Bab 8

"Awas ganti bajunya jangan deket jendela! Nanti abang-abang tukang roti ngintipin." teriak Siti memperingatkan teman-temannya.

Sekolah Ami memang bersebelahan dengan pabrik roti keliling. Biasanya suka ada yang bertelanjang dada sambil menggoda anak SMP yang kebetulan gak sengaja melihat keluar jendela. Gak ada gorden untuk menutupnya makanya ganti bajunya sambil jongkok di samping meja.

Hari ini pelajaran olahraga. Seperti biasa, semua siswi berganti baju di kelas. Siswa cowok sudah turun ke lapangan setelah berganti baju.

Baju olahraga SMP Ami berwarna biru muda dengan celana pendek selutut warna biru doungker. Karena mereka sudah kelas 3 jadi warna baju olahraganya sudah tidak secerah saat masih kelas 1. Bahkan ada yang sudah kesempitan karena perubahan berat badan.

Ami mengantongi uang 5 ribu rupiah. Selesai olahraga Ia mau langsung makan mie rebus dan minum es teh manis di kantin. Ruangan kelasnya yang berada di lantai 3 membuatnya malah untuk naik turun.

Ami dan Ratna keluar kelas dan bergabung dengan anak-anak lainnya di lapangan sekolah. Pak Hari selaku guru olahraga menyuruh mereka melakukan senam SKJ sebagai pemanasan.

Terereret... terereret... terererererererereret... musik itu yang terngiang di benak Ami setiap mendengar kata SKJ. Kelemahan Ami adalah di bidang olahraga. Apalagi kalau sudah urusan senam. Uh badan Ami rasanya kaku untuk mengikuti gerakan musik.

Jadilah musik kemana, gerakan kemana. Setelah lumayan berkeringat dengan senam, dilanjutkan dengan bermain basket. Sparing basket antara anak-anak cowok. Anak cewek duduk saja melihat pertandingan.

Salah satu jagoan basket di sekolah adalah Bagas dan Widi. Walau bertubuh kecil namun Widi lincah dan gerakannya cepat mengecoh lawan. Bagas yang memang bertubuh tinggi gak usah ditanya. Jago dan banyak dielu-elukan para cewek.

Bel istirahat pun berbunyi nyaring. Diiringi dengan suara teriakan anak-anak yang amat senang mendengar bel istirahat.

Ami dan Ratna langsung menuju ke kantin. Memesan mie rebus pakai telor Mbak Kokom yang terkenal bahenol. Minumanya es teh manis satu gelas yang hanya seharga 500 perak.

Ratna menempati tempat duduk dan Ami yang memesankan sebelum kantin di serbu anak-anak. Mie rebus pakai saos botolan yang murah-meriah selalu dikangeni rasanya. Jangan memikirkan masalah kesehatan kalau mikirin bisa stress duluan. Yang penting murah, enak dan kenyang.

Selesai makan Ami memesan lagi es teh manis di plastik untuk diminum lagi di kelas. Tak lupa cemilan keripik talas juga Ia beli. Jangan pertanyakan nafsu makan Ami, setara dengan kuli bangunan meskipun badan Ami kecil beda dengan kapasitas perutnya.

Perut kenyang tinggal ganti baju olahraga dengan seragam putih biru. Belum ada siswa cowok yang masuk ke kelas. Mereka hanya diijinkan masuk kelas setelah jam istirahat berakhir.

Ami dan Ratna pun mengganti seragam mereka. Tak lupa menyemprotkan minyak wangi Eskulin Gel warna putih yang jadi favorit Ami.

Sudah wangi dan berganti baju, Ami menunggu selesai istirahat sambil meminum es teh manisnya. Keripik talas pun Ia buka, Ia lalu menawarkan pada Ratna yang menolak dengan alasan gak mau gendut.

Jam 11 siang. Waktu istirahat sudah selesai. Siswa di kelas Ami pun mulai masuk kelas. Widi dan Bagas juga masuk dengan baju olahraga yang basah dengan keringat.

Bagas yang jahil pun menggelengkan kepalanya sehingga keringatnya bercipratan ke sekelilingnya.

"Ih jorok lo Gas. Kena keringet lo nih." omel Ratna.

Ami mengelap dengan tisu keringat Bagas yang kena ke wajahnya. Bagas menghampiri Ami yang memegang tisu.

"Mi, elapin dong." Bagas memajukan wajahnya dekat dengan Ami.

"Nih elap sendiri." Ami memberikan tisu pada Bagas agar ngelap sendiri.

