Sebelum Kayla menjelaskan semuanya, Mama Adira menyuruh semua keluarganya untuk makan malam terlebih dahulu. Selesai makan malam, mereka semua berkumpul diruang keluarga untuk membahas tentang foto dan video yang membuat Papa Dito kecewa dan marah.
"Papa butuh penjelasan kamu soal video dan foto itu" ucap Papa Dito.
Papa Dito benar-benar marah besar, Papa Dito merasa Kayla tak menghargai perjodohan antara dua keluarga. Dengan tenang Kayla mengatur nafasnya sambil menahan airmata nya jatuh. Mama Adira tak tega melihat Kayla yang seolah di introgasi bagai seseorang yang sudah berbuat kesalahan besar, namun Mama Adira hanya bisa terdiam karna jika Papa Dito sedang marah tak ada satu pun yang berani menentangnya.
"Kayla minta maaf sebelumnya Pa, Kayla ga bermaksud untuk bohong sama kalian semua. Soal video itu, Vano memang nyatain perasaannya sama Kayla tapi kayla ga terima perasaan itu Pa. Dan soal foto, tadi itu Vano antar kayla pulang dan kita mampir ke kafe sebentar tapi kita disana cuma ngobrol aja Pa"
"Apa kamu punya perasaan sama dia?"
"Kayla, kamu jujur aja sayang" pinta Mama Adira.
"Kayla memang suka sama Vano Pa. Tapi itu jauh sebelum Papa jodohin aku sama Ka Dirga"
"Terus kenapa kamu masih deket sama dia? padahal kamu tau kalau kamu itu sudah dijodohkan dengan Nak Dirga, kamu ga berpikir gimana kalau seandainya orangtua Nak Dirga tau kamu jalan sama laki-laki lain? gimana perasaan mereka?" ujar Papa Dito dengan sedikit penekanan.
"Memangnya perasaan aku ga penting ya Pa? aku selalu menghormati keinginan Papa, tapi apa salahnya kalau aku punya perasaan sama Vano. Aku juga menghargai perjodohan aku sama Ka Dirga, tapi kenapa papa selalu menghendaki setiap hal yang aku lakukan salah. Apa salah juga berteman sama orang yang aku suka?"
"Kayla, Papa melakukan ini untuk kebaikan kamu. Papa ga mau kamu mendapat laki-laki yang salah"
"Atas dasar apa Papa menilai orang begitu? Papa pikir Ka Dirga baik? apa Papa tau tentang Ka Dirga yang sebenarnya? ga kan?"
"Kayla dengar Papa, jauhi Vano. Sampai kapanpun selama Papa masih bernafas kamu harus tetap bersama Nak Dirga"
"Tapi aku ga cinta sama Ka Dirga"
"Cinta itu akan datang dengan sendirinya, sekarang mungkin kamu mengelaknya karna perasaan kamu sama cowo itu, tapi suatu hari nanti kamu akan mengakui cinta itu"
"Kayla cuma berharap semoga ucapan Papa benar. Tapi Kayla ga bisa janji untuk mencintai Ka Dirga selama perasaan itu belum ada"
Anggara dan Mama Adira hanya menyimak perdebatan antara seorang Ayah dan Putrinya. Mereka bingung harus berbuat apa, setelah berdebat cukup lama Papa Dito pergi terlebih dahulu kekamarnya bersama Mama Adira. Tinggallah Kayla dan Anggara, mereka saling menatap satu sama lain. Anggara menepuk bahu Kayla, memberi ketenangan sekaligus kekuatan.
"Kaka percaya sama kamu, walaupun Papa masih meragukan hubungan kamu sama Vano tapi kamu harus tau Papa cuma takut kamu terluka karna cowo yang belum kamu kenal dengan baik"
"Tapi Ka, Papa kan ga tau Vano. Papa juga ga bisa menyimpulkan kalau Ka Dirga itu cowo terbaik yang pantas buat aku. Kenapa aku ga boleh deket sama cowo sedangkan Ka Dirga bisa deket sama cewe bahkan mesra dihadapan aku, apa itu adil?"
"Maksud kamu Dirga punya pacar?"
"Iya. Kaka ga tau itu? kaka kan sahabatnya"
"Kamu mungkin salahpaham. Setau Kaka, Dirga itu ga punya pacar"
"Mungkin aja Ka Dirga bohong"
"Kamu udah tanya itu sama Ka Dirga?"
