Beberapa menit setelah dokter Reinhard selesai melakukan pemeriksaan pada Aisyah. Terlihat dokter Reinhard memandang kearah Aisyah dengan pandangan yang tidak bisa dipahami oleh kedua orang tua Aisyah.
"Bagaimana dengan kondisi putri saya dok." Istri Adiguna Cokrominoto bertanya pada dokter Reinhard dengan cemas.
"Kondisi non Aisyah baik-baik saja. Tidak ada masalah." Jawaban dokter Reinhard terdengar tidak memuaskan bagi kedua orang tua Aisyah.
"Hmmm... Begini tuan." Dokter Reinhard seperti sangat berat untuk mengatakan hasil pemeriksaannya terhadap Aisyah.
Tentu saja mendengar keterangan dokter Reinhard yang menggantung itu semakin membuat kedua orang tua Aisyah semakin cemas. Sebenarnya kedua orang tua Aisyah sudah bisa menebak apa hasil pemeriksaan Aisyah, mereka juga tahu alasan kenapa dokter Reinhard terkesann sangat berat untuk mengatakannya pada mereka.
"Tuan sebaiknya kita tidak membicarakannya disini." Dokter Reinhard seperti ingin menutupi hasil pemeriksaan pada Aisyah.
"Dok ini menyangkut putri saya, cepat atau lambat dia juga akan mengetahuinya. Jadi tidak perlu ditutupi dari dia. Lebih cepat dia mengetahui lebih baik. Agar dia bisa menyiapkan mentalnya sedini mungkin."
"Apakah mereka berdua harus mendengarnya juga." Dokter Reinhard memandang putrinya dan Reina.
"Tidak apa-apa dok. Reina adalah sahabat putri saya, dengan dia mengetahuinya mungkin kedepannya dia bisa membantu putri saya. Lagi pula Reina sudah kami anggap seperti putri kami sendiri. Jadi saya pikir Reina juga berhak tahu apa yang terjadi pada sahabatnya." Adiguna Cokrominoto memberi keterangan.
"Lalu bagaimana dengan putri saya?" Dokter Reinhard memandang kearah Natalie.
"Sebaiknya saya pergi." Natalie merasa tidak berhak untuk mengetahui apa yang akan papanya katakan pada keluarga Adiguna Cokrominoto. Lalu Natalie segera berniat pergi keluar dari kamar Aisyah.
"Tidak perlu, bagaimanapun juga anak dokter Reinhard adalah orang yang telah menolong putri saya." Adiguna Cokrominoto merasa tidak keberatan kalau Natalie mengetahui apa yang dokter Reinhard akan katakan pada mereka."
"Nona Aisyah sudah hamil dua minggu tuan." Dokter Reinhard akhirnya berhasil juga mengucapkan kalimat yang dari tadi coba dia tahan-tahan.
Mendengar apa yang dikatakan dokter Reinhard Aisyah terduduk diam. muka Aisyah tampak terlihat pucat, tetesan-tetesan bening menetes dari mata indahnya. Walaupun sedari tadi Aisyah telah menyiapkan mentalnya untuk mendengar hal terburuk sekalipun, apapun yang akan dikatakan oleh dokter Reinhard, tapi tetap saja Aisyah belum bisa menerimah begitu saja kenyataan yang terjadi padanya.
Adiguna Cokrominoto merasa kakinya saat itu seperti sedang berada diatas bongkan gunus es, yang membuat kakinya seperti gemetaran seperti orang yang sedang kedinginan. Kedua tangannya mengepal, ingin rasanya Adiguna Cokrominoto memukul apa saja yang ada disekitarannya, sehingga bisa membuat kegeramannya sedikit berkurang. Mata Adiguna Cokrominoto saat itu terlihat membara, kemarahan benar-benar sudah diubun-ubunnya.
"Aisyah." Reina langsung memeluk sahabatnya itu.
Aisyah tidak beraksi apa-apa ketika Reina memeluknya. Aisyah hanya diam mematung, tatapan mata Aisyah terlihat kosong. Mulut Aisyah tidak bisa berkata sepata katapun, hanya air matanya terus mengalir untuk menjelaskan betapa terpukulnya Aisyah saat ini.
Natalie melihat kondisi Aisyah saat ini sama persis saat dia menemukan Aisyah pertama kali dimobil. Ketika baru saja Aisyah mengalami musibah pemerkosaan.
