas. Kemeja Dimas pun terkena lipstik, tetapi Dimas tidak menyadari hal itu.

Kemudian dia segera pulang karena khawatir Viola pasti sudah menunggu di rumah.

Sampai di depan rumah, dilihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh. Segera Dimas membuka pintu rumahnya dengan kunci duplikat yang selalu dibawanya. Dia gak berani manggil Viola karena takutnya sudah tidur dan mengganggu. Pelan-pelan dibukanya pintu rumah

Saat Dimas sudah di dalam rumah, dilihatnya Viola sudah tertidur pulas di sofa depan TV. Sedangkan Nauval sudah tidur di box baby di kamar Viola.

Sudah sebulan ini Nauval tidur dengan bi Ijah, tetapi tadi pagi ada keluarga bi Ijah yang meninggal dunia di kampung, makanya bi Ijah gak pulang dan Nauval tidur di box baby di kamar Viola.

Kemudian Dimas mendekati Viola, mencium kening dan pipinya. Lalu Viola dibopong ke kamarnya. Saat Dimas akan melewati pintu kamar, Viola terbangun.

"Mas... kamu sudah pulang. Apa sanggup kamu bopong aku ke kamar." tanya Viola masih dalam gendongan Dimas.

"Untuk kamu, apa yang gak sanggup." kata Dimas sambil terus mengangkat Viola.

"Kamu sudah makan?" tanya Viola.

Dimas hanya menggeleng menatap Viola dalam-dalam.

"Ya sudah biar aku siapkan. Kamu mandi, terus isya dulu ya." Viola pun segera bangkit dari tidurnya dan berjalan ke dapur.

Kemudian Dimas pun pergi mandi dan sholat isya. Setelah itu dia pun pergi ke meja makan untuk makan malam.

"Loh, apa kamu belum makan juga?" Dimas bertanya pada Viola karena melihat Viola juga ikut makan.

"Belum. Aku nunggui kamu." jawab Viola.

"Lain kali, kalau aku lama pulang kamu makan saja dulu. Jangan tunggu aku. Kasihan tuh dedek bayi yang ada di perut kamu." kata Dimas sambil tersenyum.

Setelah makan selesai, Dimas pun kemudian menonton TV. Kebetulan ada film yang lagi seru. Sampai larut malam baru dia tertidur.

Sedangkan Viola menonton tidak sampai habis, karena sudah mengantuk, dia pun kembali masuk kamar.

"Mas... aku tidur duluan ya. Aku sudah ngantuk." kata Viola sambil berjalan ke kamar.

"Ya sudah, kamu duluan tidur. Aku bentar lagi tidur kok." jawab Dimas.

Keesokan Hari.

Setelah Dimas pergi kerja, Viola segera membereskan pakaian kotor yang ada di kamar mandi. Satu persatu pakaian dibalik pintu diambilnya dan dimasukkan ke ember cucian. Kemudian ember cucian tersebut dibawa ke belakang untuk dicuci bi Ijah. Betapa terkejutnya dia melihat ada bekas lipstik dibaju suaminya. Lipstik siapa ya, Viola bertanya dalam hati.

Terpopuler

Comments

💞Adinda Tya💞

💞Adinda Tya💞

weeee pelakor mulai bereaksi

2020-11-18

1

Aen

Aen

Lanjut thor

2020-11-01

1

kiki

kiki

ada pelakor dimana mana, doyannya sama lakik org

2020-11-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!