"Belum"
"Jangan menyimpulkan dulu kalau kamu belum tau kenyataannya. Kaka kenal Dirga jauh lebih lama dibanding kamu jadi kaka tau tentang Dirga termasuk soal pacar"
"Tapi tetep aja ka, pasti setiap orang yang liat mereka pasti berpikiran kalau mereka pacaran"
"Terus kenapa kamu kaya yang ga terima gitu?"
"Maksudnya?"
"Kamu cemburu?" goda Anggara.
"Cemburu? kaka jangan asal ngomong deh, ngapain aku cemburu sama Ka Dirga. Udah ah aku mau kekamar" Kayla mendadak salah tingkah.
"Kay"
Kayla membalikan badannya saat Anggara memanggilnya.
"Iya Ka"
"Besok kaka antar kamu ke kampus ya"
"Iya"
Kayla tak curiga atau bertanya soal tawaran Anggara mengantarnya ke kampus, dia pun melanjutkan langkahnya menuju kamar.
***
Kayla berdiri mematung didepan pintu saat Dirga berdiri dihadapannya. Kayla tak menyangka orang yang mengetuk pintu dan bertamu dipagi hari itu adalah Dirga. Mama Adira yang ingin mengetahui siapa yang bertamu begitu terkejut melihat Dirga.
"Nak Dirga" Mama Adira menghampiri Dirga.
"Pagi Tante" Dirga menyapa Mama Adira.
"Tumben pagi-pagi kesini? apa mau antar Kayla ke kampus?" Mama Adira menebak.
Dirga hanya tersenyum pada Mama Adira, dia jadi merasa tak enak bertamu dipagi hari. Mama Adira pun langsung mengajak dirga untuk sarapan bersama.
"Nak Dirga udah datang?" sapa Papa Dito bergabung dimeja makan untuk sarapan.
Kayla, Mama Adira dan Anggara melihat Papa Dito bersamaan, mereka heran dengan ucapan Papa Dito yang seolah menunggu kedatangan Dirga.
"Kalian pasti heran ya kenapa pagi-pagi Nak Dirga kerumah kita?" Papa Dito bertanya pada keluarganya termasuk Dirga.
"Apa ada yang mau Papa bicarain sama kita semua?" tanya Anggara mewakili.
"Nak Dirga, Om bisa minta tolong kan sama nak Dirga?" Papa Dito menatap kerah Dirga.
"Minta tolong apa ya Om?"
"Kalau Nak Dirga sempat, apa Nak Dirga bisa mengantar Kayla ke kampus sebelum Nak Dirga berangkat kekantor?" tanya Papa Dito.
"Papa" Kayla memprotes seolah tak terima dengan usulan Papa Dito.
"Bisa kan Nak Dirga?" Papa Dito memelas.
"Bisa Om"
"Terima kasih ya Nak Dirga"
"Nak Dirga memang tidak keberatan?" Mama Adira ingin memastikan soal kesanggupan Dirga.
"Ga Tante, Dirga sama sekali ga keberatan. Dirga malah seneng bisa lebih dekat sama Kayla"
"Kalian so swett banget sih" puji Mama Adira pada Dirga dan Kayla.
"Ya udah, ayo sarapan nanti kalian bisa terlambat kekantor" perintah Papa Dito.
Mereka semua menikmati sarapan. Dirga menatap Kayla sekilas, hatinya serasa nyaman melihat wajah itu apalagi saat Kayla sedang tersenyum. Apa Dirga mulai menyukai Kayla? Dirga tiba-tiba memalingkan wajahnya kesemula saat Kayla melihatnya.
"Kenapa Papa harus berbuat sejauh ini? apa Papa ga sadar kalau ini namanya mengekang kebebasan aku? kalau aku selalu diantar Ka Dirga ke kampus bisa-bisa anak kampus bakal jadiin aku bahan gosip jilid 2 ini" gumam Kayla dalam hati.
Papa Dito memperhatikan Kayla yang sedang melihat Dirga. Papa Dito tersenyum karna rencananya berhasil membuat Kayla bisa bersama dengan Dirga. Papa Dito berharap semoga Dirga dan Kayla bisa merasakan cinta dengan seriringnya waktu berjalan. Namun ada sebuah kesedihan dihati Papa Dito. Entah kenapa Papa Dito tak bisa membayangkan jika suatu hari Kayla pergi meninggalkannya untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama Dirga. Tapi apa Kayla sudah siap jika suatu hari dia diminta untuk segera menikah dengan Dirga? Papa Dito termenung memikirkannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments