Dikantor Dirga sibuk mengecek berkas-berkas yang harus ditandatanganinya. Tak lama sebuah ketukan pintu menyadarkan fokus Dirga dan mengarahkan wajahnya pada sosok dihadapannya.
Anggara, ya dia asisten sekaligus teman satu sekolah Dirga saat SMA. Pertemanan mereka hanya ditunjukan saat diluar kantor atau saat mereka sedang berdua saja, seperti sekarang ini hanya ada mereka berdua yang ada diruangan Dirga.
"Nanti siang kita ada rapat sama perusahaan x. Jangan sampai telat karna kline kita satu ini sensitif soal waktu" ucap Anggara.
"Ok" Dirga menjawab dengan ekspresi yang datar.
"Kenapa ekspresi lo begitu? apa ada yang lo pikirin" tanya Anggara menebak.
"Emang keliatan?"
"Gue udah kenal lo lama setiap kali ada yang dipikirin pasti lo bakal fokus sama kerjaan, sampe tuh kerjaan udah kaya belahan jiwa aja ga dilepas-lepas"
"Gue lagi mikirin soal Papa"
"Pak Adnan? kenapa emang"
"Papa mau jodohin gue sama anak sahabatnya"
"Dijodohin? Wah enak dong, lo jadi ga perlu cari jodoh atau nunggu jodoh lagi"
"Rese banget omongan lo, tapi gue kayanya bakal tolak perjodohan ini"
"Kenapa? lo ga mau move on"
"Gue masih belum tertarik buat jalanin hubungan sama cewe lagi apalagi pernikahan, masih gak ada bayangan soal itu"
"Kalau lo mikir gitu terus sampai bujang tua juga gak bakalan laku. Udah lah, daripada gue nanti ikutan jadi bujang tua lebih baik gue siapin berkas buat rapat nanti" ledek Anggara sambil melangkahkan kaki keluar.
Dirga mengelengkan kepalanya mendengar ledekan sahabatnya itu, tanpa terasa luka itu kembali teringat. Dirga menghembuskan nafas pelan, saat ini dia memang belum siap menjalin hubungan dengan wanita. Menurutnya semua wanita yang bersamanya pasti hanya akan menginginkan hartanya saja.
Dimeja kerja fokus Anggara terbagi karna ucapan Dirga. Entah mengapa ucapan Dirga mengingatkannya pada Kayla soal perjodohan yang diceritakan semalam. Apakah ini ada hubungannya dengan Dirga? atau hanya kebetulan semata? Ah, aku harus menanyakannya nanti pada Papa dan Mama.
***
Selesai kuliah Kayla menemani Mama Adira ke supermarket. Sebenarnya Kayla merasa cukup lelah dan ingin bersantai dirumah tapi jurus jitu seorang ibu berhasil membuatnya menuruti perintah itu, ya apalagi kalau bukan jurus mengurangi uang jajan.
Satu-persatu barang yang dibutuhkan mulai masuk kedalam troli. Kayla yang mulai bosan mengikuti langkah mama Adira akhirnya berkeliling mencari sususan snack untuk menemaninya menonton drama yang akan ditontonya dirumah.
Setelah selesai mengambil snack yang dicari, Kayla mencoba mencari Mama Adira namun tak bisa dia temukan. Akhirnya jalan pintas menghubungi Mama Adira menjadi satu satunya cara untuk mengetahui dimana keberadaannya.
Ketemu. Mama Adira sedang berdiri dekat dengan sususan perlengkapan kue. Tapi Mama Adira tak sendiri, ada sosok seorang wanita seumuran dengan Mama Adira tengah berbincang ria. Kayla sedikit ragu untuk menghampiri mereka tapi karna rasa penasarannya dia pun memberanikan diri.
"Mama" panggil Kayla yang memecah obrolan dua wanita dewasa itu.
"Kayla, sini sayang" perintah Mama Adira.
"Kenalin, ini tante Andin" Mama Adira mengarahkan pandangannya pada Bu Andin.
