Dirga tetap berpikir dalam diamnya. Semakin dia pikirkan semakin membuatnya bingung dengan ucapan kayla. Sebenarnya apa yang membuat kayla begitu ingin membatalkan perjodohan ini? Dirga memikirkan hal itu sampai suara Kayla menyadarkannya.
"Ka, kaka mau kan?" tanya Kayla mengulang pertanyaannya yang membuat Dirga tersadar dari diamnya.
"Kaka ga janji bisa merubah keputusan mereka, kamu pasti berpikir begitu juga kan?"
"Kenapa ya mereka mau jodohin kita? kaka tau alasannya ga?"
"Kaka juga ga tau. Pasti ada alasan kenapa mereka menjodohkan kita"
Kayla terdiam setelah obrolannya bersama Dirga. Karna perjalanan masih cukup lama dan peluang mengobrol pun masih ada, Dirga pun teringat sesuatu yang ingin dia ketahui dari Kayla.
"cowo yang sama kamu waktu itu beneran pacar kamu ?" tanya Dirga membuat Kayla meliriknya.
"Kenapa kaka tanya itu?"
"Setidaknya kaka harus tau soal itu, sejujurnya orangtua kaka terlanjur suka sama kamu, mereka bahkan terobsesi jadiin kamu menantu mereka. Kaka cuma takut suatu hari mereka tau kamu punya pacar, entah gimana perasaan mereka nanti"
"Emangnya perjodohan kita itu seserius itu? sampai orangtua kaka punya keinginan begitu?"
"Mungkin"
"Tapi aku masih kuliah ka, terpikirkan nikah aja belum ada"
"Perjodohan kita juga belum tentu kearah sana kan? jodoh kan ga ada yang tau, tapi namanya orang tua pasti punya keinginan anaknya dapat pasangan yang baik, dan menurut mereka kamu itu cewe yang baik"
"Begitu ya. Hmmm aku penasaran, kaka punya pacar ga sih?"
"Pertanyaan kaka yang tadi aja belum kamu jawab"
"Soal vano? dia itu bukan pacar aku ka, kita itu cuma temen aja. Sebenernya aku memang punya perasaan sama Vano tapi..."
"Tapi apa?"
"Papa ngelarang aku pacaran, jadi aku cuma bisa pendam perasaan ini diem-diem. Kalau kaka?"
"Kaka ga punya pacar"
Kayla mengerutkan dahinya mendengar ucapan Dirga, bagaimana bisa seorang Dirga mengatakan dirinya tak mempunyai pacar. Seketika Kayla menertawakan Dirga.
"Kenapa ketawa?"
"Lucu aja. Masa Ka Dirga ga punya pacar, kelamaan jomblo kah?"
"Kamu ini ngeledek?"
"Ga, unik aja. Ka Dirga sama Ka Anggara kenapa nasibnya sama-sama jomblo ya?" Kayla tertawa lepas seperti menertawakan sebuah lelucon.
"Tapi kalian berdua normal kan?" tanya Kayla memastikan.
"Normal lah, cuma memang belum ketemu jodoh aja"
"Oh begitu, maaf ya aku ga bermaksud ketawain kaka cuma aneh aja cowo perpect secara fisik dan tampilan kaya Kaka bisa ga punya pacar"
"Kamu ini ada-ada aja"
"Oh iya, aku tuh mau tanya dari tadi tapi aku lupa. Kaka tau nomor aku dan aku kuliah dimana dari siapa?"
"Dari mama kamu, katanya Pak Tedi ada keperluan jadi ga bisa jemput kamu, jadi Mama kamu minta tolong Kaka buat jemput kamu"
"Ga salah, pasti ini rencana Mama biar aku bisa deket sama ka Dirga" gumam Kayla dalam hati.
Tanpa terasa mereka sudah sampai didepan rumah kayla. Dirga dan Kayla turun dari mobil bersamaan, tanpa diduga Mama Adira yang sedang menyapu halaman rumah mendadak menghentikan aktivitasnya setelah melihat Dirga datang bersama Kayla.
"Hai anak mama udah pulang, eh Nak Dirga" sapa Mama Adira.
"Apa kabar Tante" Dirga menyapa mama dira.
"Baik. Makasih lho ya udah anterin anak Tante ini pulang, maaf ya Tante bikin repot kamu"
"Ga tante, kebetulan dikantor ga begitu sibuk (sebenarnya sibuk, tapi Dirga mengalihkan pekerjaannya pada Anggara) jadi Dirga bisa jemput Kayla"
"Begitu ya, ayo masuk dulu. Kebetulan ini jam makan siang, Nak Dirga belum makan kan?"
