Maafkan aku

Sekarang semuanya benar-benar menyedihkan. Tak hanya Riz, Toz juga bernasib sama sepertinya. Keduanya menjadi bulan-bulanan murid yang berpikir kalau diri mereka berkuasa.

Darah tak seberapa mulai berserakan ke lantai. Meninggalkan jejak dari pemiliknya yang terluka. “Inilah yang akan terjadi, jika kau bersikap sombong di hadapanku,” lirih Jion. “Bawa mereka ke kamar mandi!” perintahnya.

Ia dan anak buahnya pergi ke kamar mandi sambil menyeret Riz dan Toz yang sudah babak belur. “Ellio, kau tak ikut?” tanya Jion yang menyadari Ellio masih berdiam diri di posisinya.

“Ya,” remaja itu mengangguk dan mengikuti mereka dari belakang.

“Mmm? Sepertinya para singa mulai sombong,” gumam seorang anak laki-laki yang sedang memakan cemilannya. Ia hanya menatap kebisingan yang disebabkan Jion dan anak buahnya.

Sekolah yang menyedihkan, karena guru-guru tidak menyadari kekacauan yang sudah disebabkan para muridnya.

Kalaupun mereka tahu, tak sedikit pula yang mengabaikan karena tak ingin terlibat dengan orang tua murid yang cukup berkuasa namanya. Bahkan uang yang mengalir untuk melepaskan jeratan anak-anak bermasalah, akan ditampung oleh mereka yang bersedia tutup telinga dan tak peduli akhirnya.

Untuk anak-anak seperti Riz dan lainnya, orang-orang seperti mereka adalah sumber bencana. Walau tidak semuanya akan bersikap seperti itu, tapi sekarang bagi mereka hanya penindasan yang tampak oleh mata. Apa yang harus dilakukan Riz untuk terlepas dari jeratan itu?

Kedua tubuh kurus itu dilempar kasar menabrak pintu kamar mandi. Mata Toz mulai basah karena tak tahan dengan apa yang akan terjadi, “kenapa? Apa salah kami? Kenapa kalian seperti ini?! Memangnya apa yang sudah kami lakukan?!” teriak Toz akhirnya.

“Buaak!” Kepalanya yang diinjak Jion, ia menyeringai atas tingkahnya sendiri.

“Beraninya kau bertanya? Kau ingin tahu? Tentu saja itu karena ini menyenangkan.” Riz yang mendengarkan itu pun langsung naik pitam. Menyenangkan? Ini menyenangkan? Rasa sakit dan penghinaan yang selama ini ia terima menyenangkan?

“Dasar br*ngs*k!” teriaknya emosi. Ia bangun dan mencoba menghajar Jion yang masih menindas Toz.

“Wow! Dia melawan!” sahut yang lainnya.

Jion menghindari serangan Riz dengan entengnya, kakinya yang lihai pun dilayangkan ke dada Riz sehingga ia terjungkal kesakitan. “Dan kaulah yang paling menyenangkan untuk ditindas.”

Riz yang masih menggeliat kesakitan mulai menatap tajam Jion. “Ha-hanya karena kau anak guider, kau berani menindas kami,” lirih Riz.

“Ya benar! Bukankah itu kelebihanku? Sudah seharusnya aku bersikap seperti ini pada cacing-cacing seperti kalian! Lakukan!” perintahnya.

Para bawahan Jion pun mulai melakukan aksinya, menyobek pakaian Riz dan Toz, menyiram mereka dengan air kotor yang tak perlu lagi disebutkan dari mana asalnya. Bau busuk pun terpancar dari kedua anak itu, sehingga mereka benar-benar tampak menyedihkan.

“Kenapa? Kenapa kau melakukan ini? Apa yang sudah aku lakukan?” tanya Riz akhirnya.

“Yang sudah kau lakukan? Baiklah, aku akan memberi tahumu. Beraninya, beraninya sampah sepertimu mengambil milikku!” ucapnya sombong. “Yah! Tapi tenang saja, aku sudah merebut kembali hal itu, walau harus pakai cara kekerasan.”

Riz yang masih dibayangi rasa sakit tak mengerti apa maksud dari perkataan Jion. Keduanya pun ditinggalkan begitu saja oleh mereka, setelah puas dipermainkan seperti itu. Toz tak bersuara, begitu pula dengan Riz yang mulai merasakan kabur pandangannya. Mereka berdua pun akhirnya pingsan di sana.

Suara tawa tak jelas seolah berkicau di sekeliling Riz yang mulai sadar. Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. “Aaagh!” erangnya. Tulang di wajahnya terasa ngilu, seolah akan copot dari kepalanya. Ia pun teringat atas apa yang sudah terjadi, membuat tubuh babak belur itu memutar kepala kiri dan kanan untuk mencari seseorang.

“Toz! Toz!” panggilnya.

“Hei! Berisik bocah!” gerutu seseorang yang merasa terganggu. Siapa lagi kalau orang itu bukan si dokter sekolah yang sibuk membaca manga. Sekarang entah manga karangan siapa lagi yang ia baca sampai tawanya mirip spesies horor itu. “Bocah itu masih tidur! Kau benar-benar menggangguku! Seharusnya kau tidak sadar!” oceh dokter tersebut.

Seperti biasa, apa pun yang ia keluarkan dari mulutnya pasti kutukan saja isinya. Kenapa orang seperti itu bisa menjadi dokter di sekolah? Padahal tampang jeleknya masih muda.

Ya, dokter itu sangat jelek untuk orang-orang yang tak mau mengakui kegantengannya. Tapi bagi yang lain? Jantung para perempuan yang menerima godaan dengan tangan terbuka pun akan langsung berteriak-teriak meminta tanda tangan karena tampang sang dokter.

Riz pun memaksakan dirinya untuk bangun, mencari sosok Toz yang sangat ia cemaskan. Disibaknya tirai pertama, tirai kedua, dan pada tirai ketiga tampaklah sosok Toz yang masih tidur dengan tenang.

Wajahnya memar, matanya bengkak dan ada perban di kepalanya. “Maafkan aku Toz, maafkan aku karena tidak bisa melindungimu,” pungkas Riz yang jatuh terduduk.

“Tentu saja kau tidak bisa, melindungi diri sendiri saja tidak becus! Bagaimana bisa melindungi orang lain? Jangan terlalu sering berhalusinasi agar tak kusindir begini,” ledek dokter tersebut. “Hei! Jika orang tua bicara dengarkan! Makanya kamu itu terus kena sial!”

Suara kicauan sang dokter sekolah benar-benar mengganggu istirahat. Toz pun akhirnya terbangun mendengarnya. Sebelah mata yang terasa sakit dan bonyok menimbulkan perih dan erangan pelannya.

“Toz! Toz! Kamu sudah sadar?” Riz tampak lega.

“Riz?”

“Ya! Ini aku! Bagaimana keadaanmu?!”

“Buruk!” balas Toz yang mengundang tawa sang dokter.

“Maafkan aku. Ini semua gara-garaku! Jika saja kita tidak berhubungan, mereka pasti takkan menyakitimu!”

“Sudahlah, lagi pula dengan begini sekarang aku tahu bagaimana rasa sakitmu!” ucap Toz diiringi tawa pelan.

“Baiklah! Karena kalian sudah sadar, cepat bangun dan pulang!” potong dokter itu tanpa iba.

“Anda benar-benar dokter sekolah? Kenapa menangani murid seperti ini?” tanya Toz akhirnya.

“Terserah, lagi pula salah kalian sendiri sampai babak belur. Suka atau tidak, tetap aku raja di sini! Seharusnya kalian berterima kasih karena sudah kuobati!” sahut dokter itu dengan sombongnya.

Riz pun menatap jengkel padanya, sudah delapan kali ia masuk UKS, dan sudah sebanyak itu pula ia menerima kutukan sang dokter. Jika di tampung semua kutukannya, mungkin telinga Riz berkarat isi endapannya.

“Ayo Riz, bisa tuli kita jika tetap di sini,” ajak Toz. Ia pun bangun perlahan sambil dibantu Riz.

"Tunggu sebentar!" Cegat Dokter itu sambil menyodorkan dua buah permen kaca yang tampak aneh.

"Apa ini?" tanya Riz bingung.

"Makan saja! Ini obat khusus dan mahal! Kalian tidak akan mampu membelinya!"

"Cih!" umpat Riz pelan. Akhirnya ia dan Toz memilih memakan permen itu tanpa ragu lagi.

Entah sudah berapa kali Riz terkapar di UKS sampai jam pelajaran habis. Setelah mengambil tas, mereka meninggalkan sekolah sambil berjalan pelan. Memandang langit biru yang seolah menertawakan keadaan menyedihkan keduanya.

“Maafkan aku,” gumam Riz. Toz tersenyum, memandang Riz yang tampak merasa bersalah.

“Ini bukan salahmu, hanya saja ini salah mereka yang tidak berperasaan.”

Mendengar itu, wajah Riz berubah murung, karena perkataan itu mengingatkannya pada sosok Ellio sang sahabat. Kenapa Ellio memilih berteman dengan mereka? Apa yang salah? Kenapa Ellio tidak mau mengatakan alasannya? Setidaknya dengan begitu Riz takkan berharap lagi pada Ellio jika dirinya memang ingin memutus persahabatan mereka.

Sesuatu yang menggantung dan masih misteri ceritanya sangatlah menyakitkan untuk Riz. Karena baginya, sosok Ellio takkan bisa tergantikan.

“Kudengar anak-anak akan mendaftar guider, bagaimana denganmu Riz?” tanya Toz.

“Rasanya aku tidak akan ikut.”

“Kenapa?”

“Karena aku takut akan itu, aku takut jika suatu saat nanti aku tak bisa bertemu dengan ibuku lagi. Bagaimana denganmu?”

“Aku akan ikut.”

“Benarkah?”

“Ya,” balas Toz dengan yakinnya.

“Kenapa?”

“Aku ingin membantu perekonomian keluargaku. Setidaknya uang dari guider jauh lebih besar dari pendapatan orang tuaku sekarang.”

Riz tersenyum, “kamu benar-benar anak yang baik.”

“Bukankah kamu juga begitu?”

“Kita memang begitu,” keduanya pun akhirnya terpisah ke jalan pulang masing-masing.

Esok harinya, Riz terlambat datang ke sekolah. Rasa sakit membuatnya susah tidur dari kemarin, dan efeknya pun membuat Riz harus terlambat ke sekolah. Di kelas Riz merasa bingung, saat menyadari sosok Toz tak ada di sana. Saat jam istirahat, Riz segera pergi dari kelas untuk menghindari pembullyan dari Jion dan temannya. Ia pun berlari ke atap, memilih tempat yang ia rasa aman di sana.

“Hei! Apa kau sudah dengar?” sahut salah satu murid yang baru datang ke atap.

“Tahu apa?” balas temannya.

“Si culun Toz dari kelas sebelah kembali dihajar Jion!”

“Benarkah?”

Ya! Padahal kemarin ia juga dihajar, apa Jion itu ingin pamer kekuasaan? Aku jadi kasihan dengan korban-korbannya!” jelas murid yang pertama kali bicara.

“Hei! Apa maksud kalian?! Toz dihajar?” potong Riz yang keluar dari persembunyiannya dengan muka marah. 

Terpopuler

Comments

Dania

Dania

10 November 2021
Selamat Hari Pahlawan
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
7in1 NT 🌿🌿🌿🌿🌿

2021-11-10

0

syafridawati

syafridawati

3 like mampir saling dukung ya di pulau kematian

2021-09-02

0

mar14mut

mar14mut

masih Ku lnjutkn Thor

2021-01-12

1

lihat semua
Episodes
1 Permulaan
2 Dibully
3 Maafkan aku
4 Alasan kebencian
5 Takkan berbalik
6 Kontrak perjanjian
7 Near, sang ular
8 Harapan
9 Dunia Guide
10 Perjuangan melawan ular
11 Hukum rimba
12 Toz Nidiel dan kesialannya
13 Lantunan nyanyian aneh
14 Makan ikan lengserkan ular
15 Penyusup
16 Bangsa asli dunia Guide
17 Arti sebuah guider
18 Hydragel Kers sang pemimpin Hydra
19 Arti kontrak perjanjian
20 Empat golongan
21 Siksaan induk beruang
22 Pemuda berambut merah
23 Gerbang cincin
24 Arti sebuah penglihatan
25 Lima patung raksasa
26 Cincin dan kemampuan
27 Lima serigala dan seorang raksasa
28 Diriku yang sesungguhnya
29 Keberadaan sang dewa dan ciptaannya
30 Ketahuan
31 Pecundang berkemampuan hebat
32 Menghabiskan hari di ruang besi
33 Informasi sang legenda
34 Perjalanan ke bukit Kristal
35 Bukit Kristal
36 Kematian empat pemuja
37 Kesepakatan dan sayembara
38 Pecahnya pertarungan
39 Kuda hitam arena
40 Ketegangan assandia dan elftraz
41 Harga seekor ular
42 Tiga pemegang kunci
43 Kerusuhan Bukit Kristal
44 Hukum dunia Guide
45 Sang pendosa
46 Assandia langka
47 Perjanjian terselubung
48 Jabat tanganku teman
49 Insting Beltelgeuse Orion
50 Mitos kuno
51 Pedagang api merah
52 Mata terlarang iblis
53 Gerbang Toz Nidiel
54 Pertarungan sengit
55 Pertarungan sengit 2
56 SEGEL TERLARANG
57 Kecurigaan bangsa Hydra
58 Pemimpin pemalas
59 Bukit Lagarise
60 Sekaratnya dua pemuda
61 Eksekutor berdarah Empusa
62 Pembantaian
63 PENGUMUMAN
64 Bangkitnya Reve
65 Sang Petinggi VS Sang Pemegang Kunci
66 Izanami Forseti
67 Kursi tiga belas Raja
68 Sang serigala
69 Pedang bermata dua
70 Jiwa dari ras Dewa
71 Kasih sayang para Dewa
72 Penjelasan tak terduga
73 Level energi kemampuan
74 VORTHA
75 Kecurigaan para Tetua
76 Kecurigaan terhadap Empusa
77 Tekanan dua pemuda
78 Pecahnya kesepakatan
79 Kawasan terlarang
80 Penampakan di kawasan terlarang
81 Pesan dalam gagak
82 Scodeaz
83 Eksekusi
84 Pembantaian
85 Ketahuan
86 Kematian Aquila Ganymede
87 Rahasia kuil Dewa
88 Lelucon Raja Hydra
89 Pembakaran mayat mereka
90 Kawasan lembah dingin
91 Pemimpin siren
92 Capricorn
93 Kepekaan Pemimpin Siren
94 Kekejaman Pemimpin Siren
95 Keputusan Blerda Sirena
96 Hukuman dan Keadilan
97 Peringatan Aza Ergo
98 Surat Ratu Siren
99 Sang Raja dan Petinggi
100 Orang-orang tak normal
101 Laki-laki ambisius
102 Tekanan Wakil Raja
103 Pertemuan di Aula Kaca
104 Pecahnya pertemuan
105 Amarah Kagura
106 Pengkhianat lainnya
107 Kelompok gabungan
108 Lima pasukan pemburu
109 Permulaan terbukanya gerbang
110 Pelarian tanah biru
111 Kecurigaan Heksar dan Ilhan
112 Kengerian VS Kegelapan
113 Thertera Aszeria
114 Arena ujian para guider
115 Gemini
116 Kemunculan Para Dewa
117 Penjelasan Rasi Bintang
118 Ramalan aneh
119 Perdebatan Aza dan Heksar
120 Pelepasan para utusan
121 Kerasukan
122 Sang pemanah dari Siren
123 Kupu-kupu aneh
124 Turun tangannya sang Raja
125 Tersiksanya Hellbertha
126 Pemakaman Arjuna
127 Penyebab kerasukan
128 Ketegangan di Exedia
129 Yang bersalah harus membayar harganya
130 Zargion Elgo
131 Siapa kau sebenarnya
132 Mantra ahli kunci
133 Singa bernapas api
134 Cley Vortha & Ragraph Revos
135 Ramalan pembawa masalah
136 Pertarungan berdarah
137 Bala bantuan
138 Tumbal di atas altar
139 Teriakan sang tengkorak
140 Hukuman sang pemilik nurani dingin
141 Cerberus
142 Serangan pembunuh tak kasat mata
143 Serangan besar-besaran
144 Amukan tiga taring
145 Otak sebenarnya
146 Penyerangan pada bangsa-bangsa
147 Tragedi kelam daun muda Hydra
148 Penggalan kisah tiga dunia
149 Turun tangannya para Raja
150 Ellio dan Jion
151 Kebodohan tiga pengembara
152 Keberadaan makam para Vortha
153 Eksekusi di ruang bawah tanah
154 Ledakan amarah Heksar Chimeral
155 Hujatan Rakyat Empusa
156 Sosok pajangan di lemari kaca
157 Kaulah Rajanya, kaulah aturannya
158 Tertangkap oleh petinggi empusa
159 Dua hydra yang saling berlawanan
160 The Story of Hadesia
161 Calon murid Hadesia
162 Ocehan Kers VS Pangeran
163 Sumpah Blerda
164 Sang Pangeran Perang
165 Dia istriku
166 Ayah
167 Anak laki-laki berwajah hancur
168 Sepucuk surat sang kakak
169 Danau terlarang
170 Nama palsu Azkandia
171 Kematian dua guru besar
172 Lascarzio Hybrida
173 Perpisahan Aza dan Betsheba
174 Wahai Yang Termulia
175 Menerima kekuatan
176 Jiwa dari Tengu sang penjaga
177 Penipuan Aza Ergo
178 Adu domba Pangeran pertama
179 Akhir keji sang ibu tercinta
180 Kebangkitan kegelapan
181 Pengorbanan Komandan Ksatria Kerajaan
182 Aligator
183 Pengangkatan petinggi termuda
184 Sang penyair
185 Sosok mengerikan penghuni danau
186 Kematian Kers
187 Istana kematian
188 Dewa Pengacau
189 Masa lalu sebuah nama
190 Lingkaran sihir di Hadesia
191 Kematian Laravell
192 Gugurnya para penghuni Hadesia
193 Pangeran Magma VS Pangeran Es
194 Menuju akhir Hadesia
195 Sembilan murid
196 Rencana terselubung Blerda
197 Saling menyalahkan
198 Saudara seperjanjian
199 Reuni
200 Dokter aneh
201 Tiga belas mantra kunci
202 Kecurigaan terhadap Blerda
203 Buku ramalan Orfeus
204 Pertemuan di kamar Raja Hydra
205 Tiga mayat gantung diri
206 Penemuan mayat setengah tengkorak
207 Kejujuran Aza Ergo
208 Salah satu hantu
209 Diary Kuyang
210 Peti Zeus Vortha
211 Dua Cottia
212 Scodeaz laba-laba
213 Osmo
214 Suara bahaya
215 Petir penghakiman
216 Dibantai
217 Wujud asli sang pemegang kunci
218 Suar api
219 Pertempuran para monster
220 Datangnya sang penantang
221 Membunuh dalam diam
222 Mulai serius
223 Tiga wajah Reygan
224 Sekaratnya para Raja
225 Sekaratnya para petarung
226 Sif Valhalla VS Reygan Cottia
227 Kristal biru memekarkan bunga
228 Fakta penyakit Aza.
229 Amukan merah tiga taring
230 Keindahan Raja Gyges
231 Rencana Laravell
232 Tiga Dewa Pengkhianat
233 Perseus putra Dewa
234 Pohon kehidupan
235 Tiga pasak
236 Munculnya Helga Nevaeh
237 Riz dan Crabius
238 Tugas para Dewa
239 Matinya sang sahabat
240 Neraca tiga dunia
241 Pemulihan
242 Pengumuman
243 Akhir mereka
Episodes

Updated 243 Episodes

1
Permulaan
2
Dibully
3
Maafkan aku
4
Alasan kebencian
5
Takkan berbalik
6
Kontrak perjanjian
7
Near, sang ular
8
Harapan
9
Dunia Guide
10
Perjuangan melawan ular
11
Hukum rimba
12
Toz Nidiel dan kesialannya
13
Lantunan nyanyian aneh
14
Makan ikan lengserkan ular
15
Penyusup
16
Bangsa asli dunia Guide
17
Arti sebuah guider
18
Hydragel Kers sang pemimpin Hydra
19
Arti kontrak perjanjian
20
Empat golongan
21
Siksaan induk beruang
22
Pemuda berambut merah
23
Gerbang cincin
24
Arti sebuah penglihatan
25
Lima patung raksasa
26
Cincin dan kemampuan
27
Lima serigala dan seorang raksasa
28
Diriku yang sesungguhnya
29
Keberadaan sang dewa dan ciptaannya
30
Ketahuan
31
Pecundang berkemampuan hebat
32
Menghabiskan hari di ruang besi
33
Informasi sang legenda
34
Perjalanan ke bukit Kristal
35
Bukit Kristal
36
Kematian empat pemuja
37
Kesepakatan dan sayembara
38
Pecahnya pertarungan
39
Kuda hitam arena
40
Ketegangan assandia dan elftraz
41
Harga seekor ular
42
Tiga pemegang kunci
43
Kerusuhan Bukit Kristal
44
Hukum dunia Guide
45
Sang pendosa
46
Assandia langka
47
Perjanjian terselubung
48
Jabat tanganku teman
49
Insting Beltelgeuse Orion
50
Mitos kuno
51
Pedagang api merah
52
Mata terlarang iblis
53
Gerbang Toz Nidiel
54
Pertarungan sengit
55
Pertarungan sengit 2
56
SEGEL TERLARANG
57
Kecurigaan bangsa Hydra
58
Pemimpin pemalas
59
Bukit Lagarise
60
Sekaratnya dua pemuda
61
Eksekutor berdarah Empusa
62
Pembantaian
63
PENGUMUMAN
64
Bangkitnya Reve
65
Sang Petinggi VS Sang Pemegang Kunci
66
Izanami Forseti
67
Kursi tiga belas Raja
68
Sang serigala
69
Pedang bermata dua
70
Jiwa dari ras Dewa
71
Kasih sayang para Dewa
72
Penjelasan tak terduga
73
Level energi kemampuan
74
VORTHA
75
Kecurigaan para Tetua
76
Kecurigaan terhadap Empusa
77
Tekanan dua pemuda
78
Pecahnya kesepakatan
79
Kawasan terlarang
80
Penampakan di kawasan terlarang
81
Pesan dalam gagak
82
Scodeaz
83
Eksekusi
84
Pembantaian
85
Ketahuan
86
Kematian Aquila Ganymede
87
Rahasia kuil Dewa
88
Lelucon Raja Hydra
89
Pembakaran mayat mereka
90
Kawasan lembah dingin
91
Pemimpin siren
92
Capricorn
93
Kepekaan Pemimpin Siren
94
Kekejaman Pemimpin Siren
95
Keputusan Blerda Sirena
96
Hukuman dan Keadilan
97
Peringatan Aza Ergo
98
Surat Ratu Siren
99
Sang Raja dan Petinggi
100
Orang-orang tak normal
101
Laki-laki ambisius
102
Tekanan Wakil Raja
103
Pertemuan di Aula Kaca
104
Pecahnya pertemuan
105
Amarah Kagura
106
Pengkhianat lainnya
107
Kelompok gabungan
108
Lima pasukan pemburu
109
Permulaan terbukanya gerbang
110
Pelarian tanah biru
111
Kecurigaan Heksar dan Ilhan
112
Kengerian VS Kegelapan
113
Thertera Aszeria
114
Arena ujian para guider
115
Gemini
116
Kemunculan Para Dewa
117
Penjelasan Rasi Bintang
118
Ramalan aneh
119
Perdebatan Aza dan Heksar
120
Pelepasan para utusan
121
Kerasukan
122
Sang pemanah dari Siren
123
Kupu-kupu aneh
124
Turun tangannya sang Raja
125
Tersiksanya Hellbertha
126
Pemakaman Arjuna
127
Penyebab kerasukan
128
Ketegangan di Exedia
