Dirga kembali kekantornya dengan perasaan yang bimbang. Perjodohan yang ia hadapi ternyata penentu teman hidupnya. Antara ragu dan ingin menjalani tapi hati seolah takut untuk menghadapi, rasa trauma dulu membuat hati Dirga belum sepenuhnya pulih terutama tentang perasaannya yang pernah dikhianati.
Anggara memasuki ruangan Dirga dengan membawa beberapa berkas. Karna masih jam makan siang Anggara pun berniat mengajak Bos sekaligus sahabatnya itu untuk makan siang diluar tapi kenyataannya Dirga hanya melamun memandangi laptopnya.
"Sekarang apa lagi yang lo pikirin?" Anggara membuyarkan lamunan Dirga.
"Bukan apa-apa"
"Ini berkas yang lo minta"
"Gimana tadi hasilnya? apa perusahan BN
tertarik bekerja sama dengan perusahan kita"
"Sebenarnya ada sedikit masalah"
"Masalah apa? apa presentasi nya kurang menarik?"
"Bukan soal itu"
"Terus?"
"Mereka akan mendatangi kontrak dengan kita asalkan mereka bisa ketemu langsung sama lo"
"Kenapa harus ketemu sama gue kalau mereka tertarik sama presentasi kita"
"Entah, lusa mereka minta pertemuan lagi"
"Ya udah lo atur waktunya aja"
"Ok. Lo mau makan siang dimana?"
"Gue udah makan tadi"
"Dimana?"
"Rumah lo"
"Kenapa bisa?"
"Tadi Tante Adira minta tolong gue jemput Kayla dikampus, katanya yang biasa jemput ada urusan"
"Pantes ya lo pergi gitu aja, sampe urusan kantor gue yang handle ternyata jemput Kayla"
"Sorry gue ga bilang, tadi gue buru-buru"
"Ya udah gue mau makan siang dulu"
"Hhmm"
"Pasti ini rencana Mama buat deketin Kayla sama Dirga" ucap anggara dalam hati.
Saat hendak keluar ruangan, Dirga memanggil Anggara. Sebenarnya ada sebuah pertanyaan yang menggangu pikiran Dirga saat ini dan Dirga ingin tanyakan pada Anggara.
"Ga" panggil Dirga.
"Iya" saut Anggara.
"Apa lo yakin gue pantas buat Kayla?" tanya Dirga yang membuat Anggara membalikan tubuhnya kearah Dirga.
"Kenapa lo tanya gue? tanya hati lo, gue disini sebagai sahabat dan sekaligus Kaka Kayla cuma mendukung apa yang menurut lo yakin. Tapi kalau lo masih ga yakin karna trauma lo, gue rasa lo harus lepasin perjodohan ini. Gue ga mau, lo maupun Kayla terluka gara-gara ini"
Anggara pergi setelah menjawab apa yang Dirga tanyakan. Sebenarnya apa yang membuatnya sampai susah melupakan masalalu itu? kenapa rasanya susah sekali menyakinkan diri dan hati. Padahal ini adalah kesempatan untuk mengubur luka itu, tapi kenapa rasanya pintu hati ini masih terkunci rapat untuk merasakan cinta yang baru.
Dirga menutup matanya sambil memyandarkan tubuhnya disofa. Takdir pasti sudah merencakan ini semua termasuk perjodohannya dengan Kayla. Mau tidak mau Dirga harus yakin untuk memulai kisah baru walau belum ada rasa cinta pada Kayla. Dirga hanya mencoba untuk yakin saat ini, sebenarnya ketakutannya itu terletak pada Kayla. Dia takut jika dia hanya memanfaatkan Kayla untuk menjadi pelarian lukanya saja.
Sebuah dering telpon menyadarkan Dirga dari pemikirannya. Dirga pun mengambil handphonenya yang ia letakan diatas meja kerja.
"Mama" gumamnya melihat layar handphonenya.
"Iya Ma ada apa?" tanya Dirga.
"Kamu hari ini pulang cepet ga?"
"Memang kenapa Ma? Dirga usahain ya"
"Ada yang mau mama bicarain sama kamu. Ya udah Mama tunggu dirumah ya"
"Iya ma"
"Dah sayang" Mama Andin menutup telponnya.
***
Setelah kepergian Dirga, Kayla membantu Mama Adira membersikan dapur. Kayla merapihkan peralatan dapur yang sudah dicuci bersih oleh Mama Adira. Sebenarnya Mama Adira mempunyai asisten dapur dirumahnya tapi karna tak ada hal yang bisa dikerjakan, akhirnya Mama Adira melakukan itu untuk mengisi waktu luangnya saat dirumah. Sambil menyusun piring bersih Kayla memprotes tingkah ibunya yang membuatnya dirundung malu karna menuduh Dirga yang tidak-tidak.
"Mama pasti yang rencanain Ka Dirga jemput aku kan?"
"Lha kenapa menuduh Mama begitu"
"Itu buktinya aku liat Pak Tedi ada, berati Pak Tedi ga ada urusan penting apa-apa kan?"
"Iya deh Mama ngaku, Mama yang rencanain itu. Tapi bagus kan? kamu jadi bisa deket sama Nak Dirga"
"Bagus apanya? malu iya" gumam Kayla.
"Permisi Bu, ini kiriman kue nya sudah datang" ucap Bi Imah asisten rumah tangga Kayla yang usianya sudah setengah abad itu pada Mama Adira.
"Makasih ya Bi"
"Iya Bu, saya permisi Bu mau melanjutkan pekerjaan saya"
"Iya Bi"
"Mama pesen kue sebanyak itu buat apa?" tanya Kayla yang melihat Mama Adira sibuk mengecek kirimannya.
"Nanti sore kamu kirim ini kerumah Tante Andin ya"
"Aku? ga mau ah, kenapa ga Mama aja"
"Kamu ya disuruh orangtua nurut aja"
"Tapi Ma...."
"Ga ada protes-protesan, Mama mau kekamar dulu. Jangan lupa ya, anterin kuenya"
Kayla sedikit kesal dengan perintah Mama Adira, kenapa harus dia yang mengantarnya? kenapa tidak Pak Tedi atau pakai aplikasi pengiriman. Karna ini perintah Ibu presdir rumah, Kayla pun bergegas kekamar untuk bersiap- siap kerumah Bu Andin.
Bi Imah mengetuk pintu kamar Kayla, Bi Imah memberitahu bahwa ada teman Kayla yang sedang menunggunya diruang tamu, dan yang dimaksud teman Kayla itu adalah Yasmin. Kayla heran tak biasanya Yasmin datang kerumahnya tanpa memberitahu sebelumnnya.
"Yasmin" Kayla memanggil Yasmin yang sedang memandangi foto keluarganya yang terpasang diruang tamu.
"Hai, Lo udah rapi begitu mau pergi ya?" tanya Yasmin melihat Kayla sudah bersiap untuk pergi.
"Iya. Eh kebetulan kamu datang, temenin aku ya"
Kayla seketika mendapat ide untuk mengajak Yasmin menemaninya ke rumah Tante Andin.
"Kemana?"
"Udah nanti juga kamu tau"
"Bentar deh, kita mau kemana sih? terus kita mau naik apaan? motor gue?"
"Kita naik taxi online, Pak Tedi lagi jemput Papa aku. Eh bantu aku bawa ini juga ya"
Kayla menyodorkan beberapa bingkisan kue pada Yasmin.
"Udah yuk pergi, taxi nya udah didepan tuh" ajak Kayla pada Yasmin.
"Kamu udah mau pergi?" tanya Mama Adira yang tiba-tiba muncul.
"Hai tante" sapa Yasmin.
"Ada Yasmin, kapan dateng?"
"Barusan Tante"
"Lho yasmin kenapa bawa bingkisan kue. Kay, kamu ajak Yasmin juga?"
"Iya Ma, ya udah Kayla pergi ya. Dah"
"Tante, aku pamit dulu ya"
"Iya hati-hati ya"
Didalam mobil Kayla sibuk memainkan handphonenya, Yasmin yang merasa tak tau akan diajak kemana oleh Kayla mencoba bertanya pada kayla.
"Sebenernya kita mau kemana sih?"
"kerumah cowo yang terikat perjodohan sama aku"
"Serius? jadi kue ini buat calon mertua?"
"Apa sih kamu, calon mertua apaan"
"Ya kalau bukan calon mertua terus apaan? wah bakal ketemu sama cowo perjodohan lo dong?"
"Ga usah berharap ya. Paling juga dia masih dikantor"
"Cie belum resmi hubungan aja udah tau soal jadwal pulang kerjanya"
"Apa sih. Ga lucu deh"
Kayla dan Yasmin pun tiba ditempat tujuan mereka yaitu rumah Tante Andin sekaligus rumah Dirga. Kayla dan Yasmin dibuat takjub dengan pemandangan rumah dihadapan mereka. Sebuah rumah megah yang bernuasa klasik.
Saat Kayla dan Yasmin sibuk memandangi rumah megah itu sebuah klakson mobil mengagetkan mereka, entah siapa yang membunyikan klakson dengan begitu kerasnya sampai membuat Kayla dan Yasmin dibuat kaget olehnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments