Pak Tedi sudah berdiri siap menunggu kedatangan mikayla diparkiran kampus. Pak Tedi adalah supir terpercaya papa Dito yang sudah bekerja selama beberapa tahun ini.
"Maaf pak, nunggu lama ya" ucap Kayla yang disambut senyum oleh Pak tedi.
Didalam mobil Kayla tampak sibuk melihat pemandangan dibalik jendela. Dipandanginya barisan pohon hijau disekitaran jalan dan aktivitas orang- orang yang tengah bekerja merapihkan helai dedauan yang terjatuh dijalanan. Tiba-tiba mobil terhenti dan Pak Tedi pun segera mengecek kondisi mobil. Kayla yang mulai jenuh diam didalam mobil memutuskan untuk keluar.
"Apa ada yang rusak Pak?" tanya Kayla
pada Pak Tedi yang sedang sibuk mengecek kondisi mobil.
"Iya non, saya barusan sudah menghubungi montir langganan Bapak untuk memperbaiki, non Kayla apa mau saya pesankan taxi? sepertinya butuh waktu cukup lama untuk memperbaikinya"
"Ga perlu Pa . Kayanya aku mau nunggu sambil makan bakmi disana. Soalnya belum sempet makan tadi dikampus. Pak Tedi sudah makan belum?"
"Sudah non"
"Kalau begitu, aku kesana dulu ya pa kalau selesai cepet telpon ya pak"
"Baik non"
Seporsi bakmi sudah tersaji didepan mata tanpa lama-lama Kayla menyantap bakmi itu dengan lahapnya. Wajar saja tadi pagi dia tak sempat sarapan bahkan dikampus pun Kayla hanya menikmati 2 sendok nasi goreng traktiran kirana.
Dimeja sebelah sepasang kekasih mengalihkan fokus makan Kayla. Bagaimana tidak kekasih lelaki yang ia lihatnya itu sedang asik mengeluh tiada hentinya.
"Kamu kenapa ajak aku ketempat makan gini sih, kamu kan direktur perusahaan masa makan ditempat begini. Harusnya kita tuh makan direstoran mewah bukan disini,malu dong sama penampilan kamu" keluh wanita manja itu namun lelaki itu mengacuhkan keluhannya.
Dilihat dari penampilan mereka berdua memang berasal dari kalangan atas namun tak semestinya sikap wanita itu mengeluh dengan seenaknya tanpa bersyukur dengan apa yang dia dapat. Pikir Kayla.
20menit sudah berlalu. Pak Tedi mengabari kayla bahwa mobil sudah selesai diperbaiki. Kayla pun bergegas pulang karna Mama Adira dan Papa dito sudah menunggunya.
Tiba dirumah Kayla berlari kecil memasuki rumah dan seketika pandangannya terfokus pada sosok lelaki paruh baya teman dekat Papa Dito yaitu Pa Adnan. Papa Dito yang sudah menyadari kedatangan Kayla menyuruhnya untuk menyapa teman baik papanya itu. Kayla pun bergegas menghampiri untuk memberi salam.
"Halo om " sapa Kayla sembari mengecup punggung tangan Pak Adnan.
"Hai kayla. gimana kabar kamu?"
"Baik om"
"Makin besar kamu makin cantik ya, pasti banyak yang antri untuk jadi pujaan hati kamu" puji Pa Adnan yang membuat Papa Dito tertawa.
"Om bisa aja. Pa aku kekamar dulu ya" pamit Kayla.
"Pasti dia sudah punya pacar ya? tidak mungkin kalau sampai tidak punya" tanya Pak Adnan saat Kayla sudah berlalu pergi.
"Kau bisa saja, tapi aku tidak mengijinkan dia pacaran dengan siapapun dulu"
"Kenapa?"
"Aku takut nanti dia patah hati karna mendapatkan laki-laki yang tidak baik"
"Oh begitu. Tapi apa kau akan mengijinkan Kayla berpacaran kalau lelaki itu adalah pilihanku?"
