Setiap pagi Viola selalu menyiapkan sarapan buat Dimas. Kalau lagi gak repot, Viola juga membuatkan bekal untuk makan siang Dimas di kantornya. Karena Dimas lebih senang masakan istrinya dari pada masakan yang beli dari luar.
Jam setengah lima pagi dia sudah bangun, kemudian memasak untuk suami tercinta.
"Masak apa hari ini Vi?" tanya Dimas saat melihat Viola sibuk di dapur.
"Aku masak kesukaan kamu. Sambal teri, dicampur kacang tanah dan dadar telur." jawab Viola.
"Mantap kali Vi." kata Dimas sambil berjalan menuju ke kamar.
Dilihatnya Nauval sudah bangun, Dimas pun segera memandikannya. Dimas juga menyiapkan air mandi untuk Nauval.
Disiapkan ember untuk mandi Nauval yang berisi air hangat. Kalau pagi Nauval mandinya pake air hangat karena udaranya masih cukup dingin.
Kalau pagi Dimas tugasnya memandikan Nauval. Setelah dimandikan, dipakaikan baju jemudian dijaga sampai dia berangkat kerja.
Sejak ada Nauval tidak pernah lagi Dimas mengerjakan pekerjaan kantornya pagi-pagi. Kalau banyak pekerjaan kantor, malamnya setelah Nauval tidur baru Dimas menyiapkan kerjaannya.
Malam Hari.
Sehabis magrib Dimas selalu bermain-main dengan Nauval di ruang tengah. Setelah capek bermain, biasanya Nauval pun ngantuk dan minta digendong ayahnya.
Nauval kalau mau tidur harus digendong ayahnya dulu. Kalau gak digendong dulu, biasanya dia rewel.
Setelah Nauval tidur, Dimas pun pergi ke ruang kerjanya, menyiapkan pekerjaan untuk besok. Sedangkan Viola nonton TV di ruang TV.
Tidak berapa lama Viola pun ngantuk dan akan pergi tidur. Kemudian dia menghampiri Dimas di ruang kerjanya.
"Lama lagi mas." kata Viola sambil merangkul Dimas dari belakang.
Dimas sedang di ruang kerjanya menyelesaikan laporan untuk besok.
"Kenapa, sudah gak sabar ya ingin ngajak tidur sama." tanya Dimas sambil menggenggam tangan Viola.
"Ihh... perasaan. Ini kan sudah hampir jam sebelas malam. Besok kamu ngantuk loh." kata Viola lagi.
"Bentar ya, ini sudah siap kok." kata Dimas sambil mematikan komputernya.
Kemudian Dimas berjalam bersama Viola menuju ke kamar sambil merangkul pundak istrinya.
Dimas semakin bahagia melihat Viola semakin sayang dan perhatian padanya.
Keesokan Harinya.
Seperti biasa, setelah Dimas berangkat kerja, Viola pun memberi makan Nauval di samping rumahnya. Nauval agak susah makan, sehingga Viola harus rajin membawanya jalan-jalan keliling halaman rumahnya.
Terkadang keliling komplek rumahnya. Nauval dinaikkan di kreta dorongnya, dan Viola mendorongnya sambil memberi makan. Kalau banyak keliling, biasanya makannya Nauval pun banyak.
Jam sembilan pagi saat Viola membawa Nauval berjemur di samping rumahnya, tiba-tiba bi Ijah memanggil Viola.
"Non ini ada telepon masuk dari mama." kata bi Ijah sambil memberikan handpond ke Viola.
"Assalamualakum ma, ada apa?" kata Viola.
"Papa mu jatuh di kamar mandi. Sekarang masuk rumah sakit." jawab mama Viola sambil menangis dalam teleponnya.
"Apa.... iya ma, bentar Viola kesana." kata Viola sambil menangis juga.
Viola pun buru-buru memanggil bi Ijah, memberitau kalau papanya masuk rumah sakit karena jatuh di kamar mandi.
Kemudian Viola pun menelpon Dimas suaminya.
"Kamu sama bi Ijah langsung saja ke rumah sakit naik taxi, nanti biar aku segera menyusul kesana." kata Dimas pada Viola.
Setelah beres-beres, Viola pun segera memesan taxi. Setelah taxi sampai di depan rumahnya, Viola dan bi Ijah pun langsung pergi ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, ibu Dimas sudah ada di sana. Syukur juga ada ibu mertuanya yang menemani mama Viola.
Segera Viola menyalami ibu mertuanya.
"Sudah lama bu?" sapa Viola pada ibu mertuanya.
"Belum lama kalilah. Ibu kemari bersama mama mu Vi." jawab ibu Dimas.
"Nek Sani gak ikut bu?" tanya Viola pada ibu mertuanya.
"Gak Vi, kebetulan nenek lagi kurang enak badan. Semalam kena flu makanya gak ikut." jawab ibu Dimas lagi.
"Viola ke dalam dulu ya bu." Viola pamit pada ibu mertuanya.
Segera Viola masuk ke dalam menjumpai papa nya. Papa nya masuk ruang icu, karena sudah tidak sadarkan diri.
Mama Viola berada disamping suaminya yang tidak sadarkan diri. Saat Viola masuk, mama nya langsung memeluk Viola dan menangis.
"Gimana kejadiannya ma, papa sampai jatuh di kamar mandi." kata Viola sambil menangis.
Mama Viola pun menjelaskannya sambil menangis. Biasa papanya kalau ke kamar mandi selalu ngomong pada istrinya. Kali ini dia ke kamar mandi sendiri tanpa memberitau, dan tiba-tiba terjatuh.
Sudah setengah jam terjatuh baru mama Viola tau. Itupun karena mama Viola masuk ke kamar mau mengganti sepre. Sebelumnya papa Viola di teras depan membaca koran. Dipikir mama Viola, suaminya masih di teras juga.
Setelah menerima telepon dari Viola, Dimas pun buru-buru ke rumah sakit.
Tidak lama kemudian Dimas pun tiba di rumah sakit.
"Sudah lama sampainya bu?" kata Dimas sambil menyalam ibunya yang sedang menggendong Nauval diruang tunggu.
Dimas pun langsung menggendong Nauval dan menciumnya berkali-kali.
Ibu Dimas sangat senang melihat Dimas sangat sayang pada Nauval walaupun bukan darah dagingnya.
"Belum lama kali lah. Tadi ibu kemari bersama mama mertuamu. Kami diantar pak Dedi dan istrinya. Tapi mereka sekarang sudah pulang karena pak Dedi tadi lagi kerja." kata ibu Dimas.
Dia permisi mengantar kami. Nanti sore pak Dedi kemari lagi sekalian jemput ibu," kata ibu Dimas menjelaskan.
"Ya sudah, ibu tak usah pulang saja. Ibu tidur di rumah bersama Viola. Nanti malam biar Dimas yang menjaga papa." kata Dimas pada ibunya.
"Lihat nantilah Mas." kata ibu Dimas lagi.
"Viola mana bu." tanya Dimas pada ibunya.
"Dia dan bi Ijah lagi di dalam melihat papa mertuamu." jawab ibu Dimas.
Kemudian Dimas memberikan Nauval pada ibunya lagi dan dia pun masuk ke dalam menjumpai Viola dan papa mertuanya.
Didalam dilihatnya papa mertuanya sudah tidak sadarkan diri.
"Mas... papa..., " kata Viola sambil memeluk Dimas.
"Sabar ya sayang," kata Dimas sambil mengelus kepala istrinya.
Kemudian Dimas pun membawa Viola keluar ruangan. Mereka pun duduk di ruang tunggu.
"Mas... ini semua salahku. Papa strok karena aku." kata Viola sambil menangis.
"Vi... ini semua sudah takdir dari Allah. Jadi jangan menyalahkan diri sendiri. Yang terpenting sekarang, doa kan papa supaya cepat sembuh dan berkumpul bersama kita lagi." kata Dimas sambil menghapus air mata Viola.
Viola hanya terdiam dan merenung kata-kata Dimas barusan.
"Ayok kita zuhur dulu biar kamu lebih tenang." kata Dimas sambil menarik tangan Viola.
Kemudian mereka berdua pun pergi ke mushollah. Viola sangat bersyukur pada Allah karena diberi suami yang taat yang dapat dijadikan imam dalam keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
💞Adinda Tya💞
Thor pesan 1 suami kayak dimas buat akuh 😂😂
2020-11-17
1
Aen
Gws papa viola :”
2020-11-16
1
Ade Firandarii
semoga papa nya viola cepat sembuh
2020-11-13
1