Nauval Ulang Tahun

Besok genap setahun umur Nauval. Rencananya Viola akan membuat perayaan sederhana saja. Dia akan mengundang mama, ibu Dimas, nek Sani dan teman kompaknya yaitu Putri, Adel dan Nisa. Kemudin Viola menghubungi teman kompaknya salah satunya Putri.

"Put, besok kan Nauval ulang tahun yang ke satu tahun. Kamu datang ya. Jangan lupa kasitau juga Adel dan Nisa." kata Viola dalam teleponnya.

"Ya Allah Vi... gak terasa Nauval sudah satu tahun ya. Ya sudah nanti biar aku beritau juga Adel dan Nita. InsyaAllah besok kami datang." jawab Putri saat menerima telepon Viola.

Keesokan Harinya.

Mama Viola sejak pagi tadi sudah datang. Dia naik becak ke rumah Viola. Kebetulan rumah baru Viola dengan rumah mama nya tidak terlalu jauh. Bi Ijah yang sibuk dari pagi memasak makanan untuk tamu yang datang nantinya.

"Sudah selesai semua makanannya bi?" tanya mama Viola pada bi Ijah.

"Sudah hampir selesai kok bu." jawab bi Ijah.

"Yang sudah selesai biar langsung dibawa ke meja depan saja ya bi." tanya mama Viola lagi.

"Iya bu... bentar saya antar ke depan." jawab bi Ijah sambil sibuk menyalin ke tempat-tempat yang telah disediakan.

Viola sejak dari bangun tidur tadi kepala nya sedikit pusing, sehingga dia hanya banyak duduk saja. Nouval banyak dijaga mama nya.

"Kamu kenapa Vi?" tanya mama pada Viola.

"Gak tau ma, dari tadi pagi kepala Viola pusing. Badan pun terasa lemas." jawab Viola.

"Jangan-jangan kamu hamil Vi?" kata mama penuh curiga.

"Ah... apa iya... " jawab Viola setengah tidak percaya.

Kemudian Viola terdiam dan merenungi ucapan mama barusan. Apa mungkin aku hamil, sedangkan aku KB kalender. Memang jadwal datang bulanku gak teratur. Mungkin juga aku hamil, batin Viola dalam hati.

Kalau aku benar hamil, bagaimana dengan Nauval. Dia kan masih sangat kecil. Kasihan nanti kurang perhatian. Dimas pasti akan lebih sayang dengan anak kandungnya dari pada dengan Nauval, batin Viola dalam hati.

Tepat jam sebelas, ibu Dimas dan nek Sani sampai di rumah Viola. Viola kemudian menyalami ibu mertuanya dan nek Sani.

"Ibu sama nenek naik apa kemari?" tanya Viola pada ibu mertuanya.

"Kami naik taxi tadi Vi." jawab ibu mertua dan nek Sani bersamaan.

"Nauval mana?" kata nek Sani sambil melihat ke kanan kiri mencari Nauval.

"Masih di dapur bersama mama nek." jawab Viola sambil berjalan ke dapur.

Kemudian mama Viola muncul dari arah dapur sambil menggendong Nauval.

"Oh... ada tamu rupanya." sapa mama Viola pada ibu nya Dimas dan nek Sani.

Kemudian mama Viola menyalami nek Sani dan besannya.

"Mana Dimas, kok belum nyampe rumah." ibu mertua Viola bertanya pada Viola sambil menggendong Nauval.

"Mungkin masih banyak pekerjaan bu." kata Viola pada ibu mertuanya.

Ibu Dimas dan nek Sani saling berebut ingin menggendong Nauval. Kelihatan ibu Dimas sangat menyayangi Nauval, begitu juga dengan nek Sani.

Tidak lama kemudian, Dimas pun nyampe rumah disusul Adel, Putri dan Nisa. Acara pun segera dimulai dengan meniup lilin dan potong kue tar.

Semuanya tertawa melihat kelucuan Nauval. Dia sudah mulai pandai berjalan walaupun masih beberapa langkah.

Selesai acara tiup lilin, acara selanjutnya makan bersama. Adel, Putri dan Nisa sibuk membantu bi Ijah membereskan makanan di meja makan.

Kemudian mereka pun makan bersama. Saat makan bersama, Viola masuk ke kamarnya. Dilihat Viola ke kamar, Dimas pun menyusul masuk juga. Dilihatnya Viola rebahan di tempat tidurnya.

"Kenapa gak makan sayang, apa kamu sakit?" Dimas memegang kening Viola, dipikirnya Viola demam.

"Kepalaku pusing Mas, badanku juga lemas." Viola menjelaskan pada Dimas.

"Nanti sore kita ke dokter ya, sekarang kita makan dulu." Dimas membujuk Viola.

"Kamu makan saja dulu, bentar lagi aku menyusul, aku mo istiharat sebentar." jawab Viola.

"Aku keluar dulu ya, gak enak sama tamu." kata Dimas sambil mencium kening Viola

Setelah ashar, Adel, Putri dan Nisa pamit pulang.

"Vi, kami pamit pulang ya." kata Adel, Putri dan Nisa.

"Makasi ya, kalian sudah repot-repot datang kemari." kata Viola sambil memeluk mereka satu persatu.

Setelah teman Viola pulang, ibu Dimas dan nek Sani pun pamit pulang.

"Ibu sama nenek bermalam di rumah kami ya, besok baru pulang." bujuk Viola.

"Lain kali saja ya Vi, untuk sekarang gak bisa." kata ibu mertuanya sambil memeluk Viola.

Tinggal mama yang belum pulang. Rencana habis magrib mama mau diantar Dimas pulang.

"Vi... ayok kita ke dokter sekarang." Dimas mengajak istrinya ke dokter

"Besok-besok saja lah Mas, aku sudah gak apa-apa kok." jawab Viola.

"Menurut mama, Viola itu gak sakit apa-apa kok tapi sedang hamil." kata mama yang kebetulan ada di ruang tengah.

"Apa..." Dimas seakan tidak percaya mendengar omongan mama mertuanya.

"Belum tentu juga loh ma." jawab Viola.

Dimas sangat mengharapkan Viola segera hamil, tetapi Viola memang sengaja menunda kehamilannya. Alasannya Nauval masih kecil, nantinya pasti repot. Alasan itulah yang membuat Dimas setuju Viola KB kalender.

Bangun tidur Viola langsung mengetes air seni dengan menggunakan tespack. Dia berharap hasilnya negatif karena belum siap untuk hamil lagi. Ternyata hasilnya positif.

Viola pun terduduk lemas di kamar mandi. Ketika keluar kamar mandi Dimas menunggu hasil tespacknya. Setelah diketahui hasilnya positif, Dimas senang sekali. Viola langsung dipeluknya erat-erat, kemudian dibopongnya ke tempat tidur.

"Mulai sekarang kamu harus banyak istirahat, jangan terlalu capek ya sayang." kata Dimas sambil mengelus-ngelus perut Viola.

"Tapi Mas, Nauval masih kecil. Pasti repot ngurusnya." Viola sangat khawatir.

"Kan ada aku, ada bi Ijah juga." jawab Dimas sambil menghibur.

"Kalau anak kita lahir, kamu pasti gak sayang lagi sama Nauval." kata Viola lagi.

"Vi... jangan pernah ngomong seperti itu lagi. Aku gak suka dengarnya. Aku akan menyayangi Nauval seperti anak kandungku sendiri. Aku gak akan pernah membeda-bedakannya." Dimas menjelaskan pada Viola.

Viola hanya terdiam dan menyesali atas ucapannya. Ucapannya telah membuat Dimas tersinggung.

Sejak Viola hamil, Dimas semakin sayang pada Viola. Viola tidak boleh terlalu capek. Untuk membuat susu Nauval, semua urusan Dimas, selama Dimas di rumah.

Sejak Viola hamil, Nauval sudah tidak minum asi lagi. Sehingga tiap malam kalau Nauval bangun, Dimaslah yang membuatkan susunya. Dimas dengan telaten mengurus Nauval. Kalau Nauval nangis, Dimas dengan sabar mendiamkannya.

Viola sangat bersyukur mempunyai suami seperti Dimas. Selalu sayang pada anak istrinya dan sabar menghadapi Nauval , walaupun Nauval bukan anak kandungnya sendiri.

Terpopuler

Comments

💞Adinda Tya💞

💞Adinda Tya💞

babang dimas love love love

2020-11-18

1

Ade Firandarii

Ade Firandarii

bambang terbaikk

2020-11-13

1

Hendri Yani

Hendri Yani

suka dengan Bambang Dimas 😍😍😍😍

2020-10-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!