Bertemu Nyonya Lyra

Aku masih menangis dibawah kaki Mas Izham, tubuh kami sama-sama basah kuyup diguyur hujan yang lumayan deras tapi aku tak menghiraukannya. Aku masih mencerna kata-kata yang keluar dari mulut orang yang paling ku sayangi dengan segenap jiwa, bukan hal mudah bertahan dengan posisi ku sekarang, harus berbagi suami dan tidak mendapat keadilan. Tapi semua harus berhenti disini, saat ini, dengan miris.

"Pergi kamu!!"

Bentakan Mas Izham membuyarkan lamunan ku. Aku tersadar kembali kedunia nyata ku, dunia yang begitu kejam bagiku.

"Mas, teganya kamu mengucap talak tiga untukku!" Aku berganti memandang kearah Mas Izham, dengan sesekali menyeka guyuran air hujan yang jatuh diwajahku.

Mas Izham tidak bersuara dan tidak menjawab hanya diam mematung, sorot matanya juga memandang kearah ku.

Aku ambil tas pakaian yang tergeletak disamping tongkatku. Susah payah aku berdiri, badanku terasa sangat lemas.

Aku berdiri tepat didepan Mas Izham.

"Baik, jika itu sudah menjadi keputusan mu, Mas. Mungkin hanya sampai disini kita berjodoh. Terima kasih, untuk waktu indah yang kamu luangkan untukku, meski banyak juga luka yang kamu berikan. Semoga kamu bahagia."

Setelah mengatakan itu aku mengangkat tas jinjing ku. Sebelum melangkah aku menengok kearah Mas Izham dia menundukkan pandanganya. Di samping pintu Mira sedang memandangku dengan senyum kemenangannya.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa, dalam hati aku yakin Tuhan akan memberi keadilan dan akan menunjukkan kebenaran suatu saat nanti.

Aku mulai meninggalkan halaman rumah itu.

Berjalan tak tentu arah, yang terpenting aku menjauh dari rumah yang penuh kenangan buruk dan menyakitkan.

Sudah semakin jauh aku berjalan, hujan masih turun namun sudah tak sederas tadi.

Aku berjalan gontai fikiran ku entah kemana, hingga dijalan yang meski hujan, tapi masih tetap banyak mobil yang melintas.

Aku berjalan sambil melamun sampai tak sadar aku sudah berada ditengah-tengah jalan raya.

tiiiiinnnnnn,,,,

Brakk,,

"Astaga,,, ada apa, pak Joko?" wanita paruh baya bertanya pada sopir pribadinya. Wanita paruh baya itu bisa merasakan bahwa mobil yang ditumpangi itu sudah menabrak sesuatu.

"Sepertinya saya menabrak seseorang, Nya!" jawabnya panik.

"Ya Tuhan, ayo kita turun dan lihat orang itu." kata seorang wanita paruh baya.

Sang sopir pribadi langsung turun dan mengambil payung yang disimpan dibagasi belakang. Dia membuka pintu mobil belakang dan bersiap memegangi payung itu untuk majikannya.

Wanita paruh baya itu terpaksa turun, high heels mahalnya harus rela menapaki jalan beraspal yang penuh genangan air.

Dia terkejut seorang wanita pingsan didepan mobilnya.

"Ya ampun, cepat angkat wanita ini dan kita bawa ke rumah sakit sekarang!!" wanita paruh baya menyuruh sopir pribadinya untuk mengangkat wanita itu kedalam mobil. Ia juga panik melihat perempuan pingsan dan ada darah keluar dari samping pelipisnya.

"Ta,,pi Nyoya, kita 'kan baru pulang dari rumah sakit. Apa perlu kita kembali lagi."

"Nyawa wanita ini lebih penting, Pak. Cepat!!" wanita paruh baya sedikit membentak sopir itu.

"Baik, Nya." sopir itu langsung mengangkat tubuh Kei dan memasukkannya dikursi belakang.

Sopir itu kembali melajukan mobilnya menuju kerumah sakit.

"Lebih cepet lagi pak, darahnya semakin banyak."

"Iya, Nyonya."

Dan dua puluh menit, mereka sampai dipelataran rumah sakit. Pak Joko, sopir tadi mengangkat tubuh Kei, membawanya masuk kedalam rumah sakit. Beberapa perawat sigap membawa brankar. Dan tubuh Kei ditidurkan diatas brankar itu lalu perawat membawanya keruang UGD.

Wanita paruh baya itu bernama Nyonya Lyra. Dia menunggu Kei didepan ruang rawat dan duduk dikursi tunggu.

Pak Joko kembali kemobil dan mengambil sebuah jaket untuk Nyonya Lyra.

"Ini Nyonya, pakailah jaket ini. Baju anda basah nanti bisa sakit." kata pak Joko.

"Iya, terima kasih, Pak"

Menunggu beberapa saat, Dokter yang menangani Kei keluar dari ruangan itu.

"Bagaimana Dok? apa dia baik-baik saja?"

"Pasien baik-baik saja, Buk. Sekarang masih belum sadar karna masih dalam pengaruh obat bius.

Baik, saya permisi dan kalau ada apa-apa bisa hubungi kami."

"Iya, terima kasih Dok."

Dokter itu mulai berlalu pergi, Nyonya Lyra masuk kedalam ruangan.

Dia mendekati Kei masih belum sadarkan diri.

Nyonya Lyra mengamati wajah Kei yang terlihat pucat dan terdapat luka bekas cakaran kuku, membuat Nyonya Lyra merasa aneh dan bingung.

"Permisi Nyonya, sudah sangat larut malam mari saya antar anda pulang."

"Baiklah kita pulang sekarang."

'Mudah-mudahan kamu baik-baik saja, besok tante akan kembali kesini.' batin Nyonya Lyra.

Setelah itu, Nyonya Lyra meninggalkan rumah sakit dan memutuskan untuk pulang, karna seharian dirumah sakit membuatnya lelah. Setiap hari Nyonya Lyra memang datang kerumah sakit untuk menemani anaknya yang juga dirawat karna menderita penyakit gagal ginjal dan sekarang sedang membutuhkan pendonor ginjal. Meski sudah menyebar kertas pengumuman tapi masih belum ada yang menghubungi. Padahal Nyonya Lyra akan memberi imbalan yang sangat besar bagi siapa saja yang mau mendonorkan ginjal untuk anaknya.

Kendra Kenichi putra pertama dari pasangan Tuan Hiro Kenichi dan Nyonya Lyra. Tuan Hiro berasal dari Jepang dan Nyonya Lyra asli orang Indonesia. Dari pernikahan itu mereka mempunyai 2 orang putra yaitu Kendra Kenichi dan Rayden Kenichi.

Satu tahun yang lalu, Tuan Hiro pergi untuk selamanya karna penyakit Kanker yang dideritanya. Kendra putra pertama mereka lah yang menggantikan dunia bisnis sang Ayah.

Taisei Comporation perusahan besar yang saat ini merajai dunia bisnis. Taisei Comporation lebih berkembang cepat setelah berganti kepemimpinan. Tuan Ken, begitu kejam dalam memimpin perusahaan. Para karyawan lebih berhati-hati dan disiplin dalam bekerja, karna Tuan Ken tak mau melihat kesalahan sedikit pun.

Namun saat ini, Tuan tajam itu sedang lemah tak berdaya karna penyakit yang diderita. Sekertaris Lee, sekertaris pribadi yang menggantikan posisi Kendra untuk mengurus perusahaan sampai Tuan Ken benar-benar sembuh.

 

Nyonya Lyra masih menikmati sarapan pagi bersama putra keduanya. Ray yang sudah 5 hari tinggal dirumah orang tuanya karna libur kuliah.

"Hari ini Mami mau kerumah sakit lagi?" tanya Ray.

"Iya, Mami harus menemani Kakak mu, dan melihat kondisi wanita itu."

"Wanita? wanita siapa yang Mami maksut?" tanya Ray lagi.

"Tadi malam saat pulang dari rumah sakit, pak Joko tidak sengaja menabrak seorang wanita. Dan Mami membawanya kerumah sakit yang sama, dimana Kakak mu juga dirawat." terang Nyonya Lyra.

"Apa wanita itu mengalami luka yang parah, Mi?"

"Tidak terlalu parah, tapi saat Mami tinggal pulang semalam dia masih belum sadar, karna mengalami benturan di kepala."

"Kamu, tidak mau ikut Mami kerumah sakit? dari hari kepulangan mu dari Tokyo, kamu baru sekali menjenguk Kakak mu!" tanya Nyonya Lyra.

"Iya sih, boleh deh aku ikut Mami sebentar buat jenguk Kak Ken, sebelum aku kembali ke Tokyo." jawab Ray.

Setelah menyelesaikan sarapan pagi, Nyonya Lyra dan Ray pergi kerumah sakit, Nyonya Lyra selalu membawa makanan dari rumahnya, karna Ken tidak mau makan makanan dari rumah sakit yang rasanya hambar.

Sampai dirumah sakit, Nyonya Lyra dan Ray menuju keruang rawat Ken terlebih dahulu, untuk memberikan makanan itu.

"Ken, kamu sudah bangun?" Nyonya Lyra mendekati putranya.

"Sudah, Mi." jawab Ken singkat, dia memang irit bicara tidak seperti Ray yang cenderung lebih bawel.

"Mami sudah bawakan makanan kesukaanmu. Ayo, sarapan dulu."

"Aku tidak berselera, Mi. Nanti saja taruh makanan itu dimeja."

"Kalau kamu seperti ini kapan kamu bisa cepat sembuh, Ken!" kata Nyonya Lyra.

"Ken memang tidak akan sembuh Mi, biar Ken seperti ini. Ini lebih baik, dan Ken akan segera menyusul Oliv." jawab Ken tak bersemangat.

Olive adalah istri Ken yang sudah meninggal 7 bulan yang lalu. Ken dan Olive mengalami kecelakaan yang mengakibatkan istri dan calon buah hatinya itu pergi untuk selamanya.

Ken sangat terpukul dengan kejadian itu, terpuruk hampir 2 bulan. Dan disaat, Ken sudah kembali melihat dunia luar. Dia harus menerima kenyataan pahit dengan penyakit yang dideritanya.

"Ken, Mami benci mendengan kamu mengatakan itu. Olive juga pasti akan sedih melihat kamu putus asa seperti ini."

"Yang dikatakan Mami benar, Kak. Kakak harus semangat untuk sembuh." Ray menyahut pembicaraan.

Ken tidak menjawab dan hanya melirik kearah Ray saja.

"Ray, kamu temani kakak kamu dulu, Mami akan melihat kondisi wanita itu."

"Iya, Mi" jawab Ray.

"Wanita siapa, Mi?" suara Ken bertanya.

"Semalam, pak Joko menabrak seorang wanita dan Mami membawanya kerumah sakit ini juga." terang Nyonya Lyra.

Ken diam, sudah tak bertanya lagi.

 

Kei baru sadar sejak semalam.

"Aku dimana?" dia bingung, dan mengamati sekitar. 'Seperti dirumah sakit' gumamnya.

Kei beranjak ingin duduk,

'sstt, au!' tangannya reflek memegang kepala yang terasa sangat sakit.

Sekilas kejadian semalam teringat kembali.

'Siapa yang sudah menolongku dan membawaku kerumah sakit?' dia sama sekali tidak tahu siapa yang membawanya kerumah sakit karna sudah tak sadarkan diri.

'Aku, aku harus pergi dari sini. Bagaimana nanti aku bisa membayar biaya rumah sakit, aku tidak punya uang sama sekali'

Dengan pelan-pelan Kei mendudukan tubuhnya, kakinya mulai menyentuh keramik rumah sakit. Saat ingin mencabut jarum infus yang menusuk tangan kirinya, tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Kei langsung mengalihkan pandangannya.

'Ibu itu?' batin Kei.

"Selamat pagi, Nak." sapa Nyonya Lyra ramah.

"Pa,pagi Buk?" jawab Kei.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Saya tidak apa-apa, Buk."

Kei melihat sekitar ruangan, matanya mencari tongkat yang biasa dia gunakan.

"Kamu mencari sesuatu?" tanya Nyonya Lyra yang melihat Kei seperti kebingungan mencari sesuatu.

"Saya mencari tongkat alat bantu saya berjalan, Buk"

"Maaf, mungkin semalam tertinggal dijalan. Karna khawatir Saya sampai lupa membawanya." Nyonya Lyra merasa bersalah.

Dan Kei merasa sedih, jika tidak ada tongkat itu dia akan sangat kesusahan untuk berjalan dengan satu kaki. Dengan keadaan saat ini yang tak sepeserpun punya uang.

Nyonya Lyra mendekati Kei.

"Kamu tenang, nanti saya akan membelikan yang baru untukmu."

"Tidak, tidak usah, Buk. Saya masih bisa berjalan dengan bertumpu pada satu kaki saya. Besok kalau saya sudah punya uang, biar saya beli sendiri." Kei menolak karna tak mau merepotkan orang lain.

"Tidak apa-apa, itu sebagai salah satu tanggung jawab saya. Dan maaf semalam sopir saya sudah menabrak kamu, sampai kamu harus dirawat."

"Semalam juga salah saya, Buk. Karna saya melamun dijalan."

"O,, ya, nama kamu siapa?" tanya Nyonya Lyra.

"Kei, Buk."

"Perkenalkan nama Ibu Lyra, jangan panggil saya Ibu, panggil saja Tante."

"Baiklah, Tan,,te." jawan Kei kaku.

"Maaf Tante, saya sudah baik-baik saja. Biar saya pulang saja." pamit Kei.

"Loh, kenapa? keadaan kamu masih seperti ini kamu harus dirawat sampai sembuh!" kata Nyonya Lyra.

Kei tidak menjawab, dia hanya menunduk bingung harus mengatakan alasannya. Dia merasa tidak enak jika harus jujur tentang biaya rumah sakit. Tapi Nyonya Lyra paham apa yang ada didalam fikiran Kei.

"Nak, tenang saja. Biaya rumah sakit ini sudah Tante bayar hingga kamu sembuh. Kamu sudah tidak usah khawatir." jelas Nyonya Lyra.

"Tapi Tante, saya merepotkan Tante." jawab Kei tak enak hati.

"Tidak, seperti yang sudah Tante katakan tadi, ini sebagai bentuk pertanggung jawaban Tante pada mu, jadi kamu tidak perlu merasa tidak enak hati."

"Terima kasih banyak, Tante. Tante sudah berbaik hati menolong saya." ucap Kei.

"Sama-sama." jawab Nyonya Lyra.

"Memang kamu tinggal dimana?" tanya Nyonya Lyra.

Kei kembali bingung dengan pertanyaan Nyonya Lyra, dia tidak mau dikasihani orang lain dengan keadaannya yang sekarang.

"Kok melamun?" tanya Nyonya Lyra lagi, dilihat wajah Kei yang penuh kesedihan.

Kei menghembuskan nafas pelan.

"Sebenarnya saya tidak punya tempat tinggal dan tidak punya tujuan. Saya ingin pulang ke desa tapi sama sekali tidak ada uang." jawab Kei sedih, rasanya dia terpaksa menceritakan sedikit beban hatinya.

"Memang sebelum ini kamu tinggal bersama siapa?" Nyonya Lyra penasaran.

Kei menunduk dan meneteskan air mata, teringat kembali kejadian tadi malam.

Nyonya Lyra mengelus bahu Kei untuk menenangkan.

"Semalam saya diusir oleh suami saya, dia menalak saya dan mengusir saya dari kontrakan yang kami tinggali bersama. Dia lebih memilih istri sirihnya dibanding saya istri sahnya." Kei, tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kejadian semalam.

Nyonya Lyra membimbing Kei kepelukannya. Nyonya Lyra merasa sangat kasihan dengan apa yang dialami oleh Kei.

"Lelaki macam apa yang tega mengusir seorang wanita malam-malam begitu!!" Nyonya Lyra terlihat emosi mendengar cerita Kei barusan.

"Apa didesa kamu masih punya orang tua?"

"Tidak Tante, orang tua saya sudah tidak ada, saya juga bingung disini sama sekali tidak kenal dengan siapapun."

"Bagaimana kalau kamu tinggal dirumah Tante saja."

"Tidak, tidak usah Tante, nanti saya malah merepotkan keluarga, Tante." Kei menolak tawaran Nyonya Lyra.

"Tidak apa-apa, kamu bisa bekerja merawat anak saya yang sedang sakit."

"Tante akan memberikan kamu gaji yang lumayan, kalau kamu mau"

"Benarkan, Tante?"

"Iya."

"Tapi,,,"

"Tapi apa?"

"Tapi apa saya bisa merawat anak Tante, sedang keadaan saya saja seperti ini." sedih Kei.

"Tante yakin kamu pasti bisa." Nyonya Lyra memberi semangat kepada Kei dan tersenyum ramah.

Dalam hati Kei sangat bersyukur bisa bertemu orang sebaik Tante Lyra.

Kei sangat berterima kasih kepada Tante Lyra yang sangat baik hati.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

orang baik, pasti akan bertemu orang baik juga.

2022-08-30

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Aamiin...

2022-08-30

0

Siti Sri Wahyuni

Siti Sri Wahyuni

mampir

2022-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 Sah. (Pernikahan dengan mas Izham.)
2 Melamar Pekerjaan Di Jakarta.
3 Sikap Ibu Mertua
4 Menyusul Ke Ibu Kota
5 Fakta Yang Mengejutkan Dan Menyakitkan.
6 Bertengkar Dengan Mira
7 Suara Hati Yang Tersakiti
8 Selalu Direndahkan.
9 Keberadaan Ku Selalu Direndahkan.
10 Hinaan dari Ibu Mertua.
11 Aku ingin Menyerah.
12 Tamparan Dari Mas Izham.
13 Talak Tiga. (Tragedi Malam Pengusiran)
14 Bertemu Nyonya Lyra
15 episode 15 Donor ginjal
16 Hinaan Tuan Ken.
17 Pengumuman.
18 Hari biasa.
19 Siapa pendonor ginjal itu.
20 Perintah untuk bekerja di perusahaan.
21 Berangkat ke kantor.
22 Bertemu di Kantor.
23 Permintaan yang mengejutkan.
24 Pernikahan singkat.
25 Serangan mendadak.
26 Menginginkan Malaikat Kecil.
27 Serangan kedua.
28 Meminta Hak.
29 Tanda kemerahan
30 Bibirmu, canduku.
31 Bertemu teman lama.
32 Tamparan dari Mira.
33 Sikap Tuan Ken Yang Berubah.
34 Pulang Terlambat.
35 Pemeriksaan Di Rumah Sakit.
36 Operasi.
37 Ken Yang Jahil.
38 Tuan Ken Mulai Posesif.
39 Semua-semua ada pasalnya.
40 Bercanda itu menyenangkan.
41 Kembali Bekerja DiKantor.
42 Membuat Tercengang.
43 Perminta Ma'afan Izham.
44 Tuan Ken marah.
45 Larangan Pertama.
46 Rutinitas Biasa Dipagi Hari.
47 Permintaan Izham.
48 Tuan Ken Yang Curiga.
49 Pertengkaran Kedua Dengan Mira.
50 Pengakuan Yang Mengejutkan Dari Tuan Ken.
51 Menghadapi Sikap Over Protective Tuan Ken.
52 Menemui Mira DiKantor Polisi.
53 Saling Menyalahkan Diri Sendiri.
54 Menceritakan Masalalu dan Ketidaksempurnaan.
55 Izin Untuk Berjalan-jalan.
56 Tiba-tiba Datang.
57 Senyum Sekretaris Lee.
58 Menghantarkan Pulang.
59 Tatapan Yang Mendebarkan.
60 Mengunjungi Mira.
61 Pergi, Ingin Menenangkan Pikiran.
62 Kemarahan Tuan Ken.
63 Mendatangi Kontrakan Izham.
64 Mencari.
65 Mendatangi Rumah Dewi
66 Tuan Ken dan Tristan berkelahi.
67 Sama-Sama Mendapat Perawatan.
68 Pemeriksaan Kondisi Kei.
69 Hasil Pemeriksaan.
70 Mengatakan Kebenaran.
71 Saling Mengerjai.
72 Membuat Makanan Untuk Sekretaris Lee.
73 Gara-gara Cicak.
74 Pengagum Tuan Ken.
75 Keputusan Yang Mengejutkan.
76 Kejutan Yang Tak Terduga.
77 Mengungkapkan Isi Hati.
78 Aturan Yang Membuat Frustasi.
79 Pasrah.
80 Makan Malam Yang Terciduk.
81 Makan Malam Bersama.
82 Viona Hanyalah Adik dan Teman.
83 Tuan Ken Yang Panik.
84 Kepanikan Yang Berlanjut.
85 Hamil Muda.
86 Mendandani Tuan Ken.
87 Masakan Nasi Goreng, Perdana Tuan Ken.
88 Nasi Goreng Sianida.
89 Penampilan Yang Seperti Anabel.
90 Lamaran Diterima.
91 Martabak Isi Kacang Hijau.
92 Memberitahu Pernikahan Lee.
93 Mengembalikan Ciuman.
94 Mood yang berubah-ubah (Menyebalkan)
95 Periksa Kandungan.
96 Keluhan Tuan Ken.
97 Pengantinnya Ada 2.
98 Gaya Aneh.
99 Berkunjung Ke Desa.
100 Di Makam.
101 Bude Parmi Vs Tuan Ken.
102 Kekayaan Tuan Ken.
103 Mengejutkan.
104 Kejahatan Dibalas Dengan Kebaikan.
105 Sebuah Kebaikan.
106 Bercanda.
107 Kepulangan Rayden.
108 Acara Tujuh Bulanan di Panti Asuhan.
109 Pingsan.
110 Dalam Kondisi Lemah.
111 Masih Sama.
112 Ikan Asin.
113 Kondisi Semakin Menurun.
114 Melegakan.
115 Sadar.
116 Jangan Tinggalkan Aku.
117 Gerah.
118 Siomay.
119 Pengganti Peran Ayah.
120 Dulu Dingin Sekarang Menjadi Hangat.
121 Raja Bisnis.
122 Bersahabat Kembali.
123 Kau Akan Baik-Baik Saja, Sweety.
124 Ingin Menghirup Udara Segar.
125 Kebenaran Mira yang baru terungkap.
126 Penyesalan.
127 Cemburu.
128 Kebenaran Terungkap
129 Adil atau tidak adil.
130 Dialah Sultannya.
131 Tengah Malam.
132 Kontraksi Palsu.
133 Menunggu Pembukaan
134 Akhir Sebuah Perjuangan.
135 Baby Boy
136 Menunggu Sampai Sadar
137 Kebahagiaan Yang Lengkap.
138 Akio Ryuga Kenichi.
139 42Hari
140 Sarang Burung Yang Digunting
141 Tikus dan Lubangnya.
142 Pulang Kerumah
143 Sekretaris Baru
144 Jadwal Peninjauan.
145 Menu Makanan
146 Tergoda atau tidak?
147 Pulang
148 Percaya pada Siapa?
149 Bumerang
150 Penyelesaian
151 Kei Marah
152 Merindukan Suami
153 Pot Bunga Yang Tak Berdosa
154 Kejutan Part 1
155 Kejutan Part 2 (Dimanakah keadilan)
156 Pengganggu
157 Pagi Menegangkan
158 Ketahuan Ada Kecoa Besar
159 Dia Kembali
160 Pintar Membalikkan Fakta
161 Nyaris
162 Menenangkan
163 Merasa Kecewa
164 Dalam Bahaya
165 Terbongkar
166 Menunggu Sampai Sadar
167 Masa lalu akan digantikan dengan masa depan
168 Maafkan Aku
169 Do'a di Bawah Langit Jingga
170 Merubah Panggilan
171 Tidak Sama
172 Sama Saja 42 Hari
173 Keluh Kesah
174 Jiwa Posesif yang Kambuh
175 Obrolan Singkat di Lorong Rumah Sakit
176 Mengingat Masa Itu
177 Lelah Dengan Sikap Yang Terlalu Over
178 Tuan Ken Tidak Pernah Salah
179 Kau Adalah Ratuku
180 Berjalan-jalan di Taman
181 Menjelang Sidang
182 Jalannya Sidang
183 Pelukan Hangat
184 Meminta Jatah
185 Pijat Plus-plus
186 Gara-gara Game
187 Pulang ke Rumah
188 Berjalan-jalan
189 Berlalunya Waktu
190 Kio yang Manja
191 Undangan Dari Tristan
192 Berkunjung ke rumah Lee
193 Mulai Seperti Anak Kecil
194 Dua duanya seperti anak kecil
195 Seperti penggrebekan
196 Memundurkan jadwal
197 Jangan-jangan
198 Menghadiri pernikahan Tristan
199 Masih tetap menyalahkan
200 Tidur dilantai.
201 Perbincangan tidak jelas
202 Berdiri diemperan toko
203 Enak
204 Sakit perut
205 Kei Pingsan
206 Menyusul ke Rumah Sakit
207 Hamil yang kedua
208 Situasi yang membingungkan
209 Hilang
210 Kegaduhan
211 Mencari Kio
212 Kei ingin mencari Kio
213 Kio kembali
214 Kembalinya sebuah hubungan
215 Rangkuman cerita
216 Ditaman
217 Operasi Caesar
218 Tidak masuk akal
219 Lahirnya putri kecil
220 Membuka mata
221 Menjadi wanita beruntung
222 Kyunara Almera Kenichi (End)
223 Pulang Kerumah
224 Ray dan Viona sudah datang
225 Obrolan keluarga Lee
226 Tertawa bersama
227 Foto usang
228 Kisah bertahun-tahun lalu
229 Dugaan mengarah pada si samsak hidup
230 Menceritakan pada Kei
231 Berbincang dengan Lee
232 Rencana mencari ke panti asuhan
233 Sebelum berangkat ke kantor
234 Obrolan pagi
235 Datang ke panti asuhan
236 Tidak mendapat hasil
237 Belum menemukan
238 Kapan sarangmu akan sembuh?
239 Rencana
240 Ulang tahun perusahaan
241 Kemarahan
242 Kemarahan 2
243 Hingga semua menghitam
244 Penyelamatan
245 Si Koi
246 Penasaran dengan pengabdian Lee
247 Sedikit bercerita tentang si Koi
248 Di pindah ke ruang rawat
249 Pengumuman 1
250 Keluarga Lee yang harmonis
251 Beban yang semakin berat
252 Sepenggal cerita yang tersimpan
253 Penuh pertanyaan
254 Menceritakan masa lalu. Bagian 1
255 Menceritakan masa lalu. Bagian 2
256 Menceritakan masa lalu. Bagian 3
257 Jangan menahan rindu, rindu itu berat
258 Anak kecil belum memiliki prinsip
259 Akhirnya...
260 Penolakan
261 Kesedihan yang menyayat
262 Dirumah saja
263 Kio lebih diam
264 Membutuhkan waktu
265 Ujian berat
266 Permintaan sederhana tapi menyayat hati
267 Kapankah ujian berat ini berakhir?
268 Sembunyi
269 Tidak bisa mengingat
270 Sehancur hancurnya
271 Belum tau kemana tempat tujuan
272 Tinggal di Apartemen
273 Ingin melupakan
274 Perjalanan waktu
275 Mengingat juga terkejut
276 Mencari di Apartemen
277 Bertanya pada supir taksi
278 Menyusul
279 Tebusan mahal untuk kesalahan yang tidak disengaja
280 Hati kecil tidak bisa dipaksa
281 Sedikit hiburan
282 Masih harus bersabar
283 Acara disekolah Kio
284 Akhir Yang Bahagia (END)
285 Ucapan Terima kasih untuk Readers
286 Pengumuman Novel Anget, Baru Rilis
287 Kisah Kio dan Zee
288 (Babak Baru) Pemuda dengan Sejuta Pesona
289 Khanayya Rumi Sahila
290 Berlebihan
291 Menjadi Rumit
292 Anak baru dan pria super cuek
293 Dia lagi
294 Gelora Panas
295 Dijodohkan
296 Ragu
297 Apa Aku Pantas Mendapat Cinta Zee?
298 Semoga semua lancar
299 Bukan Waktu yang Tepat
300 Satu Bulan Berlalu
301 Aneh
302 Mengembalikan Dompet
303 Tamu Bulanan
304 Wisuda dan Keadaan yang Mengejutkan
305 Pelik dan Buntu
306 Permohonan Maaf dari Author (Pengumuman)
307 Pesan
308 Masih Terselamatkan
309 Kamu?!
310 Bentuk Tanggung Jawab
311 Mengatakan
312 Calon Anak Kalian?
313 Menjatuhkan Ke Dasar Jurang
314 Membuat Kecewa Semua Orang
315 Ingin Bertemu
316 Kamu?
317 Restu
318 Tidak Mau di Sini.
319 Ini juga sulit bagiku.
320 Gelisahnya Kei
321 Mudah Panik
322 Janji
323 Suatu saat nanti kembali saja dengannya.
324 Bersabar Dan Bertahan
325 Kita Memiliki Hanya Sementara
326 Awal Yang Baru
327 Ngidam Memang Merepotkan
328 Hidup Dia dan Zee yang Berarti
329 Kesalahpahaman Terpendam
330 Dia Bergerak
331 Bantu Aku
332 Salah Paham
333 Bodyguard
334 Takdir
335 Kabar Duka
336 Kesedihan
337 Sesuatu
338 Ke Cafe
339 Aku Berjanji
340 Maaf
341 Memaafkan
342 Kemana kamu?
343 Kenapa Kamu Pergi
344 Mencari Jejak
345 Faskieh dan Zee
346 Bertemu
347 Naya dan Faskieh
348 Kecewa
349 Terlunta di negara orang
350 Tidak mau merepotkan
351 Jalani Saja
352 Rencana yang hampir berhasil
353 Menyusul
354 Bertemu Zee
355 Sangat Merindukanmu
356 Kasihan
357 Merelakan yang Kedua Kalinya
358 Janji Suci dan Dua Buah Permen
359 Waktu Sebelumnya
360 Kembali Bersama
361 Nostalgia sikap Ken
362 RyuZay Tunggadewa Kenichi
363 S1
364 S1
365 S1
366 S1
367 S1
368 S1
369 S1
Episodes

