Bab 19

"Ayo Mi kita ke Time Zone. Bosen disini terus!" Bagas mengulurkan tangannya, tidak akan Ia turunkan sampai Ami menyambut uluran tangannya.

"Ayo." Ami menggenggam tangan Bagas, mereka pun menuju lantai tempat Time Zone berada. Setelah membeli koin Bagas memberikan beberapa koin pada Ami.

"Kita balapan motor aja yuk?" Bagas menunjuk ke dua buah motor balap berwarna merah dan biru yang terlihat seru jika dimainkan.

"Ih curang. Gue kan gak bisa naik motor."

"Yaelah Mi tinggal lo gas aja pasti jalan tuh motor. Udah ayo nanti dimainin orang." Bagas menarik lagi tangan Ami.

Ami memilih motor warna merah, sedangkan Bagas warna biru. Koinpun dimasukkan, mereka mulai balapan motor. Hasilny sudah bisa diduga, sebelum mencapai satu putaran Ami sudah kalah karena beberapa kali menabrak pembatas jalan dan berakhir dengan kehabisan waktu.

"Tuh kan apa gue bilang. Gak jago gue bawa motor." keluh Ami. Ia pun turun dari motornya.

"Yaudah kita main tembak-tembakan aja habis itu main basket, gimana?"

"Iya boleh. Ayo!" Ami langsung menuju tempat tembak-tembakan. Diambilnya senapan laras panjang dan dengan gayanya yang mirip Tomb Rider Ia pun berhasil menang mengalahkan skor Bagas.

"Gile.... keren banget lo Mi. Wah emang jagonya ya lo kalo main tembak-tembakan. Selanjutnya ayo kita tanding basket." Bagas menarik lagi tangan Ami menuju ring basket.

"Ayo kita mulai." sudah diduga sih Bagas akan menang, Bagas kan anak basket. Tapi Ami juga perminannya tidak kalah kok dari Bagas. Ia berhasil melampaui beberapa babak sampai akhirnya kelelahan karena memasukkan banyak bola.

"Hebat juga lo Mi. Jarang loh ada cewek yang bisa sampai beberapa babak begitu." puji Bagas dengan tulus. Ternyata asyik juga main sama Ami. Tau gitu dari dulu aja Dia ajak Ami main.

"Ah biasa aja. Balik yuk. Bu Hajah Budi nanti ngomel."

Bagas menuruti kemauan Ami. Ia pun mengantar Ami sampai ke rumahnya lalu langsung pamit pulang.

******

Setelah ujian semester biasanya ada class meeting di sekolah Ami. Biasanya diisi dengan kegiatan olahraga, namun bagi Ami dan teman-temannya diisi dengan ngegosip sambil main musik. Kebetulan hari ini Ami membawa gitar kesayangannya ke sekolah.

Ami memainkan gitar dan teman-temannya yang bernyanyi sambil memukul-mukul meja. Seru. Keterampilan Ami bermain gitar yang masih standar sudah membuat teman-temannya senang ada yang mengiringi nyanyian mereka dengan suara musik.

"Mi, temen lo udah dateng tuh!" Rangga teman nongkrong Ami memanggil. Ami menaruh gitarnya dan pamit meninggalkan teman-temannya yang sedang langsung menyorakinya karena kecewa musiknya berhenti.

"Dimana?" Ami menghampiri Rangga, sahabatnya selama di SMK ini.

"Di kantin. Nyariin lo."

"Ayo temenin gue." ajak Ami. Rangga pun mengikuti Ami sambil merangkulkan tangannya di pundak Ami. Sudah biasa mereka seperti itu jadi tidak ada yang protes atau ngegosipin lagi.

Ami pun tiba di kantin. Ia melihat Bagas dan teman-teman basketnya sedang duduk menunggu kedatangannya. Bagas mengernyitkan dahinya melihat Ami yang datang sambil dirangkul oleh Rangga.

"Udah lama Gas?" tanya Ami setelah melakukan high five khas mereka.

"Belum lama kok. Oh iya kenalin ini temen-temen team basket gue." Bagas pun mengenalkan Ami pada teman-temannya.

"Oh iya kenalin juga ini sohib gue. Namanya Rangga. Kapten tim basket sekolah gue." gantian Ami yang mengenalkan Rangga pada Bagas dan teman-temannya.

Bagas masih menatap tidak suka apalagi Rangga kembali merangkulkan tangannya ke pundak Ami lagi setelah mereka berkenalan. Sedekat apa mereka sampai Ia bisa seperti itu pada Ami?

"Yaudah ayo kita langsung tanding. Temen-temen gue udah nunggu di lapangan." ajak Rangga.

"Oke."

