Setelah makan siang, Nathan membawa Lisa ke tempat yang ia yakini akan di sukai Lisa. Mereka segera menuju tempat itu.
Bagi Lisa, kejutan saat mereka melihat matahari terbit pagi tadi saja, sudah menjadi satu hal yang sangat di sukai nya. Lisa tak menyangka, jika Nathan mempunyai sisi romantis yang lain.
Jika dulu ia hanya mendengarnya dari Vira, kali ini ia merasakannya sendiri. Dulu, Vira selalu bercerita padanya tentang bagaimana romantisnya Nathan. Dinner berdua di restoran mewah adalah salah satu hal yang di sukai Vira. Vira juga sering mendapatkan buket bunga mawar merah. Ya, Vira memang menyukai bunga mawar. Terutama yang berwarna merah.
Hanya sisi ini yang tidak di ketahui Lisa. Ia baru tahu, jika Nathan menyukai pantai dan tempat teduh di mana sekarang mereka berada.
Mereka tiba di tempat yang sangat indah. Menyusuri sungai dengan perahu. Hanya mereka berdua.
"Kamu suka gak tempat ini?" tanya Nathan. Ia melihat binar kebahagiaan sejak mereka turun dari mobil tadi.
"Suka banget kak." Lisa masih memandang takjub dengan ke indahan di sekelilingnya.
Mereka menikmati pemandangan itu. Sesekali, mereka berselfie. Menyimpan setiap kenangan dalam setiap foto yang di ambil.
"Aku senang lihat kamu tersenyum bahagia seperti ini. Rasanya, aku berhasil membuat kejutan ini." Lisa tersenyum.
"Aku gak nyangka, kakak punya sisi ini."
"Sisi mana yang kamu tahu tentang aku?" tanyanya penasaran.
"Dari cerita Vira, kakak lebih suka memanjakannya dengan belanja barang branded, dinner di tempat mewah, atau jalan-jalan ke luar negeri." Lisa berhenti sejenak.
"Tapi kenapa aku gak pernah denger Vira di ajak ke tempat seperti ini ya?" Nathan terkekeh.
"Ternyata, di antara kalian benar-benar tidak ada rahasia ya?" Lisa mengangguk.
"Kamu tahu kalo adik kamu itu tidak suka tempat seperti ini?"
"Jelas aku tahu. Dia memang tidak menyukai tempat seperti ini. Dia lebih suka menghabiskan waktu dengan shopping."
"Lupakan tentang Vira. Dia hanya akan menjadi kenangan kita. Bicarakan semua yang baik tentang dia." Lisa mengangguk.
Mereka semakin mengarahkan perahu ke bagian dalam goa. Di penghujung goa, ada air terjun yang terlihat sangat indah. Lisa takjub di buatnya. Sungguh ia sangat bersyukur dapat melihat bagian lain dari alam ciptaan Tuhan.
"Wah.... Aku suka banget kak." ucapnya dengan sedikit berteriak karena adanya suara air terjun di depan mereka.
"Iya. Aku juga." sekali lagi mereka mengambil potret di sana.
Mereka sudah menghabiskan waktu cukup lama. Hari beranjak semakin sore. Mereka memutuskan kembali.
"Masih ada kejutan untuk kamu sayang." Lisa mengernyit. Pasalnya, ia tak menyiapkan hadiah apa pun untuk perayaan ini.
"Ini puncak dari acara kita."
"Kakak gak aneh-aneh kan? Gak bikin pesta kan?" Lisa tidak suka dengan pesta yang berlebihan.
"Gak sayang. Kamu tenang aja. Kita hanya akan merayakannya berdua." Lisa tersenyum lega.
Sampai di hotel, Nathan dan Lisa membersihkan diri. Nathan sudah memesan gaun yang sangat cantik untuk Lisa. Nathan sendiri menggunakan tuxedo berwarna senada dengan gaun yang akan di kenakan Lisa.
Lisa keluar menggunakan bathrobe. Melihat Lisa sudah selesai membersihkan diri, Ia menyerahkan kotak yang sudah di antarkan oleh pegawai hotel sebelum Lisa keluar dari kamar mandi tadi.
"Ini. Kamu pakai ini ya." Lisa mengambil kotak itu. "Dandan yang cantik ya sayang." Lisa mengernyit.
"Harus yang ini ya kak?" tanya Lisa. Nathan tak menjawab. Ia masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri.
Lisa mengenakan gaun itu dan memoles dirinya dengan make up. Nathan keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Lisa sibuk merias dirinya hingga tak memperhatikan Nathan yang sengaja mengganti bajunya di dalam kamar.
Selesai sudah. Nathan sangat tampan dengan setelan tuxedo yang sangat pas di tubuhnya. Lisa pun selesai. Make up flawless dan rambut yang di buat sedikit bergelombang, serta gaun yang di kenakan nya, membuatnya terlihat sangat anggun dan berkelas.
Lisa memuji suaminya. Sebaliknya, Nathan juga memuji istrinya itu. Mereka terlihat sangat serasi. Pasangan luar biasa yang tercipta. Mereka keluar dari hotel. Banyak mata yang memandang mereka.
Setiap mata yang melihat begitu iri dengan pasangan ini. Mereka tiba di pinggir pantai. Lisa terkejut. Ia melihat meja di dekat pantai yang di kelilingi lilin dan permainan musik yang mengalun merdu. Ditambah dengan suasana malam yang syahdu membuat suasana semakin romantis.
"Aku benar-benar menyukai setiap kejutan dari kakak. Sungguh." mata Lisa sudah terlihat berkaca-kaca.
"Aku sangat mencintaimu sayang. Akan ku lakukan semua hal yang membuatmu bahagia. Kamu bilang ingin merayakan berdua denganku, pasti akan ku lakukan." Lisa tersenyum haru.
Mereka makan malam dengan suasana romantis dan senyum bahagia. Selesai makan, Nathan mengajak Lisa berdansa menikmati alunan musik nan merdu. Selesai berdansa, Nathan dan Lisa berjalan-jalan di bibir pantai menikmati terpaan angin yang membelai tubuh mereka.
Nathan melepas tuxedo nya dan menyampirkan nya di bahu Lisa. Mereka berjalan bergandengan tangan. Sayangnya, kemesraan mereka terganggu dengan kehadiran seseorang.
"Wah wah wah.... Tampaknya kau sangat menikmati peran istrimu ya." ucap wanita itu menghampiri mereka. Nathan dan Lisa menghentikan langkahnya.
"Rani... Kamu juga liburan ke sini?" tanya Lisa.
Rani hanya tersenyum. Kemudian matanya menatap Nathan dalam. "Sayang sekali, senior kita yang sangat di puja-puja banyak gadis, berakhir dengan gadis pembunuh ini."
Ucapan Rani, sukses menggoreskan luka hati Lisa yang belum mengering. Nathan sendiri mengernyit heran.
"Apa maksud kamu. Tolong jaga bicaramu." Nathan mulai memperingati.
"Jadi, sahabat aku ini belum memberitahu kakak tragedi kematian adik tercintanya?" Nathan melihat Lisa. Lisa sendiri tak mampu lagi membendung air matanya.
Luka yang coba di tutupinya, kini semakin terbuka lebar. Setiap mengingat kecelakaan yang di alami adiknya itu, dadanya terasa sesak. Secara tiba-tiba juga, ada seseorang yang membantu Lisa.
"Dan sayangnya, dalam kecelakaan itu Anda terlibat. Anda yang menyuruh Vira menggunakan mobil itu. Benar?" mereka menatap pria itu.
"Siapa lo ikut campur urusan gue?" Rani marah mendengar pria itu mengetahui rahasia itu.
"Bukannya kamu pria yang bertemu kami di restoran?" tanya Nathan saat melihat pria itu.
"Oh, perkenalkan Saya Kenzi." ucap Kenzi.
"Zi..." teriak seorang wanita. "Lo itu emang gak bisa di ajak kerjasama ya kalau soal begini!?"
"Mia..." ucap Lisa dan Nathan bersamaan. Mia tersenyum.
"Sebaiknya, kalian selesaikan masalah ini baik-baik. Tanpa campur tangan siapa pun." ucap Mia.
"Apa maksud lo Mi?" Rani mulai marah.
"Lo itu cuma benalu. Gue juga tahu, lo yang nyuruh Vira pakai mobil itu. Karena lo lihat ada orang yang membuat rem mobil itu tidak berfungsi." Rani mulai ketakutan.Lisa melayangkan tamparan ke pipi Rani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments