Fajar yang diharapkan datang untuk menyapu malam, tampaknya takkan mendengarkan mereka yang menginginkannya. Toz mengigil kedinginan setelah tersadar dari tidurnya. Saat berpikir hari sudah pagi, ternyata malam masih tersenyum padanya.
“Huuft! Dingin!” Toz menggosok kedua telapak tangannya, lalu menempelkan ke pipi. Berharap hal itu bisa membantu menghangatkan wajahnya, walau baju yang melekat di badan agak lembab.
“Apakah pagi masih lama datangnya? Aku bingung mau ke mana,” batin Toz. Ia tak tahu jika dunia Guide mempunyai malam yang lebih panjang dari siang. Karena informasi itu tidak tersebar dengan mudahnya.
Entah apa alasannya, hal seperti keadaan atau apa saja yang ada di dunia Guide tak diketahui dengan mudahnya di dunia manusia.
Tapi, jika berasal dari keluarga yang ada guider di dalamnya, itu akan mempermudahkan mereka karena guider itu pasti memberi tahu apa saja yang ada di dalam sana.
Seperti Jion, itu akan membantu dirinya karena ia berasal dari keluarga yang memiliki guider. Toz pun memandang langit yang tak lagi hujan, tapi tanah lembab masih menemani pijakannya. Rasa dingin benar-benar menghantuinya, sampai akhirnya ia memilih berdiri untuk menyusuri tepi pantai itu.
Sambil mengapitkan kedua tangan di dada, Toz melirik ke sana kemari, mencoba mencari sesuatu yang mungkin saja bisa membantu rasa dinginnya. Tapi semua terasa sia-sia, semakin ia melangkah, semakin dingin menusuk tulangnya, mencoba tertawa di balik penderitaannya.
“Kruukkruyuuk,” suara perutnya yang menangis lapar.
Tak hanya itu, bahkan tali tasnya juga ikut putus sehingga menambah daftar penderitaannya.
“Sial!” umpat Toz. Ia pun mengambil tas lalu menyambungkan tali yang putus dengan mengikat asal-asalan.
Tak peduli bentuknya yang penting masih bisa dipakai. Ini bukan saatnya memikirkan dandanan di mana bentuknya saja sudah seperti gelandangan.
Di sela penderitaannya, aroma kehidupan mulai tercium entah dari mana. Suatu aroma yang mirip dengan bau dari daging bakar menggelitik hidung Toz.
Tak hanya hidungnya, perutnya juga ikut merasakan rangsangan panggilan untuk segera berlari ke sana. Tanpa berpikir panjang dan mengikuti nafsu yang membara, Toz langsung lari ke dalam hutan mengikuti aroma si daging bakar.
Tanah yang basah dan terjal tak menjadi rintangan baginya. Benar kata orang, jika perut sudah lapar semua rintangan tak ada artinya.
Bahkan seekor kalajengking yang melintas pun ia injak saking laparnya, seperti itulah efek yang dirasakan Toz saat ini. Hidung yang kembang-kempis mulai besar lubangnya, mencoba menghirup semua aroma daging bakar tanpa sisa.
Senyum mulai merekah di bibir Toz, saat ia menyadari sudah dekat dengan lokasi tujuan. Di langkah kaki terakhir ia tampak berhenti dengan wajah berseri-seri.
Akan tetapi, senyum dan wajah berseri-serinya langsung lenyap tak membekas, saat menatap daging apa yang terbakar di depannya. Daging ular, dengan kepalanya menghadap tepat ke wajah Toz seolah menyambutnya.
Perut Toz yang lapar langsung berteriak ketakutan, ia pun muntah dengan mengeluarkan apa pun yang tersisa sebagai cadangan nutrisi untuk tubuhnya. “Hoeek! Hoeeek! Hoek!”
Itu bukanlah pemandangan yang bagus, terlebih lagi di sekeliling ular yang mati dengan mulut menganga tampak sekumpulan entah kurcaci atau monster berpesta pora menyantang daging si ular.
Mereka menatap Toz dengan mata tajam yang aneh, “lihat! Ada manusia! Apa yang dilakukannya?!” oceh kurcaci yang mirip monster itu.
“Mungkin dia lapar! Sepertinya dia tergoda dengan ular bakar kita!”
“Dia jelek dibanding manusia lain yang pernah kutemui!”
“Lihat wajahnya! Dia tampak menyedihkan!” kurcaci itu saling berbicara satu sama lain. Anehnya, bahasa mereka bukanlah bahasa manusia, tapi Toz bisa memahami apa yang dikatakan mereka.
“Hei! Kenapa kau muntah di saat kami sedang makan?! Apa manusia sepertimu tidak tahu sopan santun?!” tanya seorang kurcaci yang mendekat. Toz kaget, karena wajahnya tiba-tiba menatap makhluk aneh itu dari dekat sehingga ia pun terjatuh ke belakang.
“Apa yang salah dengan bocah laknat ini? Dia benar-benar menyebalkan!” umpat kurcaci yang mendekat itu.
Ini pertama kalinya Toz bertemu makhluk seperti mereka. Kulit abu-abu, mata bulat dan besar seolah ingin terpelanting keluar. Taring panjang seperti harimau, dengan tanduk kecil di kepala. Tinggi mereka hanya sepinggang Toz, namun kaki dan tangannya cukup besar untuk menggenggam kepala Toz dengan satu tangan.
“A-aku tak ber-mak-sud ap-apa-apa, aku hanya la-lar, la-lapar,” eja Toz terpotong-potong. Ia menatap makhluk itu dengan tubuh gemetar.
“Sepertinya dia takut,” sahut salah satu kurcaci yang masih makan.
“Apa yang kau takutkan? Kami tidak makan orang!” tukas kurcaci yang berdiri di dekatnya. “Kemari! Mendekatlah,” ajak kurcaci itu padanya.
Dengan wajah ragu Toz pun berusaha bangun, ia mengikuti langkah kurcaci itu ke tempat di mana para kurcaci lain sedang berkumpul dekat ular bakar.
“Kau tampak lapar, apa kau mau ikut makan?” tanya kurcaci yang mengajaknya.
“Tidak! Tidak! Aku tidak bisa makan ular!” pekik Toz.
“Kenapa? Ini lezat dan bergizi! Tubuh kerempengmu pasti gemuk jika makan ini,” timpal kurcaci lain.
“Aku tidak mau! Dan aku tidak bisa!” Toz bersikeras.
“Kruukkkruyuukkk,” teriakan perutnya memecah mereka.
“Hei! Cacingmu bahkan setuju dengan kami! Ayo makan!” salah satu kurcaci menyodorkan bongkahan daging ular sebesar kepala.
“Hooek! Hooeeek!” Toz kembali mual, matanya juga menangis karena tak tahan. Perasaan dan perutnya pasti sangat hancur, ditipu aroma daging bakar, tidak tahunya daging siluman ular yang menanti untuk disantap.
“Hei jangan muntah! Kami sedang makan!” gerutu kurcaci lainnya.
“Cih! Benar juga! Tidak semua manusia makan ular! Kalau begitu kau makanlah ini!” seorang kurcaci menyodorkan sebuah telur padanya.
“Telur?!” wajah Toz menampilkan secercah harapan saat menatap sang telur.
“Ya! Telur buaya! Makanlah!”
Wajah Toz langsung menggelap mendengarnya, secercah harapan yang akan mengisi kelaparannya langsung sirna ditelan unggun dan telur di depannya.
“Aaaaaaaaahhhhhhhh! Tolong berikan aku makanan yang normaaaaaaaaal!” Toz pun mulai menggila.
“Duaaagh!” suara pukulan yang dilayangkan ke kepala Toz pun membuatnya pingsan.
Beberapa jam kemudian ....
“Lihat! Si kurus itu mulai sadar!” ucap seseorang tiba-tiba.
“Baunya sama seperti tanah! Apa dia berasal dari tanah?!”
“Lihat rambutnya! Bau sekali! Dan juga lengket.”
“Tapi dia anak manusia yang tampan,” sambung yang lainnya. Mereka saling berbicara, sambil memperhatikan wajah Toz yang mulai membuka matanya.
Toz perlahan-lahan mengedipkan mata, mencoba mengumpulkan arwahnya agar ia sadar dengan benar.
“Aaaaaaaaaa! Mmmm! Emmm! Mmm!” pekiknya tertahan. Mulutnya disumbat oleh salah seorang kurcaci dengan apel sehingga ia tidak bisa berteriak.
“Diam bodoh! Apa kau ingin membuat desa kami ketahuan hah!” bentak kurcaci yang menyumbat mulutnya.
Toz pun mengangguk tanda mengerti, kurcaci itu melepaskan tangannya dari apel yang menahan mulut Toz. Saat menyadari ada sensasi manis, Toz pun mengunyah apel tersebut.
“Ini di mana?” Toz memandang berkeliling saat menyadari kalau ia tidak lagi di hutan tempat ular besar dibakar.
“Ini Krucoa, desa tempat kami tinggal,” balas kurcaci yang lain.
“Benar juga, isinya mereka semua,” batin Toz.
Sebuah pemukiman yang rumah-rumahnya terbuat dari kayu dengan desain unik seperti rumah siput. Toz pun terpana, apalagi di sela-sela pemukiman terdapat aliran air seperti sungai jernih yang dangkal. Walaupun malam, ikan-ikan yang berenang bisa terlihat jelas di sungai itu.
Tapi yang lebih menarik adalah banyaknya kunang-kunang beterbangan ke sana kemari, sehingga membuat desa itu terlihat sangat indah. “Aku tidak menyangka ada tempat seperti ini.”
“Itu karena kau orang beruntung yang kami bawa kemari!” jawab kurcaci yang sudah memukul kepalanya.
“Beruntung?”
“Ya! Biasanya kami tidak membawa orang ke sini. Tapi karena kau sudah membuat kesialan dengan berteriak saat kami makan, semuanya terpaksa lari sambil membawamu juga,” balas kurcaci yang membungkam mulutnya dengan apel tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
『Minecraft』
sial banget sih Toz nya wkwk
2022-04-01
0
Dania
10 November 2021
Selamat Hari Pahlawan
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
7in1 NT 💕💕💕💕💕
2021-11-10
0
🤍
Semangat.. lanjut..
2021-07-30
0