"Ga usah Tante, Dirga makan dikantor aja"
"Ga apa-apa, makan dulu disini. Ayo masuk"
Mama Adira menarik lengan Dirga memasuki rumah, Kayla heran melihat sikap Mama Adira yang begitu antusias dengan kedatangan Dirga. Dimeja makan sudah tersedia berbagai menu, Kayla yang melihatnya seolah takjub karna tak biasanya Mama Adira memasak banyak untuk makan siang, sudah diduga ini memang rencana Mama Adira.
"Mama tumben masak sebanyak ini?" tanya Kalya menyindir.
"Kita kan kedatangan tamu jadi harus masak spesial. Nak dirga, makan yang banyak ya" perintah Mama Adira pada Dirga sambil menaruh lauk di piring Dirga.
"Cukup Tante" ucap Dirga yang melihat piringnya cukup penuh dengan banyak makanan.
"Dimakan ya"
"Iya tante, makasih"
" Apa-apaan sih Mama, emangnya Ka Dirga sespesial itu kah?"gumam kayla.
"Papa pulang" suara Papa Dito menghentikan aktivitas makan siang itu.
"Ada Dirga? kapan kesini?" tanya Papa Dito melihat Dirga sedang menikmati makan siang bersama Kayla dan Mama Adira.
"Iya Om, Om baru pulang dari toko?"
"Iya. Ayo dilanjut makannya"
Papa Dito ikut bergabung menikmati makan siang bersama Mama Adira, Kayla dan juga Dirga.
"Jadi Kayla dijemput sama Nak Dirga?" Papa Dito bertanya pada Dirga.
"Iya Om"
"Makasih ya Nak Dirga, Om jadi buat repot"
"Ga Om, Dirga justru seneng karna bisa deket sama Kayla"
"Kamu benar juga. Kalau begitu sering-seringlah kalian pergi berdua biar saling mengenal lebih jauh"
"Iya Om, nanti kalau ada waktu Dirga ajak Kayla pergi"
Disaat obrolan itu Kayla merasa heran melihat tingkah Mama Adira yang tersenyum memandanginya.
"Mama kenapa senyum-senyum?" tanya Kayla pada Mama Adira yang tersenyum melihatnya yang duduk dekat dengan Dirga.
"Mama suka aja liatnya, kalian cocok ya. Bener ga Pa?" Mama Adira melirik Papa Dito.
"Iya"
"Ga kebayang kalau kalian nanti bener-bener udah saling jatuh cinta. Pasti jadi pasangan yang serasi"
"Mama ngomong apa sih, siapa juga yang bakal jatuh cinta sama Ka Dirga" bisik Kayla.
"Oh iya Nak Dirga, maaf ya soal Kayla pergi dengan teman cowo nya waktu itu"
"Iya Om ga apa-apa"
"Kamu tenang aja, Om menjamin itu cuma teman Kayla"
"Iya om"
"Om itu sebenarnya melarang Kayla untuk pacaran dengan siapapun, Om takut kayla jatuh cinta sama cowo yang salah. Tapi om percaya sama kamu, kamu itu laki-laki yang baik untuk Kayla"
"Om terlalu memuji"
"Kamu memang laki-laki baik, makanya Om percaya sama kamu"
"Sebaik itu kah seorang Ka Dirga? bener-bener ya Papa, anaknya dilarang deket sama siapa-siapa tapi sama pilihanya baiknya sampai memuji setinggi langit" ucap Kayla dalam hati sambil menatap Dirga.
"Iya Nak Dirga, apalagi orangtua Nak Dirga sahabat Om Dito jadi kita percayakan Kayla sama kamu, dan tali silaturahmi kita akan jadi semakin erat kalau sampai kalian berdua menikah" lanjut Mama Adira.
Kayla dan Dirga menatap Mama Adira bersamaan. "Menikah" kata itu seolah membuat mereka berdua terdiam seketika.
"Ma..maksud Tante apa?" Dirga terbata-bata.
"Menikah. Memangnya menurut kalian perjodohan ini main-main?" Mama Andin tersenyum melihat ekspresi kaget kedua orang dihadapannya yaitu Kayla dan Dirga.
"Mama lagi bercanda kan? ini ga lucu lho" Kayla serius.
"Kalian bisa tanya sama Papa"
"Ini serius Pa?" tanya Kayla.
"Ini baru rencana, kalian ga perlu kaget begitu. Kita juga harus pikirin semuanya. Lambat laun perjodohan ini juga akan berujung pernikahan" Papa Dito menjelaskan dengan santainya.
Menikah? rencana apa ini? kenapa Papa merencanakan ini tanpa persetujuan Kayla? Kayla hanya berdiam mendengar ucapan Papa Dito. Bayangan akan pernikahan yang membuatnya tak akan bebas menguasi pikirannya, bagaimana membujuk Papa agar perjodohan ini tak membuatnya menjadi seorang istri diusia muda. Walaupun itu hanya rencana tapi suatu hari pasti pernikahan itu benar-benar akan terjadi. Tapi Kayla belum siap untuk semua itu, lalu bagaimana dengan pemikiran dirga soal ini?
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments