Kecemburuan adalah satu hal yang wajar terjadi dalam suatu hubungan. Jangankan hanya sekedar 'pacar', dalam hubungan 'suami-istri' pun pasti sering terjadi. Sama halnya dengan Lisa. Wanita mana yang tidak cemburu jika suaminya mendekati wanita yang pernah dekat dengan suaminya.
Berbeda hal jika itu Stevi. Lisa sudah cukup dekat dengannya. Dan Stevi pun adalah calon istri dari seseorang yang sangat ia kenal. Wanita ini adalah wanita yang sangat Lisa kenal sifatnya.
Jika beberapa waktu lalu, Nathan cemburu pada seorang pria yang hanya di kenal istrinya, saat ini Lisa pun cemburu pada wanita yang sedang berbincang dengan suaminya Nathan.
Bukan karena kecantikan atau body wanita itu yang terbilang sangat sexy. Tapi dia adalah musuh yang sangat tidak ingin di lawannya. Bukan karena Lisa takut, namun ada sesuatu yang masih di sembunyikannya dari sang suami.
Lisa yang melihat kejadian itu, memutuskan pergi. Ia tak ingin melihat adegan yang akan membuatnya semakin emosi dan mengeluarkan dirinya yang mati-matian di tutupinya.
Lisa memang memiliki alasan tertentu menutupi sebuah rahasia yang hanya di ketahui keluarganya. Keluarga suaminya sendiri belum mengetahui apa pun tentang Lisa.
William dan Laras memang menutup rapat tentang identitas Lisa. Lisa sendiri benar-benar menutup rapat identitasnya. Bukan tanpa alasan ia melakukan itu. Semua demi keselamatannya juga orang sekitarnya. Termasuk keluarga suaminya.
Wanita yang sedang berbicara dengan Nathan, mengetahui siapa Lisa sebenarnya. Namun Lisa tak mengerti mengapa wanita itu seakan tidak mengenalinya.
Saat ini, Lisa hanya ingin menghindarinya.
POV Lisa
Siang ini, Nathan mengajak ku makan siang bersama di sebuah resto cukup ternama. Setelah memesan makanan, aku merasa ingin ke toilet.
"Lisa ke toilet dulu ya kak sebentar." suamiku hanya tersenyum dan mengangguk. Aku pun meninggalkannya.
Setelah menyelesaikan urusan ku di toilet, aku bergegas kembali ke meja kami. Ku hentikan langkah ku karena aku melihat seorang wanita berparas cantik dan bertubuh sexy sedang berbicara dengan suamiku.
Mereka terlihat sangat akrab. Tapi tunggu, bukankah wanita itu salah satu sepupu ku? Ya, aku yakin itu adalah Tania. Wanita yang sama liciknya dengan keluarganya. Salah satu orang yang ingin menyingkirkan ku dan kakak ku. Sayangnya rencana mereka selalu gagal.
Dua kali sudah mereka mencelakai ku. Meski yang ke dua kalinya, adik angkat kulah yang menjadi korban mereka. Di tambah lagi, ada orang lain yang turut andil dalam masalah ini. Dia sahabat ku, tapi demi obsesinya ia rela menusuk ku dari belakang. Sejak itu, selain orang-orang kepercayaan ku, aku tidak akan mudah percaya.
Mau apa Tania mendekati kak Nathan? batin ku.
Aku segera menghubungi orang kepercayaan ku.
"Halo, apa kau tahu tujuan Tania mendekati suamiku?"
"Tidak nona muda." aku hanya bisa menghela nafas.
"Satu lagi, apa dia mengetahui penyamaran ku?"
"Sepertinya tidak."
"Selidiki sedetail mungkin. Aku tunggu beritanya."
"Baik nona."
Aku segera meninggalkan resto itu. Tak berselang lama, suamiku menghubungiku. Aku segera mengangkatnya.
"Halo, kak."
"Kamu masih lama di toilet?"
"Lisa udah di taxi mau balik ke kantor kak."
"Kamu kan belum makan sayang? Kok udah balik ke kantor aja?"
"Kakak kan udah di temani cewek cantik di sana, sexy lagi." kilahku.
"Jadi istriku ini lagi cemburu ya?"
"Enggak kok. Lagian, Lisa kurang enak badan jadi Lisa gak nafsu makan."
"Kamu sakit? Kenapa gak bilang dari pagi? Tunggu aku di kantor ya."
Sambungan telepon itu langsung terputus. Entahlah, apakah alasan ku ini benar karena aku cemburu? Aku sendiri tak mengerti.
Pantaskah Tania ku cemburui? batinku saat itu.
Lima belas menit kemudian, aku tiba di ruangan ku. Aku duduk dan menyandarkan kepalaku di sofa. Ku tutup kedua mataku mencoba menghalau segala pikiran buruk yang menghantui.
Lama aku memejamkan mataku, entah sudah berapa lama. Sepertinya aku tertidur. Tak menyadari ada seseorang yang menunggu ku membuka mata.
Sadar ada yang aneh dengan posisiku, aku segera membuka mata. Benar saja, posisiku yang tadinya terduduk kini berubah menjadi tidur.
Bahkan aku tak menyadari keberadaan Nathan di sofa dekat kepalaku. Aku terduduk dan bicara sendiri. Hingga terdengar suara kekehan dari belakangku, aku segera menoleh.
"Perasaan tadi posisi gue duduk deh. Kok bisa jadi tiduran ya?" ucapku. Nathan yang mendengar ucapan ku, terkekeh. Segera aku menoleh ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya aku melihat suamiku sudah ada di ruangan ku.
"Kak, aku ketiduran ya? Maaf ya." ucapku. Aku merasa sangat malu.
"Enggak apa-apa. Kayanya kamu kecapean ya? Ini makan dulu." ucapnya sambil menyodorkan bungkusan makanan ku. Aku merasa senang mendapat perhatian kecil darinya. Aku tersenyum dan dia pun tersenyum dengan manisnya.
Oh Tuhan, manis sekali suamiku ini. Bisakah aku bersama dengannya selamanya? Aku sangat berharap hal itu terjadi. Doaku saat itu. Aku benar-benar ingin selalu bersama dengan suamiku ini.
Namun, bayangan Tania lagi-lagi mengusikku. Aku memutuskan memakan makanan yang telah di beli suamiku lebih dulu. Nathan hanya mengamatinya. Ia memindahkan pekerjaannya ke ruangan ku. Entah apa yang ada di pikirannya.
Aku membereskan bekas makanku. Setelah menenggak air putih di atas meja kerjaku. Aku memutuskan untuk bertanya pada suamiku tentang Tania. Ada ketakutan dalam hatiku.
"Kak." panggilku. Nathan melirikku tanpa menjawab. Ia hanya berdeham.
"Hem."
"Tadi yang di resto siapa?" tanya ku hati-hati. Ku lihat Nathan meletakkan pekerjaannya dan menatapku dengan senyum yang mengembang.
"Istriku lagi cemburu ya?" Aku berdecih.
"Enggak." dia tertawa. Aku tak mengerti mengapa ia tertawa. "Kenapa kakak ketawa?" tanyaku.
"Kamu tuh lucu banget tahu sayang." ucapnya seraya mencubit pipiku.
"Ihhhh.. Jawab dulu kak dia siapa?" tanya ku kesal. "Udah cantik sexy lagi" ucap ku pelan.
"Enggak ada yang lebih sexy dari istriku ini." aku tersanjung mendengar ucapannya. "Kamu mau tahu dia siapa?" tanyanya. Aku mengangguk antusias.
Sebenarnya aku tahu dia siapa sayang. Aku hanya ingin tahu apa yang dia bicarakan padamu. batin ku.
"Dia itu Tania Djojodiningrat. Dia juga salah satu teman SMA ku yang tergila-gila padaku."
Cih... Pede sekali....
"Dia baru kembali dari Amerika. Sebenarnya dia salah satu wanita yang terobsesi padaku. Berkali-kali aku menolaknya."
"Berarti dia gak tahu malu dong ya. Udah di tolak masih berani cium-cium kakak." ucap ku dengan nada sarkas. Aku tak mengerti mengapa aku marah. Saat aku menyadarinya, aku merutuki diri ku sendiri.
B**** banget, kenapa nada bicara gue begitu? Hah pasti dia pikir gue cemburu deh. Padahal gue cuma mau ngorek keterangan aja. rutuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments