“Foodcourt aja gue mau cari gado-gado aja,high calories gue beberapa hari ini. Udah mau akhir tahun pula. Banyak libur, pasti banyak acara makan lagi.” Nih laki nampaknya jaga kesehatan juga. Tapi dia emang bagus badannya sih. Gymnya jalan, gak kaya gue males kalo disuruh ngegym.
Kita sampai dimobil kemudian. Aku duduk di bangku penumpang mobilku sendiri, rasanya aneh, tapi enak gak usah nyetir sendiri.
“Kay,...”
“Hmm...”
“Saya mau nanya serius.”
“Nanya apa?” Aku mengalihkan pandanganku dari handphone. Tumben pakai frase saya. Beneran serius ini.
“Kenapa selama ini harus bohong kalo lu udah punya pacar.” Jadi ini pertanyaan seriusnya.
“Hmm... pilihan seperti yang lu bilang. Bahagia bukan harus punya pasangan kan. Itu tergantung sama diri sendiri. Gue seneng-seneng aja sama hidup gue sekarang. Gue gak perlu orang lain buat nambah ribet hidup gue. Selesai.”
“Punya pasangan itu bukannya bisa membahagiakan?”
“Gue punya banyak yang bisa bikin gue bahagia dan bersyukur. Dan anggep aja gue type yang gak percaya happily ever after. Lu tahu gue pengacara apa...perceraian! Happily ever after gak ada dalam kamus gue. Yang ada I hate you ever after...” Dia ketawa kecil.
“Ya gak semuanya begitu, kisah happily ever after itu diperjuangkan. Bukan gak ada... itu makanya orang bilang langgeng ampe kakek nenek.” Dia menyanggah statement gue.
“Buktinya sampe sekarang lu sendiri gak nemu happily ever after lu. Jangan nguliahin gue soal pandangan gue.”
“Keberatan. Itu subjektif.”
“Lhoo memang kita bicara soal subjek. Bagaimana seorang memberi nasehat jika dia sendiri bukan tidak punya contoh dirinya sendiri. Kalo lu udah merried 20 taon terus lu ngasih gue nesehat happily ever after gue gak berani ngebantah. Nah ini lu sendiri juga belum nemu kebahagian lu sendiri.” Kalimat panjang dan bersemangatku membuat dia melihat ke samping.
“Papa dan Mama gue happily ever after. Masalah gue, ya gue emang belum nemunya yang gak sesuai dengan harapan gue. Jadinya ya masih begini...”
“Jadi lu mengakui kan gak semudah cerita dongengnya.” Dia diem karena dengan telak gue membantah argumen dia soal cinta-cintaan.
“Jadi lu berniat hidup sendiri seterusnya?”
“Hmm...Why not, mungkin gue bisa dibilang nyaman dengan apa adanya diri gue. Kita manusia bisa beradaptasi dengan apapun.” Karena gue belum puas gue melanjutkan. “Bagi gue, kebahagian ada di banyak hal. Cinta mungkin bukan pilihan pertama. Gue bisa bahagia tanpa laki-laki. Dalam dunia gue cinta itu hanya perasaan sesaat. Ya pandangan gue mungkin kalau nasibmu baik kamu nemu happily ever after, tapi kalo buruk seperti kebanyakan klien gue. Jadinya I hate you ever after, gue mungkin pinter bikin drama dan skenario, tapi jalanin hidup gue dengan drama itu gak pernah ada diotak gue. Gue punya kerjaan bagus, bisa nolong banyak orang, itu udah cukup. Gue gak perduli omomgan orang. Tenang hidup gue. Done!”
“Kegagalan sekali bukan berarti pasti gagal bukan. Kenapa lu gak pernah mencoba membuka diri...” Ken masih mencoba merubah sudut pandangku.
“Pernah. Dan tidak berakhir dengan baik...”
“Lu kapok?”
“Entah, hanya tak tertarik memulai kurasa...” Diam kemudian.
“Hmm.. Kurasa itu sama saja dengan mencari masalah sebagian besar, jadi aku benar tak tertarik untuk memulai. Alasan kenapa aku berbohong bahwa aku sudah punya pacar. Di usia sekarang kurasa aku lebih menghargai waktu tenangku. Cinta hmm... hanya menghabiskan waktu tidurku. Kau tahu jika kau jatuh cinta, mungkin ada saat kau tak bisa tidur, atau kau tak menangis. Itu benar-benar menghabiskan waktu tidurkan. Kau tahu sendiri tekanan kerja kita.”
“Sampai begitu.” Dia tertawa.
“Bukankah itu benar?”
“Ya, itu kan tergantung bagaimana dan dengan siapa.” Giliran aku yang tertawa.
“Ohh, jadi beda-beda. Aku tak tahu. Kan kau terlalu sering gonta-ganti pacar. Terserah penilaianmu kalau begitu.”
Kurasa aku membungkamnya untuk apapun yang mulai dia pikirkan terhadapku. Tapi aku lebih baik bicara jujur dan pahit tentang siapa aku. Aku tak suka memberi harapan kosong. Dia teman sampai sekarang dan kuharap dia tak mencoba melewati garis teman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
Evelyne
ya Kayla..hidup adalah pilihan...tapi pilihan juga bisa berubah di tengah jalan...kita lihat saja...
2022-05-18
1
Siti Aulia
pengatuan katanya bagus,aku suka
2021-09-01
0
Fitria Wati
keras Ken kamu harus usaha yang lebih kuat lagi
2021-08-19
0