Di lapangan sudah banyak yang menonton pertandingan basket antar sekolah tersebut, apalagi Bagas dan teman-temannya ganteng-ganteng. Puas deh anak-anak SMK yang biasa pemandangannya hanya cewek-cewek melihat cowok-cowok ganteng.

Ami duduk di tempat Rangga dan teman-teman basketnya nongkrong. "Mi, nanti lo dukung gue kan?" tanya Rangga.

"Iyalah. Gue pasti akan dukung sekolah gue sendiri." jawab Ami. Rangga memang dekat dengan Ami, bahkan Ia lebih manja dengan Ami dibandingkan Bagas.

Bagas menghampiri Ami dan menyerahkan tasnya. "Pegangin ya Mi." Ami tak bisa menolak permintaan Bagas. Ada apa dengan sikap Bagas hari ini? Teman-temannya saja santai menaruh tasnya sembarangan, kenapa hanya Dia saja yang minta dipegangi tasnya sama Ami?

Pertandingan basket pun dimulai. Teman-teman Bagas yang awalnya menyepelekan kemampuan bermain Rangga Cs perlahan mulai kelabakan dengan permainan Rangga Cs.

Beberapa kali Bagas memandang sebal saat Ami teriak menyemangati Rangga. Bahkan Bagas beberapa kali kehilangan konsentrasinya dan kehilangan bola di tangannya.

Pluit tanda istirahat babak pertama telah ditiup oleh wasit. Para pemain basket bubar dan beristirahat sambil meminum air mineral yang sudah disediakan.

"Bagi minum Mi." Rangga langsung menghampiri Ami yang memang Ia titipkan botol minumnya. Ami memberikan air mineral tersebut pada Rangga.

Tak senang melihat kedekatan Ami dengan Rangga, Bagas pun menghampiri Ami. Ia datang dan langsung duduk di sampin Ami. Ia juga melakukan kebisaannya saat di SMP dulu yakni mengelap keringatnya di lengan kemeja Ami.

"Ih jorok tau Gas!" omel Ami. Rangga pun menatap ke arah Ami dan melihat apa yang Bagas lakukan.

Bagas tidak peduli. Baginya ini adalah bukti kalau Ami punya hubungan sedekat itu dengannya. Tidak ada yang boleh merebut Ami dari sisinya.

"Mi, kok lo gak dukung gue sih? Kan gue gak semangat mainnya karena gak ada lo yang nyemangatin gue." Bagas pun menyandarkan kepalanya di bahu Ami. Walau heran dengan perbuatan Bagas namun Ami membiarkan saja sikap manja Bagas tersebut.

"Ya kan gue harus dukung sekolah gue Gas. Gimana sih lo. Kalo lo jadi gue juga lo bakal dukung sekolah lo juga." tiba-tiba Bagas mengangkat kepalanya dari bahu Ami.

"Mi...Mi... itu siapa?" Bagas menunjuk ke seorang cewek yang berdiri depan perpustakaan.

"Oh itu Melisa, temen sekelas gue."

"Kenalin dong Mi. Cakep banget tuh orangnya."

Ami melihat wajah Bagas yang masih terpana akan kecantikan Melisa. Lagi. Lagi... dan lagi... Kenapa Bagas begini terus sama Ami? Apa Ami hanya sebatas teman yang bisa Ia manfaatkan? Apa ini tujuan Bagas ngajak sekolah Ami sparing? Biar bisa kenal dengan cewek baru?

Ami menahan air mata yang mau keluar dari sudut matanya yang mulai memanas. Hatinya terasa perih. Sakit rasanya. Dan ini bukan pertama kaliny Bagas memperlakukannya kayak gini.

"Rumahnya dimana Mi? Ayo dong kenalin sama gue. Lo gak kasihan sama gue?" Bagas menunjukkan sorot matanya yang memelas. Sorot mata yang selalu membuat Ami kalah. Sorot mata yang Ami tahu akan menyakitkan hatinya kelak.

Dengan terpaksa Ami mengenalkan Bagas dan Melisa. Bagas bahkan sudah bertukar nomor Hp dengan Melisa. Meskipun pada akhirnya Bagas dan teman-temannya kalah melawan team basket sekolah Ami namun Bagas tetap menang. Karena tujuan utama Bagas bukanlah pertandingan basket, melainkan mencari gebetan baru yang masih fresh dari sekolah Ami. Lagi-lagi Ami masuk dalam jebakan Bagas. Ah dasar Ami bodoh.....

Terpopuler

Comments

BirVie 💖🌈☁️

BirVie 💖🌈☁️

paling suka klo habis ujian ada class meeting

2021-12-26

0

Bunda Kayla

Bunda Kayla

dimanfaatin lgi ya mi...sabar nanti juga dia bakalan bucin

2021-09-17

0

Felisha Almaira

Felisha Almaira

Bagas gak suka Ami Deket ma cowok lain tp dia bkin ulah Mulu....

2021-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!