Updated 369 Episodes

1
Sah. (Pernikahan dengan mas Izham.)
2
Melamar Pekerjaan Di Jakarta.
3
Sikap Ibu Mertua
4
Menyusul Ke Ibu Kota
5
Fakta Yang Mengejutkan Dan Menyakitkan.
6
Bertengkar Dengan Mira
7
Suara Hati Yang Tersakiti
8
Selalu Direndahkan.
9
Keberadaan Ku Selalu Direndahkan.
10
Hinaan dari Ibu Mertua.
11
Aku ingin Menyerah.
12
Tamparan Dari Mas Izham.
13
Talak Tiga. (Tragedi Malam Pengusiran)
14
Bertemu Nyonya Lyra
15
episode 15 Donor ginjal
16
Hinaan Tuan Ken.
17
Pengumuman.
18
Hari biasa.
19
Siapa pendonor ginjal itu.
20
Perintah untuk bekerja di perusahaan.
21
Berangkat ke kantor.
22
Bertemu di Kantor.
23
Permintaan yang mengejutkan.
24
Pernikahan singkat.
25
Serangan mendadak.
26
Menginginkan Malaikat Kecil.
27
Serangan kedua.
28
Meminta Hak.
29
Tanda kemerahan
30
Bibirmu, canduku.
31
Bertemu teman lama.
32
Tamparan dari Mira.
33
Sikap Tuan Ken Yang Berubah.
34
Pulang Terlambat.
35
Pemeriksaan Di Rumah Sakit.
36
Operasi.
37
Ken Yang Jahil.
38
Tuan Ken Mulai Posesif.
39
Semua-semua ada pasalnya.
40
Bercanda itu menyenangkan.
41
Kembali Bekerja DiKantor.
42
Membuat Tercengang.
43
Perminta Ma'afan Izham.
44
Tuan Ken marah.
45
Larangan Pertama.
46
Rutinitas Biasa Dipagi Hari.
47
Permintaan Izham.
48
Tuan Ken Yang Curiga.
49
Pertengkaran Kedua Dengan Mira.
50
Pengakuan Yang Mengejutkan Dari Tuan Ken.
51
Menghadapi Sikap Over Protective Tuan Ken.
52
Menemui Mira DiKantor Polisi.
53
Saling Menyalahkan Diri Sendiri.
54
Menceritakan Masalalu dan Ketidaksempurnaan.
55
Izin Untuk Berjalan-jalan.
56
Tiba-tiba Datang.
57
Senyum Sekretaris Lee.
58
Menghantarkan Pulang.
59
Tatapan Yang Mendebarkan.
60
Mengunjungi Mira.
61
Pergi, Ingin Menenangkan Pikiran.
62
Kemarahan Tuan Ken.
63
Mendatangi Kontrakan Izham.
64
Mencari.
65
Mendatangi Rumah Dewi
66
Tuan Ken dan Tristan berkelahi.
67
Sama-Sama Mendapat Perawatan.
68
Pemeriksaan Kondisi Kei.
69
Hasil Pemeriksaan.
70
Mengatakan Kebenaran.
71
Saling Mengerjai.
72
Membuat Makanan Untuk Sekretaris Lee.
73
Gara-gara Cicak.
74
Pengagum Tuan Ken.
75
Keputusan Yang Mengejutkan.
76
Kejutan Yang Tak Terduga.
77
Mengungkapkan Isi Hati.
78
Aturan Yang Membuat Frustasi.
79
Pasrah.
80
Makan Malam Yang Terciduk.
81
Makan Malam Bersama.
82
Viona Hanyalah Adik dan Teman.
83
Tuan Ken Yang Panik.
84
Kepanikan Yang Berlanjut.
85
Hamil Muda.
86
Mendandani Tuan Ken.
87
Masakan Nasi Goreng, Perdana Tuan Ken.
88
Nasi Goreng Sianida.
89
Penampilan Yang Seperti Anabel.
90
Lamaran Diterima.
91
Martabak Isi Kacang Hijau.
92
Memberitahu Pernikahan Lee.
93
Mengembalikan Ciuman.
94
Mood yang berubah-ubah (Menyebalkan)
95
Periksa Kandungan.
96
Keluhan Tuan Ken.
97
Pengantinnya Ada 2.
98
Gaya Aneh.
99
Berkunjung Ke Desa.
100
Di Makam.
101
Bude Parmi Vs Tuan Ken.
102
Kekayaan Tuan Ken.
103
Mengejutkan.
104
Kejahatan Dibalas Dengan Kebaikan.
105
Sebuah Kebaikan.
106
Bercanda.
107
Kepulangan Rayden.
108
Acara Tujuh Bulanan di Panti Asuhan.
109
Pingsan.
110
Dalam Kondisi Lemah.
111
Masih Sama.
112
Ikan Asin.
113
Kondisi Semakin Menurun.
114
Melegakan.
115
Sadar.
116
Jangan Tinggalkan Aku.
117
Gerah.
118
Siomay.
119
Pengganti Peran Ayah.
120
Dulu Dingin Sekarang Menjadi Hangat.
121
Raja Bisnis.
122
Bersahabat Kembali.
123
Kau Akan Baik-Baik Saja, Sweety.
124
Ingin Menghirup Udara Segar.
125
Kebenaran Mira yang baru terungkap.
126
Penyesalan.
127
Cemburu.
128
Kebenaran Terungkap
129
Adil atau tidak adil.
130
Dialah Sultannya.
131
Tengah Malam.
132
Kontraksi Palsu.
133
Menunggu Pembukaan
134
Akhir Sebuah Perjuangan.
135
Baby Boy
136
Menunggu Sampai Sadar
137
Kebahagiaan Yang Lengkap.
138
Akio Ryuga Kenichi.
139
42Hari
140
Sarang Burung Yang Digunting
141
Tikus dan Lubangnya.
142
Pulang Kerumah
143
Sekretaris Baru
144
Jadwal Peninjauan.
145
Menu Makanan
146
Tergoda atau tidak?
147
Pulang
148
Percaya pada Siapa?
149
Bumerang
150
Penyelesaian
151
Kei Marah
152
Merindukan Suami
153
Pot Bunga Yang Tak Berdosa
154
Kejutan Part 1
155
Kejutan Part 2 (Dimanakah keadilan)
156
Pengganggu
157
Pagi Menegangkan
158
Ketahuan Ada Kecoa Besar
159
Dia Kembali
160
Pintar Membalikkan Fakta
161
Nyaris
162
Menenangkan
163
Merasa Kecewa
164
Dalam Bahaya
165
Terbongkar
166
Menunggu Sampai Sadar
167
Masa lalu akan digantikan dengan masa depan
168
Maafkan Aku
169
Do'a di Bawah Langit Jingga
170
Merubah Panggilan
171
Tidak Sama
172
Sama Saja 42 Hari
173
Keluh Kesah
174
Jiwa Posesif yang Kambuh
175
Obrolan Singkat di Lorong Rumah Sakit
176
Mengingat Masa Itu
177
Lelah Dengan Sikap Yang Terlalu Over
178
Tuan Ken Tidak Pernah Salah
179
Kau Adalah Ratuku
180
Berjalan-jalan di Taman
181
Menjelang Sidang
182
Jalannya Sidang
183
Pelukan Hangat
184
Meminta Jatah
185
Pijat Plus-plus
186
Gara-gara Game
187
Pulang ke Rumah
188
Berjalan-jalan
189
Berlalunya Waktu
190
Kio yang Manja
191
Undangan Dari Tristan
192
Berkunjung ke rumah Lee
193
Mulai Seperti Anak Kecil
194
Dua duanya seperti anak kecil
195
Seperti penggrebekan
196
Memundurkan jadwal
197
Jangan-jangan
198
Menghadiri pernikahan Tristan
199
Masih tetap menyalahkan
200
Tidur dilantai.
201
Perbincangan tidak jelas
202
Berdiri diemperan toko
203
Enak
204
Sakit perut
205
Kei Pingsan
206
Menyusul ke Rumah Sakit
207
Hamil yang kedua
208
Situasi yang membingungkan
209
Hilang
210
Kegaduhan
211
Mencari Kio
212
Kei ingin mencari Kio
213
Kio kembali
214
Kembalinya sebuah hubungan
215
Rangkuman cerita
216
Ditaman
217
Operasi Caesar
218
Tidak masuk akal
219
Lahirnya putri kecil
220
Membuka mata
221
Menjadi wanita beruntung
222
Kyunara Almera Kenichi (End)
223
Pulang Kerumah
224
Ray dan Viona sudah datang
225
Obrolan keluarga Lee
226
Tertawa bersama
227
Foto usang
228
Kisah bertahun-tahun lalu
229
Dugaan mengarah pada si samsak hidup
230
Menceritakan pada Kei
231
Berbincang dengan Lee
232
Rencana mencari ke panti asuhan
233
Sebelum berangkat ke kantor
234
Obrolan pagi
235
Datang ke panti asuhan
236
Tidak mendapat hasil
237
Belum menemukan
238
Kapan sarangmu akan sembuh?
239
Rencana
240
Ulang tahun perusahaan
241
Kemarahan
242
Kemarahan 2
243
Hingga semua menghitam
244
Penyelamatan
245
Si Koi
246
Penasaran dengan pengabdian Lee
247
Sedikit bercerita tentang si Koi
248
Di pindah ke ruang rawat
249
Pengumuman 1
250
Keluarga Lee yang harmonis
251
Beban yang semakin berat
252
Sepenggal cerita yang tersimpan
253
Penuh pertanyaan
254
Menceritakan masa lalu. Bagian 1
255
Menceritakan masa lalu. Bagian 2
256
Menceritakan masa lalu. Bagian 3
257
Jangan menahan rindu, rindu itu berat
258
Anak kecil belum memiliki prinsip
259
Akhirnya...
260
Penolakan
261
Kesedihan yang menyayat
262
Dirumah saja
263
Kio lebih diam
264
Membutuhkan waktu
265
Ujian berat
266
Permintaan sederhana tapi menyayat hati
267
Kapankah ujian berat ini berakhir?
268
Sembunyi
269
Tidak bisa mengingat
270
Sehancur hancurnya
271
Belum tau kemana tempat tujuan
272
Tinggal di Apartemen
273
Ingin melupakan
274
Perjalanan waktu
275
Mengingat juga terkejut
276
Mencari di Apartemen
277
Bertanya pada supir taksi
278
Menyusul
279
Tebusan mahal untuk kesalahan yang tidak disengaja
280
Hati kecil tidak bisa dipaksa
281
Sedikit hiburan
282
Masih harus bersabar
283
Acara disekolah Kio
284
Akhir Yang Bahagia (END)
285
Ucapan Terima kasih untuk Readers
286
Pengumuman Novel Anget, Baru Rilis
287
Kisah Kio dan Zee
288
(Babak Baru) Pemuda dengan Sejuta Pesona
289
Khanayya Rumi Sahila
290
Berlebihan
291
Menjadi Rumit
292
Anak baru dan pria super cuek
293
Dia lagi
294
Gelora Panas
295
Dijodohkan
296
Ragu
297
Apa Aku Pantas Mendapat Cinta Zee?
298
Semoga semua lancar
299
Bukan Waktu yang Tepat
300
Satu Bulan Berlalu
301
Aneh
302
Mengembalikan Dompet
303
Tamu Bulanan
304
Wisuda dan Keadaan yang Mengejutkan
305
Pelik dan Buntu
306
Permohonan Maaf dari Author (Pengumuman)
307
Pesan
308
Masih Terselamatkan
309
Kamu?!
310
Bentuk Tanggung Jawab
311
Mengatakan
312
Calon Anak Kalian?
313
Menjatuhkan Ke Dasar Jurang
314
Membuat Kecewa Semua Orang
315
Ingin Bertemu
316
Kamu?
317
Restu
318
Tidak Mau di Sini.
319
Ini juga sulit bagiku.
320
Gelisahnya Kei
321
Mudah Panik
322
Janji
323
Suatu saat nanti kembali saja dengannya.
324
Bersabar Dan Bertahan
325
Kita Memiliki Hanya Sementara
326
Awal Yang Baru
327
Ngidam Memang Merepotkan
328
Hidup Dia dan Zee yang Berarti
329
Kesalahpahaman Terpendam
330
Dia Bergerak
331
Bantu Aku
332
Salah Paham
333
Bodyguard
334
Takdir
335
Kabar Duka
336
Kesedihan
337
Sesuatu
338
Ke Cafe
339
Aku Berjanji
340
Maaf
341
Memaafkan
342
Kemana kamu?
343
Kenapa Kamu Pergi
344
Mencari Jejak
345
Faskieh dan Zee
346
Bertemu
347
Naya dan Faskieh
348
Kecewa
349
Terlunta di negara orang
350
Tidak mau merepotkan
351
Jalani Saja
352
Rencana yang hampir berhasil
353
Menyusul
354
Bertemu Zee
355
Sangat Merindukanmu
356
Kasihan
357
Merelakan yang Kedua Kalinya
358
Janji Suci dan Dua Buah Permen
359
Waktu Sebelumnya
360
Kembali Bersama
361
Nostalgia sikap Ken
362
RyuZay Tunggadewa Kenichi
363
S1
364
S1
365
S1
366
S1
367
S1
368
S1
369
S1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!