"Gak mau. Elapin." Bagas mengeluarkan suara manjanya. Suara yang membuat banyak cewek di luar sana tersepona eh terpesona.

Bukan Ami namanya kalau langsung luluh. Lagi juga Ami bukan tipikal cewek perhatian dan lembut seperti yang lainnya. Ami menaruh tisu dan menepuknya ke kening Bagas. "Bodo amat. Elap sendiri."

Bagas pun langsung ditertawai anak-anak sekelas. Ah gagal Ia bermanja-manja ria pada Ami. "Hiks... Ami jahat." Bagas pura-pura ngambek namun malah Ami cuekkin.

Bagas merasa tertantang. Bagaimana bisa ada yang menyueki saat dirinya berlaku manja seperti itu. Banyak cewek di luaran sana yang mengantri cinta dan sikap manja Bagas. Ini Ami malah dengan santainya menolak sikap manja Bagas.

Bagas pun kembali ke tempat duduknya dan mengganti baju olahraga dengan seragam sekolahnya.

"Mi, bagi keripik talasnya dong." Widi yang gak boleh ngeliat cemilan nganggur langsung meminta pada Ami.

Ami memberikan cemilannya pada Widi. "Tuh Gas. Ami mah kalo sama gue baik. Sama lo doang pelit. Lo lagian caper banget sih jadi orang." kata Widi dengan bangganya.

"Tau tuh Ami. Emang gak sayang Dia sama gue. Padahal kan gue sayang banget sama Dia." kata Bagas dengan suara yang dibuat sedramatis mungkin.

"Preeett. Basi lo. Udah cepetan ganti bajunya. Sebentar lagi pelajaran Pak Ariyanto nih." bukan Ami yang menjawab Bagas melainkan Ratna yang mulai sebal dengan gombalan Bagas.

"Tuh Mi. Ratna aja perhatian sama gue. Kok lo enggak sih?" masih usaha aja sih Bagas sama Ami.

"Iya Bagas. Iya... cepetan ganti bajunya. Ntar gue bagi keripik talesnya. Oke?" Ami pun mengalah. Sejak kapan sih Bagas manja banget sama Dia. Ami kan gak terbiasa berlaku lemah lembut depan laki-laki.

"Asyik... Tapi suapin ya."

"Au ah."

"Ih Ami gitu. Nih Bagas udah ganti baju. Mana tadi katanya mau bagi keripik talas juga. Mau suapin segala katanya." kata Bagas dengan suara manjanya.

Usaha yang pantang menyerah. Ami menghela nafas panjang, baru saja Dia hendak berbalik dan menyuapi Bagas datanglah Pak Ariyanto, guru bahasa inggris mereka.

"Siang semuanya." sapa Pak Ariyanto. Ami langsung berbalik lagi menghadap papan tulis. Dilemparkannya keripik talas biar Bagas makan sendiri. Dari belakang Ami dapat mendengar Bagas menggerutu karena tidak jadi disuapi Ami.

"Siang Pak." jawab anak-anak kompak.

Pelajaran bahasa Inggris pun dimulai. Habis olah raga, habis istirahat dan makan lalu dengerin pelajaran Bahasa Inggris membuat anak-anak mengantuk. Pak Ariyanto enak ngajarnya dan terkadang lucu malah. Sayangnya semua itu percuma karena rasa kantuk yang mendera.

Pak Ariyanto memukul papan tulis untuk membangunkan anak-anak yang ketiduran selama pelajarannya. "Ayo bangun. Lagi belajar kok pada tidur. Nanti saya kasih PR yang banyak loh!" ancam Pak Ariyanto.

"Yah... Jangan Pak." jawab anak-anak lagi dengan kompak.

"Yaudah ayo kita terusin lagi belajarnya. Kerjakan tugas dari halaman 30 nanti di kumpulkan."

"Yaaaaahhhhh." keluh seisi kelas lagi.

"Mau saya tambah lagi?" ancam Pak Ariyanto.

"Jangaaaaan!"

"Nah gitu dong. Ayo kerjain. Nanti kumpulin ke ruangan saya ya. "

Terpopuler

Comments

~Burberry

~Burberry

emang bener kalo udh pelajaran penjas trus ada matpel lain kerasa banget ngantuk nya lemes nya ckckckc

2023-01-27

0

Meyti Susanna

Meyti Susanna

Eskulin👏🏼👏🏼😂

2022-11-16

0

merti rusdi

merti rusdi

orang kurus itu makannya lebih banyak kok, percaya deh 😂

2022-06-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!