"Maksudmu? memang siapa pilihanmu yang ingin kau jodohkan dengan kayla"
"Anakku"
"Anakmu? maksudmu Dirga"
"Benar. Sebenernya aku sudah merencanakan ini sejak lama. Aku sudah mengenal Kayla sejak kecil ya walau kita beberapa tahun tidak bertemu tapi aku yakin dia anak baik patuh dan juga cantik"
"Memang benar"
"Jadi apa kau setuju dengan rencana ku? karna aku sangat menyukai Kayla, jadi aku ingin menjadikan dia menantuku"
"Aku bingung harus menjawab apa. Karna aku tak ingin memaksa Kayla soal jodohnya tapi aku juga tidak mau jika Kayla mendapat laki-laki yang tidak baik"
"Maka dari itu kita jodohkan saja mereka"
"Nanti aku bicarakan dengan istriku dulu. Tapi sebelumnya aku ingin bertanya, apa kau nanti tidak malu jika mempunyai besan yang bukan dari kalangan bisnis seperti ku? aku hanya pemilik toko sembako saja"
"Siapa yang peduli soal itu. Aku hanya ingin Dirga mendapat yang terbaik untuk mendampinginya"
"Baiklah aku mengerti"
"Duh asik banget ngobrolnya. Ini cemilannnya" ucap Mama Adira menyajikan cemilan pada suami dan sahabatnya itu.
"Pa apa Kayla sudah pulang" tanya Mama Adira pada Papa dito.
"Sudah, sekarang dia ada dikamarnya"
Mereka bertiga akhirnya melanjutkan obrolan. Dan setelah berbincang lama Pa Adnan pun memutuskan untuk pamit pulang.
***
Makan malam itu hanya diiringin suara sendok dan garpu. Tak ada obrolan ringan yang biasa terhiasi, Papa Dito dan Mama Adira saling adu pandang mereka bingung harus memulai obrolan mereka darimana.
flashback on
"Mah, Papa berencana akan menjodohkan Kayla dengan Dirga" ucap Papa Dito memulai obrolan. seketika Mamah Adira yang tengah asik menonton tv langsung memandang kearah papa dito.
"Papa apa sih main jodoh-jodohin anak kita segala. Mamah gak setuju, anggara aja belum nikah Pa"
"Papa juga tau, tapi ini kan hanya rencana aja. lagi pula kita belum tanya Kayla apa dia mau atau gak terima perjodohan ini"
"Papa ini gak modern banget sih pikirannya, jelas pasti Kayla nolak lah"
"Mama jangan asal ngomong kan belum tentu Kayla nolak"
"Terserah Papa aja, tapi kalau Kayla nolak Papa gak boleh rubah keputusan dia"
"Liat nanti aja"
"Pa, kalau Anggara tau soal ini gimana ya perasaan dia? pasti dia sedih"
"Mama baperan banget sih, Anggara kan laki-laki dia udah dewasa kalau dia ngerasa sedih berarti pertanda dia itu harus cepet-cepet nikah"
"Tapi Anggara punya pacar gak ya Pa? Mama jadi khawatir sama anak bujang Mama"
"Bujang tua maksudnya"
"Ih Papa anak sendiri kok diledek bujang tua sih"
"Maaf bercanda. Ya udah nanti malem kita tanya soal perjodohan dulu sama Kayla trus nanti kita bahas soal Anggara"
"Hmm"
flashback off
Disela makan malam Papa Dito berencana akan membahas soal perjodohan dengan Kayla namun saat Papa Dito akan memulai pembicaran Kayla dengan cepat bertanya soal keberadaan kakanya yang tak ikut makan malam bersama mereka.
"Ka Anggara kemana ma? kenapa gak ikut kita makan?"
"Kaka kamu masih ada kerjaan dikantornya, mungkin sebentar lagi pulang"
"Oh"
"Kay, kamu belum punya pacar kan?" tanya Papa Dito membuat Kayla tersedak dan langsung menenguk minumannya.
"kenapa Papa nanya itu? jelas belum punya, kenapa? emang Papa mau ijinin Aku pacaran?"
