05

"Kakak kapan Nikah ???" tanya Nia lagi sedikit memaksa.

"Masih belum kepikiran..." jawab Kevin santai.

"Yaa ampun Kakak... Kakak itu udah Tua, harusnya mikir kapan Nikah, trus punya anak ... lah ini malah santai banget." Nia terdengae meledek.

"Ahh tau lah... kamu kalau cuma mau bahas masalah nikah mendingan keluar deh, bikin nggak mood tau nggak!" kesal Kevin.

"Ngambek... !!! Kalau kak Kevin nggak segera nikah aku bakal bilang sama Mama biar dijodohin sama anak temen nya Mama!" ancam Nia membuat Kevin semakin sebal.

"Awas kamu sampai bilang , Kakak bakalan cabut semua fasilitas kamu!" Kevin ikut adiknya itu.

"Engga takut, aku kan sekarang udah punya penghasilan sendiri!" balas Nia menjulurkan lidah dan pergi dari sana sebelum Kevin mulai menyiksanya nanti .

"Dasar adik sialann" gerutu kevin kesal.

Jangan ...jangan sampai ia dijodohkan, Kevin benar benar tak bisa membayangkan jika ia sampai dijodohkan kemudian menikah dan memiliki anak, ohh tidak hanya mendengar tangis bayi saja Kevin tak sanggup rasanya, Kevin menjadi kesal sendiri melihat sikap Adiknya yang kadang menjengkelkan namun ia juga sangat menyanyanggi Adiknya itu.

...

Hari senin adalah hari yang paling malas seseorang untuk beraktifitas tak terkecuali bagi Hellen yang sebenarnya tak tega ingin meninggalkan Bibi May namun Bibi may terus saja memaksanya untuk berangkat kerja.

"Bibi yakin tidak apa apa jika Hellen tinggal?" tanya Hellen dengan raut wajah khawatir.

"Tidak apa apa Hellen, Bibi sudah baik baik saja, lebih baik kamu segera berkemas dan berangkat sebelum terlambat!" perintah Bibi May.

"Tapi Hellen khawatir dengan Bibi, bagaimana jika terjadi sesuatu lagi?" tanya Hellen.

"Tidak Hellen, aku sudah baik baik saja bahkan seharusnya aku pulang saja hari ini" jawab Bibi May merajuk.

"Tidak Bibi... sebelum dokter yang mengijikan pulang aku tak akan membiarkan Bibi May pulang" Tukas Hellen tegas .

"Baiklah baiklah... tapi kamu berangkatlah bekerja Bibi benar benar sudah tidak apa apa." kata Bibi Meyakinkan.

"Baikah Bibi aku berangkat dan jika Bibi membutuhkan sesuatu tekan tombol hijau ini agar Suster segera datang dan bisa membantu Bibi," ucap Hellen kembali meletakan tombol hijau disamping Bibi May.

"Iya iya sudahlah berangkat saja sana, lama lama kau ini bawel sekali!" kata Bibi May pura pura kesal membuat Hellen terkekeh.

"Ya sudah Bibi, Hellen berangkat dulu ya.. Daa Bibi!" pamit Hellen yang hanya diangguki oleh Bibi May.

Bibi May benar benar tak menyangka hellen nya sudah berubah menjadi dewasa, gadis kecil yang dulu sering merenggek minta dibelikan coklat dan menangis karena ia marahi sekarang bisa sedewasa itu dan yang jelas bisa perhatian sekali dengan nya .

Sungguh Bibi May sangat beruntung memiliki keponakan seperti Hellen.

Hellen membuka pintu rumahnya, jalanan masih gelap dan dingin karena masih pukul 5 pagi.

Segera menyalakan kompor Hellen memasak air untuk membuat susu hangat tak lupa ia membuat omlete untuk sarapan sebelum Ia pergi mandi.

Selesai mandi Hellen nampak melihat dirinya dicermin, Apa aku harus merubah penampilan ku??" batin Hellen .

Apa rambutku aku potong pendek saja?? batin Hellen lagi.

Hellen kemudian mengambil gunting untuk memotong rambutnya sendiri karena sudah menjadi kebiasaan Hellen memotong rambutnya sendiri untuk lebih menghemat pengeluaran.

Selesai dipotong sebahu , Hellen menyalakann hairdryer untuk mengeringkan rambutnya sekaligus membuat rambut pendek nya itu agar sedikit rapi. Setelah kering Hellen mengambil sedikit rambutnya ditengah kemudian ia kuncir dan selesai dengan Rambut, Hellen mengenakan bedak tipis dan lipbalm , kaca mata yang ia pake bukan kaca mata kuda lagi namun kaca mata bulat yang menjadi tren sekarang, sebenarnya sudh lama ia membelinya namun ia masih ragu untuk menggunakan nya dan kali ini ia pakai kaca mata itu.

Daan Taraaa... Hellen melihat dirinya dicermin senyum senyum sendiri.

Benar kata dokter Diego ternyata aku masih imut batin Hellen kemudian tertawa senang.

Hellen keluar dari kamarnya dan masih pukul 7 pagi, ia menyempatkan sarapan dulu agar ia kuat menghadapi atasanya yang menyebalkan itu.

Hellen mengunci pintu rumah serta gerbang rumahnya setelah itu segera ia menyalakam mesin montor dan melaju menuju kantor tempat ia mencari nafkah.

Sesampainya dikantor , Hellen melihat di kaca spion sambil membenarkan riasanya takut berantakan, Jujur sebenarnya Hellen gugup kali pertama ia berubah penampilan namun ia mencoba tetap percaya diri.

Jika saja Hellen tidak bertemu dengan Diego mungkin dirinya juga tak akan merubah penampilan nya , diego memang membaawa pengaruh penting dihidupnya sejak dulu.

"Hellen... benarkan itu kamu?" sapa Tika salah satu rekan dikantor yang terkejut dengan perubahan Hellen.

"Bagaimana?? terlihat aneh yaa?!" tanya Hellen malu malu.

"Tidak! kamu cantik, cantik sekali, aku terkejut !! aku pikir ada anak baru lagi" kata Tika dengan nada kagum membuat Hellen merona pipinya.

"Ya ampun ...kenapa.sih nggak dari dulu aja ngikutin sarannku buat Dandan, tapi harusnya kamu pakai baju kayak aku pasti tambah keren deh ??" kata Tika sambil memamerkan model bajunya dress pendek tanpa lengan dan mengenakan blazer .

"Aku juga baru nyoba kok, tapi kalau masalah baju aku masih belum yakin." jelas Hellen.

"Sumpah... elo itu cantik parahh besok besok kita harus shoping beli baju yang cocok sama muka imut elo ini." aja Tika.

"Udah ah udah... Gue jadi malu sendiri malahan kalau elo puji trus."

"Ya karena emang gue serius."

Kini Tika dan Hellen berjalan memasuki kantor.

Dari lantai bawah sampai lantai atas semua mata memandang Hellen kagum meskipun hanya kaca mata dan rambut saja yang berubah sedangkan baju Hellen masih sama seperti biasanya namun semuanya orang masih memandangi tak percaya jika itu benar benar Hellen sekertaris Culun nya pak boss.

Sedangkan Hellen malah merasa tak enak karena merasa jadi pusat perhatian padahal biasanya jangankan menjadi pusat perhatian kadang menenggok saja malas.

Hellen sedikit lega bisa terlepas dari padangan orang orang kantor karena sekarang ia sudah berada diruanganya.

Segera Hellen memulai pekerjaannya dan membereskan data data yang berantakan sebelum boss nya itu melihat dan akan mengomel padanya sungguh membuat mood Hellen akan turun pagi pagi begini .

Selesai membereskan, Hellen segera menginput data dan melihat jadwal pekerjaan bossnya hari ini agar ia bisa segera memberikan pada pak Kevin.

Hellen berjalan menuju ruangan Kevin dengan membawa data jadwal pekerjaan pak Kevin hari ini.

Ia mengetuk pintu namun tak ada jawaban seperti biasa Hellen membuka pintu ruangan Pak Kevin dan melihat pria itu sibuk berkutat dengan laptopnya sepagi ini.

"Pagi pak... saya ingin membacakan jadwal bapak hari ini." kata Hellen sambil membawa sebuah map.

Terlihat Kevin mendongak dan terlihat seperti terkejut melihat Hellen , Kevin memandang Hellen membuat Hellen gugup.

Dia pasti akan mengomentari penampilanku, dasar menyebalkan batin Hellen.

Bersambung....

jangan lupa like vote dan komen...

Terpopuler

Comments

Zila Aziz

Zila Aziz

Org cantik selalu menutupi kecantikan nya

2024-04-18

2

Firman Firman

Firman Firman

kmu cantik Hellen 😄🤭

2024-04-12

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

Kevin terkejut 😁

2024-03-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!