Near, sang ular

Jam makan siang pun tiba, para peserta berkumpul di kantin yang sudah disediakan asosiasi guider. Makanan di sana gratis, jadi para peserta diperbolehkan untuk mengambil sesukanya. “Sepertinya para peserta sudah dibagi sesuai barisan pendaftaran,” ucap Toz setelah memandang sekelilingnya.

“Ya, kamu benar, ini tidak sebanyak saat kita pertama kali datang,” sahut Riz. “Apa itu berarti Ellio dan Jion ada di tempat lain?” batin Riz.

“Apa Reve tidak ikut makan siang?” tanya Del.

“Entahlah! Biarkan saja si ular itu,” balas Alci jengkel.

“Tapi Alci, aku tidak tahu kamu seorang perempuan. Kupikir kamu laki-laki,” Del tersenyum menatapnya.

“Benar juga, saat pertama kali kita bertemu kupikir kamu itu laki-laki,” tambah Toz yang berbicara sambil mengunyah makanan.

“Hei bocah! Bicara atau makan? Pilih satu-satu! Lagi pula kapan aku berkata kalau diriku laki-laki? Menyedihkan! Si ular saja tahu kalau aku ini perempuan.” Alci mengatakan itu dengan rasa kesal.

 Anak-anak tertawa menanggapi perkataan Alci. “Ah iya! Aku mau tambah karenya dulu,” Toz meninggalkan mereka. Ia menghampiri meja makanan dan meminta pegawai dapur untuk menambahkan kare ke mangkuk yang dibawanya.

“Hei minggir! Aku mau tambah karenya!” tukas seseorang tiba-tiba.

Toz yang kaget menoleh ke sampingnya, “i-itu, tolong tunggu sebentar,” sahutnya gugup.

“Hei kau tidak dengar?! Bos kami mau tambah karenya! Minggir kau bocah!” dorong salah satu dari mereka. Toz pun terjatuh ke belakang akibat dorongan itu, di mana menimbulkan perhatian di sana.

“Hei! Ribut-ribut apa itu di depan?” tanya Alci penasaran.

“Toz?!” pekik Riz saat menyadari temannya yang sudah terduduk di lantai. Ia langsung beranjak dari posisinya untuk menghampiri kegaduhan itu.

“Kenapa kalian seperti ini?” Toz merasa kurang senang dengan perlakuan yang ia terima.

“Apa kau bilang? Masih berani kau menantang kami?!” Orang yang mendorongnya pun memajukan wajah dengan ekspresi kesal.

“Hei! Apa-apaan ini?!” Riz menghalangi orang itu mendekati Toz. Alci yang mengikutinya membantu Toz untuk berdiri.

“Kalian!” geram Alci.

“Heh! Ada cowok cantik!” ledek orang tersebut. “Jadi apa? Kalian datang kemari untuk menantang kami hah?”

“Apa! Padahal kamu sendiri yang mendorongku! Padahal aku duluan yang sudah berdiri di sini,” jawab Toz tak terima.

“Diam kau bocah! Kau menantang kami? Apa kau tahu siapa kami?!” teriak orang itu. Kegaduhan yang mereka timbulkan membuat ketidak nyamanan untuk orang-orang di kantin. Petugas dapur yang isinya hanya orang-orang biasa sedikit ketakutan karena tidak ingin terlibat.  

Riz kembali mengingat masa-masa di sekolahnya, di mana ia ditindas dan menerima perkataan yang sama dengan ucapan orang itu. Ingatan itu menimbulkan geram di dadanya, dan ia pun melontarkan kalimat tak terduga. “Memangnya kenapa? Siapa pun kalian tak ada urusannya dengan kami. Ayo! Tak usah pedulikan mereka!” ajaknya.

“Beraninya kau!” pekik salah satu dari mereka.

“Buagh!” suara tendangan pun dilayangkan Otic ke perut orang yang ingin memukul Riz. Orang itu terpental, tapi dibalik jatuhnya ia tak sengaja menyenggol seseorang.

“Aah, makananku,” lirihnya menyadari makanan di tangannya jatuh menimpa wajah orang yang menyenggolnya. Dialah Rave, si bocah ular yang ke kantin bersama dengan pemuda berhoodie itu.