"Iya"
"Serius?" Kayla begitu antusias dengan ucapan Papanya.
"Dengan syarat Kamu harus terima perjodohan Papa"
"Apa? perjodohan?" Kayla mencoba mencerna ucapan Papa Dito, dia tak menyangka ucapan sahabatnya itu benar-benar nyata saat ini.
"Kamu mau kan? namanya Dirga, dia anak om Adnan. Papa yakin kamu pasti suka"
"Daripada aku harus terima perjodohan ini lebih baik aku gak pacaran" tolak Kayla dengan tegas.
"Tuhkan mama bilang apa, anaknya pasti nolak" ucap Mama Adira dengan senyuman kemenangan.
"Anak sama ibu sama aja. Papa itu mau Kayla dapat laki laki yang baik, dijodokan bukan berarti Kayla harus cepat nikah, kan bisa pengenalan dulu" terang Papa Dito.
"Papa tau darimana kalau dia baik? kan belum tentu kenyataannya baik" tanya Kayla.
"Papa sudah bertemu dia beberapa kali, dan dia anak yang baik"
"Terus ka Anggara gimana? harusnya kan papa pikirin ka Anggara karna sampai sekarang kak Anggara belum nikah juga" protes Kayla dengan membahas kakanya agar dia bisa menghindari ide aneh Papa Dito tentang perjodohannya.
"Ya sudah kalau kamu tidak mau, Papa tidak memaksa" tutur Papa Dito dengan sebuah kesedihan dan berlalu pergi.
Salah satu hal yang paling tidak bisa dilihat Kayla adalah melihat orangtuanya bersedih. Sebenarnya dia tak ada niat untuk membuat Papanya itu bersedih, sejujurnya Kayla tidak mau dijodohkan walaupun lelaki itu anak sahabat Papanya tapi tetap saja perjodohan ini tak adil untuknya. Apalagi sekarang ini hatinya sedang berlabuh mencintai seseorang walau Kayla harus mencintai orang itu dalam diam.
Haruskah dia menerima perjodohan ini? atau dia harus berjuang soal hak atas kehidupan cintanya?
Pukul 11 malam, Kayla keluar kamar menuju dapur mengambil minum untuk melepas dahaga. Dilihatnya Anggara tengah menyantap makanan dimeja makan, Kayla pun berjalan untuk menghampiri.
"Kaka udah pulang?" tanya kayla sembari duduk dihadapan kakanya.
"Udah. Kenapa bangun? laper?"
"Engga, cuma mau minum aja"
"Oh"
"Hhmm.. Kak" sahut Kayla dengan gugup.
" Apa? ada apa? ada yang mau kamu bicarain?"
"Papa sama Mama belum bilang sama kaka?"
"Bilang soal apa?"
"Perjodohan. Mama sama Papa mau jodohin aku sama anak sahabatnya"
"Serius?"
"Iya. Aku kan gak mau Ka, apalagi kalau seandainya perjodohan itu kearah pernikahan. Aku belum siap"
"Kamu tenang aja, Mama sama Papa pasti punya alasan sendiri mau jodohin kamu, dijodohin juga bukan berarti kamu harus cepet-cepet nikah"
"Iya kah?"
"Iya. Kaka kan belum nikah masa kamu duluan yang nikah, gak mungkin kan?"
"Iya juga ya"
"Kamu istirahat sana, kaka juga mau istirahat soalnya besok pagi kaka ada rapat nanti kita bahas lagi"
"Siap bos. aku ke kemar ya, night kak"
"Hhmm"
Perjodohan? Dalam hati Anggara, semoga saja itu hanya rencana Papa yang hanya ingin membuatnya cepat-cepat menikah. Karna sejujurnya sampai saat ini dia belum bisa menemukan tambatan hatinya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Ima Ashahri
masih nyimak
2021-12-06
2
Anonymous
ayo Thor
2021-06-01
0
Mama amiinn Asis
mampir dulu aah..
2021-05-04
3