Bab 9

"Amiiiii!!! Beliin keripik talas!" teriak Widi dari atas lantai 3 depan ruangan kelas.

Ami mengacungkan jempolnya pertanda setuju. Jam istirahat biasanya ada anak-anak yang malas turun ke kantin dan memilih jajan yang Siti bawa. Contohnya Widi. Ia suka malas turun ke bawah dan lebih baik nitip sama Ami.

Ami membeli Aqua gelas dan keripik talas sebagai cemilan. Ia juga membeli nasi uduk dan gorengan tempe untuk makan siangnya. Kali ini Ia pergi bersama Feby.

"Nih keripik lo." Ami menyerahkan keripik talas titipan Widi setelah Ia selesai makan. Kakinya lumayan pegal harus naik tangga sampai ke lantai 3.

"Makasih Mi. Nih gue bayar." Widi memberikan selembar uang seribu rupiah yang langsung Ami tolak.

"Ambil aja buat lo."

"Weits. Sering-sering yak kalo gitu. Makasih nih sebelumnya."

"Iya." Ami mengikuti pandangan Widi yang asyik melihat sparing basket. Setiap istirahat memang suka ada pertandingan basket. Lumayanlah buat cuci mata. "Temen lo mana?"

"Temen gue siapa? Bagas?" tanya Widi memastikan.

"Iya. Kenapa setiap senin jarang masuk sih tuh anak? Gue perhatiin sering banget loh gak masuknya."

"Ah gue mah gak kaget Mi. Tuh anak emang suka bolos kalau senin." jawab Widi dengan santainya.

"Iya. Bolos kan pasti ada alesannya. Masa iya setiap senin gak pernah masuk? Jumat kemarin waktu ngumpulin tugas ke ruang guru gue denger Pak Ade nyeritain Bagas. Katanya kebiasaan setiap senin gak pernah masuk. Mau dipanggil orangtuanya kayaknya deh." Ami mengambil keripik talas yang Widi pegang lalu memakannya. Enak dimakan sebagai cemilan saat ngobrol ternyata.

"Hehehe... Paling nanti yang dateng tukang ojek suruhannya." Widi sepertinya sangat mengenal Bagas.

"Emang boleh gitu? Terus orang tuanya kemana? Masa sih anaknya bermasalah orang tuanya gak dateng?" Ami mulai penasaran dengan kehidupan Bagas.

Widi memakan keripik talasnya. Pandangannya masih tidak teralihkan dari permainan basket yang Ia perhatian sejak tadi. "Bagas tuh anak yatim piatu, Mi. Udah sejak kecil Dia ditinggal bokap nyokapnya."

"Terus kalau ngambil raport siapa yang ngambilin? Tukang ojek yang Dia suruh gitu?"

"Yup. Kadang kakak perempuannya sih yang dateng. Tapi jarang soalnya kakaknya udah punya keluarga sendiri. Kalo abangnya jarang pulang."

"Kok lo tau sih? Pantesan aja Dia suka bolos. Gak ada yang ngomelin ternyata."

"Bagas tuh gak seperti yang lo pikir, Mi. Rumah gue deket sama rumah Bagas, jadi gue tau kehidupan Dia. Apalagi gue sekolah bareng sama Dia dari SD. Hidup Dia keras Mi. Hari senin Dia gak masuk lo pikir Dia bolos dan bersenang-senang gitu sama pacarnya yang seabrek?"

"Ya mungkin." jawab Ami asal.

"Bagas tuh kerja Mi. Lo pikir duit dari mana Dia buat bayaran sekolah dan buat biaya hidupnya?"

Ami terdiam mencerna perkataan Widi. "Kerja? Kerja apa?"

Widi akhirnya mengalihkan pandangannya dan menatap Ami lekat. "Dia jaga toko. Toko peninggalan orang tuanya di pasar. Dia jualan sembako. Bagas 4 bersaudara. Kakak pertamanya kerja di Bandara, jarang pulang dan jarang kasih uang jajan ke Dia. Kakak keduanya yang perempuan udah nikah dan sibuk ngurusin keluarganya. Kakak ketiganya yang jalanin toko sama Bagas di pasar. Biasanya kalau hari senin tuh dateng barang, makanya si Bagas bolos. Kalo gak bantuin kakaknya bisa ditampol Dia."

Lagi-lagi ada hal yang Ami gak tau. Ternyata dibalik sikap Bagas yang manja dan jahil sama Ami ternyata Bagas punya kesedihannya sendiri.

"Baru tau ya Mi?" Ami pun mengangguk. "Bagas tuh covernya aja baik-baik dan ceria. Ngegombal sana-sini. Gak ada yang tau gimana hidup Dia. Bagas jarang ngerjain PR juga karena sibuk ngangkatin barang di pasar. Makanya badannya berotot dan terbentuk tanpa perlu fitness."

"Sumpah gue gak nyangka Wid kalo Bagas hidupnya sesulit itu. Gue malah sering jutek sama Dia." kata Ami penuh penyesalan.

"Santai aja Mi sama Bagas mah. Lo perhatiin deh, jarang Bagas temenan sama anak cowok di kelas kita. Sama cewek juga jarang. Selain gebetannya coba lo itung temennya Bagas paling cuma berapa biji. Pas gue lihat Bagas sama lo langsung deket disitu gue lihat Bagas tuh kayak cocok temenan sama lo. Kasihan juga sih gue sama Bagas. Gak ada waktu buat temenan. Sibuk nyari duit setiap hari. Kehidupan di pasar keras Bos."

Sepanjang perjalan pulang Ami terus memikirkan perkataan Widi. Kenapa selama ini Ia seakan menjaga jarak untuk berteman dengan Bagas, padahal jelas-jelas Bagas sejak awal mau berteman dengannya. Sejak mereka mencuri sepatu bareng dari ruang guru. Sejak mereka dihukum menyiram tanaman di halaman belakang sekolah. Kenapa Ami terus menghindar hanya demi melindungi hatinya agar tidak terluka jika sampai menyukai Bagas?

Ami merutuki dirinya yang mudah sekali jatuh cinta dengan cowok yang sedikit saja memberi harapan padanya. Hal tersebut membuat Ami memproteksi dirinya agar tidak mudah jatuh cinta. Tapi bukan berarti menolak pertemanan yang Bagas tawarkan kan? Just friends gak lebih. Apa sesulit itu menahan perasaannya agar tidak jatuh cinta? Dengan Widi bisa kok padahal Widi juga cowok. Dengan Ahmad yang jahil dan suka isengin Siti juga bisa. Dengan Richard, Aryo dan Fajar bisa. Kenapa Ami terus menolak terlalu akrab dengan Bagas?

Apa mungkin karena Bagas adalah tipikal cowok idaman Ami? Ami menggelengkan kepalanya. Ia harus profesional dalam berteman. Yup, Ia putuskan mulai besok Ia tidak akan menjaga jarak lagi dengan Bagas.

******

"Nih. Pasti belum kerjain PR lagi kan?" Ami memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi tugas matematika yang guru berikan kepada Bagas.

"Ih tau aja lo kalo gue belum ngerjain PR. Ami baik bener deh." puji Bagas.

"Iye gue emang baik. Baru nyadar lo. Udah cepet salin nanti keburu masuk."

"Siap." Bagas pun mencontek PR Ami bersama dengan Widi tentunya.

Suara teriakan Siti sudah menjadi backsound setiap pagi di kelas Ami. "Ahmad, balikkin sambel gue gak! Gue timpuk sepatu nih!" Siti sedang mengejar-ngejar Ahmad yang kali ini membawa kabur sebotol sambal kacang untuk dagangan Siti.

Tak mau ulah Ahmad mengganggu Bagas yang sibuk mengerjakan PR, Ami pun menjewer telinga Ahmad. "Aduh...aduh... aduh... Sakit Mi. Ampun."

"Kasih Siti gak? Nanti gue jewer lagi nih kalo gak balikkin!" Ahmad langsung kalah. Ia pun mengembalikan sambal ke Siti.

Setelah mengucapkan terima kasih pada Ami, Siti melanjutkan lagi jualannya. Ami lalu melepaskan tangannya yang sejak tadi menjewer Ahmad. "Ih Ami jahat sama gue. Masa pacar sendiri dijewer!" protes Ahmad.

"Berisik tau gak lo. Tiap hari ngerjain Siti melulu." kalo Ami udah turun tangan gak ada yang berani ngelawan. Ami memang terkenal tomboy dan sebodo amat sama kenakalan teman-temannya tapi kalo udah mengganggunya dan membuat Ia marah maka tidak akan ada yang berani melawan Ami.

Keseringan bertengkar dengan kakaknya Akbar, membuat Ami tak takut bertengkar dengan siapapun. Ahmad pun begitu, Ia takut saat melihat Ami marah. "Iya, Ami Sayang."

Ahmad kembali ke tempat duduknya. Ahmad gak mau membuat cewek yang Ia sukai marah padanya. Ya, Ahmad menyukai Ami. Sudah beberapa kali menyatakan cinta tapi Ami tolak mentah-mentah.

Ada satu orang yang menatap Ami dengan pandangan bangga dan kagum, siapa lagi kalau bukan Bagas. Ini yang Ia suka dari Ami. Dulu Ia pernah melihat Ami menarik kerah baju anak cowok dan hampir menonjoknya. Pesona Ami gak ada habisnya dimata Bagas. Pintar tapi nakal. Cerdas tapi tegas. Bagi Bagas hari ini Ami begitu berkilauan di matanya. Cewek keren diantara seluruh mantan pacarnya.

⚘⚘⚘⚘ Hi semuanya! Udah masuk Bab 9 nih. Alurnya memang agak lambat awalnya karena memang diceritain bagaiman kedekatan Bagas dan Ami dulu. Tapi.... ada ban serep yang akan keluar nantinya. Ban serepnya ganteng loh. Makanya tetep ikutin dan jangan lupa like dan vote ya... maacih.. 😘😘😘⚘⚘⚘⚘

Terpopuler

Comments

merti rusdi

merti rusdi

Yang paling ceria justru menyimpan luka yang terdalam, biasanya begitu

2022-06-12

0

Henny Kesumawati

Henny Kesumawati

next

2022-02-25

0

siti fatimah

siti fatimah

haha...aku berasa masuk ke masa itu😃😃

2022-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!