Berbekal alamat kontrakan Mas Izham, aku bertekad menyusul Mas Izham ke Jakarta.
Aku memberikan secarik kertas bertuliskan alamat itu pada driver ojek online yang ku tumpangi.
Beberapa saat, sampailah didepan kontrakan yang tidak begitu besar. Aku turun dari motor.
Dan memberikan ongkos pada ojek online itu.
Aku berjalan kerumah itu sepi, mungkin Mas Izham masih bekerja karna memang masih jam 3 sore. Aku menunggu didepan rumah itu.
Kulihat layar ponsel jam sudah menunjukan pukul 4 sore, dan tidak lama sebuah mobil memasuki pelataran. Aku berdiri ingin menyambut dan memberi kejutan.
Mas Izham turun dari mobil dan memandang kearah ku, dia begitu terkejut melihat Ku berdiri didepan kontrakannya. Bukannya menghampiriku dan memelukku, Mas Izham diam seperti patung.
Mungkin Mas Izham masih kaget, pikirku.
Aku berjalan memakai tongkat untuk menghampirinya.
Belum sampai didepan Mas Izham.
Aku melihat seorang perempuan keluar dari pintu samping mobil yang dikendarai Mas Izham. Dia sexy, memakai pakaian formal namun presbody.
"Sayang, siapa dia?" perempuan tadi bertanya pada Mas Izham yang masih diam terpaku menatapku.
Derrrr,,,
Hatiku bagai ter tombak besi panas.
"Sa..sayang..." Aku mengulangi panggilan wanita tadi untuk suamiku. Apa ini? apa maksutnya semua ini?.
"Mas Izham?" panggil ku lirih.
Aku sudah menangis, dalam hati aku berdo'a semoga ini bukan kenyataan. Dia Mas Izham ku, dia suamiku tidak mungkin dia tega menghianatiku.
"Sayang, apa dia istrimu yang ada dikampung, yang kamu bilang cacat itu?" perempuan itu bertanya.
Jeederr....
Wanita cacat? benarkah Mas Izham memperkenalkanku sebagai wanita cacat.
Kata-kata itu seperti menembus tepat dijantungku, sakit, lebih sakit lagi ternyata suamiku sendiri yang memperkenalkanku seperti itu.
Tangis ku tak bisa ku bendung lagi.
"Diam kamu!" Mas Izham sedikit membentak wanita itu. Dia menghampiri ku dan ingin memelukku, tapi aku menghindar.
"Kei, kenapa kamu bisa ada disini?"
Aku langsung memandang kearah Mas Izham. Pertanyaan macam apa itu? bukannya menenangkan ku, tetapi malah memberiku pertanyaan seperti itu.
"Apa kamu tidak ingin menjelaskan sesuatu pada ku, Mas?" Aku berbicara dengan nada sinis. Dan ku hapus air mataku.
"A,aku akan jelaskan Kei, ayo kita masuk dulu." Mas Izham menjawab dengan gugup.
Wanita itu bagai pemilik rumah, dia berjalan melewati ku begitu saja dengan gaya angkuhnya.
Dia membuka tas dan mengambil kunci rumah. Aku bertanya-tanya, bukankah ini kontrakan Mas Izham, lalu kenapa wanita itu yang membuka pintu?.
"Ayo, kita masuk Kei." Mas Izham mengajakku masuk. Mau tak mau, aku masuk kerumah itu. Wanita tadi langsung masuk kekamar, aku terkejut bukan main, apa maksutnya ini? semakin bingung dan tak mengerti.
Mas Izham menyuruhku duduk dikursi.
"Kamu apa kabar Kei?" Pertanyaan Mas Izham benar-benar membuatku bingung.
"Sudahlah Mas, tolong jelaskan padaku apa maksut wanita tadi memanggilmu sayang? dan dia juga tinggal dirumah ini bersama mu?"
Ku lihat Mas Izham tampak kebingungan untuk menjelaskan semuanya padaku. Wanita tadi keluar dari kamar, dan sudah berganti pakaian biasa.
"Aku istri sirihnya Mas Izham!"
Tes,,tes,,,
Air mataku tak berhenti menetes. Kenyataan pahit apa ini? Aku menangis terisak, dadaku terasa sakit. Ku pukuli dadaku untuk meredakan rasa sesak. Aku sudah tidak bisa berkata-kata, sungguh sangat menyakitkan.
Pria yang kucintai segenap jiwaku, pria yang ku anggap tulus menikahi ku dan menerima kekurangan ku, pria yang selalu memberiku pujian-pujian indah dengan kata-kata romantisnya. Ternyata itu semua palsu. Bahkan saat ini dia menghianatiku.
"Maafkan aku, Kei." mas Izham menunduk.
"Kenapa? Kenapa kamu lakukan ini padaku Mas? Kenapa kamu tega menghianatiku? apa salahku mas? Apa karna aku cacat, lalu kamu mencari wanita yang sempurna untuk kau kenalkan pada orang-orang, lalu aku kau sembunyikan? Kamu malu kan Mas punya istri sepertiku? Apa kamu menikahi ku karna kasihan saja Mas? Harusnya kamu tidak menikahi ku, bila akhirnya kau menghianatiku, sungguh tega kamu Mas!!"
"Sampai kapan kamu menyembunyikan kebohongan mu, mas? Jika aku tidak menyusul mu ke Jakarta, mungkin sampai kapanpun aku tidak tahu kalau suami yang aku rindukan, suami yang aku tunggu-tunggu kedatangannya, ternyata sudah menikah sirih dengan perempuan lain." Aku mengeluarkan semua pertanyaan yang ada dalam hatiku.
Wanita tadi ikut duduk dikurs dan menjadi penonton.
"Dan kamu, sudah tau dia punya istri, kenapa masih mau di jadikan istri sirih? Apa sudah tidak ada laki-laki yang mau denganmu, sampai kamu mau dijadikan istri sirih?"
"Tenang, santai, tidak perlu emosi. Aku sudah terlanjur sayang sama suamimu, jadi aku rela saja jadi istri sirih Mas Izham juga menyukaiku jadi kami putuskan untuk menikah sirih, supaya tidak perlu meminta izin padamu." wanita itu menjelaskan dengan gaya santainya. Padahal aku ingin sekali menampar mulutnya.
"Sudah sudah, jangan bertengkar lagi aku pusing."
"Kei, sekarang kamu sudah tahu yang sebenarnya, jadi aku tidak perlu menutupi apapun lagi, aku minta padamu Kei, dia juga istriku, tolong terima dia dan jangan saling bertengkar." kata mas Izham.
Aku memandang Mas Izham dengan tidak percaya, sungguh aku tidak percaya Mas Izham berbicara seperti itu dan meminta hal konyol agar aku tidak bertengkar. Apa lagi dia menyuruhku untuk menerima maduku sendiri dengan lapang dada? omong kosong apa yang keluar dari mulut suamiku? Ya Tuhan, kuatkan aku?.
Mas Izham pergi kekamar meninggalkanku yang masih menangis dikursi.
Sedang wanita tadi beranjak kedapur, mungkin untuk memasak makanan untuk makan malam.
Setelah aku tenang, ku ketuk pintu kamar Mas Izham. Tidak ada jawaban, akiu beranikan membuka pintu, pemandangan pertama yang kulihat foto pernikahan mereka dibingkai begitu besar dan digantung didinding kamar.
selebihnya tinggal foto-foto mereka seperti orang pacaran.
Aku coba kuat kan hatiku.
"Kei,"
Aku tersadar mendengar panggilan Mas Izham padaku. Mas Izham berjalan menghampiriku.
"Ayo, aku antar kekamar mu." Mas Izham menarik tanganku untuk keluar dari kamar itu.
Mas Izham membuka kamar disebelah kamar yang tadi, ku lihat memang hanya ada 2 kamar di kontrakan itu. Aku memasuki kamar itu, rupanya kamar yang kedua ini lebih kecil dari kamar utama, yang ku masuki tadi yaitu kamar Mas Izham dan istri sirihnya.
" Istirahatlah dulu Kei, kamu pasti lelah." kata Mas Izham, dan dia keluar dari kamarku.
Lagi Aku menangis dalam diam. Sampai aku lelah menangis dan tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 369 Episodes
Comments
Sweet Girl
tega kalu kamu Zam....
2022-08-29
0
Sweet Girl
kurang wajar koen Zam....
2022-08-29
0
S1P4 sipa
sumpah mau ku ceramahin ini si kei, tapi sayang dia gk nyata TvT, thor kamu pandai sekali membuat aku panas dingin
2022-07-01
0