Arti sebuah guider

“Aku mohon tolong tunggu sebentar!” pinta Toz. “Kepala desa, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi kenapa dia diperlakukan seperti ini?”

“Ada kegelapan besar di dirinya, kami tak bisa membiarkan manusia seperti itu menginjakkan kaki di sini,” sahut kepala desa.

“Kegelapan? Apa maksudnya itu?!”

“Seperti yang pernah kukatakan, kami tak bisa merasakan kegelapan di dirimu,karena itulah kau dibawa dan dibiarkan tetap di sini. Tapi anak ini berbeda, dia memasuki desa ini sendirian dan membawa kegelapan bersamanya. Bangsa Krucoa tak bisa membiarkan makhluk dengan aura seperti itu berkeliaran di sini,” jelas kepala desa.

“Ta-tapi dia temanku.”

“Bahkan jika dia temanmu, pembawa kegelapan haruslah mati. Dia adalah assandia yang akan membahayakan nantinya.” sambung Oa.

“Pembawa kegelapan? Assandia?! Apa yang kalian bicarakan?! Aku sama sekali tidak mengerti!” sahut Toz bingung.

“Singkatnya aku orang jahat, dan seorang guider yang akan mengancam keselamatan mereka nantinya,” sambung Reve tiba-tiba.

“Guider? Bukankah kamu calon guider?”

“Sayang sekali teman, tapi aku sudah menjadi guider sebelum dirimu,” Reve mengatakannya dengan nada mengejek.

“Sudah menjadi guider?” Toz masih tak percaya.

“Ya, apa kamu tidak melihat cincin di tanganku? Cincin yang membuktikan diriku adalah seorang guider assandia level E.” Reve mengangkat tangannya, sehingga cincin itu bisa terlihat jelas oleh semuanya.

“Assandia level E, bukan guider level E?” Toz menjadi tambah bingung.

“Sepertinya kamu memasuki dunia guide tanpa tahu apa-apa,” jelas kepala desa.

“I-itu,” Toz bingung harus menjawab apa.

Dirinya hanya tahu, jika berprofesi sebagai guider akan mendapat banyak uang nantinya. Hanya itu, bagaimana kehidupan dan apa yang ada di dunia Guide ia tak pernah tahu.

Hanya level para guider yang ia tahu, dari level E sampai level SS. Informasi tentang dunia Guide benar-benar tertutup untuk para calon guider.

“Tentu saja dia tidak tahu apa-apa, jika bukan karena perjanjian bunga lily, pasti para calon guider takkan berminat datang ke dunia ini,” sindir Reve.

“Kau!” geram Oa.

“A-apa maksudnya itu?” Toz masih bingung dengan pembahasan mereka.

"Toz Nidiel, menurutmu apa itu guider?” tanya Reve tiba-tiba.

“I-itu adalah julukan untuk para manusia yang diberkati kemampuan dalam menjelajahi dunia Guide.”

“Ya, kau benar. Tapi itu adalah arti umum bagi manusia seperti kita. Menurutmu apa arti sebenarnya dari guider di dunia ini?”

Toz terdiam, ia sama sekali tidak tahu jika arti seorang guider di dunia manusia dan dunia Guide sangatlah berbeda.

“Di sini, guider adalah julukan yang merujuk pada para pemburu dewa. Dengan kata lain, guider adalah mereka yang punya kemampuan untuk membunuh dewa,” jelas Reve.

“De-dewa? Di dunia ini ada dewa?” Toz tak percaya dengan apa yang diucapkan Reve.

“Ya, para dewa yang telah menciptakan dunia ini. Para dewa yang bahkan telapak kakinya tak bisa digapai. Tetapi para pemujanya yang bermimpi pun mencoba mendekatinya untuk mengambil apa yang dimilikinya, itulah asal mula terlahirnya istilah guider,” Reve mengatakan itu sambil tersenyum sinis pada kepala desa yang memandang tajam ke arahnya.

“Ta-tapi, apa hubungannya istilah guider dengan cincin yang kau pakai?” Toz masih penasaran, karena ia tidak tahu apa kaitannya ini semua.

“Demi memudahkan rencana, para pemburu dewa yang dijuluki guider pun belajar mengendalikan kemampuan yang tercipta di dunia ini. Kemampuan itu terbagi menjadi lima golongan, merlindia, tankzeas, assandia, elftraz, dan scodeaz.”

"Setiap golongan itu ditandai dengan cincin, merlindia atau penyihir ditandai dengan cincin berwarna hitam. *T**ankzeas* atau pelindung, ditandai dengan cincin kuning. Assandia atau petarung, ditandai dengan cincin ungu. Elftraz atau penyembuh, ditandai dengan cincin hijaunya. Dan yang terakhir, adalah Scodeaz atau pengendali ditandai dengan cincin merah.”

“Itulah arti cincin para guider,” Reve menjelaskannya panjang lebar.

Sementara para kurcaci kasak-kusuk karena mendengar penjelasan Reve yang panjang pada Toz.

“Jadi, karena kamu sudah menjadi guider assandia makanya kamu memiliki cincin?”

“Ya!” balas Reve singkat.

“Di mana kamu mendapatkan cincin itu?”

“Dalam sebuah gerbang, gerbang akan terbuka jika ada yang bisa menggapainya.”

Toz terdiam, ucapan Reve terasa seperti kenyataan yang aneh baginya. Selama ini ia berpikir, jika menjadi guider akan menjalani tes atau ujian tertentu di dunia Guide dalam mendapatkan kekuatan.

Dan kekuatan itulah yang akan dipakai untuk menjelajah dan mendapatkan sumber uang di sana, hanya itu. Walaupun dirinya yakin kalau ada makhluk lain yang tinggal di sini, tapi ia tak menyangka jika istilah dan sejarah guider sedalam ini.

Toz masih terdiam mematung meresapi setiap cerita Reve. Sampai akhirnya ia mengangkat wajahnya dan menatap Reve kembali.

“Lalu kenapa orang-orang ini mengatakan kalau kamu harus mati? Kamu seorang pembawa kegelapan? Aku tak berpikir kalau kamu orang yang jahat!”

Para kurcaci terdiam, begitu pula dengan kepala desa. Tak ada satu pun dari mereka yang ingin menjawab pertanyaan dari Toz.

“Pembawa kegelapan? Itu hanyalah julukan dosa, untuk leluhur terkutuk yang menggila di malam bloodgrya.”

“Kau!!!” bentak salah satu kurcaci dengan keras.

Saking kerasnya, salah satu telinga Toz langsung meradang mendengarnya. Reve hanya terkekeh melihat ekspresi marah para kurcaci yang terasa jelas padanya.

“Kenapa kalian marah? Lagi pula itu kenyataan bukan?” Reve mengatakannya dengan nada yang santai.

“Kepala desa! Biarkan aku memenggalnya! Kita tak bisa membiarkan dia mengocehkan omong kosong lagi!” ucap kurcaci yang membentak Reve tadi.

Kepala desa hanya diam, tapi sorot matanya masih tidak lepas dari Reve. Ia pun melangkah pelan, sampai akhirnya tubuh pemimpin itu berhenti tepat di hadapan Reve. Ketegangan terasa muncul dari kepala desa yang diam itu.

“Reve Nel Keres, kutanya sekali lagi, siapa kau sebenarnya?” tanya kepala desa dengan aura menekan.

“Bukankah sudah kukatakan, aku Reve Nel Keres. Anak manusia yang ingin menjadi guider dan sudah terpilih sebagai assandia di dunia ini.

“Kutanya sekali lagi, siapa kau sebenarnya?”

Sekarang aura dingin mulai terpancar dari kepala desa. Bulu kuduk Toz tiba-tiba berdiri hanya dengan mendengar suaranya. Tak hanya itu, bahkan para kurcaci pun meneguk ludah kasar dengan tekanan yang dikeluarkan kepala desa.

Reve pun tersenyum, “bukankah sudah kukatakan? Aku hanya anak manusia biasa yang ingin menjadi guider.”

“Anak manusia biasa? Bahkan jika seorang manusia memiliki hati yang busuk dan jahat, dia takkan membawa aura kegelapan seperti dirimu.”

Senyum yang dipancarkan Reve langsung lenyap seketika, ia mendekatkan kepalanya ke arah kepala desa. “Jawaban seperti apa yang kau inginkan pak tua? Apa aku harus mengatakan diriku seorang penyembah kematian agar kau percaya?!”

“Wuush! Sraaak! Sraak!” puluhan tombak yang terbuat dari api mendadak muncul hendak menghujani Reve.

Toz membatu seketika melihat pemandangan sihir nyata yang muncul di hadapannya. Kakinya menggigil ketakutan, dengan segala macam hal yang terpancar dari kepala desa kurcaci.

Namun hal itu tak mempengaruhi Reve, ekspresinya masih tetap tenang dengan apa yang sedang di hadapinya. Walaupun sekarang wajahnya tak lagi menampilkan senyum seperti sebelumnya.

“Sudah kuduga, merlindia sepertimu memang bukan tandinganku,” ledek Reve.

“Tolong hentikan ini, para kurcaci takkan seburuk itu bukan? Sampai ingin membunuh anak lemah sepertiku,” Reve mengibas-ngibaskan tangannya ke arah tombak api itu.