"Hai Tante, aku Kayla" sapa kayla sambil mencium punggung tangan Bu Andin.
"Kamu makin cantik ya, tante bener-bener ga sabar jadinya" gereget Bu Andin sembari mencubit gemas pipi Kayla.
"Ga sabar apa ya Tante?" tanya Kayla bingung.
Ya, Kayla sampai saat ini belum mengetauhi siapa calon yang akan dijodohkan dengannya, jangankan dengan sosoknya dengan orangtuanya pun dia belum mengetahuinya. Kayla belum menyadari saja bahwa Bu Andin adalah orangtua dari orang yang akan dijodohkan dengannya.
"Bukan apa-apa. Kamu anak baik ya, mau nemenin Mama kamu belanja kaya begini, ah Tante jadi iri. Sayangnya anak tante dua-duanya cowo jadi banyak alasan kalau disuruh nemenin belanja. Jadinya banyak belanja sendirian deh" keluh Bu Andin dengan senyuman kecil.
"Sabar ya Mba, nanti juga kalau punya menantu bisa jalan dan belanja bareng" ucap Mama Adira yang membuat Bu Andin tersenyum senang.
"Ma, belanjanya udah selesaikan? bolehkan kita pulang? aku mau istirahat" rengek Kayla dengan manja.
"Udah sayang. Mba Andin lain kali kita ngobrol bareng lagi ya, asisten nya minta pulang nih karna capek selesai kuliah disuruh nemenin belanja"
"Iya Mba. Kapan-kapan kita jalan bertiga yuk kayanya seru" pinta Bu Andin.
"Boleh Mba, nanti kita atur waktunya ya"
"Iya"
"Kalau begitu saya pamit duluan ya Mba"
"Tante, Kayla pamit pulang ya"
"Iya, hati hati ya"
"Iya Mba"
Didalam mobil dalam perjalanan pulang, Kayla mencoba bertanya tentang sosok Bu Andin. Selama ini dia belum pernah melihat sosok Bu Andin.
"Ma, Tante Andin itu siapa?" tanya Kayla.
"Tante Andin itu istri Om Adnan"
"Tapi kenapa aku baru liat Tante Andin "
"Tante Andin sama Om Adnan memang baru pindah lagi kesini bebarapa minggu yang lalu, mereka sempat tinggal di kota B karna urusan pekerjaan dan sekarang mereka pindah lagi kesini"
"Oh"
"Kamu pasti lupa ya sama Tante Andin? ya maklum aja, karna terakhir kamu ketemu Tante Andin waktu kamu masih kecil jadi kamu kira baru pertama kali ketemu"
"Gitu ya"
"Menurut kamu Tante Andin gimana?"
"Baik, ramah dan kayanya orangnya penyayang"
"Syukurlah kalau menurut kamu begitu. Jadi kamu bisa cepet akrab sama Tante Andin"
"Hhmm"
***
Dikarenakan hari libur semua keluarga Papa Dito berkumpul dirumah. Dan Pagi itu Anggara baru saja selesai berjoging diarea komplek, rasa lelah dan keringat yang bercucuran membuatnya ingin segera menyegarkan diri. 20menit kemudian Anggara selesai membersihkan dirinya, ia lalu beranjak keluar kamar menuju dapur untuk menikmati sarapan.
Didapur Mama Adira terlihat begitu sibuk sampai kehadiran Anggara yang sedang duduk dimeja makan pun tak disadarinya. Anggara yang begitu heran dengan kesibukannya Mama Andin mencoba bertanya tentang itu.
"Apa kita mau kedatangan tamu Ma?kenapa pagi-pagi Mama udah masak banyak gini?" tanya Anggara yang membuat Mama Adira menoleh kerahnya.
"Hai sayang, kamu sejak kapan disitu? maaf ya Mama sampai ga sadar, hari ini memang kita mau kedatangan tamu"
"Oh, pasti temen -temen Papa ya yang dateng"
"Bukan, nanti juga kamu tau siapa tamunya. Mama lanjut masak dulu ya"
Anggara tak bertanya lagi siapa yang akan datang kerumahnya sampai membuat Mama Adira begitu bersemangat membuat banyak makanan, karna menurutnya mungkin tamu yang akan datang itu sanak saudara atau mungkin teman-teman Kayla.
Saat menikmati sepotong roti, tiba-tiba anggara teringat dengan ucapan Kayla. Sebenarnya Anggara bermaksud untuk menanyakan soal perjodohan Kayla pada Mama Adira, namun melihat Mama Adira yang begitu sibuk Anggara mengurungkan niat itu mungkin dia harus bertanya saja pada Papa Dito.
Anggara menghampiri Papa Dito yang tengah sibuk memberi makan burung peliharaannnya. Tanpa menyapa Papa Dito terlebih dahulu, Anggara langsung mendudukan dirinya disamping kursi Papa Dito.
"Burung baru lagi Pah?" tanya Anggara membuat Papa Dito menghentikan aktivitasnya.
"Anak bujang Papa udah disini. Iya, bagus gak?"
"Bagus"
"Adik kamu mana?"
"Dia masih tidur mungkin. Oh iya pa, aku mau tanya sesuatu"
"Soal apa?"
"Papa beneran mau jodohin Kayla sama anak sahabat Papa ?"
"Iya"
"Kenapa Papa ga bilang sama aku?"
"Papa lupa, mama kamu juga pasti lupa. Kamu ga marah kan kalau Kayla Papa jodohin? Ya, Papa bukan bermaksud apa-apa cuma Papa pengen Kayla dapat laki-laki yang baik"
"Bukan karna menyinggung aku kan, karna belum nikah?" canda Anggara.
"Bukan lah, kalau kamu tersinggung makanya cepetan nikah"
"Papa ini nyuruh anak nikah kaya nyuruh apa aja"
"Tapi kamu ga apa-apa kan soal perjodohan ini?"
"Selagi menurut Papa baik dan Kayla terima soal perjodohan ini ya aku ikut seneng aja. Tapi apa Kayla terima sama perjodohan ini?"
"Sebenernya Kayla nolak, cuma Papa bakal bikin Kayla harus terima perjodohan ini"
"Papa ini selalu begitu, setiap keinginannya harus dipatuhi"
"Kedengeran egois ya? buat Papa yang penting Kayla dapat laki-laki yang baik"
"Papa udah yakin kalau laki-laki itu baik?"
"Papa ga akan seyakin ini kalau papa ga kenal dia"
"Ok. Semoga berjalan lancar ya Pa"
"Aamiin. Ngomong-ngomong kamu punya pacar ga sih? kamu belum pernah bawa cewek ke rumah, kamu normal kan?"
"Papa kenapa jadi ngeraguin gitu ke anaknya, aku normal pa cuma belum ketemu jodoh aja"
"Cepetan cari jodoh sana"
"Iya"
"Kamu ga tanya siapa orang yang mau papa jodohin sama kayla?"
"Emang aku kenal orangnya?"
"Sangat kenal"
"Siapa?"
"Nanti juga kamu tau"
"Tadi mama yang bilang begitu sekarang papa"
"Oh yah? berarti mama sama papa bener-bener berjodoh ya"
"Gimana papa aja. Oh biar aku tebak, tamu yang mau datang kerumah ini pasti keluarga yang mau dijodohin sama Kayla kan?"
"Iya. Kamu jangan kaget dan harus berpenampilan yang rapi ok. Jam 10 mereka mau kesini"
"Siap komandan. Aku ke kamar dulu ya"
"Ok. Jangan lupa bangunin adik kamu"
"Iya"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Aisyah
kluarga yang harmonis
2023-08-21
0
Tia Mts
makin sru aja ni gimana yea reaksi ny pas liat
2022-10-04
0
Anonymous
lanjutkan Thor
2021-06-03
0