4 bulan lebih sejak kejadian Mas Izham menamparku, Aku masih bertahan disamping Mas Izham.
Kehamilan Mira sudah menginjak bulan kelima, dengan perut yang semakin hari semakin besar.
Kadang Aku mengamati perut Mira yang terlihat lucu, andai Aku yang diposisi Mira, sungguh bahagia ku tak terkira.
Namun, kemalangan masih berpihak kepada ku, sampai sekarang Aku masih belum ada tanda-tanda hamil. Sedih pasti, apalagi Mas Izham juga berfikiran kalau Aku memang mandul.
Aku duduk disofa ujung, dan disofa depanku ada Mas Izham yang sedang mengelus perut Mira. Ku tabahkan hatiku, ini pemandangan yang hampir setiap malam ku lalui.
Apalagi semenjak Mira hamil, dia benar-benar sangat manja.
Jika dia dirumah, dia takkan membiarkanku untuk istirahat. Dia selalu menyuruhku ini, itu semua hal.
"Sayang, kira-kira anak kita nanti laki-laki apa perempuan ya?" tanya Mas Izham pada Mira.
"Kamu maunya laki-laki apa perempuan?" Mira malah balik bertanya.
"Laki-laki atau perempuan bagiku sama saja, Aku sangat bahagia kamu bisa mengandung anakku, Aku bisa punya keturunan." jawab Mas Izham dengan tersenyum, dari raut wajahnya terpancar kebahagiaan.
Aku menghembuskan nafasku pelan.
"Iya Sayang, nggak seperti istri PERTAMA mu yang mandul." Mira menyindirku dengan menekankan kalimat pertama dengan sangat keras.
Aku diam, tak menjawab. Rasanya Aku sudah kebal dengan sindiran-sindiran yang Mira lontarkan hampir setiap hari.
Teruntuk kaum wanita didunia ini, apakah kalian akan sedih dan sakit jika berada diposisiku sekarang? mudah-mudahan kisah sepertiku ini hanya ada dicerita-cerita novel.
"Kei, tolong buatkan susu hamil untuk Mira, seperti biasanya, ya." Mas Izham menyuruhku untuk membuat susu hamil untuk madu ku. Ini bukan pertama atau kedua kali, tapi sudah seribu kali mungkin.
Aku mengambil tongkat dan mulai berjalan kedapur untuk membuat susu hamil itu.
Mas Izham dan Mira sudah pindah keruang makan, karna kami juga belum makan malam.
Mira berjalan kearah ku, Aku melirik sekilas.
"Aduh wanita malang, kasihannya. Ck,,, ck,,, sudah cacat, mandul pula. Hah, miris!!" Mira menghinaku dengan kata-kata pedas.
Rasanya kesabaranku sudah menipis.
Seperti ada setan yang merasuki ku, dan.
plak,,
Ku tampar pipi Mira dengan tangan kananku, dan beralih menjabak rambutnya yang sedikit panjang. Aku sudah tak perduli, rasa sakit yang kutahan tak pernah mereka menghargai keberadaan ku.
"Au,, Kei. Lepas, sakit Kei." Mira menangis dan berteriak-teriak.
"Ini tak sebanding dengan rasa sakit hatiku, karna kata-kata hina yang terus kamu ucapkan untukku." kataku marah.
"Kei!!!" Mas Izham berteriak dan berlari kearah kami, dia melepas tanganku yang masih menjambak rambut Mira dengan kuat.
Mas Izham meremas tanganku kuat, digenggaman tanganku ada helaian rambut Mira yang ikut tercabut.
"Apa-apa'an kamu, Kei!!!" bentak Mas Izham.
Aku diam tak menjawab, ku atur nafas sedemi kian untuk meredakan emosi.
"Au, Sayang. Lihatlah dia menamparku dan menjambak ku, padahal Aku cuma bertanya apa susunya sudah jadi atau belum, tapi dia malah menganiayaku seperti ini," hiks, hiks, Mira mengadukan perbuatanku, tapi dia sudah merubah faktanya.
"Hah, terus saja beracting, karang cerita seindah mungkin!!" mataku menatap Mira tajam. Dan dia terpancing, dia mulai marah.
Dia mendekat dan ganti menamparku.
plak,,
Aku belum siap menangkis tamparan Mira, dan kini pipi putihku juga terdapat bekas tangan Mira. Dia menarik baju ku, Aku pun tak tinggal diam ganti ku cengkram kuat baju daster Mira. Mas Izham sampai kuwalahan memisahkan kami.
"Sudah, cukup!!" bentak Mas Izham, tapi kami tak perduli kabut kemarahan sudah menyelimuti kami.
Aku lelah dan melepas cengkraman tanganku, tapi Mira masih seperti kerasukan dia mencakar wajahku dengan kuku panjangnya.
Aku menangkis tangan Mira, tapi.
Buk,,,,
"Aaaa, au. Sayang." Mira meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.
Aku kaget, tanganku menutup mulut. Padahal Aku hanya menangkis dan tidak mendorongnya sama sekali. Bagaimana mungkin dia bisa terjatuh.
"Mira!!!" teriak Mas Izham. Dia sangat panik melihat Mira terjatuh dilantai.
"Mira, kamu nggak apa-apa? Ayo kita ke Rumah Sakit."
"Tidak, perutku hanya sedikit sakit, Sayang." tapi Mira masih meringis seperti berpura-pura kesakitan.
"Ma,as." panggil ku.
Mas Izham berdiri, bola mata yang nyalang itu menatap ku. Aku takut, Mas Izham tak pernah seperti itu sebelumnya.
"Ma,"
Plak,,,
Mas Izham menamparku sangat kuat, hingga ujung bibir ku sobek dan mengeluarkan darah. Perih sekali, wajahku serasa sangat sakit, tadi Mira menampar dan mencakari wajahku hingga berdarah. Sekarang berganti Mas Izham menamparku sangat kuat.
Mas Izham menarik paksa tanganku dan menyahut tongkatku, Aku berjalan dengan bertumpu pada satu kakiku saja, Mas Izham setengah menyeretku, membuka pintu depan dan mendorongku hingga jatuh ketanah. Padahal malam ini hujan turun dengan sedikit lebat, dalam sekejap tubuhku sudah basah kuyup. Luka diwajahku semakin perih terkena air hujan.
Tak lama Mas Izham kembali berdiri didepan pintu,
Braakkkk, kleontang.
Mas Izham melempar tas berisi pakaianku dan disusul tongkat alat bantu jalanku yang dilempar kesamping tubuhku.
"Mas,,!!" teriakku.
"Pergi kamu!!!" sungguh Aku tak menyangka Mas Izham tega mengusirku.
Aku mendekati Mas Izham, dan ku pegang kaki Mas Izham.
"Jangan usir Aku, Mas," tangisku pecah, tak pernah terbayang Mas Izham akan mengusirku, harusnya Mira wanita sialan itu yang terusir bukan Aku.
"Selama ini, Aku menjaga mu, menyayangimu, Kei. Tapi, ini balasan mu? kamu malah membahayakan anak yang ada didalam kandungan Mira, yang berarti anakku, keturunanku! Kamu tahu sendiri Aku sangat menginginkan keturunan. Aku tahu kamu cemburu dengan kehamilan Mira, lalu apa yang bisa kamu lakukan? apa kamu bisa hamil seperti Mira? tidak!!! karna kamu MANDUL!! aku sudah tak ingin mengambil resiko lagi, Aku terpaksa memilih salah satu dari kalian. Dan sudah pasti Aku memilih Mira, wanita sempurna. Tidak seperti Mu!!"
"Mas, tidak,, Mas. Maafkan Aku. Aku tidak bermaksud mencelakai Mira. Dia dulu yang selalu menghinaku, Aku hanya membela diri." Aku masih menangis dibawah kaki Mas Izham. Tubuh kami sudah sama-sama basah.
"Harusnya Aku yang kamu pilih Mas, bukan dia!!" teriakku.
"Apa yang bisa membuatku memilih mu? Kamu hanya wanita cacat dan Mandul, Kei. Tak ada lelaki yang mau dengan mu selain Aku yang bodoh. Ya Aku lelaki bodoh yang mau menikahi mu!!"
Aku menangis tersedu-sedu, sungguh kata-kata Mas Izham sangat-sangat jauh menyakitiku.
"Dengar!! Aku Izham Fairuq menalak tiga Keihana Kazumi, dan mulai sekarang, saat ini, detik ini, Kamu bukan istriku lagi." suara Mas Izham sangat lantang.
Deg,,deg,,
Lemas, tubuhku mendadak lemas, sejenak Aku lupa untuk bernafas. Pelan ku jatuhkan tanganku yang tadi memegangi kaki Mas Izham.
Tega Mas Izham mengucap talak tiga untukku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 369 Episodes
Comments
Maya Ririn
jadi esmosi y sama si Kei,seperti kisah d sinetron ikan terbang 😅😅,selalu tidak berdaya 😅😅
2023-04-16
0
Sweet Girl
lhaaa Kei.... buang2 waktu n tenaga aja.
2022-08-30
0
Berdo'a saja
lebih baik begitu kei
2022-06-24
0