Disebuah rumah megah Pa Adnan dan istrinya yang bernama Bu Andin tengah menikmati secangkir teh dihalaman belakang rumahnya. Tiba-tiba ditengah obrolan mereka seorang lelaki datang memberi salam pada mereka dan lelaki itu bernama Dirga.
"Hai Pa Ma" sapa Dirga sembari mencium punggung tangan kedua orangtuanya.
"Anak Mama udah pulang, gimana pekerjaan kamu? kamu pasti cape ya? sekarang kamu pergi mandi terus kamu makan ya. Kasian anak ganteng mama ini harus kerja keras untuk terusin perusahaaan Papa nya" sindir Mama Andin.
"Mama ini masih aja gak berubah. Usia Dirga itu udah 27 tahun Ma gak perlu Mama perlakukan seperti itu terus, kasihan nanti kalau dia sudah punya istri dia pasti malu karna sikap Mama" protes Papa Adnan.
"Kalian lanjutkan ya, Dirga mau ke kamar dulu" pamit Dirga tersenyum melihat tingkah orangtuanya yang selalu meributkan hal seperti itu setiap harinya.
"Papa kenapa sih cemburu banget sama anaknya. Mama kan selalu adil berbagi perhatian Mama sama Papa"
"Tapi mama lebih perhatian sama Dirga dibanding Papa. Tapi Papa harus tetap bersabar karna sebentar lagi perhatian Mama akan fokus ke Papa"
"Maksudnya?"
"Kita kan akan segera punya menantu"
"Jadi Papa serius mau jodohin Dirga sama Kayla anak Pak Dito?"
"Iya. Mama setuju kan?"
"Mama setuju Pa. Kayla itu anak baik, cantik dan juga manis. Mama suka sama dia. Akhirnya Mama punya anak cewe" riang Mama Andin membanyangi jika suatu hari ia bisa berjalan bersama dengan Kayla.
"Mama tau dari mana soal Kayla"
"Waktu Papa ceritain soal Kayla, Mama langsung cek sendiri"
"Maksudnya?"
"Mama kan jadi detektif dadakan Pa dua hari yang lalu, Mama dateng ke kampusnya Kayla buat liat dia tapi Mama liatnya diam-diam, ternyata dia memang mempesona Pa gak salah kita jadiin dia calon menantu"
"Tumben soal jodoh Dirga Mama satu kubu. Gak sabar ya punya anak cewek"
"Iya lah. Mama kan udah gak muda lagi kalau mau nambah anak, jadi kita butuh menantu untuk mewujudkan keinginan Mama punya anak cewe"
"Awas aja kalau nanti Kayla udah jadi menantu kasih sayang dan perhatian Mama malah jadi berkurang lagi ke Papa"
"Cemburu ko dipelihara. Gini ya kalau punya suami sama dua anak laki-laki bawaannya gak pernah ngerti isi hati wanita. Udah ah Mama mau siapin Dirga makan" ucap Mama Andin berlalu meninggalkan Papa Adnan.
Pa Adnan dan Bu Adnin memiliki 2 orang anak laki-laki yang pertama Dirga dan yang kedua Alvi dan dia masih kelas 2 SMA.
Dikamar Dirga merebahkan tubuhnya yang lelah. Pekerjaan hari ini membuat pikiran dan tenanganya cukup terkuras. Setelah cukup beristirahat Dirga bergegas kekamar mandi untuk menyegarkan diri.
***
Seluruh keluarga Papa Adnan telah berkumpul dimeja makan termasuk Dirga. Malam itu Mama Andin memasak makanan kesukaan Dirga namun Dirga tak menyadari bahwa ada maksud lain dibalik itu. Selesai makan Papa Adnan mengajak keluarganya untuk berbincang diruang keluarga.
"Ada yang mau papa bicarakan" ucap Papa Adnan memulai obrolan.
"Soal apa Pa?" tanya Alvi anak bungsu yang selalu ingin tau.
"Perjodohan"
"Perjodohan? perjodohan apa? papa mau jodohin Alvi? Alvi masih sekolah Pa. Alvi belum kepikiran soal jodoh gebetan aja masih dalam proses pendekatan" celoteh Alvi yang membuat Mama Andin tertawa.
"Bukan kamu Alvi tapi kaka kamu" Papa Adnan memandang ke arah Dirga.
"Aku? Papa mau jodohin aku?"tanya Dirga kaget.
"Iya"
"Papa kuno nih masa zaman begini masih jodoh-jodohin anak. Papa gak adil ini namanya mengambil hak anak untuk saling mencintai dan mencintai pilihan sendiri" protes Alvi membela kakanya.
"Kamu itu masih berseragam sekolah udah bahas cinta aja, belajar aja yang bener" ucap Pak Adnan sembari melototi anak bungsunya itu.
"Iya Pa. Udah ah Alvi mau ke kamar aja. Disini Alvi cuma jadi anak bawang" keluh Alvi beranjak pergi.
"Good night boy" teriak Mama Andin pada Alvi yang beranjak pergi kekamarnya.
"Ma, maksudnya Papa apa jodohin aku?"
"Buat kasih mamah anak cewe lah. Mama kan kepengin anak cewe"
"Ini maksudnya apa sih Pa?" tanya Dirga bingung.
"Papa berencana menjodohkan kamu sama anak sahabat Papa. Mama kamu juga setuju karna Mama kamu juga pengen cepet dapet menantu biar keinginannya terwujud punya anak cewe " ucap Papa Adnan dengan santai.
"Bener kata Papa kamu. Kamu mau kan? Mama suka banget sama dia, dia cantik kamu juga pasti suka. Please kamu mau ya" rayu Mama Andin.
"Mama kayanya seneng banget sama dia" ucap Dirga yang bisa melihat betapa Mama nya sangat menyukai cewe yang akan dijodohkan dengannya.
"Makanya kamu mau ya terima perjodohan ini? ok boy?" kekeh Mama Andin.
"Kasih Dirga waktu untuk pikirin ini, boleh kan?" tanya Dirga memelas.
"Kenapa?" Mama Andin mulai panik dengan ucapan Dirga.
"Aku butuh waktu mah. Gak segampang itu Dirga putusin untuk terima perjodohan ini, aku juga belum mengenal pribadi dia. Dirga cape Ma, Dirga mau istirahat" Dirga pergi berlalu meninggalkan kedua orangtuanya.
"Pa, gimana kalau Dirga nolak?" tanya Mama Andin.
"Mama tenang aja, gak perlu menyimpulkan gitu aja"
"Papa kenapa santai banget sih, bikin kesel deh"
"Ya terus harus gimana, kita kan belum liat hasilnya, Dirga juga minta waktu untuk pikirin ini kan?"
"Mama cuma takut aja, Dirga nolak ini karna traumanya dulu"
"Udah gak usah bahas itu, kasih dia waktu berpikir. Kita juga jangan terlalu memaksa dia"
"Tapi Pa, Mama penasaran. Gimana sama pendapat Kayla ya soal perjodohan ini? gimana kalau Kayla nolak? bakal batal donk mama punya anak cewe" keluh Mama Andin.
"Dasar ya ibu-ibu, menghalusinasi kesimpulannya suka berkelana kemana-mana. Udah ah Papa mau kekamar dulu"
"Dasar bapak-bapak, kalau diajak debat sama ibu-ibu pasti kabur" gumam Bu Andin sambil menatap Papa Andan yang tengah berjalan menuju kamar.
Dibalkon kamar Dirga mencoba menjernihkan pikiraannya sambil menghirup udara malam. Bukan tanpa alasan, rencana perjodohan yang direncanakan orangtuanya membuat dia menjadi sedikit khawatir dengan rasa traumanya menjalin cinta.
Flashback on.
Beberapa tahun yang lalu.
Siang itu Dirga penuh semangat berjalan keluar dari kelasnya kebetulan hari itu kuliah selesai cepat. Hari ini dia berencana akan memberitau tentang siapa dia sebenarnya. Selama menjalin hubungan dengan kekasihnya Dirga segaja menyembunyikan identitas soal kehidupannya.
Dia berpura pura menjadi orang biasa dan hanya menjadi seorang mahasiswa dari kalangan biasa. Tak seperti anak terpandang lainnya yang berlomba-lomba menunjukan siapa mereka. Berbeda dengan Dirga, dia hanya ingin orang memghargainya dan menerima keberadaannya dengan apa adanya bukan karna kekayaan keluarganya.
Setiba di tempat tujuan Dirga bergegas masuk kedalam kafe. Semula Dirga mencari kesembarang arah untuk mencari sosok yang dicarinya, dan ketemu. Wanita itu tepat tak jauh dari pandanganya.
Dirga teresenyum, namun senyuman itu berubah menjadi amarah. Dirga mendapati sosok yang dicintainya sedang asik berbincang mesra dengan cowo lain dan yang membuatnya tak habis pikir kenapa cowo itu harus Andre,teman kuliahnya yang selalu merebut apa yang Dirga punya terutama soal cinta dan wanita. Dirga mencoba tetap tenang dengan amarahnya menghadapi situasi yang menyakiti hati didepan matanya.
"Friska" panggil Dirga dengar nada suara bergetar.
"Dirga" saut Friska saat melihat Dirga dihadapannya.
"Hai Dirga" sapa Andre yang menyadari kehadiran Dirga.
"Kalian berdua.."
"Ya kita berdua pacaran, lo udah liat sendiri kan?" ucap Andre memotong ucapan Dirga.
Dirga terkejut dengan ucapan andre. Dia mencoba mencerna apa yang andre ucapkan. Friska meminta Andre untuk meninggalkannya berdua dengan Dirga karna ada hal yang harus mereka bicarakan.
"Fris, tolong kamu jelasin ini semua" pinta Dirga.
"Maaf Dirga, sebenernya aku mau jelasin ini semua sama kamu. Tapi karna kamu terlanjur tau sendiri jadi sekarang aku gak perlu jelasin lagi" ucap Friska.
"Apa kamu bener-bener gak cinta sama aku? selama kita pacaran apa ga ada artinya buat kamu?" tanya Dirga.
"Maaf dirga, ini salah aku yang gak jujur sama kamu. Sejujurnya Andre lebih baik dari kamu, dia bisa kasih apa yang aku butuhin"
"Maksud kamu?"
"Ayo lah Dir, kamu masa gak paham maksud aku. Status kamu sama Andre itu beda, aku bukan materialistis tapi aku coba realistis aja. Hubungan juga bukan cuma tentang cinta aja Dir" tutur Friska dengan percaya diri.
Friska memang salah satu cewe dikampus yang bisa terbilang cantik difakultasnya, dia juga berasal dari keluarga berkecukupan tapi keluarganya tak seberada andre dan Dirga. Dia menfaatkan kecantikannya untuk bisa mendapatkan cowo manapun termasuk Dirga.
"Jadi karna itu kamu khianatin aku?" tanya Dirga terbata bata.
"Iya"
"Terus selama ini kita pacaran untuk apa?"
"Untuk kepuasan aku aja, ternyata semua cowo yang aku mau bisa aku dapet dengan mudahnya. Kamu memang punya tampang tapi sayangnya kamu gak punya harta"
"Jadi selama ini kamu pura pura cinta sama aku?"
"Bisa dibilang begitu, tapi harusnya kamu bisa sedikit bersyukur karna kamu bisa pacaran sama aku. Jarangkan ada cewe yang mau sama cowo yang gak punya apa-apa"
"Apa kamu gak pernah peduli sama perasaan aku?"
"Engga, aku cuma kasian aja sama kamu. Dan mulai sekarang kita putus"
"Putus? kamu putusin aku karna kamu
lebih memilih Andre?"
"Hhmm... lebih baik sekarang kamu buang jauh-jauh perasaan kamu sama aku. Karna aku gak butuh perasaan kamu"
"Kamu serius?"
"Sangat serius"
"Ok. Kalau itu keputusan kamu lebih memilih Andre, aku akan terima. Tapi aku cuma mau ingetin kamu, jangan memandang orang dari status sosialnya karna jalan hidup manusia itu gak ada yang bisa menduga. Satu hal lagi, makasih udah buat aku sadar kalau kamu ternyata memang bukan yang terbaik buat aku" ucap Dirga dengan penuh penekanan lalu pergi meninggalkan Friska.
Flashback off.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
aku mampir nih ceritanya menarik
2023-01-08
0
Ida Maridin
wooow seru 😘😘 visiualnya thor
2021-06-09
0
Anonymous
ayo Thor
2021-06-03
0