Masih diruang yang sama.
"Ken ragu, mana ada orang baik dijaman sekarang!" ucapnya datar.
"Maka dari itu, kita beruntung bisa bertemu dengan orang baik itu." jawab Tante Lyra.
"Berati mami tau 'kan yang sebenarnya, siapa pendonor ginjal itu!" lagi Ken memberi pertanyaan yang menjebak. Tante Lyra semakin gugup dan tegang.
"Tidak Ken, mami hanya berpikir seperti itu saja. Tentu hanya orang yang berhati baik saja kan yang mau mendonorkan ginjalnya?" Ken masih menatap tajam, pria itu paling tidak suka jika dibohongi dalam hal apapun.
"Mami tau aku tidak suka dibohongi!" Ken berbicara datar.
"Iya Ken."
"Ken tidak mudah memaafkan orang yang sudah berbohong meskipun itu orang terdekatku! jadi sebelum aku marah, jika mami tau sesuatu mami harus memberitahuku." Ken sangat serius. Tante Lyra sudah sangat tau sifat Ken yang memang dingin, bengis dan tidak mengenal ampun bagi siapa saja yang berani bermain-main dengannya, sekalipun itu keluarganya sendiri. Mendengar perkataan Ken putranya yang terlihat serius itu sedikit menyurutkan keberaniannya. Tante Lyra tau jika suatu saat Ken mengetahui kebohongan besar itu sudah bisa dipastikan dia akan mendapat kemarahan darinya. Bagai buah simalakama, jika dia jujur dia akan ingkar dengan Kei tapi jika dia tidak jujur pasti Ken akan mengetahui suatu saat nanti.
"Mi..." Ken memanggil.
"Sebenarnya yang.."
"Au' au'..." terdengar suara Kei yang merintih.
"Kei Kei, kamu kenapa?" Tante Lyra yang cemas itu menghampiri Kei yang memegangi kakinya dia meringis kesakitan.
"Tante ingat, tidak boleh memberitahukan yang sebenarnya!" bisik Kei ditelinga Tante Lyra sangat pelan. Tante Lyra melihat kearah Kei dan mengangguk.
"Tapi kamu kenapa?" Tante Lyra mengulangi pertanyaannya.
"Aku tidak apa-apa Tante, kakiku seperti kram." jawab Kei.
"Syukurlah, Tante kira ada yang sakit. Kalau kamu ada yang sakit tolong jangan sungkan bilang dengan Tante."
"Iya, Tan. Sttt..." Kei mendesis pelan, kakinya memang kram sudah lama dia berdiri dibelakang sofa dengan memijat kepala tuan Ken.
"Kei, tawaran Tante yang tempo lalu masih berlaku. Kalau kamu mau Tante akan membiayai operasi kakimu supaya kamu berjalan normal." kata Tante Lyra.
"Tidak perlu Tan, operasi itu membutuhkan biaya yang besar. Kei tidak akan sanggup mengembalikan uangnya kepada Tante." Kei sungkan dengan tawaran Tante Lyra.
"Atas dasar apa mami membiayai operasi wanita cacat itu!" Ken menyahut dengan nada sinis.
"Ken! jaga ucapan mu. Dia bukan cacat, dia hanya tidak seberuntung kita." Tante Lyra pun tak kalah sinis, meski dia takut tetapi dia masih berkuasa untuk menasehati anaknya itu agar bisa menghargai orang lain.
"Sama saja." jawab Ken singkat.
Disana Kei sudah menitikan air mata menyaksikan perdebatan kecil itu.
"Sudah Tan, Kei tidak apa-apa." ucap Kei menengahi.
"Dari mana mami dapet wanita munafik seperti ini? setiap kali kita adu mulut pasti gara-gara dia." Ken yang sudah berdiri itu menunjuk ke muka Kei. Tante Lyra sudah ingin emosi tetapi aku tahan.
"Tan, sudah..."
"Kamu dulu tidak pernah seperti ini Ken, mami kecewa dengan perubahan mu."
"Ken tidak pernah berubah! mami lah yang sudah berubah."
"Tante, mungkin Tante lelah lebih baik Tante istirahat saja Kei antar kekamar ya." ucapku sambil memegangi tangan Tante Lyra. Dia mengangguk.
"Mami semakin tidak mengenalimu." kata Tante Lyra sebelum pergi meninggalkan kamar itu.
