Mama Andin pagi itu begitu sibuk memilih pakaian didalam lemari, ia begitu antusias karna hari ini keluarganya akan berkunjung ke rumah Pa Dito. Setelah selesai bersiap Mama andin lalu menghampiri kamar anak-anaknya satu persatu untuk menyuruh mereka bersiap-siap, dengan khas seorang ibu Mama Andin mengetuk pintu dengan kencang sembari bersuara tinggi memanggil nama anaknya.
"Alvi, ayo bangun ini udah jam 8 cepet siap-siap" Ucap Mama Andin sambil mengetuk pintu kamar Alvi lalu Alvi membuka pintu kamarnya.
"Kenapa sih ma, ketuk pintunya ga bisa slow aja apa? ini tuh masih pagi, alvi tuh butuh hibernasi dihari libur" Alvi mengaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ayo siap-siap hari ini kita mau silaturahmi kerumah Om Dito"
"Silaturahmi? silaturahmi dalam bentuk apa nih? arisan? atau reunian? kalau kaya begitu Alvi ga ikut ah Alvi mau dirumah aja"
"Kamu yah, disuruh orangtua bukannya nurut aja" Mama Andin menjewer teliga Alvi hingga Alvi meringis kesakitan.
"Auuwww... Ma sakit"
"Mau nurut sama Mama atau tangan ini ga lepas dari kuping kamu?"
"Iya ya, Alvi siap-siap sekarang. Mama tega banget sih sama anak gantengnya ini, nanti kalau kuping Alvi luka gimana? kegantengan Alvi bisa-bisa menurun Ma" protes Alvi.
"Bener-bener ya anak zaman sekarang ada aja tingkahnya, ya udah sana cepet mandi" perintah Mama Andin.
"Iya" Alvi pun masuk kembali kedalam kamarnya.
"Ada apa Ma pagi-pagi udah ribut aja sama Alvi" tanya sebuah suara yang tak lain Dirga, kamar Alvi memang bersebelahan dengan kamar Dirga jadi keributan yang diciptakan Mama Andin dan anak keduanya itu bisa tedengar jelas.
"Ya ampun, Dirga" bentak Mama Andin yang membuat Dirga mematung sesaat.
"Mama kenapa?" tanya Dirga heran.
"Kenapa semua laki-laki dirumah ini semuanya hoby banget sih nguji emosi Mama"
"Aku bikin salah apa Ma? aku kan baru bangun tidur"
"Iya itu salah kamu. Kenapa kamu belum siap-siap? hari ini kita mau silaturahmi kerumahnya Om Dito"
"Kenapa mendadak Ma"
"Ga usah banyak tanya dan membantah, sekarang cepet kamu siap-siap. Hari ini kamu harus tampil yang perpect ok? karna gadis yang dijodohkan sama kamu harus liat anak Mama yang ganteng ini dengan sempurna" pinta Mama Andin lalu berlalu pergi meninggalkan Dirga yang tak berkutik mendengar celotehan Mamanya.
***
Semua persiapan dikediaman Papa Dito telah siap, Mama Andin begitu tak sabar menanti kedatangan keluarga Pa Adnan dan keluarganya. Anggara yang memperhatikan tingkah Ibunya yang begitu gembira seolah merasakan apa yang Mama Adira rasakan walau sebenarnya Anggara belum mengatahui siapa tamu yang akan datang.
Tepat pukul 10 keluarga Pa Adnan tiba dirumah Papa Dito, Mama Andin menyambut mereka dengan suka cita. Mama Adira terkesima ketika pandangannya tertuju pada sosok bertubuh tinggi tegap dengan senyuman manis dan wajah tampan dihadapannya.
"Ini Dirga?" tanya Mama Adira menunjuk kearah dirga.
"Iya tante" jawab Dirga.
"Kamu ternyata ganteng ya" puji Mama Adira yang dibalas senyuman oleh Dirga.
"Kenapa Ka Dirga aja yang dibilang ganteng, Alvi kan juga ga kalah gantengnya dari Ka Dirga" gumam Alvi.
"Kamu pasti Alvi ya?" tanya Mama Adira pada Alvi.
"Iya Tante" jawab Alvi.
"Ternyata kamu sama gantengnya kaya Kaka kamu. Mama kamu banyak cerita juga lho tentang kamu. Ya udah masuk yuk" ajak Mama Adira pada keluarga Pa Adnan.
