Bagas mencondongkan tubuhkan agar suaranya terdengar di telinga Ami. "Mi makasih ya contekkan PR nya. Lupa banget gue kalo ada PR."
Bukan Ami yang menjawab perkataan Bagas, melainkan Widi. "Ah basi lo, Gas. Emang lo males aja ngerjain PR pake alesan lupa lagi. Udah sama Ami aja jangan jaim. Ami mah baik. Lo pinjem PR juga gak masalah sama Dia mah. Iya gak Mi?"
Ami berbalik badan dan menjawab pertanyaan Widi. "Iye. Lo pinjem aja gak apa-apa. Tapi kalau gue salah kita salah berjamaah ya."
"Gak apa-apa Mi. Daripada gue gak ngerjain bisa kena omel sendirian." balas Widi yang memang jago bersilat lidah.
"Ih lo gangguin gue aja Wid. Gue kan lagi ngomong sama Ami." protes Bagas. "Makasih ya Mi. Sering-sering ya kasih contekkan. Kalo perlu pas ulangan juga."
Ini nih yang Ami malas. Baik kalau ada maunya doang. Ami udah kebal dengan orang yang kayak gini. Tapi tetep aja Ami mengiyakan tanpa bisa menolak permintaan Bagas.
Percakapan mereka terhenti kala Ahmad dan Siti sedang main kejar-kejaran. Siti salah seorang anak kurang mampu di kelas Ami. Ia sekolah sambil berjualan sarapan di kelas. Ada lontong dan gorengan beserta sambal yang biasanya Ia jual.
Berbeda dengan Siti, Ahmad adalah anak orang kaya yang super jahil. Ahmad suka mengerjai Siti dengan membawa kabur barang dagangan Siti. Dan sekarang keadaannya seperti itu. Siti sedang mengejar Akbar yang membawa kabur satu plastik lontong dagangan Siti.
Seisi kelas menertawakan ulah Ahmad. Ada juga yang menyeramahi Ahmad tapi karena Siti bukan anak yang baperan Ia hanya tertawa-tawa saja diusili Ahmad. Ia tahu Ahmad cuma mau becanda aja, dan akan mengembalikan lagi dagangannya.
"Kelas macam apa ini?" keluh Bagas yang masih berbicara dekat telinga Ami. "Mi, cuma lo doang yang normal disini. Sama gue tentunya."
"Ih gue juga normal tau." protes Ratna yang seperti biasa lagi memandang kecantikannya dari kaca kecil.
"Lo normal apaan? Kerjaan lo ngegombalin anak-anak cewek. Itu normal darimana? Dari Hongkong?" celetuk Widi tak mau kalah.
"Ih apaan sih lo berdua. Orang lagi ngomong sama Ami. Ya kan Mi?" Bagas meminta dukungan pada Ami. Ami yang sejak awal mengenal Bagas tak mau terlalu dekat dengannya langsung menyatakan ketidaksetujuannya.
"Semua di kelas ini normal kok. Cuma kelakuannya aja yang lucu. Masih normal-normal aja menurut gue." jawab Ami santai.
"****** lo, Gas. Emang enak gak dibelain sama Ami. Ami kan satu geng sama gue. Ya kan Mi?" Widi kali ini yang meminta dukungan Ami.
"Yoi." jawab Ami santai. Widi memamerkan senyum kemenangannya pada Bagas yang memanyunkan bibirnya.
"Ih Ami jahat. Gak kasihan apa sama Bagas? Bagas tuh kan cuma punya Ami aja seorang." Ami tersenyum kecil. Bagas ternyata mulai merayunya. Pasti ada maunya. Ami sudah membaca jalan pikiran Bagas sebelum Bagas mengungkapkannya. Bagas mau memanfaatkan Ami. Kali ini Ami gak boleh diam saja dan dimanfaatkan lagi oleh orang di sekelilingnya.
"Preett. Gombal banget sih lo. Gak mempan tau sama gue." jawab Ami santai. Ia tak mau ngegas dan malah ribut dengan teman sekelasnya. Mereka baru aja memasuki tahun ajaran baru. Kalau sampai ribut, masih panjang waktu kebersamaan mereka sampai masa kenaikan tiba. Akan tidak nyaman nantinya.
"Bagas mana pernah gombal sih Mi? Bagas cuma ngomong jujur aja dari hati. Ami tuh baiknya mengalahkan malaikat tau gak?" Bagas menanggapi dengan santai. Ternyata Bagas bukan orang baperan yang akan dengan mudah tersinggung dengan perkataan Ami. Ami baru tahu sifatnya tersebut dan Ami suka dengan orang yang gak baperan. Asyik diajak berteman.
Ami berbalik badan dan membuat Bagas yang sedang menaruh kepalanya diatas meja kaget dan langsung mengangkat kepalanya. "Gue tau lo gombal. Tapi berhubung lo anaknya asyik, gue bakalan kasih liat PR yang gue buat ke lo. Kalo masalah contekkan pas ulangan.... sama kayak anak-anak yang lain, kalau gue gak ketahuan pas kasih tau pasti akan gue kasih tau. Oke?" Ami menyunggingkan seulas senyum pada Bagas.
"Ya Allah Mi... Baik banget sih. Gue suka nih temen yang kayak gini." Bagas membalas senyum Ami.
Teman? Kami mulai berteman? Semudah itu berteman dengan cowok ganteng playboy sekolah ini? Denganku? Aku yang gak ada cantik-cantiknya sama sekali loh! - Ami.
*******
Ami pulang sekolah dengan hati riang. Ternyata semudah itu berteman dengan orang ganteng. Ya walau Bagas ada maunya sih tapi gak apa-apalah. Yang penting Ami punya teman orang ganteng sekarang.
Ami main lagi ke rumah Nani, sahabat satu-satunya tersebut. Apes bagi Ami, ada Arif yang sedang main ke rumah Nani. Nani dan Arif adalah teman satu sekolah. Nani yang menjodohkan Ami dan Arif sampai akhirnya Ami mau menerima Arif jadi pacaran.
Ami mau putar balik dan pulang ke rumah namun terlambat. Arif sudah lebih dahulu melihat Ami. Arif agak kaget dengan rambut Ami yang berubah amat pendek.
"Sini, Mi. Pas banget ada Arif disini." Nani memanggil Ami.
Ami mendekati mereka dengan malas. Ia menyunggingkan senyumnya dengan terpaksa. Ami dan Arif belum ada kata putus. Ami terus menghindari bertemu dengan Arif, namun takdir berkata lain. Hari ini akhirnya Ia bertemu juga.
Ami yang Arif kenal cewek baik dan berjilbab ternyata seorang cewek tomboy berambut bondol yang hari ini berpakaian kaus dan celana pendek diatas lutut.
Arif tak berusaha menyembunyikan keterkejutannya melihat penampilan Ami saat ini. Ami yang sudah lelah berpura-pura merasa sudah saatnya Ia mengakhiri hubungan palsunya dengan Arif si Babang Tamvan tersebut.
"Hi, Mi." sapa Arif terlebih dahulu.
"Hi juga." Ami duduk di samping Nani, padahal Arif sudah menggeser kursi kosong di sampingnya agar Ami duduk.
"Kamu apa kabar Mi?" Arif mulai basa-basi.
"Kabar gue baik kok." tak ada aku kamu seperti awal pacaran. Dari awal Ami memang jarang sih ngobrol dengan Arif, hanya saja Arif suka mengajaknya bicara. Ami hanya menanggapi demi kesopanan saja. Tapi hari ini Ami sudah malas berakting jadi anak baik-baik lagi hanya demi membuat citra dirinya terkesan baik.
"Cie... yang udah lama gak ketemuan. Akhirnya ketemuan juga. Jodoh mah gak kemana, ya gak?" ledek Nani.
Ini nih yang bikin Ami gak suka sama Nani. Di depan Ami, Nani seolah mengerti perasaan Ami dan mendukungnya untuk mengejar gebetannya dan putus dengan Arif. Tapi saat di depan Arif kenapa Nani malah nyomblangin lagi Ami dengan Arif.
Tak tahukan Nani betapa Ami sudah mulai muak dengan segala kepura-puraan ini. Tiba-tiba bayangan wajah Bagas melintas dalam benak Ami. Ami mau hidup seenjoy dan senyaman Bagas. Bagas bebas mau merayu siapapun. Bagas pun tidak punya konflik dengan anak lain karena sikap playboynya. Dan satu yang pasti, Bagas berani berkata apapun isi hatinya.
"Gak usah di cie-ciein juga kali, Ni. Biasa aja." Ami mengeluarkan keberaniannya.
"Kamu udah makan, Mi?" tanya Arif lagi dengan lembut. Ah moon maaf nih, Ami gak punya fantasi indah tentang Arif. Mau nerima cinta Arif aja udah syukur. Sikap Arif yang sok lembut malam membuat Ami makin muak dengan kepura-puraan ini.
"Udah. Rif, kita putus aja ya. Maaf, dari awal gue gak ada rasa sama lo. Kalau kita begini terus, gue cuma nyakitin hati lo aja." keberanian dari mana yang dimiliki Ami sampai berani speak up menyuarakan isi hatinya tersebut.
Arif terdiam. Ia tak menyangka Ami akan memutuskan hubungan mereka. Arif padahal sudah membawakan handuk kecil bertuliskan nama Ami sebagai hadiah untuknya. Arif kangen berat dengan Ami tapi ternyata selama ini Ami hanya tidak merasakan hal yang sama.
"Aku gak ngerasa disakitin kok sama kamu, Mi. Aku seneng kita bisa pacaran-"
Ami memotong perkataan Arif sebelum hatinya melemah lagi mendengarkan kata-kata Arif yang mengundang rasa kasihan dalam dirinya. "Tapi gue gak suka sama lo. Gue tuh terpaksa ngejalanin hubungan ini. Jujur aja, gue tuh nerima lo jadi pacar gue karena gue gak tega nolak lo. Tapi gue sadar, kalau gue terus menerus kayak gini, lo bakal makin tersakiti dan gue yang jadi orang jahatnya. Please, kita akhiri saja ya hubungan kita."
Ami pun bangun dari duduknya. "Gue balik dulu, Ni." Dengan penuh keyakinan Ami meninggalkan Arif, cowok yang hampir 2 tahun berpacaran dengannya namun baru 2 kali jalan bareng, sisanya hanya saling berbalas pesan lewat surat cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Dita Safitri
pengalaman bgt, sedari sd punya tmen cowo ganteng emg krn tetanggaan dr kecil.. dskolah serg dbully tmen2 cewe.... ak yg biasa2 aj bs dket bgt sm tmen2 ganteng... padal mmg cuma temenan...apa salahku coba
2022-01-06
0
BirVie 💖🌈☁️
iihhhh surat cinta...pasti kertas nya warna warni n baunya harum yaaa🤭
2021-12-26
0
BirVie 💖🌈☁️
ini juga keluar...dari Hongkong
yaa Alloh kak Mizzly masih inget semua memory thn 2000an 😁
2021-12-26
0