Jeritan Riz langsung menggema di sana, ia berteriak seperti perempuan. Namun ironisnya kakinya mati rasa, sehingga ia hanya bisa berdiri ketakutan. Ular itu langsung menerjang ke arahnya, membuat teriakan Riz serasa melebihi guntur yang yang turun ke bumi.
“Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ...!!!!!”
“Buaagh!” sebuah serangan dahsyat pun jatuh dari langit-langit menerjang si ular. Ular itu langsung terpental ke samping sebelum sepuluh langkah lagi melahap Riz.
“Apa ular itu sudah mati?!” tanya Ri panik. Posenya yang bertanya sambil menggigil kedinginan itu menimbulkan tatapan aneh dari malaikat penolongnya.
“Hei kau! Apa kau seorang guider? Bagaimana bisa ada guider sepecundang ini? Apa kata dunia?!” teriak orang itu.
Tapi belum sempat mereka bisa beristirahat sejenak, ular itu pun menghempaskan ekornya dengan keras. Gelombang yang diciptakan hempasan itu langsung menerjang Riz, sehingga ia terpental ke belakang.
Lain halnya dengan si penyelamat Riz, ia melompat tinggi-tinggi lalu jatuh mendarat ke perut Riz yang mengambang di air.
“Dasar bodoh,” ucap orang tersebut dengan nada menyindir. Tentu saja hal itu membuat Riz tenggelam, ia pun meronta-ronta karena sang penyelamat malah menjadi dewa kematian untuknya.
“Huaah! Hah ... Hah ... Hah ...” napas Riz yang terengah-engah. Akhirnya kaki orang itu tidak lagi menginjak perutnya yang tenggelam. “Hei! Anda mau membunuhku ya!’ pekik Riz emosi.
“Tidak, aku hanya ingin memakaimu sebagai pijakan. Sepertinya kamu sudah salam paham,” kata pria yang usianya diperkirakan sekitar 35 tahun.
“Sialan! Itu berarti anda ingin membunuhku!”
“Apa tata bahasamu buruk? Kamu bisa membayarku untuk mengajarimu bahasa yang baik dan benar.”
“Aku tidak butuh!” Riz mendengus kesal.
Perdebatan tak berguna itu sementara melupakan keberadaan sang ular yang sudah murka. Ular itu tampak sangat marah, ia membuka lebar mulutnya ke arah mereka. Kepalanya yang sebesar badan sapi mendadak melebar hampir sebesar gajah dengan lidah terjulur keluar.
“Oi! Oi! Oi! Dia akan menyemburkan bisanya!” teriak pria itu. “Lari!” ucapnya pada Riz.
Riz yang spontan kaget langsung mengikuti laju kaki pria itu dengan cepatnya. Rasa takut berhasil mengalahkan mati rasa di kakinya. Mereka berlari memasuki semak belukar yang tak jelas ke mana tujuannya. Satu hal tertulis jelas di otak mereka yang penting tidak dikejar ular gila itu lagi.
“Deg!” detak jantung pria itu seolah kaget akan sesuatu.
“Menunduk!” pekiknya tiba-tiba. Riz yang sudah terlanjur berlari cepat tak sempat menunduk atau pun berhenti, sehingga pria itu merentangkan tangan kanannya untuk menghentikan Riz yang berlari di belakangnya.
“Duaaagh!” suara tubuh Riz yang menabrak tangan pria itu.
“Wuuush! Plaaassh!” suara semprotan bisa yang mendarat tepat di pohon depan mereka. Pohon itu langsung meleleh karena bisa ular tersebut.
“Oi, bukankah tembakan bisanya terlalu jauh? Kita pasti jadi tulang kalau sampai kena!” sahut pria itu sambil tersenyum aneh.
“Uugh! Dadaku!” Riz meringis kesakitan akibat dadanya yang menabrak keras tangan orang itu. “Kupikir, aku akan mati barusan.”
“Sayangnya kau masih hidup berkatku.”
Riz tak mempedulikan ucapannya, “a-apa-apaan itu?!” pekik Riz kaget saat matanya melirik ke depan. Sebuah cairan hijau membasahi batang pohon besar berdaun rimbun. Batang pohon pun tampak meleleh karena cairan hijau itu.
“Itu bisa ular! Ini semua gara-garamu. Kau membangkitkan ular yang sedang tidur itu dan sekarang dia jadi mengejar kita!” gerutunya.
“Itu ...” Riz tak bisa berkata-kata, apalagi suara berisik di belakang mereka sangat ribut membuat kakinya gemetar. “A-apa yang harus kita lakukan?!” mata Riz melotot saat kayu-kayu di belakangnya tumbang satu-persatu akibat kedatangan sang ular.
“Tak ada pilihan lain! Kita harus lari!”
“Lari?! Bagaimana?! Bisanya saja terbang seperti itu! Ular itu sangat besar! Padahal ular yang kutemui sangatlah kecil dan patuh! Tunggu! Patuh? Benar! Itu dia!” Riz bersemangat seolah mendapat pencerahan.
“Apa yang kau ucapkan bocah?!” pria itu tampak jengkel padanya.
“Kita jinakkan saja ularnya!”
“Apa kau gila?!”
“Reve saja bisa menjinakkan ular! Kita pasti bisa!”
“Siapa Reve? Apa yang kau bicarakan?!” pria itu terlihat tidak paham dengan maksud ucapan Riz.
Sorot mata mereka sama-sama teralihkan dengan kedatangan ular mengerikan itu. Kaki Riz benar-benar gemetaran, rasa takut saat melihat rupa ular yang besar dan bisa melahapnya tanpa sisa itu melumpuhkan pikirannya, sehingga ia tidak bisa berpikir jernih sejak bertemu sang ular.
“U-ular, tidak! Salah-salah! Maksudku tu-tuan ular, a-aku tak bermaksud mengganggumu. A-aku d-datang kemari begitu saja, ka-karena itu a-ayo kita berteman,” ucap Riz pean-pelan.
“Bodoh! Apa yang kau katakan?!” mendengar teriakan pria itu, ular tersebut langsung menggila. Ia menghempaskan ekornya ke sana kemari dengan ganasnya, meluluh-lantakkan pohon-pohon yang lebih lemah darinya.
“Uwaaa!” jerit Riz kaget.
Ular itu mengangkat tubuh tinggi-tinggi, seperti sedang memasang kuda-kuda, dengan sangar dan mulut menganga ular itu meluncur ke depan, menyerang siapa pun yang ada di hadapannya.
“Aaaaaaaaaa ...! Ibuuuuuuuu!” pekik Riz.
“Cih! Berisik!” pria itu menarik kasar Riz ke belakang dan dia pun jatuh terpental akibatnya.
Pria itu lalu mengangkat tangannya, tiba-tiba ada cahaya yang muncul di sekitar tangannya. Sebuah kapak langsung berwujud di tangan yang terangkat, dengan ayunan tanpa ragu, pria itu mengarahkannya ke ular yang menyerang.
“Wuussh!” suara serangan kasat mata dilayangkan pria itu. “Buaagh! Craaat! Craat!”
Tak disangka, badan ular itu pun langsung terbelah dua memanjang, membuat pemandangan mengerikan yang takkan pernah diduga.
Riz hanya bisa melongo, melihat kejadian yang mengejutkan jantungnya. Tapi hal yang membuatnya lebih kaget adalah pria itu, padahal ia terlihat penakut sepertinya, namun nyatanya ia bisa membunuh ular itu begitu saja.
“Ayo lari!” perintah pria itu pada Riz. Riz yang masih melongo diseret paksa oleh pria itu untuk menjauh dari sana, entah apa alasannya hal tersebut masih misteri.
“Lepaskan! Jangan seret bodoh!” Riz menepis tangan pria itu lalu berlari mengikutinya. “Hei tuan! Kenapa kita harus lari?! Bukankah ular itu sudah mati?!”
“Lari saja! Atau kita akan mati!” oceh pria itu tanpa menoleh ke belakang.
Lari yang berkelit-kelit dan tampak lihai membuat Riz kesusahan mengejarnya. Tapi ia tetap mengikutinya walau napasnya sudah terengah-engah.
Pria itu menoleh ke kanan saat menyadari ada sebuah gua kecil di sebelah sana. Ia langsung berbelok, berlari ke arah gua itu tanpa ragu.
Dengan cepat ia mengeluarkan sesuatu yang tampak seperti sebuah botol kaca dengan cairan berwarna hitam. Ia membuka tutup botol dan menuangkan isinya di depan pintu masuk gua, “raika snakeya (pelindung ular)” lirihnya.
Dari tanah tempat cairan itu ia siramkan, sebuah kristal bening pun muncul menutupi pintu masuk gua. Dan terlebih parahnya lagi, kristal itu mengeluarkan bau anyir yang menjijikan.
“Hah!” pria itu menghela napas lelah karena sudah melakukan sesuatu yang berat baginya. Tubuhnya terasa lunglai dan butuh pijatan yang menenangkan diri. “Hei bocah! Pijat aku!” perintahnya.
“Hah?! Yang benar saja!”
“Jangan lupa kalau aku telah menyelamatkanmu!”
“Cih! Iya-iya!” Nuraninya merasa terinjak mendengar perkataan pria itu.
Apalah daya, kenyataannya pria itu memang telah menyelamatkannya. Dengan berat hati, RIz memaksakan tangannya memijat tubuh pria itu, walau sebenarnya ia tak rela menyentuh punggung lawan sejenisnya.
Ia memijat pria itu dengan raut wajah berkerut, menahan kesal karena tak suka diperintah begitu.
“Oh ya! Kenapa anda berpura-pura ketakutan? Jika anda punya kemampuan seperti itu, seharusnya dari awal saja anda bunuh ular itu. Ini kita sampai lari-lari tak jelas, dadaku juga sakit nih!” gerutu Riz.
“Sudah jelas aku sedang kabur, kalau aku membunuhnya dan menimbulkan kehebohan, itu sama saja aku memberi tahukan posisiku bodoh!” balas pria itu jengkel.
“Memangnya anda kabur dari siapa?” tanya Riz penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
『Minecraft』
Rlz= Riz
2022-04-01
0
Dania
10 November 2021
Selamat Hari Pahlawan
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
7in1 NT 💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼
2021-11-10
0
Dark Peppermint -_-
Semangat 😄
2021-08-13
0