Kepala desa masih tak menjawab kecuali menatap ke arahnya sambil memetik sebuah daun layu dari tanaman yang ia sentuh.
“Apakah kontrak perjanjian itu juga berlaku untuk bangsa anda?” pertanyaan Toz yang tak terduga, membuat kepala desa dan Reve melirik aneh ke arahnya.
“Dilihat dari ekspresi anda sepertinya begitu,” gumam Toz.
“Kenapa kau seyakin itu?” tanya kepala desa akhirnya.
“Jika mengingat apa yang diucapkan Reve, merlindia, tankzeas, assandia, elftraz, scodeaz, bila lima golongan ini adalah kemampuan dari guider yang akan membunuh dewa, bukankah itu berarti anda adalah salah satu guider? Aku mengingat dengan jelas kalau Reve menyebut anda merlindia,” tukas Toz penuh keyakinan.
“Tidak kusangka kau masih mengingat perkataanku, ternyata kau tidak sebodoh yang terlihat,” ledek Reve.
“Ya, aku memang seorang guider merlindia (penyihir),” kepala desa mengakuinya. Akan tetapi, jawaban yang diharapkan untuk didengar Toz tak kunjung keluar dari mulut kepala desa.
“Baiklah, itu saja sudah cukup bagiku,” sahut Toz. “Terima kasih kepala desa, kalau begitu aku takkan bertanya lagi.”
“Kalau tak ada lagi yang akan ditanyakan, apa kami boleh pergi? Aku sangat lelah dan lapar,” tambah Reve tanpa rasa malu.
“Bukankah urusan kita masih belum selesai?” potong kepala desa.
“Benar juga, sepertinya masalah Hydra takkan membuat hidupku tenang ya,” seringai Reve Nel Keres.
*******
“Ada yang membunuh salah satu Hydra?” tanyanya sambil diiringi tawa.
“Ya, kudengar Revtel sangat kesal dengan itu," balas wanita yang tidur di ranjangnya.
“Dia ya? Lalu apa yang dilakukan rajanya?”
tanya gadis itu sambil menyorot tangan wanita tersebut saat menyentuh rambutnya dengan wajah menggoda.
“Apa lagi? Tentu saja dia hanya akan duduk sambil memakan anggur kesukaannya.”
“Kers memang begitu, bagaimana bisa dia menjadi pemimpin bangsa Hydra? Dia benar-benar mempermalukan leluhurnya,” gadis itu menepis tangan wanita yang menyentuh rambutnya.
“Karena dia gila, tentu saja orang seperti itu akan duduk di tahta. Kurasa kita tak bisa melupakan seseorang sepertinya di sini,” tangannya kembali menyentuh rambut gadis muda itu, di mana dirinya mulai menampilkan sorot mata jengkel.
“Apa yang harus kulakukan? Aku sudah tak sabar untuk memenggal kepala Blerda dan memakannya.”
“Jangan lupa, pemimpin seperti dia jauh lebih buruk dari para pemimpin lainnya,” tegas wanita tersebut melepas sentuhannya.
“Aku tak akan lupa, lagi pula malam masih panjang. Bahkan jika bulan tak bersatu, darah masih akan mengalir di malam yang menantikan teriakan mereka,” tukas gadis muda itu tersenyum senang.
“Kamu benar Bleria,” sahut wanita tersebut sambil memeluk tubuh Bleria, sang gadis muda yang penuh dengan ambisi kotornya.
*******
Sebuah mulut menganga setelah merasa kaget dengan cerita yang baru saja didengarnya, terpampang jelas di wajah Riz Alea.
“Bo-bohong! Jadi itu arti guider sebenarnya?!” ucap Riz Alea masih tak percaya.
“Ya! Guider hanyalah tumbal para dewa. Ini semua terjadi karena pengkhianatan pemujanya,” jelas lawan bicaranya.
“Kalau begitu, apakah itu berarti kita semua akan mati?!”
“Entahlah! Tapi ada satu hal yang pasti. Saat malam itu datang, akan terdapat empat golongan di dalamnya,” jelas Doxia Mero, pria yang sudah menolong Riz dari kejaran ular air terjun.
“Empat golongan?”
“Ya, golongan yang selamat, tersiksa, menggila, atau mati.”
“Apa-apaan itu?!” pekik Riz tak terima.
“Memang seperti itu, lebih baik kau segera mendapatkan julukan guider dan kumpulkan kristal agar bisa balik ke dunia manusia. Lebih baik mati di sana daripada di sini.”
“Lalu anda?”
“Aku adalah golongan yang tersiksa. Di mana pun diriku berada aku akan tetap tersiksa, karena aku adalah guider assandia yang memiliki tanda pengampunan dari dewa.”
“Ta-tanda?”
“Ya!” Doxia mengangkat pakaiannya, sehingga perut kotak-kotak kokohnya dapat terlihat jelas oleh Riz. Sebuah tanda mirip bunga lily merah pun tertempel jelas di kulit kanan perutnya.
“I-ini!”
