20

Bibi May yang mendapatkan kabar dari Hera jika pernikahanya diajukan seminggu lagi cukup terkejut namun bahagia mendengar keponakan nya segera dipinang oleh pengusaha muda dan tampan.

Ya siapa yang menyangka jika Hellen gadis culun yang dulunya selalu dibully oleh teman teman nya kini hidupnya berubah lebih beruntung dari teman teman nya yang membully nya dulu.

Sedangkan itu Hellen yang sebentar lagi akan menikah malah terlihat murung.

"Apa yang sebenarnya kau pikirkan?" tanya Kevin pada Hellen dengan nada kesal melihat Hellen hanya diam tak bicara selama perjalanan pulang.

"Tidak ada." jawab Hellen yang kini matanya memandang keluar mobil.

"Aku tidak percaya." balas Kevin .

"Terserah." Hellen menjawab malas.

Mobil Kevin berhenti disebuah taman yang terdapat danau disana.

"Kenapa berhenti disini, bukan nya seharusnya kita kekantor?" tanya Hellen melihat Kevin menghentikan mobilnya ditaman .

"Kita tidak akan kekantor!"

"Oh, ya sudah pulang saja." balas Hellen malas.

"Apa kau merasa terbebani dengan pernikahan kita?" tanya Kevin.

"Aku tidak tau." jawab Hellen "Lalu kau? bukankah kau selalu bilang jika aku ini culun dan bukan tipe mu ??? lalu untuk apa kau menerima pernikahan ini?" tanya Hellen.

"Entahlah." jawab Kevin sambil menyandarkan kepalanya , membuat Hellen kesal mendengar jawaban santai Kevin.

"Apakah tidak ada jawaban selain itu??" tanya Hellen kesal.

''Kau sendiri tidak menjawab pertanyaanku, kenapa aku harus?" tanya Kevin .

"Dan sekali lagi kau menang." balas Hellen.

Hening sebentar...

"Aku hanya ingin membuat Bibi May bahagia" Hellen mulai berbicara.

"Maksudmu?"

"Ya, mungkin dengan aku menikah, Bibi May bisa sedikit lega, karena selama ini yang Bibi May khawatirkan jika aku tidak segera menikah." ungkap Hellena jujur.

"Kenapa kau bisa berkata seperti itu?" tanya Kevin.

"Apa kau tidak lihat penampilan culunku? mana ada pria yang mau dengan ku?" kata Hellen .

"Kau tau sendiri jika aku mau menerima perjodohan ini." balas Kevin.

"Aku tau kau terpaksa." kata Hellen.

"Ya aku memang terpaksa." jujur Kevin.

"Sudah kuduga." balas Hellen.

"Karena disini kita sama sama dipaksa , tidak bisakah kita biarkan segalanya mengalir saja?" tanya Kevin.

"Yaa.. sepertinya memang harus seperti itu." balas Hellen.

"Jadi jangan perlihatkan wajah murung mu itu lagi padaku, itu membuatmu kesal." kata Kevin dan Hellen hanya menatap Kevin jengah.

"Bukankah kau menyukai jika aku terlihat kesal?" tanya Hellen sinis.

"Tentu saja aku suka.... hahahaha." tawa Kevin kembali mengema didalam mobil membuat Hellen melirik kesal kearah Kevin.

"Berhentilah mengerjaiku." Hellen terlihat sebal.

"Hey, ayolah mengerjaimu membuatku sangat senang." kata Kevin masih tertawa.

"Terserah kau saja, tapi nanti jika kau sampai jatuh cinta padakku lihat saja." celetuk Hellen.

"Tidak masalah kan jika aku nanti jatuh cinta dengan mu, toh kita juga sudah menikah nanti." kata Kevin santai membuat Hellen terkejut.

"Sekali buaya tetaplah buaya." Hellen mengatakan lirih.

"Apa kau mengatakan sesuatu?" tanya Kevin .

Hellen tersenyum geli "Tentu saja tidak."

"Kau mau ke suatu tempat?" tanya Kevin.

"Jika iya apa kau akan mengajak ku kesana?" tanya Hellen.

"Tentu saja tidak hahaha." Kevin sambil menertawakan Hellen yang kembali kesal karena nya.

"Ya sudah pulang saja." Hellen kesal.

"Kau tak mau makan siang dulu?" tanya Kevin.

"Tidak ... "

"Kenapa?" tanya Kevin.

"Pasti kau tidak akan mengajakku makan siang kan?" kata Hellen menirukan gaya bicara Kevin dengan kesal dan terdengar suara Kevin yang tertawa keras.

"Aku akan mengajakmu makan siang jika kau memaksa." kata Kevin masih terkekeh.

"Tak perlu Pak, saya akan makan siang dirumah saja." kata Hellen formal.

"Jika begitu, lebih baik aku makan ditempatmu saja."

"Tidak... tidak boleh, aku tidak akan memasak jika Pak Kevin ikut makan siang dirumah."

"Ya sudah , lagi pula masakan mu juga tidak enak." celetuk Kevin.

"Apa? Bapak menghina sekali, saya ini koki terhebat dirumah , bahkan masakan Bibi May saja kalah." Hellen menyombongkan dirinya.

"Sayang nya aku tidak percaya itu." balas Kevin santai membuat Hellen melotot tak percaya.

"Aku makan dirumah kamu waktu itu kamu hanya masak mie instan itu saja keasinan."

"Baiklah, Aku akan membuktikan pada Bapak jika masakanku bisa membuat Bapak ketagihan."

"Baiklah kalau begitu, bagaimana jika masak diapartemen ku saja??" ajak Kevin.

"Tak masalah, tapi sebelum itu lebih baik kita belanja dulu di supermarket, karena aku yakin di apartemen mu pasti tak ada bahan makanan" kata Hellen.

"Hmm ya sudah." Kevin mulai melajukan mobilnya menuju supermarket terdekat dan memang benar jika Kevin tak pernah mengisi bahan makaanan dikulkas nya karena memang ia tak pernah memasak.

Hellen baru saja keluar dari supermarket dan membawa satu kantong besar belanjaan bahan bahan mentah.

"Kau yakin ingin memasak itu semua?" Tanya Kevin melihat sekantong belanjaan yang dibawa oleh Hellen.

"Tentu saja tidak, hanya persediaan jika sewaktu waktu kau menyuruhku memasak lagi." balas Hellen.

"Ucapan mu itu seolah olah kau senang memasak diapartemen ku dan berharap aku mengajakmu lagi?" kata Kevin yang membuat Hellen melotot.

"Apa? Tidak, ya sudah jika kau tak mau sisanya akan ku bawa pulang saja." kata Hellen gugup.

"Hahaha astaga kenapa kau harus segugup itu, aku hanya bercanda." kekeh Kevin menertawakan Hellen.

"Berhentilah mengerjaiku." Hellen kembali kesal.

"Tapi aku menyukainya." Kevin yang kini melajukan mobilnya.

Hellen memutar bola matanya malas, sudah tak ingin menanggapi ocehan Kevin yang menyebalkan.

Sesampainya diapartemen, Hellen menatap takjub Apartemen Kevin yang terlihat sangat rapi dan mewah.

"Kau menyukainya ???" tanya Kevin yang tak sengaja menatap wajah takjub Hellen.

"Tidak, biasa saja." balas Hellen dan Kevin hanya terkekeh.

"Dimana dapurnya?" tanya Hellen.

"Disebelah sana." Kevin menunjuk arah dapur, Hellen mengangguk dan segera menuju dapur.

Hellen membuka kulkas dua pintu milik Kevin dan cukup terkejut melihat isi kulkas yang hanya air mineral saja, tak ada apapun disana.

Segera Hellen menata semua bahan makanan yang baru ia beli ke kulkas dan sebagian ia masak.

"Lama sekali memasak mu." celetuk Kevin yang baru saja datang dan kini sudah berpakaian santai.

Hellen melotot tajam kearah Kevin, tentu saja Hellen kesal baru 10 menit ia memasuki dapur bisa bisanya Kevin mengatakan dirinya lama.

"Hahaha aku hanya bercanda.. kenapa kau selalu marah?" goda Kevin tertawa.

"Dan kenapa kau selalu menyebalkan!" balas Hellen kesal.

"Jangan terlalu membenciku, nanti kau bisa sangat mencintaiku." goda Kevin.

"Ya ya... terserah kau saja." Hellen cuek dan sibuk mengiris bawang bombay nya.

"Apa jangan jangan kau sudah mulai mencintaiku?" tanya Kevin.

"Tentu saja." jawab Hellen menghentikan aktifitasnya dan menatap Kevin lalu tersenyum.

"Benarkah?" .

Bersambung ...

Jangan lupa like vote dan komen...

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

astaga 🤦 ni knpa tikus dan kucing' selalu bertengkar ya🤦😄🤗

2024-04-13

3

Fitriani BadriRahman

Fitriani BadriRahman

ayo buat Hellen lebih tegas ke Kevin

2024-04-12

0

Komalasari Hidayat Prasodjo

Komalasari Hidayat Prasodjo

helen polos apa polos sih...bolak balik dikerjain masih aja masuk jebakan, katanya sekretaris pintar dan sat set...ya walaupun kalo urusan hati mah beda, tapi udah tau kelakuan bosnya begitu 🤦🏽‍♀️, kali kali lah bikin bosnya mati kutu sama helen

2024-03-21

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!