“Jangan melamun,...” Sebuah senggolan dari Kenneth membuatku terperanjat. “Napa sih,mikir apa. Ada kasus jelimet?” Kami makan tapi pikiranku tidak disini, masih cukup terganggu dengan kemunculan Herman. Dan pikiranku tak bisa melepaskan diri dari pengaruhnya. Rasa yang telah lama tak pernah kurasakan kembali hanya dengan sekali kemunculannya.
Aku tak percaya apa yang kualami sekarang.
“Sorry, gak...”
“Apanya yang engga.” Dia mengejar kalimatku.
“Hmm, ya gak pa pa. Paling aku baru nemu kalo klienku bipolar. Plus ada laporan visum soal anaknya. Sedangkan dia mau anaknya ke dia. Beratlah...”
“Ohh yang artis anak satu itu...”
“Iya.”
“Lu napa putus lagi. Apa alasannya kali ini.” Mencoba mencari bahan pembicaraan sekarang. Sekaligus mengalihkan perhatiannya dariku.
“Gue tahap penjajakan doang sih. Gak bilang putus. Yang ada hanya gue gak tertarik melanjutkan.”
“Kriteria lu tuh jelimet ya bro. Kemarin lu bilang pyscho, yang satunya lu bilang matre, yang ini lu bilang apa lagi.”Kenneth memiliki semuanya, uang, wajah tampan, karier cemerlang. Tapi entah kenapa dia sangat pemilih padahal umurnya sudah 35.
“Yang ini lemot...” Dan mendengar perkataanya berakhir dengan cengiran saktiku kepadanya.
“Besok satu lagi lu pasti bilang kepinteran.”
“Kalo kepinteran kayanya masih bisa gue terima.” Dia ikutan nyengir.
“Banyak cingcong emang lu.” Dia ketawa mendengar nyinyiranku yang memang pada tempatnya itu, cowo yang satu ini banyak maunya, yah walaupun dia emang cocok kalo banyak maunya.
“Gue jadian sama lu aja deh Kay, kita cocok lho. Gue jamin kalo sama lu gue cocok.” Mataku langsung memicing.
“Gue udah sold out. Berapa kali gue bilang sama lo.” Beberapa tahun belakangan aku mengembangkan cara agar orang tidak usil dengan kehidupan pribadiku. Mengaku sudah punya pasangan adalah salah satunya. Dan aman tak ada yang mendekatiku karena aku udah pasang label sold out.
“Iyakah, bener lu udah punya laki? Gue sebenernya heran, kok gue gak pernah liat batang idung cowo lu bertahun-tahun ini? Lu selalu ngaku udah punya pacar, tapi pacar lu goib juga ya, gak pernah muncul.” Gue ngaku pacaran tapi emang gak ada yang pernah liat cowo gue. Laen kali gue mesti nyewa satu orang yang bisa gue pegang-pegang kalo gini.
“Kenapa dia harus muncul depan lo? Ada kewajiban gitu.”
“Lho, kenapa dia harus muncul depan gue. Muncul di kantor atau acara apapun aja gak pernah. Muncul di medsos lu yang isinya kerjaan itu aja belum pernah.”Belum puas dia interogasi.
“Cowo gue kebanyakan kerja luar kota.” Ngomong tapi gak berani liat orangnya, tapi pura-pura sibuk lihat HP.
“Oh ya dimana dia sekarang...”
“Surabaya.”
“Ngapain disana?”
“Ya kerjalah.”
“Kerja apa?”
“Lu gak usah jalanin interogasi.” Aku memotong, dan pertanyaan Kenneth terputus sampai sana. Dia melipat tangannya depan dada sekarang. Ngeliat dengan pandangan menilainya dia.
“Gue gak percaya ama omongan lu,not even a single word Kay ...”
“Terserah lu percaya apa engga.” Tapi mungkin didepan Kenneth kebohonganku sedikit banyak mulai kebongkar. Dia terlalu pintar untuk bisa dibohongi terlalu lama. Mungkin awalnya dia percaya-percaya saja tapi begitu bertahun-tahun kemudian dia memang tak pernah bertemu pacarku, maka pertanyaannya pun timbul.
“Kenapa lu gak jujur aja sih.” Dia tetap tak melepas pengamatannya.
“Jujur apaan. Gue gak share soal pacaran gue ama lu. Napa sih lu kepo banget melebihi jaksa KPK. Ihh laen kali males gue diajak jalan ama lu.” Omelanku tidak membuat dia beralih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
Gabrielle
Pacarnya kasat mata🤣🤣
2022-09-03
0
Styaningsih Danik
ada rasa yg tersembunyi 🤔
2022-08-24
0
Alexa
masih meraba2
2022-04-09
0