“Sialan! Kau!” sahut yang lain pada Otic karena tak terima rekannya diperlakukan seperti itu.

“Cukup!” seseorang mengambil alih.

“Bos?!” pekik salah satu dari mereka. Sang bos dari rombongan pembuat onar mulai mengeluarkan suara. “Sepertinya kalian benar-benar tidak tahu siapa aku.”

“Aah, aku tahu. Kau pasti bos mereka,” potong Reve dengan nada menyindir.

Orang itu menatap tajam Reve, lalu beralih pada mereka yang dianggap penganggu olehnya. Bawahannya yang jatuh tersungkur sudah mulai berdiri dengan rasa sakit yang ditahannya. Sorot mata bawahan itu menajam, ekspresi geram jelas tertera di wajahnya saat menatap Otic dan Reve yang sudah membuatnya tampak kacau.

“Bibi, bisa tolong ambilkan lagi aku ramen? Aku ingin telurnya dua dan bawang yang banyak,” ucap Reve memecah suasana tegang itu.

“Ba-ba-ik!” jawab pegawai dapur terbata-bata.

Bos lawan sangat kesal dengan Riz, Otic dan Toz, namun perkataan dan sikap Reve membuat darahnya langsung lari ke ubun-ubun, di mana ia tidak tahan lagi karena merasa direndahkan oleh mereka.

“Dasar kurang ajar!” teriaknya menarik kerah baju Reve tiba-tiba. Hal itu membuat yang lain tersentak kaget, saat menyadari ada ular di antara wajah sang bos yang emosi dan Reve.

“Apa itu?!” pekiknya melepas kerah baju Reve dengan kasar.

“Aemus obdeas riad sain (semua dimulai dari sini)” itulah yang diucapkan Reve tiba-tiba. “Obberaa sistora (di tanganku milikku), nebia nad aseka sistora maharz (hidup dan mati milikku sendiri),”  kalimat itu adalah isi kontrak yang tertera dalam surat perjanjian.

Mereka yang mendengar Reve mengatakan itu hanya menatap heran dan penasaran. “Jika kita bertemu lagi kau pasti mati,” Reve pergi meninggalkan mereka setelah ramennya datang dengan ular melingkar di lehernya. Mata sang predator berdarah dingin pun terarah tajam, dalam jarak menjauh dari sang bos yang ketakutan karena ular itu muncul tiba-tiba.

Kegaduhan di kantin sudah memudar, di mana para pembuat masalah kembali ke kamarnya masing-masing. Di kamar, Toz pun menghampiri Reve yang tidur-tiduran. “Re-Reve, terima kasih.”

Reve memutar bola matanya ke samping, melirik Toz yang tampak gugup itu. Wajah datarnya mengeluarkan seringai aneh, “terima kasih?”

“Iya, karena kamu pertengkaran tadi terhenti.”

“Benarkah?” Reve mengangkat tangannya ke arah Toz. “100 tier.”

“Hah?”

“Aku tak butuh terima kasihmu, gantinya 100 tier untukku,” lirih Reve membungkam Toz.

“Hei! Kau mau memeras kami?!” potong Riz tiba-tiba.

“Su-sudah hentikan. Kita ini teman sekamar, karena itu tolong jangan bertengkar,” Del menengahi pembicaraan. Pemuda berhoodie juga ikut tiduran di atas ranjangnya. Menatap langit-langit kamar tanpa melepaskan penutup kepalanya.

Waktu terus berlanjut di mana kamar itu jadi lebih berisik dari sebelumnya. Del, Otic, Toz, Riz, dan Alci bermain kartu dengan ributnya. “Hei! Aku baru ingat! Bocah hoodie, siapa namamu?” tanya Alci.

“Anca Blake.”

“Dan si ular berarti Reve Nel Keres, hampir saja aku lupa menanyakannya,” pungkas Alci.

“Memangnya kenapa dengan nama mereka?” Otic menatap heran.

“Bukankah aneh jika kau tidak tahu nama teman sekamarmu?”

“Tidak juga. Kita bisa memanggilnya si ular dan si diam,” balas Otic yang mengundang tawa mereka. Hanya Reve dan Anca yang tidak tertawa, membuat panggilan itu memang terasa cocok untuk keduanya, di mana Anca hanya diam melihat mereka dan Reve sibuk bermain dengan ular kesayangannya.

Waktu semakin larut, malam yang datang menyeruak, melenyapkan cahaya dengan menampilkan sinar-sinar temaram kecil dari taburan bintang-bintang. Dengkuran saling bersahutan dari mereka yang kelelahan. Semuanya tertidur di lantai beralaskan permadani hijau, di antara mereka hanya dua orang yang merasakan nyamannya tidur di ranjang.

Pertama Anca, kedua Reve. Hanya mereka berdua yang tidur nyenyak berselimut tebal, tanpa gangguan dingin dari udara luar yang menyusup lewat celah-celah kosong.

Sementara Near, si ular black mamba, ikut tertidur layaknya kucing peliharaan di dekat leher sang majikan. Entah bagaimana awalnya bisa ada manusia yang akrab dengan ular seperti Reve.

Tapi, beberapa orang di asosiasi mengakui itu sebagai sebuah bakat dan menaruh perhatian terselubung padanya. Walaupun itu berarti mereka tak berharap terlalu banyak pada Reve di dunia Guide.

Di dunia itu, orang jenius di dunia manusia akan menjadi sampah jika salah langkah.

Dunia Guide hanya diperuntukan bagi mereka yang berani dan bermental baja. Penjelajahan dari satu tempat ke tempat lain adalah langkah untuk mencapai kejayaan. Entah apa yang ada di dalamnya, orang-orang tak pantas, pasti akan menerima bayarannya.

Entah itu kematian, kegilaan, menjadi tumbal, kekuatan, kekayaan, ataupun santapan predator yang berkuasa di dunia Guide. Satu hal yang pasti, kematian adalah milik sendiri, apa pun yang terjadi tak ada kaitannya dengan orang lain. Itu berarti, jika kau mati, asosiasi tidak akan peduli. Kurang lebih itulah isi dari kontrak perjanjian walau tidak semuanya.

Kicauan burung gereja memekakan telinga Riz. Bagaimana bisa, kumpulan burung gereja itu bertengger di ranjang para peserta tanpa takut dan dosa?

Di kamar ini ada seekor ular! Seekor ular yang jelas-jelas musuhnya para manusia apalagi hewan. Apa burung-burung gereja itu tidak takut dijadikan pencuci perut si ular.

“Lihatlah mata ular itu! Dia terlihat buas dan lapar!” batin Riz. “Bagaimana bisa bocah itu memeliharanya? Apa dia menyusui si ular saat masih bayi? Tidak! Ular tak menyusui! Aku tak pernah belajar jika ular minum asi,” oceh batinnya lagi.

Tak hanya Riz, bahkan Otic yang sudah terbangun dari tidurnya juga mengocehkan hal yang hampir sama.

“Cih! Ular itu menatap tajam! Bagaimana bisa aku sekamar dengan orang gila seperti dia? Bagaimana jika nanti aku dimakan ular itu? Bisa-bisa berita kematianku di perut ular yang viral, bukan di dunia Guide. Aku harus menjauh darinya, sapi saja rontok di perutnya, apalagi aku yang tulang begini!” oceh Otic di dalam hatinya.  

 

Terpopuler

Comments

El_Tien

El_Tien

Semangat Thor, aku dukung tujuh like di sini. Dukung balik karyaku ya, salam kenal dari "Hukuman Itu Menikah"

2021-11-21

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

🌸🌿

2020-11-01

1

meme

meme

semangat kak
aku mampir sampai sini dulu
ditunggu feedbcknya💪🥰

2020-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Permulaan
2 Dibully
3 Maafkan aku
4 Alasan kebencian
5 Takkan berbalik
6 Kontrak perjanjian
7 Near, sang ular
8 Harapan
9 Dunia Guide
10 Perjuangan melawan ular
11 Hukum rimba
12 Toz Nidiel dan kesialannya
13 Lantunan nyanyian aneh
14 Makan ikan lengserkan ular
15 Penyusup
16 Bangsa asli dunia Guide
17 Arti sebuah guider
18 Hydragel Kers sang pemimpin Hydra
19 Arti kontrak perjanjian
20 Empat golongan
21 Siksaan induk beruang
22 Pemuda berambut merah
23 Gerbang cincin
24 Arti sebuah penglihatan
25 Lima patung raksasa
26 Cincin dan kemampuan
27 Lima serigala dan seorang raksasa
28 Diriku yang sesungguhnya
29 Keberadaan sang dewa dan ciptaannya
30 Ketahuan
31 Pecundang berkemampuan hebat
32 Menghabiskan hari di ruang besi
33 Informasi sang legenda
34 Perjalanan ke bukit Kristal
35 Bukit Kristal
36 Kematian empat pemuja
37 Kesepakatan dan sayembara
38 Pecahnya pertarungan
39 Kuda hitam arena
40 Ketegangan assandia dan elftraz
41 Harga seekor ular
42 Tiga pemegang kunci
43 Kerusuhan Bukit Kristal
44 Hukum dunia Guide
45 Sang pendosa
46 Assandia langka
47 Perjanjian terselubung
48 Jabat tanganku teman
49 Insting Beltelgeuse Orion
50 Mitos kuno
51 Pedagang api merah
52 Mata terlarang iblis
53 Gerbang Toz Nidiel
54 Pertarungan sengit
55 Pertarungan sengit 2
56 SEGEL TERLARANG
57 Kecurigaan bangsa Hydra
58 Pemimpin pemalas
59 Bukit Lagarise
60 Sekaratnya dua pemuda
61 Eksekutor berdarah Empusa
62 Pembantaian
63 PENGUMUMAN
64 Bangkitnya Reve
65 Sang Petinggi VS Sang Pemegang Kunci
66 Izanami Forseti
67 Kursi tiga belas Raja
68 Sang serigala
69 Pedang bermata dua
70 Jiwa dari ras Dewa
71 Kasih sayang para Dewa
72 Penjelasan tak terduga
73 Level energi kemampuan
74 VORTHA
75 Kecurigaan para Tetua
76 Kecurigaan terhadap Empusa
77 Tekanan dua pemuda
78 Pecahnya kesepakatan
79 Kawasan terlarang
80 Penampakan di kawasan terlarang
81 Pesan dalam gagak
82 Scodeaz
83 Eksekusi
84 Pembantaian
85 Ketahuan
86 Kematian Aquila Ganymede
87 Rahasia kuil Dewa
88 Lelucon Raja Hydra
89 Pembakaran mayat mereka
90 Kawasan lembah dingin
91 Pemimpin siren
92 Capricorn
93 Kepekaan Pemimpin Siren
94 Kekejaman Pemimpin Siren
95 Keputusan Blerda Sirena
96 Hukuman dan Keadilan
97 Peringatan Aza Ergo
98 Surat Ratu Siren
99 Sang Raja dan Petinggi
100 Orang-orang tak normal
101 Laki-laki ambisius
102 Tekanan Wakil Raja
103 Pertemuan di Aula Kaca
104 Pecahnya pertemuan
105 Amarah Kagura
106 Pengkhianat lainnya
107 Kelompok gabungan
108 Lima pasukan pemburu
109 Permulaan terbukanya gerbang
110 Pelarian tanah biru
111 Kecurigaan Heksar dan Ilhan
112 Kengerian VS Kegelapan
113 Thertera Aszeria
114 Arena ujian para guider
115 Gemini
116 Kemunculan Para Dewa
117 Penjelasan Rasi Bintang
118 Ramalan aneh
119 Perdebatan Aza dan Heksar
120 Pelepasan para utusan
121 Kerasukan
122 Sang pemanah dari Siren
123 Kupu-kupu aneh
124 Turun tangannya sang Raja
125 Tersiksanya Hellbertha
126 Pemakaman Arjuna
127 Penyebab kerasukan
128 Ketegangan di Exedia
129 Yang bersalah harus membayar harganya
130 Zargion Elgo
131 Siapa kau sebenarnya
132 Mantra ahli kunci
133 Singa bernapas api
134 Cley Vortha & Ragraph Revos
135 Ramalan pembawa masalah
136 Pertarungan berdarah
137 Bala bantuan
138 Tumbal di atas altar
139 Teriakan sang tengkorak
140 Hukuman sang pemilik nurani dingin
141 Cerberus
142 Serangan pembunuh tak kasat mata
143 Serangan besar-besaran
144 Amukan tiga taring
145 Otak sebenarnya
146 Penyerangan pada bangsa-bangsa
147 Tragedi kelam daun muda Hydra
148 Penggalan kisah tiga dunia
149 Turun tangannya para Raja
150 Ellio dan Jion
151 Kebodohan tiga pengembara
152 Keberadaan makam para Vortha
153 Eksekusi di ruang bawah tanah
154 Ledakan amarah Heksar Chimeral
155 Hujatan Rakyat Empusa
156 Sosok pajangan di lemari kaca
157 Kaulah Rajanya, kaulah aturannya
158 Tertangkap oleh petinggi empusa
159 Dua hydra yang saling berlawanan
160 The Story of Hadesia
161 Calon murid Hadesia
162 Ocehan Kers VS Pangeran
163 Sumpah Blerda
164 Sang Pangeran Perang
165 Dia istriku
166 Ayah
167 Anak laki-laki berwajah hancur
168 Sepucuk surat sang kakak
169 Danau terlarang
170 Nama palsu Azkandia
171 Kematian dua guru besar
172 Lascarzio Hybrida
173 Perpisahan Aza dan Betsheba
174 Wahai Yang Termulia
175 Menerima kekuatan
176 Jiwa dari Tengu sang penjaga
177 Penipuan Aza Ergo
178 Adu domba Pangeran pertama
179 Akhir keji sang ibu tercinta
180 Kebangkitan kegelapan
181 Pengorbanan Komandan Ksatria Kerajaan
182 Aligator
183 Pengangkatan petinggi termuda
184 Sang penyair
185 Sosok mengerikan penghuni danau
186 Kematian Kers
187 Istana kematian
188 Dewa Pengacau
189 Masa lalu sebuah nama
190 Lingkaran sihir di Hadesia
191 Kematian Laravell
192 Gugurnya para penghuni Hadesia
193 Pangeran Magma VS Pangeran Es
194 Menuju akhir Hadesia
195 Sembilan murid
196 Rencana terselubung Blerda
197 Saling menyalahkan
198 Saudara seperjanjian
199 Reuni
200 Dokter aneh
201 Tiga belas mantra kunci
202 Kecurigaan terhadap Blerda
203 Buku ramalan Orfeus
204 Pertemuan di kamar Raja Hydra
205 Tiga mayat gantung diri
206 Penemuan mayat setengah tengkorak
207 Kejujuran Aza Ergo
208 Salah satu hantu
209 Diary Kuyang
210 Peti Zeus Vortha
211 Dua Cottia
212 Scodeaz laba-laba
213 Osmo
214 Suara bahaya
215 Petir penghakiman
216 Dibantai
217 Wujud asli sang pemegang kunci
218 Suar api
219 Pertempuran para monster
220 Datangnya sang penantang
221 Membunuh dalam diam
222 Mulai serius
223 Tiga wajah Reygan
224 Sekaratnya para Raja
225 Sekaratnya para petarung
226 Sif Valhalla VS Reygan Cottia
227 Kristal biru memekarkan bunga
228 Fakta penyakit Aza.
229 Amukan merah tiga taring
230 Keindahan Raja Gyges
231 Rencana Laravell
232 Tiga Dewa Pengkhianat
233 Perseus putra Dewa
234 Pohon kehidupan
235 Tiga pasak
236 Munculnya Helga Nevaeh
237 Riz dan Crabius
238 Tugas para Dewa
239 Matinya sang sahabat
240 Neraca tiga dunia
241 Pemulihan
242 Pengumuman
243 Akhir mereka
Episodes

Updated 243 Episodes

1
Permulaan
2
Dibully
3
Maafkan aku
4
Alasan kebencian
5
Takkan berbalik
6
Kontrak perjanjian
7
Near, sang ular
8
Harapan
9
Dunia Guide
10
Perjuangan melawan ular
11
Hukum rimba
12
Toz Nidiel dan kesialannya
13
Lantunan nyanyian aneh
14
Makan ikan lengserkan ular
15
Penyusup
16
Bangsa asli dunia Guide
17
Arti sebuah guider
18
Hydragel Kers sang pemimpin Hydra
19
Arti kontrak perjanjian
20
Empat golongan
21
Siksaan induk beruang
22
Pemuda berambut merah
23
Gerbang cincin
24
Arti sebuah penglihatan
25
Lima patung raksasa
26
Cincin dan kemampuan
27
Lima serigala dan seorang raksasa
28
Diriku yang sesungguhnya
29
Keberadaan sang dewa dan ciptaannya
30
Ketahuan
31
Pecundang berkemampuan hebat
32
Menghabiskan hari di ruang besi
33
Informasi sang legenda
34
Perjalanan ke bukit Kristal
35
Bukit Kristal
36
Kematian empat pemuja
37
Kesepakatan dan sayembara
38
Pecahnya pertarungan
39
Kuda hitam arena
40
Ketegangan assandia dan elftraz
41
Harga seekor ular
42
Tiga pemegang kunci
43
Kerusuhan Bukit Kristal
44
Hukum dunia Guide
45
Sang pendosa
46
Assandia langka
47
Perjanjian terselubung
48
Jabat tanganku teman
49
Insting Beltelgeuse Orion
50
Mitos kuno
51
Pedagang api merah
52
Mata terlarang iblis
53
Gerbang Toz Nidiel
54
Pertarungan sengit
55
Pertarungan sengit 2
56
SEGEL TERLARANG
57
Kecurigaan bangsa Hydra
58
Pemimpin pemalas
59
Bukit Lagarise
60
Sekaratnya dua pemuda
61
Eksekutor berdarah Empusa
62
Pembantaian
63
PENGUMUMAN
64
Bangkitnya Reve
65
Sang Petinggi VS Sang Pemegang Kunci
66
Izanami Forseti
67
Kursi tiga belas Raja
68
Sang serigala
69
Pedang bermata dua
70
Jiwa dari ras Dewa
71
Kasih sayang para Dewa
72
Penjelasan tak terduga
73
Level energi kemampuan
74
VORTHA
75
Kecurigaan para Tetua
76
Kecurigaan terhadap Empusa
77
Tekanan dua pemuda
78
Pecahnya kesepakatan
79
Kawasan terlarang
80
Penampakan di kawasan terlarang
81
Pesan dalam gagak
82
Scodeaz
83
Eksekusi
84
Pembantaian
85
Ketahuan
86
Kematian Aquila Ganymede
87
Rahasia kuil Dewa
88
Lelucon Raja Hydra
89
Pembakaran mayat mereka
90
Kawasan lembah dingin
91
Pemimpin siren
92
Capricorn
93
Kepekaan Pemimpin Siren
94
Kekejaman Pemimpin Siren
95
Keputusan Blerda Sirena
96
Hukuman dan Keadilan
97
Peringatan Aza Ergo
98
Surat Ratu Siren
99
Sang Raja dan Petinggi
100
Orang-orang tak normal
101
Laki-laki ambisius
102
Tekanan Wakil Raja
103
Pertemuan di Aula Kaca
104
Pecahnya pertemuan
105
Amarah Kagura
106
Pengkhianat lainnya
107
Kelompok gabungan
108
Lima pasukan pemburu
109
Permulaan terbukanya gerbang
110
Pelarian tanah biru
111
Kecurigaan Heksar dan Ilhan
112
Kengerian VS Kegelapan
113
Thertera Aszeria
114
Arena ujian para guider
115
Gemini
116
Kemunculan Para Dewa
117
Penjelasan Rasi Bintang
118
Ramalan aneh
119
Perdebatan Aza dan Heksar
120
Pelepasan para utusan
121
Kerasukan
122
Sang pemanah dari Siren
123
Kupu-kupu aneh
124
Turun tangannya sang Raja
125
Tersiksanya Hellbertha
126
Pemakaman Arjuna
127
Penyebab kerasukan
128
Ketegangan di Exedia
129
Yang bersalah harus membayar harganya
130
Zargion Elgo
131
Siapa kau sebenarnya
132
Mantra ahli kunci
133
Singa bernapas api
134
Cley Vortha & Ragraph Revos
135
Ramalan pembawa masalah
136
Pertarungan berdarah
137
Bala bantuan
138
Tumbal di atas altar
139
Teriakan sang tengkorak
140
Hukuman sang pemilik nurani dingin
141
Cerberus
142
Serangan pembunuh tak kasat mata
143
Serangan besar-besaran
144
Amukan tiga taring
145
Otak sebenarnya
146
Penyerangan pada bangsa-bangsa
147
Tragedi kelam daun muda Hydra
148
Penggalan kisah tiga dunia
149
Turun tangannya para Raja
150
Ellio dan Jion
151
Kebodohan tiga pengembara
152
Keberadaan makam para Vortha
153
Eksekusi di ruang bawah tanah
154
Ledakan amarah Heksar Chimeral
155
Hujatan Rakyat Empusa
156
Sosok pajangan di lemari kaca
157
Kaulah Rajanya, kaulah aturannya
158
Tertangkap oleh petinggi empusa
159
Dua hydra yang saling berlawanan
160
The Story of Hadesia
161
Calon murid Hadesia
162
Ocehan Kers VS Pangeran
163
Sumpah Blerda
164
Sang Pangeran Perang
165
Dia istriku
166
Ayah
167
Anak laki-laki berwajah hancur
168
Sepucuk surat sang kakak
169
Danau terlarang
170
Nama palsu Azkandia
171
Kematian dua guru besar
172
Lascarzio Hybrida
173
Perpisahan Aza dan Betsheba
174
Wahai Yang Termulia
175
Menerima kekuatan
176
Jiwa dari Tengu sang penjaga
177
Penipuan Aza Ergo
178
Adu domba Pangeran pertama
179
Akhir keji sang ibu tercinta
180
Kebangkitan kegelapan
181
Pengorbanan Komandan Ksatria Kerajaan
182
Aligator
183
Pengangkatan petinggi termuda
184
Sang penyair
185
Sosok mengerikan penghuni danau
186
Kematian Kers
187
Istana kematian
188
Dewa Pengacau
189
Masa lalu sebuah nama
190
Lingkaran sihir di Hadesia
191
Kematian Laravell
192
Gugurnya para penghuni Hadesia
193
Pangeran Magma VS Pangeran Es
194
Menuju akhir Hadesia
195
Sembilan murid
196
Rencana terselubung Blerda
197
Saling menyalahkan
198
Saudara seperjanjian
199
Reuni
200
Dokter aneh
201
Tiga belas mantra kunci
202
Kecurigaan terhadap Blerda
203
Buku ramalan Orfeus
204
Pertemuan di kamar Raja Hydra
205
Tiga mayat gantung diri
206
Penemuan mayat setengah tengkorak
207
Kejujuran Aza Ergo
208
Salah satu hantu
209
Diary Kuyang
210
Peti Zeus Vortha
211
Dua Cottia
212
Scodeaz laba-laba
213
Osmo
214
Suara bahaya
215
Petir penghakiman
216
Dibantai
217
Wujud asli sang pemegang kunci
218
Suar api
219
Pertempuran para monster
220
Datangnya sang penantang
221
Membunuh dalam diam
222
Mulai serius
223
Tiga wajah Reygan
224
Sekaratnya para Raja
225
Sekaratnya para petarung
226
Sif Valhalla VS Reygan Cottia
227
Kristal biru memekarkan bunga
228
Fakta penyakit Aza.
229
Amukan merah tiga taring
230
Keindahan Raja Gyges
231
Rencana Laravell
232
Tiga Dewa Pengkhianat
233
Perseus putra Dewa
234
Pohon kehidupan
235
Tiga pasak
236
Munculnya Helga Nevaeh
237
Riz dan Crabius
238
Tugas para Dewa
239
Matinya sang sahabat
240
Neraca tiga dunia
241
Pemulihan
242
Pengumuman
243
Akhir mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!