“Tak kusangka kau begitu baik hati...” Herman berjalan bersamaku saat kami keluar dari kantor Yongky.
“Hmm... jadi bagimu aku selama ini jahat?”
“Tidak, hanya tegaan.” Entah apa maksud perkataannya aku memilih tidak memperpanjang lagi hanya mendiamkannya. “Aku mungkin juga tidak peka sebagai tambahan. Pria sulit memahami wanita, kalianp kadang berkata tidak tapi iya, ataupun sebaliknya. Kurasa aku sampai sekarang tak bisa paham artinya.”
“Itu masa lalu, dan kau memutuskan meluluskan permintaanku...tak ada yang perlu dibicarakan lagi.” Aku menjawabnya tapi tak mau melihatnya, bahwa dia tak menghubungiku atas permintaanku sendiri, aku tahu arti kalimatnya.
Tapi kurasa sekarang sudah terlalu jauh untuk mengulang dan aku tak bisa membuat Ken kecewa, lebih baik semua pada tempatnya.
“Aku tak akan menurutimu sekarang.” Perkataannya membuatku menoleh padanya. Kami berpandangan dan sebuah pandangan tekad yang kukenal membuatku takut.
“Apa maksudmu...”Aku berhenti berjalan saat berada didepan lift dan dia menekan tombol turun
“Dulu aku berpikir aku melepasmu agar kau bahagia, kau selalu mengatakan kau ingin punya karier yang sukses, bahwa kariermu adalah segalanya. Walaupun itu berat, aku merelakanmu, karena aku ingin kau mendapatkan apa yang kau inginkan. Aku ingin kau bahagia. Kau bisa memintaku atau memberiku tanda sedikit saja untuk berjuang untukmu. Kenapa kau tak coba mengirimkan pesan atau apapun jika kau ingin. Aku tahu kita dulu sepakat kita tidak punya ikatan, tapi saat kau dan aku bersama itu adalah saat ... terbaik.” Kalimatnya membuat otakku tumpul, aku menyesal terpancing begitu jauh. Karena tiba-tiba saat dia ingin mendekat, aku merasa takut sekarang.
“Her, kau jadi tak masuk akal. Kau dan aku sudah di jalan yang berbeda. Kau sudah punya pacar, aku juga.”
“Kenneth yang manis itu bukan tipemu.” Dia meringis.
“Kau pikir kau tahu aku?!"
“Aku tahu kau seperti kau tahu aku, kau juga tahu wanita kemarin bukan tipeku...”
“Lalu kenapa kau memacarinya kalau bukan tipemu?” Dia membuatku terlalu banyak bertanya.
“Aku dan dia belum lama bertemu, kemarin aku sengaja membiarkannya mengakuiku sebagai pacar karena aku melihatmu mengandeng seseorang. Jika kau mau tahu kebenarannya.” Aku sekarang terpaku tak bisa bicara mendengar pengakuannya. “Kembalilah bersamaku...” Aku terbelalak menatapnya dan tak bisa bicara.Aku tak menyangka kalimatku di awal pertemuan kami bisa langsung berakibat seperti ini.
Bersamaan dengan itu lift berdenting terbuka, dan rasanya aku ingin menghilang meninggalkannya sekarang juga. Dengan cepat aku masuk bersama dengan beberapa orang yang ada disana. Dan sementara tidak ada yang bicara diantara kami.
Lift terbuka dan aku berjalan ke mobilku yang terparkir di depan lobby.Tapi dia memegang tanganku dan tidak membiarkan ku pergi.
“Apa? Aku harus kembali ke kantor.”
“Ikut aku, kita perlu bicara.”
“Her...” Dia tak memperdulikan protesku dan menarik tanganku.
“Kita bicara di mobilku.”
“Apa yang kau inginkan?” Aku setengah memprotes, tapi malu karena di lobby ramai orang berlalu lalang, dan aku tak mau jadi tontonan karena tarik menarik.
“Cuma bicara, jangan seperti anak kecil.” Akhirnya aku terpaksa menurutinya. Masuk ke mobil SUV hitamnya. Dia membuka pintu dan memastikan aku duduk dengan benar sebelum menutup pintu dan bergerak ke sisi pengemudi.
Aku duduk diam disampingnya. Dia menyalakan AC.
“Aku harus kembali ke kantor jam empat. Ada konsultasi ....”
“Itu masih dua jam. Aku akan mengantarmu ke kantor. Mobilmu biar dibawa oleh sopirku ke kantormu. Berikan kunci mobilmu.” Aku memberikan kunci mobilku pada Herman, sementara dia menelepon sopirnya.
Tak lama sopirnya datang dan memberikan perintahnya.Dan kami jalan begitu saja. Aku hanya menunggu apa yang dia ingin bicarakan, karena aku sendiri tak berani bicara apapun sekarang.
“Aku tak pernah meneleponmu karena permintaanmu sendiri,... Aku mungkin membuat kesalahan yang kusesali saat terakhir kita bersama, bukan aku tak perduli... Kau salah memahami maksudku. Belakangan ketika namamu berkibar, aku tahu kau sudah menemukan apa yang kau impikan. Tanpa tahu kau mengharapkan yang lain...”
“Aku hanya marah kau melakukan pengecekan latar belakang Kenneth. Aku terpancing ucapanmu soal kau perduli, itu saja. Bukan berarti aku mengharapkanmu kembali padaku. Kau salah mengartikan apa yang kuucapkan. Dulu mungkin aku berpikir kau juga terlalu ...tega, tapi sekarang seperti katamu kita sudah punya jalan masing-masing.”
Aku mungkin merasa segala macam perasaanku dulu saat bersamanya kembali, tapi hanya itu. Kupikir aku tak sanggup melukai janjiku kepada Ken sekarang, dia terlalu baik padaku selama ini.
“Aku tak bermaksud memintamu kembali... Sungguh aku tak bermaksud seperti itu.” Aku menegaskan lagi ke Herman. Ini aneh setelah dia mengatakan ingin kembali aku malah tak ingin dia kembali padaku. Entah kenapa bisa begitu, jika kau tanya pun aku tak mampu memberikan jawabannya.
“Aku tak perduli jika bukan itu maksudmu...”
“Her...aku serius, aku sudah punya pacar sekarang. Yang sudah berlalu tak bisa diulang. Kau salah mengerti maksud dari perkataanku. Itu saja, jangan membuat semuanya tambah rumit...” Diam kemudian. Aku entah kenapa merasa dia terlalu menggampangkan hubungan. Jika gadis itu baru berkenalan dengannya tak mungkin mereka seakrab itu.
Kenapa semudah itu? Sekarang tiba-tiba aku ingat dulu dia juga dengan mudah menggantiku tanpa mempertimbangkan perasaanku saat itu. Jika dia benar menggangapku ada saat itu, kenapa dia jalan dengan gadis lain. Tidak! Aku tak akan kembali padanya, setelah dia didepanku dan tiba-tiba berganti haluan mengatakan dia teringat pada hubungan kami, aku jadi bertanya apa dia tidak menghargai perasaan Mila. Bagaimana jika kami bertengkar lagi, apa dia juga menyerah seperti yang sudah-sudah. Sampai sekarang dia juga masih berganti-ganti wanita.
Diam dan terasa canggung kemudian.
“Aku tahu aku salah. Aku akan memperbaiki kesalahanku yang dulu. Kali ini percayalah padaku.”
“Aku sudah punya pacar Her.”
“Tinggalkan dia...”
“Kau pikir aku sepertimu segampang itu memutuskan hubungan!” Nadaku jadi naik sekarang. Belum sejam kami bicara berdua, tapi kami sudah bertengkar.
Roller coaster ini sekarang ternyata membuatku lelah sekarang. Dulu saat aku muda, kupikir bertengkar bagi pasangan itu adalah hal yang biasa, dan s*exy, tapi sekarang setelah banyak menghadapi kasus perceraian. Aku jadi mengerti kebanyakan pasangan yang sering bertengkar juga bertengkar saat mereka pacaran. Aku tidak akan membuat hidupku berisi drama pertengkaran jika entah bagaimana aku menikah nanti.
“Aku akan buktikan padamu.”
“Tak ada yang perlu kau buktikan. Ini melelahkan, manusia tidak ada yang sempurna Her, aku banyak menghadapi kasus perceraian, semua dari mereka mengatakan pasangan mereka tidak memenuhi harapan mereka. Aku jadi sadar, tak semua harapan sempurna. Kadang kita hanya harus menerima dan memaafkan, dan tetap tinggal bersama. Tetaplah pada jalanku dan aku tetap pada jalanku, dengan itu kita belajar dewasa dan mungkin berkeluarga dengan baik didepan. Jika kita bertemu sekarang anggaplah itu jalan kita untuk saling memaafkan kesalahpahaman kita satu sama lain dimasa lalu, dan kita bisa lanjut ke depan tanpa melihat kebelakang,...”
“Kenapa kau tidak ingin kita mencoba lagi.”
“Karena aku sudah punya jalanku sendiri, jawabannya cukup sederhana. Jika kau memikirkanku selama ini itu sudah cukup bagiku, mendengarkanmu menjelaskan semuanya dari sisimu. Sungguh aku tak punya pikiran untuk memintamu kembali padaku.”
Dia diam mendengar jawaban panjangku. Sementara kami mengarah ke kantor kami. Entah kenapa aku rindu melihat sosok Ken yang selalu jadi teman bicaraku enam tahun ini. Akhirnya sebuah perasaan damai menyusup ke hatiku. Aku tahu aku telah memaafkan Herman melalui pembicaraan ini, semua diantara kami telah selesai tanpa ada ganjalan.
Aku memaafkannya. Tapi tidak, sekarang aku tak ingin Herman kembali padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
Zuraida Zuraida
bena kay memaafkan bukan berart kembali bersama
2023-04-25
2
Aurora
Sama kenken aja yg menyejukkan hati❤
2022-09-03
0
Wirda Wati
kereen.
perempuan punya pendirian 👍
2022-03-17
0