“Karena tanda inilah aku menjadi golongan yang tersiksa. Bahkan jika aku kembali ke dunia manusia, aku akan tetap tersiksa. Ini benar-benar menyedihkan.”
“Tanda? Siksa? Mati? Hhahaha ... Lelucon apa yang ada di dunia ini?” Selesai mengatakan itu Riz pun terdiam sejenak, rasa sesal karena memasuki dunia Guide mulai berkecamuk di dadanya. Kebodohan karena ambisi ingin balas dendam pada Jion malah membawanya ke tempat penuh kematian.
“Malam bloodgrya, malam berdarah di mana semuanya menggila, aku tak percaya hal seperti itu ada di dunia ini,” ekspresi wajah Riz tampak sangat terpukul dengan semua cerita yang sudah didengarnya.
“Kau tahu, saat pertama kali aku mendengar ceritanya, kupikir itu hanya omong kosong belaka karena penghuni di sini tidak menyukai guider manusia. Tapi ternyata aku salah, saat aku merasakan siksaan dari kutukan yang kumiliki, aku jadi sadar seberapa besar amarah dewa pada pembangkangnya,” Doxia mengusap perutnya di mana tanda kutukan ditutupi.
“Apakah sesakit itu?”
“Huh!” pria itu menyunggingkan senyum aneh di bibirnya. “Rasanya seperti organmu diselimuti cairan timah panas tanpa henti,” ucapan pria itu membuat Riz bergidik ngeri.
“Sepertinya akan lebih baik jika menjadi golongan yang selamat atau menggila,” perkataan itu terasa bergetar saat Riz mengucapkannya.
“Heh! Sepertinya kau sangat menyesal memasuki dunia ini.”
“Tentu saja! Di saat aku berjanji tentang masa depan pada ibuku, ternyata aku membawa kesedihan untuknya! Jika aku mati, bagaimana dengan nasib ibuku? Dia akan sendirian, dia akan tersiksa! Aku tak bisa lagi membiarkan ibuku menangis!” teriakan Riz melelehkan segaris air mata di pipinya.
Seolah penyesalannya mulai berteriak tak sanggup dengan keadaan yang akan menimpa.
“Sepertinya kau sudah menyerah. Bahkan jika malam itu tidak datang padamu, mungkin saja kau akan segera mati sebelum sempat menjadi guider,” pungkas pria tersebut dengan maksud menghiburnya.
Riz menatap tajam Doxia. Saking tajamnya, ekspresi Riz seperti akan melahap bayang Doxia ke dalam tatapannya. “Bagaimana caranya untuk menghentikan ini? Aku tak ingin jadi guider.”
“Entahlah, setahuku kontrak perjanjian tak bisa dibatalkan. Sekali kau menerimanya, ikatan perjanjian sudah mengalir dalam darah bahkan jika kau di dunia lain.”
“Cih! Jadi karena itu informasi tentang dunia Guide dibatasi?! Para manusia yang sudah terikat janji mencari tumbal lain untuk mati bersama sehingga tak menyebarkan informasinya!” umpat Riz emosi.
“Kau salah, ini adalah perjanjian bunga lily. Jika tak ada hubungan darah, informasi tentang dunia Guide ataupun guider tak boleh tersebar pada siapa pun juga di dunia manusia," jelas Doxia.
“Kalau begitu, bukankah mereka yang berasal dari keluarga guider sangat beruntung?! Mereka tak akan memasuki dunia ini, jika guider di keluarganya memberi tahukan apa yang ada di dunia Guide."
"Lalu orang sepertiku bagaimana? Bukankah ini tidak adil?! Hanya karena dewa marah pada pemujanya, dia melimpahkan kesalahan padaku yang tak tahu apa-apa tentang dunia ini! Di mana keadilan dan kasih sayang mereka? Bukankah ini terlalu kejam?!” ujar Riz emosi.
“Ya, ini memang kejam. Kesalahan mereka dilimpahkan pada semuanya. Sekalipun kau menjadi golongan yang selamat, kau akan menangis darah untuk mendapatkan keselamatan itu. Bahkan jika kau menjadi golongan yang tersiksa, tak ada yang bisa dilakukan selain meratapi rasa sakit dari siksaan.”
“Sedangkan bila kau menjadi golongan yang menggila, rasa haus sampai semua hasrat terpenuhi akan membuatmu menginginkan kematian. Akan tetapi, saat menjadi golongan yang mati, rasa penyesalan dan menginginkan tiga golongan lain akan menjadi doa terakhir. Bukankah ini sangat ironis?” tukas Doxia Mero panjang lebar.
Entah menyesal atau sudah biasa dengan kehidupan di dunia Guide, perkataan yang ia tabur terasa seperti menertawakan dirinya dan juga kehidupannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Emak Femes
Mampir thor 👍👍
2022-02-06
1
lupi
MC nya siapa... #$#? ***??
2021-12-12
1
Siti Fatimah
Semangattt salam hangat dari CINTA DALAM DIAM
2021-09-27
1