Mas Izham mendekati ku, lalu memelukku.
"Tenangin fikiran mu dulu, Kei. Ayo, Mas anterin pulang!" kata Mas Izham.
Aku melepas pelukan Mas Izham.
"Aku sudah tidak mau pulang kekontrakan lagi, lebih baik Aku hidup sendiri." kataku emosi.
"Kei, dengarkan Aku! Aku tidak akan pernah menceraikan mu! apapun yang terjadi. Sekarang hanya Aku yang menjagamu, Ibu sudah tidak ada, dan dengan keadaan Mu seperti ini. Tidak, Kita tidak bisa berpisah, Aku khawatir jika kamu hidup sendiri."
Memang benar yang dikatakan Mas Izham, Apa aku bisa hidup sendiri? tetapi, Aku terlalu sakit dan lelah dengan keadaan ini.
"Kamu pasti lelah, Mas antar Kamu pulang ke Kontrakan. Ayo!"
Aku berdiri, Mas Izham membayar pesanan makananku tadi. Setelah membayar dia menuntunku berjalan keluar up Sakit untuk mencari Taksi.
Ada sebuah taksi yang lewat, Mas Izham langsung memberhentikannya. Mas Izham membuka pintu mobil belakang untukku, dan berganti dia yang masuk.
Diperjalanan, Mas Izham mendekap tubuhku dan Aku menyandarkan kepalaku didadanya.
Momen seperti ini sudah jarang Aku rasakan, apalagi saat ada Mira, Aku tak bisa sama sekali berduaan dengan Mas Izham.
Saat sudah sampai dirumah, Mas Izham menyuruhku beristirahat dikamar, dan dia berlalu kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Tak berapa lama Mas Izham sudah kembali dengan baju santai.
Dia ikut menyusul ku tidur disampingku dan memelukku, Aku tersenyum dan dia juga tersenyum. Sungguh bahagia jika terus begini, andai rumah tanggaku tidak ada orang ketiga, andai Mas Izham masih tetap utuh milikku, andai hanya Aku wanita yang dicintainya, hatiku pasti sangat bahagia. Tapi itu hanya, seandainya saja.
Semua keindahan itu hilang, lenyap saat orang ketiga itu hadir.
Keindahan ini seperti bunga tidur saja, yang jika Aku sudah terbangun semua akan berubah, dan kembali kesemula. Kedunia nyata, dunia yang hanya ada rasa sakit dan pertumpahan air mata.
Aku ingin menikmati momen indah ini sebelum, Aku terbangun dari tidurku. Mataku mulai berat, dan perlahan ku mulai terlelap.
Kurang lebih satu jam ku terlelap. Dan benar apa yang kubilang saat ku membuka mata, Mas Izham sudah tidak ada. Aku kembali lemas, rasanya malas untuk bangun. Apa yang Aku harapkan? Sudah pasti Mas Izham kembali ke Rumah Sakit untuk menemani Mira.
Aku mulai bangun karna cacing diperut terus meronta. Soto yang Aku makan tadi tidak habis karna mas Izham sudah datang, karna bertengkar tadi membuat mood makanmu hilang dan soto yang masih setengah itu harus terbuang, jadilah sekarang perutku lapar lagi.
Aku memasak nasi dan ingin membuat nasi goreng saja. Fikirku, Mas Izham akan menginap di Rumah Sakit, jadi Aku malas untuk memasak lauk pauk, Aku mencari yang simpel saja.
Tak kusangka saat Aku menyendok makanan, Mas Izham dan Mira datang.
Mas Izham memapah Mira duduk dimeja makan.
Aku tidak sudi menanyakan keadaan istri sirih Mas Izham, Aku diam, Aku cuek.
Terdengar helaan nafas Mas Izham.
"Kei, boleh minta tolong," kata Mas Izham.
"Minta tolong apa, Mas?" jawabku.
"Tolong bikinin teh hangat ya, untuk Mas." pintanya.
"Iya, Mas." jawabku, dan Aku berdiri sudah mengambil tongkat dan berjalan.
"Tunggu, tolong bikinin gue susu hamil sekalian!" perintah Mira. Inilah keadaan yang paling ku benci, Mira selalu menganggap ku pembantu, selalu menyuruhku ini, itu. Dan Mas Izham hanya diam, tak pernah membelaku. Disini Aku merasa muak, ingin Aku memukul wajah Mira dengan tongkatku.
Aku berbalik.
"Aku hanya melayani Suamiku, dan tidak sudi melayanimu!!!" kataku sinis.
"Kei," Suara Mas Izham, mungkin ingin menegurku
"Apa Mas? Kamu mau bela dia? Kamu tak pernah membelaku, kamu selalu diam, saat dia menyuruhku. Aku bukan pembantu, Mas! ingat, Aku juga istrimu, harusnya Kamu juga membelaku, Aku istri sah, Aku istri pertama. Tapi, Aku tak pernah mendapat keadilan. Selalu dia yang kamu jaga perasaannya, sedang Aku selalu kamu sakiti. Cukup, Aku benar-benar muak!!" teriakku.
plaaaak,,
Wajahku langsung menoleh kesamping, ku pegangi pipi bekas tamparan Mas Izham. Ini pertama kali Mas Izham berbuat kasar, dan main tangan. Ini pertama kali ada seseorang yang menampar pipiku, dari kecil kedua orang tua, selalu menyayangi ku, tak pernah berbicara kasar apalagi menyakiti fisikku. Tapi orang yang kucintai justru orang pertama yang berbuat kasar padaku.
Aku memandang Mas Izham tajam, tak ku perdulikan air mataku. Bukan hanya hati, sekarang fisik juga kau lukai.
Mas Izham pun terdiam memandangi tangannya.
"Ke,,Kei.." panggilnya terbata.
Aku tak perduli, Aku berjalan kekamarku. Dan ku tutup pintu dengan keras. Aku luruh dilantai dan menangis tersedu-sedu, tak bisa berkata-kata, hanya tangisan yang mewakili rasa sakit ku.
tok,,tok,,
"Ke,Kei. Maafkan Aku, Kei. Aku tak sengaja, Kei." Mas Izham berteriak.
"Kei, buka pintunya. Mas ingin minta maaf."
"Sungguh, Aku tak sengaja, Kei. Aku sangat lelah. Buka pintunya, Kei!!!" Mas Izham terus berteriak. Aku semakin terisak. Telingaku mendengar suara Mira yang mendekati Mas Izham.
"Sudahlah, Sayang. Nggak usah terlalu diperduliin, dia pasti baik-baik saja!" Ku mendengar suara Mira, wanita itu sungguh pintar berbicara.
Ya Tuhan, kenapa Kau hadirkan wanita tak punya hati itu ditengah-tengah kami. Kenapa tak Kau lenyapkan saja dia, masukan dia keNeraka, agar tidak menyakiti perempuan lain.
Berbicara perempuan, tapi kenapa dia tega menyakiti perempuan lain.
"Diam kamu, Mira!!!" Suara Mas Izham membentak Mira? benarkah? ini pertama kalinya juga dia membentak Mira.
"Kamu kok jadi bentak Aku!!" suara Mira meninggi.
"Aku cuma nenangin Kamu, tapi Kamu malah bentak Aku!" masih dengan suara tinggi.
"Aaaahk!!!" kudengar Mas Izham berteriak frustasi.
"Kenapa kalian tak bisa akur, Aku pusing!" Dan setelah mendengar suara Mas Izham, Aku sudah tak mendengar apapun lagi.
Aku berjalan kearah ranjang dan ku rebahkan tubuh kurus ku.
Sebenarnya, Aku kasihan pada Mas Izham, pasti dia lelah dan pusing. Tapi Aku juga Masih sakit hati, kurasa ujung bibir yang perih, Mas Izham keras menamparku. Sekuat apapun kita menahan, tetap air mata seorang perempuan akan jatuh saat dia tak bisa menahan beban hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 369 Episodes
Comments
Sweet Girl
ra usah dikasihani....
2022-08-30
0
Sweet Girl
enak men lelah, sing digae sasaran Kei
2022-08-30
0
Sweet Girl
suami jahat
2022-08-30
0