"Putriku anak yang baik." Istri Adiguna Cokrominoto berkata pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menangis. "Putriku tidak berzinaaa..!" Kali ini istri Adiguna Cokrominoto berteriak histeris, kedua tangannya menggenggam kepalanya sendiri.
"Miii.. Umi harus kuat." Adiguna Cokrominoto meraih istrinya kedalam pelukannya, Adiguna Cokrominoto berusaha menguatkan istrinya, walaupun sebenarnya saat itu dia juga sedang merasa sangat terpukul.
"Bi putriku tidak melakukan dosa, dia hamil kerena diperkosa, bukan berzina." Istri Adiguna Cokrominoto menangis dalam pelukan suaminya.
"Ya mi, abi juga tahu." Adiguna Cokrominoto mencium kepala istrinya, agar istrinya itu bisa sedikit menjadi lebih tenang.
"Syah kamu harus menggugurkannya." Reina berkata pelan pada Aisyah.
"Reiii..! Kamu jangan gila!" Tiba-tiba istri Adiguna Cokrominoto berteriak pada Reina. Walaulun tadi Reina sudah bicara cukup pelan, tapi istri Adiguna Cokrominoto dapat dengan jelas mendengar apa yang dikatakan oleh Reina.
Reina hanya menundukan kepalanya ketika umi Aisyah menatapnya tajam. Selama tiga tahun lebih kenal dengan keluarga Aisyah, ini pertama kalinya Reina melihat umi Aisyah marah seperti itu.
"Jangan pernah menutup aib dengan dosa. Aisyah hamil bukan kerena dia melakukan zina, jadi tidak perlu takut. Cukup hanya dengan satu kesalahan, jangan sampai menambah kesalahan lagi." Istri Adiguna Cokrominoto tidak mau Aisyah melakukan apa yang dikatakan oleh Reina tadi.
"Menggugurkan kandungan atau aborsi itu adalah salah satu perbuatan dosa besar." Adiguna Cokrominoto coba mengingatkan.
"Kalau Aisyah melakukan aborsi itu sama saja mengirim kami keneraka. Itu artinya Aisyah seperti memberi tiket keneraka pada kedua orang tuanya." Umi Aisyah berkata kesal.
*****
Kejadian beberapa jam setelah sopir taxi online bernama bastian memperkosa Aisyah.
Bastian terus berlari menerobos hujan, tidak peduli saat itu kakinya sudah mulai keletihan, sekujur tubuh bastian gemetar kedingin. Seumur hidupnya inilah untuk pertama kalinya dia merasa sangat ketakutan. Perasaan bersalah terus menghantuinya.
Bastian bukanlan orang yang tidak memiliki perasaan. Hanya orang yang memiliki hati yang busuk yang ketika sudah melakukan kesalahan tidak terpengaruh sama sekali, janganpun menyesali perbuatannya, untuk memikirkan kesalahannya saja dia tidak mau. Itulah tanda-tanda orang yang memiliki jiwa yang tidak baik.
Saat Batian mengingat kondisi Aisyah tanpa terasa air matanya pun ikut menetes. Kalau mengingat tatapan kosong Aisyah tadi, jiwa Bastian seperti tercabik-cabik. Tetesan air mata Aisyah tadi itu seperti pukulan batu besar diatas kepala Bastian.
Kerena terus berlari dengan kondisi pikiran kacau, sehingga Bastian tidak menyadari arah tujuan larinya. Yang Bastian tahu dia harus lari sejauh mungkin dari tempat Aisyah.
Tanpa Bastian sadari dia berlari masuk kegang yang memiliki lebar sekitaran tiga meter. Gang itu memiliki tembok kanan kiri yang sangat tinggi.
Diarah depan Bastian melihat ada sekitar lima orang sedang membelakangi Bastian. Kelima orang itu seperti belum menyadari kehadiran bastian. Setelah berada cukup dekat Bastian dapat melihat kelima orang itu seperti sedang menedang-nendang dan memukul sesuatu. Tapi Bastian tidak dapat melihat apa yang sedang mereka pukul dan tendang.
Tanpa memperdulikan mereka Bastian masih terus saja berlari. Tapi tiba-tiba Bastian menghentikan larinya, kerena didepan jalannya buntu. Bastian melihat kiri kanan berharap ada jalan lain.
Lima orang yang tadi dilihat Bastian akhirnya menyadari kehadiran Bastian. Kelima orang itu menatap kearah Bastian dengan pandangan heran. Kelima orang itu seperti bertanya-tanya dalam hati, kenapa mereka seperti tidak menyadari kalau ada orang lain ditempat mereka.
"Hai bung sedang apa kamu disana?" Salah satu laki-laki itu bertanya pada Bastian sambil berteriak.
Bastian hanya melihat sebentar kearah orang yang berteriak padanya, lalu Bastian melihat kiri kanannya lagi. Bastian seperti masih berharap kalau didepannya bukanlah jalan buntu.
Tentu saja melihat apa yang dilakukan bastian itu membuat kelima orang itu menjadi marah. Bastian seperti menganggap angin lalu pada mereka berlima.
Setelah menyadari jalan didepatnya benar-benar buntu, Bastian bermaksud kembali lagi kearah tempat dimana tadi dia masuk. Saat melewati kelima orang-orang itu, tiba-tiba salah satu orang itu menahan Bastian dengan memegang bahunya.
Bastian mencoba menyingkirkan tangan laki-laki yang memegang bahunya, tapi laki-laki itu malah mencengkeram bahu Bastian dengan kencang, sehingga Bastian tidak dapat dengan mudah untuk menepis tangan laki-laki itu dari bahunya.
"Apa kau tersesat?" Laki-laki yang mencengkeram bahu Bastian bertanya mengejek.
Ditanya seperti itu Bastian diam saja, hanya saja mata bastian menatap tajam kearah laki-laki yang mengcengkeram bahunya. Ditatap seperti itu tentu saja sedikit banyak menggetarkan nyali laki-laki yang mencengkeram bahu Bastian.
Bastian memegang tangan laki-laki yang ada dibahunya menggunakan tangan kanannya. Perlahan-lahan Bastian meremas tangan laki-laki itu dengan kencang. Laki-laki yang tangannya diremas oleh Bastian terlihat meringis kesakitan. Laki-laki itu merasakan tangannya seperti remuk.
Dukkk..! Bastian menedang tulang kering kaki kiri laki-laki itu menggunakan kaki kanannya.
Bukkk..! Disusul tendangan berikutnya kearah perut laki-laki itu.
Akkk..! Laki-laki itu menjerit kesakitan dan jatuh tersungkur ketanah.
Keempat teman laki-laki yang dihajar oleh Bastian memandang kearah Bastian dengan pandangan kaget. Keempat orang yang sedang memandang Bastian itu tidak menyangka kalau teman mereka dapat dilumpuhkan dengan begitu mudah oleh Bastian. Tadi mereka berpikir jangankan untuk mampu menghajar teman mereka, untuk melawan saja Bastian tidak akan berani.
"Tampaknya sibodoh ini bosan hidup..!" Lalu Laki-laki itu mencabut sebilah pisau yang diselipkan dipinggangnya. "Mati kau bodoh..!" Laki-laki itu mengarahkan tusukannya pada perut Bastian.
Bastian menangkap tangan laki-laki yang mencoba menusuknya dengan tangan kirinya. Setelah itu Bastian memutar tubuhnya 45 derajat kearah kiri sambil sedikit memiringkan tubuhnya.
Wusss... Bukkk... Tendang kaki kanan Bastian secepat kilat bersarang dibahu kiri laki-laki itu, sehingga membuat laki-laki itu terjatuh bergulingan kearah kanannya.
"Jangan bergerak kalau tidak mau kepalamu pecah..!" Laki-laki yang membentak mengacungkan pistolnya kearah Bastian.
Bastian menoleh kearah laki-laki yang mengacungkan pistol kearahnya. Bastian menyeringai aneh pada laki-laki yang menodongkan pistol kearah dia. Bastian menatap tajam kearah laki-laki itu.
Ditatap dengan pandangan dingin dan tajam sepetri itu oleh Bastian sehingga membuat nyali laki-laki itu lumer. Laki-laki itu sadar orang seperti Bastian tidak akan pernah merasa takut ketika menghadapi situasi bahaya seperti apapun.
Dalam pertarungan keahlian memang sangat diperlukan, tapi yang terpenting dalam suatu pertarungan adalah untuk menghilangkan rasa takut.
Ketika dalam suatu pertarungan seorang merasa takut, maka sangat sulit untuk orang itu untuk memenangkan pertarungan, walaupun sedang menghadapi musuh yang lebih lemah daripada dia. Tapi ketika seorang bertarung tidak memiliki rasa takut sedikitpun, maka untuk orang itu memenangkan pertarungan sangatlah besar, walaupun sedang menghadapi lawan yang lebih kuat.
Bastian secara perlahan jongkok untuk mengambil pisau yang ada didekat kakinya. Pisau itu tadi yang terlepas dari tangan laki-laki yang tadi coba menusuknya. Bastian mengambil pisau itu menggukan tangan kirinya, lalu Bastian berdiri secara perlahan.
"Apa yang akan kau lakukan..?" Laki-laki yang menodongkan pistol kearah Bastian bertanya gemetar pada Bastian.
Bastian lagi-lagi memindahkan pisau yang ada ditangan kirinya ketangan kanannya secara perlahan. Gerakan Bastian yang serba perlahan itu terlihat sangat menakutkan dimata laki-laki yang mengacungkan pistol kearah Bastian.
Wusss... Cleppp... Pisau yang ada digengganman Bastian tadi dilempar kearah laki-laki yang sedang menodongkan pistol kearah Bastian. Pisau itu menacap dipergelangan tangan laki-laki yang mengacungkan pistol kearah Bastian.
Akkk..! Laki-laki itu menjerit kesakitan, pistol ditangannya terlepas.
Dua orang yang tersisa tersurut beberapa langkah kebelakang. muka kedua orang itu terlihat sangat pucat, dua orang itu tidak menyangka ketiga teman mereka akan dikalahkan dengan mudah oleh Bastian.
Melihat darah menetes dari pergelangan tangan laki-laki yang tertancap pisau, darah Bastian jadi panas, adrenalin Bastian terpacuh dengan cepat. Bastian selalu bersemangat menghajar lawan-lawannya ketika lawannya sudah mengeluarkan darah. Darah yang tumpah dari bagian tubuh musuh Bastian, itu ibarat suatu kunci untuk membuka jiwa psikopat Bastian muncul kepermukaan yang coba Bastian tahan-tahan dari tadi.
Bastian berlari dengan sangat cepat kearah laki-laki yang tangannya sedang tertancap pisau.
Bukkk... Bastian menendang laki-laki itu, sehingga membuat laki-laki itu terpental kebelakang menghantam dua temannya yang ada dibelakang.
Bastian menatap dingin kearah mereka. Lalu bastian berjalan kearah mereka secara perlahan. Ketiga orang itu melihat Bastian seolah-olah sedang melihat iblis pencabut nyawa.
"Lepaskan kami, kami berjanji tidak akan menggangu Srigala Malam lagi." Salah satu laki-laki itu bicara sambil gemetaran.
Bastian sama sekali tidak memperdulikan perkataan laki-laki itu. Bastian masih saja melangkah secara lerlahan kearah tiga laki-laki yang sedang merasa ketakutan itu.
"Kami akan memberikan apa saja yang diminta oleh Srigala Malam, asal kau melepaskan kami." Mereka bertiga terlihat semakin ketakutan melihat Bastian seperti tidak ada niat sama sekali untuk melepaskan mereka.
Crasss... Bastian mencabut pisau yang menancap ditangan laki-laki yang tadi dilemparkan oleh Bastian. Darah muncrat keluar dari tangan laki-laki itu.
Akkk..! Laki-laki itu menjerit kesakitan.
Teriakan kesakitan dari laki-laki itu tidak dipedulikan sama sekali oleh Bastian. Lalu Bastian menoleh pada laki-laki yang tadi bicara. Bastian orang yang sangat benci pada orang terlalu banyak bicara.
Cleppp..! Bastian menghujamkan pisau yang ada ditangannya kearah leher laki-laki yang tadi bicara. Laki-laki itu kehilangan nyawanya secara seketika.
Dua orang yang tersisa sangat ketakutan setelah melihat Bastian membunuh teman mereka dengan cara yang sesadis itu. Mereka sadar Bastian tidak akan melepaskan mereka, apapun yang akan mereka katakan. Lagi pula mereka tahu Bastian orang tidak suka pada orang yang terlalu banyak bicara. Semakin banyak mereka bicara, maka semakin cepat pula Bastian membunuh mereka.
Bastian adalah orang yang akan merasa terhibur kalau calon korbannya menunjukan eksperesi muka ketakutan saat calon korbannya akan dia bunuh, tapi kalau calon korbanmya terlalu banyak bicara, maka Bastian akan membunuh orang itu secara cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
ⓔⓇⓙⓐ 🌸
masig penasaran sama bastian...
2020-07-29
0
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
Bastian akhirnya nongol jg,,ga nyangka Bastian ternyata petarung hebat euy , jiwa iblisnya ga maen maen loh..bacanya smp tegang 👍
2020-07-09
1
anni chan
heeeiiiiii do'i sikopat?..
yg bener ajee babang author..
2020-03-30
1