129
Yang bersalah harus membayar harganya
130
Zargion Elgo
131
Siapa kau sebenarnya
132
Mantra ahli kunci
133
Singa bernapas api
134
Cley Vortha & Ragraph Revos
135
Ramalan pembawa masalah
136
Pertarungan berdarah
137
Bala bantuan
138
Tumbal di atas altar
139
Teriakan sang tengkorak
140
Hukuman sang pemilik nurani dingin
141
Cerberus
142
Serangan pembunuh tak kasat mata
143
Serangan besar-besaran
144
Amukan tiga taring
145
Otak sebenarnya
146
Penyerangan pada bangsa-bangsa
147
Tragedi kelam daun muda Hydra
148
Penggalan kisah tiga dunia
149
Turun tangannya para Raja
150
Ellio dan Jion
151
Kebodohan tiga pengembara
152
Keberadaan makam para Vortha
153
Eksekusi di ruang bawah tanah
154
Ledakan amarah Heksar Chimeral
155
Hujatan Rakyat Empusa
156
Sosok pajangan di lemari kaca
157
Kaulah Rajanya, kaulah aturannya
158
Tertangkap oleh petinggi empusa
159
Dua hydra yang saling berlawanan
160
The Story of Hadesia
161
Calon murid Hadesia
162
Ocehan Kers VS Pangeran
163
Sumpah Blerda
164
Sang Pangeran Perang
165
Dia istriku
166
Ayah
167
Anak laki-laki berwajah hancur
168
Sepucuk surat sang kakak
169
Danau terlarang
170
Nama palsu Azkandia
171
Kematian dua guru besar
172
Lascarzio Hybrida
173
Perpisahan Aza dan Betsheba
174
Wahai Yang Termulia
175
Menerima kekuatan
176
Jiwa dari Tengu sang penjaga
177
Penipuan Aza Ergo
178
Adu domba Pangeran pertama
179
Akhir keji sang ibu tercinta
180
Kebangkitan kegelapan
181
Pengorbanan Komandan Ksatria Kerajaan
182
Aligator
183
Pengangkatan petinggi termuda
184
Sang penyair
185
Sosok mengerikan penghuni danau
186
Kematian Kers
187
Istana kematian
188
Dewa Pengacau
189
Masa lalu sebuah nama
190
Lingkaran sihir di Hadesia
191
Kematian Laravell
192
Gugurnya para penghuni Hadesia
193
Pangeran Magma VS Pangeran Es
194
Menuju akhir Hadesia
195
Sembilan murid
196
Rencana terselubung Blerda
197
Saling menyalahkan
198
Saudara seperjanjian
199
Reuni
200
Dokter aneh
201
Tiga belas mantra kunci
202
Kecurigaan terhadap Blerda
203
Buku ramalan Orfeus
204
Pertemuan di kamar Raja Hydra
205
Tiga mayat gantung diri
206
Penemuan mayat setengah tengkorak
207
Kejujuran Aza Ergo
208
Salah satu hantu
209
Diary Kuyang
210
Peti Zeus Vortha
211
Dua Cottia
212
Scodeaz laba-laba
213
Osmo
214
Suara bahaya
215
Petir penghakiman
216
Dibantai
217
Wujud asli sang pemegang kunci
218
Suar api
219
Pertempuran para monster
220
Datangnya sang penantang
221
Membunuh dalam diam
222
Mulai serius
223
Tiga wajah Reygan
224
Sekaratnya para Raja
225
Sekaratnya para petarung
226
Sif Valhalla VS Reygan Cottia
227
Kristal biru memekarkan bunga
228
Fakta penyakit Aza.
229
Amukan merah tiga taring
230
Keindahan Raja Gyges
231
Rencana Laravell
232
Tiga Dewa Pengkhianat
233
Perseus putra Dewa
234
Pohon kehidupan
235
Tiga pasak
236
Munculnya Helga Nevaeh
237
Riz dan Crabius
238
Tugas para Dewa
239
Matinya sang sahabat
240
Neraca tiga dunia
241
Pemulihan
242
Pengumuman
243
Akhir mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!