"Hah.. sial! breng**k!! semua gara-gara wanita itu!!" Ken menendang meja didepannya hingga terguling dilantai. Gelas minuman tadi sudah bercecer dilantai.
"Tenanglah tuan muda."
"Aku tidak bisa tenang! semenjak ada gadis itu aku sering bertengkar dengan mami. Apa yang membuat mami begitu membela dan berbuat baik." Ken sudah marah, tangannya mengepal kuat. Mata elang itu bagai ingin memburu mangsa, ingin menghancurkan apa saja demi melampiaskan kemarahannya.
"Aku tidak bisa tinggal diam! harus melakukan sesuatu." Sekretaris Lee tidak berani menganggu tuan mudanya yang sedang diselimuti emosi jika tidak dia yang akan menerima akibatnya.
Tak puas sudah membuat meja didepannya berserakan Ken menendang kursi dengan kuat.
"Tuan muda tenanglah. Tenangkan diri anda." hanya itu yang bisa Lee katakan, diapun sangat takut dengan kemarahan tuannya.
"Saya ambilkan air dingin untuk anda." dengan cepat sekretaris Lee berjalan keluar.
Pagi hari, seperti biasa Kei sudah berada dikamar tuan Ken untuk menyiapkan keperluan tuan muda bengis itu sebelum berangkat ke Kantor.
"Aku benar muak melihatmu!" Ken yang keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk itu sudah terlihat sinis memandang Kei. Sudah biasa bagi Kei menerima perlakuan itu.
"Terserah tuan ingin berbicara apa saya disini hanya bekerja tidak ada maksut apa-apa." kataku. Sebenarnya aku takut membantah tuan muda itu, tetapi tuan Ken semakin keterlaluan. Aku berpikir sebenarnya apa salahku dengan lelaki itu hingga dia begitu membenciku.
"Cih, bekerja? bekerja dengan memanfaatkan kebaikan orang?"
"Sebenarnya apa salahku, sampai tuan begitu tidak menyukaiku?"
"Bagiku kau itu munafik!!" Tuan Ken menatapku tajam, aku membalas tatapannya.
"Mulai besok, kau ikut bekerja di perusahaan." kata tuan Ken singkat. Aku melihat kearah tuan Ken dengan pandangan aneh. Apakah tuan bengis itu tidak salah menyuruhku untuk bekerja diperusahaanya
bukankah dia sangat membenciku.
'Dasar wanita ular! aku menyuruhmu bekerja di perusahaan agar lebih leluasa mengawasi dan menjauhkan mu dari mami agar mami tidak lagi berdekatan dan mendapat pengaruh buruk darimu.'
Ken sudah mempertimbangkan keputusannya agar menjauhkan Kei dengan maminya. Dengan begitu maminya tidak akan terpengaruh dan bisa dimanfaatkan oleh wanita ular itu. Ken memang berfikir jika Kei hanya ingin memanfaatkan kebaikan maminya saja. Tanpa dia tau fakta yang sesungguhnya bahwa Kei memang tulus menolong nyawanya.
"Tapi saya tidak pernah bekerja di perusahan tuan, saya hanya lulusan SMA." jawab Kei ragu.
"Untuk bagian OB tidak perlu lulusan sarjana atau Magister. Kamu hanya perlu rajin bersih-bersih." Ken merendahkan.
'Bagaimana aku harus menolak?' Kei kebingungan.
'Rasakan kamu wanita ular, kamu akan masuk ke perangkapku! kamu akan rasakan kesulitanmu dan kamu sendiri yang akan memilih untuk pergi menjauh.' Ken nampak tersenyum tipis hingga nyaris tidak terlihat. Sudah pasti ada rencana yang dia susun.
Sekretaris Lee mengetuk pintu dan masuk. Ken mengambil baju yang sudah disiapkan dan menuju keruang ganti.
Sekretaris Lee menunggu dan duduk disofa, sedangkan Kei masih mematung ditempat yang tadi dengan segala pemikirannya. Dia benar-benar bingung dengan perintah tuan Ken yang ingin memindahkannya bekerja di perusahaan. Lalu bagaimana dengan jawaban Tante Lyra, apakah Tante setuju jika ia pindah bekerja diperusahaan sebagai OB?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 369 Episodes
Comments
Sweet Girl
ikutin aja.... biar tau dia....
2022-08-30
0
Berdo'a saja
heemmmm
2022-06-24
0
Sukliang
mgkn akan ku skip lg
karna gimana mau kerja, jln aha pake tongkay
2022-06-23
0