Diruang keluarga, semua orang berbincang ria sambil menikmati makanan yang tersedia tak terkecuali Alvi dan Dirga. Anggara yang baru datang saat itu berniat memberi salam pada keluarga sahabat Papa Dito mendadak diam dan kaget saat tau keluarga yang datang adalah keluarga Pa Adnan, ya siapa yang tak menduga. Orang yang akan dijodohkan dengan Kayla adalah orang yang benar-benar dikenalnya.
"Anggara"panggil Mama Adira ketika melihat Anggara.
Anggara melangkahkan kakinya lalu memberi salam pada Pa Adnan dan Bu Andin.
"Om Tante" sapa Anggara pada Pa Adnan dan Bu Andin.
"Anggara, lama ya ga ketemu" ucap Pa Adnan.
"Iya Om. Gimana kabar Om sama Tante?"
"Baik"
Anggara mendudukan tubuhnya dikursi sambil menatap Dirga yang berada duduk dihadapannya, mereka berdua saling beradu pandang. Entah ini memang benar-benar nyata atau hanya dugaan saja, pemikiran mereka terlintas pada pikiran yang sama yaitu mereka akan menjadi saudara ipar.
Namun yang paling membuat mereka tak percaya, kenapa orangtua mereka tak saling memberitahu soal sosok yang akan dijodohkan oleh keluarga mereka? pantas saja Papa Dito menyakinkan bahwa laki-laki itu baik, karna laki-laki itu adalah Dirga sahabatnya yang dia kenal sangat dekat. Pikir Anggara.
Pantas saja Papa Andan dan Mama Andin begitu menyukai anak gadis Papa Dito karna gadis yang akan dijodohkannya adalah adik dari sahabatnya. Pikir Dirga.
"kayla mana Ga?" bisik Mama Adira pada Anggara yang tengah memandang Dirga.
"Mungkin dia masih dikamarnya Ma"
"Panggil adik kamu"
"Iya Ma"
Saat Anggara bangun dari duduknya, sosok yang dinanti pun datang. Kayla menghampiri semua orang yang menatapnya tak terkecuali Dirga. Dirga seketika terpesona oleh sosok Kayla, Mama Andin yang melihat anaknya begitu terpesona pada Kayla terpintas untuk menjaili anaknya.
"Tuh kan terpesona, bener kan kata Mama Kayla itu cantik" goda Mama Andin yang membuat Dirga berpaling kearah lain.
"Mama ini jail banget sama anaknya" bisik Papa Adnan.
"Kayla, sini duduk disebelah tante" pinta Bu Andin yang dituruti Kayla.
Semua berbincang sambil menikmati makanan yang tersedia, tiba-tiba Mama Andin mengusulkan sesuatu yang membuat semua terdiam untuk mendengarnya.
"Perhatian semuanya, gimana kalau Dirga ajak pergi jalan Kayla. Biar mereka bisa mengenal satu sama lain. bener ga Pa?" usul Mama Andin.
"Ide bagus" ucap Papa Adnan.
"Iya bener Mba, kayla kamu siap-siap sana" Perintah Mama Adira.
"Tapi Ma.." ucapan Kayla terhenti saat Mama Adira mengedipkan mata kearahnya.
"Dirga, ayo sana" ucap Mama Andin.
"Iya Ma" Dirga pasrah mengiyakan karna dia tak ingin berdebat panjang dengan Mamanya.
"Alvi boleh ikut ya ma?" pinta Alvi.
"Ga boleh"
"Ikut aja, biar seru kan" ucap Kayla yang membuat semua orang terfokus melihatnya.
"Ga boleh dong Kayla, nanti Alvi cuma bikin kalian repot aja"
"Ga apa-apa Tante, boleh ya Alvi ikut?" Kayla memelas.
"Ya udah kalau kamu tetep maksa Alvi ikut, tapi kalau dia nyusahin tinggalin aja ya" ucap Mama Adira yang membuat semua tertawa.
"Kalau Alvi ikut, Anggara juga boleh ikut dong?" tanya Anggara pada orang tuanya.
"Kenapa kamu jadi ikut juga?" tanya Mama Adira.
"Aku butuh penyegaran Ma, gak apa-apa kan?"
"Terserah kamu deh, tapi jangan ganggu adik kamu sama Dirga ya"
"Iya Mama"
"Kalau gitu kita pamit, Om Tante Dirga ajak Kayla keluar sebentar ya" ijin Dirga.
"Iya. Kalian hati-hati dijalan ya" ucap Papa Dito.
***
Disebuah mall ternama mereka berempat berjalan beriringan, karna tak ada tempat yang bisa dituju mereka pun memutuskan untuk pergi mall. Tiba dilantai 3, mata Kayla tertuju pada sebuah wahana permainan, tanpa persetujuan yang lain Kayla pun memasuki area itu. Anggara yang sadar tingkah Kayla hanya bisa mengelengkan kepala saja.
"Kebiasaan ya tuh anak" gumam Anggara.
"Ka, Alvi mau kesana ya? mau main sama ka Kayla" ijin pada Anggara dan Dirga sambil berlalu pergi.
"Mau masuk juga ga kesana?" tanya Anggara pada Dirga.
"Ayo"
Didalam wahana permainan Kayla bersama Alvi tengah bermain pump it up (sebuah nama mesin arcade yang merupakan salah satu dance video game) mereka bergitu antusias sampai tak memperdulikan sekitarnya.
Dirga dan Anggara yang sedang duduk dikursi arena permainan memperhatikan tingkah adik mereka itu dengan santai.
"Gue ga nyangka, orang yang lo ceritain soal perjodohan itu ternyata adik gue sendiri" ucap Anggara sambil memandang kearah Kayla yang sedang asik bermain.
"Dan gue lebih ga nyangka lagi orang itu ternyata adik lo. Pantes aja Mama sama Papa kekeh ngejodohin gue, ternyata adik lo secantik itu"
"Lo terpesona sama Kayla? gue ga nyangka kesan lo liat adik gue sampe memuji gitu. Apa segitu luar biasanya kecantikan adik gue?"
"Jadi lo bangga karna seorang Dirga memuji kecantikan adik lo?" tanya Dirga dengan percaya diri.
"Bukan Bangga, gue akuin adik gue emang cantik, cuma gue takjub aja setelah sekian lama lo ga melirik cewe sekarang lo bisa-bisanya memuji kecantikan cewe didepan gue"
"Segitu senengnya lo denger gue memuji cewe lagi"
"Iya lah, bakal ada bau-bau move on nih" ledek Anggara.
"Terserah apa kata lo, gimana Kayla?" tanya Dirga membuat anggara mengerutkan alisnya.
"Maksudnya?"
"Sifatnya"
"Seperti yang lo liat, salah satu sifatnya dia masih kaya anak kecil. Sibuk sama kesenangannya kaya sekarang yang lo liat. Sejujurnya gue ngerasa tenang, ternyata orang yang dijodohin sama Kayla itu lo. Walaupun gue tau lo mau menolak perjodohan ini tapi.."
"Gue terima perjodohan ini" ucap Dirga dengan lantang.
Anggara terdiam sejenak mendengar pengakuan Dirga, bagaimana bisa perjodohan yang awalnya ditolaknya tiba-tiba dia menerimanya. Sungguh pola pikir Dirga yang ragu. Pikir Anggara.
"Gue ga salah denger? lo mau terima perjodohan ini?"
"Iya, bukannya lo menyarankan gue buat move on? mungkin ini waktunya"
"Tapi lo ga ada maksud apa-apa kan? Kayla itu adik gue satu-satunya, siapa pun laki-laki yang nyakitin dia atau bahkan buat dia nangis, laki-laki itu berhadapan sama gue" ucap Anggara serius.
"Lo tau gue kan? gue pastiin gue ga akan kaya gitu. Gue cuma mau bangkit dari trauma gue, mungkin lewat perjodohan ini ternyata Kayla bisa menyembuhkan luka gue"
"Gue pegang ya kata-kata lo"
"Ka main itu yuk" ajak Alvi yang membuat obrolan Anggara dan Sirga terhenti. Alvi mengajak Kayla, Dirga dan Anggara bermain bom bom car.
Setelah puas bermain, mereka memutuskan makan siang bersama sebelum pulang. Disebuah tempat makan olahan ayam k*c mereka berempat makan dengan lahapnya. Kayla yang saat itu ijin pamit ketoilet terhenti langkahnya seketika, saat sebuah suara memanggil namanya sampai membuat ketiga lelaki yang sedang bersamanya menoleh kearah sumber suara itu secara bersamaan.
"Kayla"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Riska Ch
semangat tor, buat semjanya jangan lupa mampir di karayaku dan bantu follow juga tapi mohon maaf kalo tisn masih acak²kan
2021-07-04
2
Anonymous
Thor
2021-06-03
0
Mama amiinn Asis
vuksulx thor
2021-05-05
3