Pagi hari nan cerah, Tepatnya hari sabtu, Aimi segera berkemas karena hari ini dia harus mengikuti lomba catur yang diadakan di kabupaten banyu ireng.
Kebetulan Rio belum pulih dari sakit yang dideritanya, jadi dia tidak bisa ikut menyaksikan Aimi bertanding.
Sebelum berangkat, Aimi memakai celana dalam terbalik. Kata nenek Aimi sih, agar tidak kena doa doa buruk saat bertanding nanti, dan pikiran Aimi bisa tenang. Jika doa buruk masuk akan kembali ke orang yang mengirim karena celana dalam yang Aimi pakai sudah dibalik.
Aimi membawa bekal uang secukupnya, kira-kira 200 ribuan, karena ongkos mobil dan penginapan pihak kampus yang menanggung. Aimi tinggal jalan saja.
"Aimi, hati-hati jangan lupa berdoa".
Ayah memberi semangat pada Aimi.
Alex akan hadir nanti dan memberi semangat padanya. Kebetulan dia ambil cuti libur di tempat kerjanya.
"Aimi, sudah siap"?
Dosen Aimi bertanya padanya
"Sudah pak."
Aimi langsung menjawab tanpa ragu.
Aimi naik mobil milik kampus, dan mereka berangkat bersama sama. Ada 5 anak yang ikut berkompetensi.
Sampai di tempat lomba, Aimi bersama teman-temannya melihat suasana.
Perlombaan dimulai dan keberuntungan berpihak pada Aimi, dan dia meraih juara satu mengalahkan saingannya.Cukup mudah mengalahkan mereka, karena jarang banget cewek yang bisa main catur zaman dahulu. Apalagi khusus mahasiswi keperawatan.
Bisa jadi karena belum ada hp android yang menyediakan aplikasi untuk berlatih permainan catur, ditambah jarang ada cewek yang bermain catur dengan tetangga laki-laki nya kecuali Aimi.
Pengalaman penting juga. Seandainya saja lomba itu dilakukan saat ini, mungkin Aimi akan kalah karena sudah banyak aplikasi Hp yang menyediakan fitur untuk latihan.Pastinya siapa yang cerdas otaknya dia yang menang. Sedangkan Aimi tidak cerdas sama sekali.
Selesai lomba dan penyerahan piala kepada pemenang, Aimi izin ke dosen untuk pulang duluan dan berkata ada keluarganya yang menjemput.
"Aimi".
Alex memanggil Aimi dari kejauhan.
Aimi langsung berlari kearahnya.
"Kakak, sudah lama nunggu Aimi"?
"Ya nih, sejak 30 menit yang lalu". Sambil tersenyum Alex mengelus rambut Aimi.
"Selamat Aimi kamu sudah menang".
Alex memberi coklat kepada Aimi dan Aimi sangat senang.
Tampak teman kampus Aimi, yang bernama Uni melihat keakraban Aimi dan Alex.
Uni menghampiri Aimi.
"Aimi, bukan nya kamu tunangan dengan Rio"?
"Kemana dia"?
"Ini cowok yang sedang bersamamu siapa"?
"Setau aku kamu gak punya kakak deh"! Tanya Uni penasaran.
Alex emang terlihat tampan, wajar Uni langsung menghampiri Aimi karena aneh saja pria tampan mau menjemput Aimi yang kurus garing.
Aimi tampak bingung menjawab pertanyaan Uni yang begitu mendadak. Aimi belum sempat mempersiapkan skenario di kepalanya untuk berbohong pada Uni temannya itu.
Alex langsung menjawab pertanyaan Uni
"Ini Adik aku, aku kakak sepupunya yang baru pulang dari kota metro".
Tatapan Alex ke Uni seperti tidak suka dan segera menggandengku pergi.
Uni memandang Aimi dan Alex tak berkedip, mungkin kaget campur malu.
Tapi masih saja Uni berkata dan Aimi mendengarnya.
" Saudara tapi kok gak mirip ya"! Ucap Uni.
Aimi dan Alex tidak perduli dengan perkataan Uni lagi. Aimi dan Alex segera pulang ke rumah naik sepeda Alex yang sudah terparkir lama di depan gerbang.
Di perjalanan Aimi tiba tiba sakit perut yang tak tertahankan.
"Kak berhenti dulu kak" Ucap Aimi.
Alex segera menghentikan sepeda motornya, kebetulan ada pom bensin di pinggir jalan, Aimi dan Alex istirahat di sana.
Perut Aimi tiba tiba sangat perih, wajahnya berkeringat banyak sekali. Aimi segera ambil kaca dan terlihat wajahnya benar benar sangat pucat.
Kak Alex tampak cemas, tidak biasanya Aimi seperti ini.
"Aimi kenapa dengan mu"? Tanya Alex.
Alex segera mengambil air minum yang ada di tas ransel nya.
Untung nya Alex membawa obat pereda nyeri, dan dia memberikan nya pada Aimi.
"Ini Aimi, minum dulu obatnya" Kata Alex.
Aimi langsung meminum nya, jarak satu jam sakit perutnya reda dengan sendirinya.
Tiba tiba hp Aimi berbunyi.
Ternyata telepon dari Rio.
Aimi langsung mengangkat teleponnya
"Ada apa Rio" Tanya Aimi.
"Aimi, kamu jangan macam macam, sebenarnya aku tau apa yang selama ini kamu lakukan."
"Alex akan menerima akibatnya " Kata Rio mengancam.
Rio langsung menutup teleponnya tanpa kata apapun lagi.
Aimi kaget dan memberitahukan pada Alex tentang ini.
"Apa Rio mengirim mata-mata kak"?
"Apa dua preman yang memukul kak Alex itu adalah orang suruhan Rio"? Tanya Aimi.
Alex segera menenangkan Aimi.
"Tenang Aimi", Aku gak kan kenapa-napa".
"Kak Alex bisa lindungi diri sendiri".
"Tapi kak Alex tidak tahu Rio seperti apa orangnya" Ucap Aimi.
Aimi berusaha meyakinkan Alex agar dia percaya.
"Dia nekat kak" Kata Aimi meyakinkan Alex.
Alex hanya tersenyum saja dan setiap kata yang Aimi ucapkan tak dihiraukan nya.
"Aimi, percaya deh kekuasaan Tuhan".
"Kalau kak Alex masih mempunyai takdir hidup ya kak Alex akan tetap hidup dan sehat" kata Alex.
Setelah Alex menyebut nama Tuhan, Aimi sedikit lega dan bisa tersenyum walau sedikit.
Aimi langsung berkata pada Alex.
"Kakak, janji ya, kak Alex selalu ada untuk Aimi".
"Iya Aimi, kak Alex janji" Ucap Alex.
Setelah istirahat sejenak di pom bensin, Aimi dan Alex melanjutkan perjalanan dan mampir ke warung pecel bu Ani. Warung pecel bu Ani sangat terkenal dan walaupun tempat tinggal Aimi dan Alex lain kota dengan warung pecel bu Ani, mereka tau kabar nya dari berita koran dan dari mulut ke mulut, kalau warung itu enak menunya.
Aimi memilih menu pecel dan telur ayam, sedangkan Alex memilih pecel tahu tempe saja. Mereka menikmatinya dengan lahap karena sejak tadi selesai lomba catur Aimi belum makan sama sekali.
"Aimi, enak ya pecelnya"? Tanya Alex.
"Iya kakak, enak banget".
"Ya habiskan saja perjalanan kita masih jauh Aimi" Kata Alex.
"Kamu harus cukup nutrisi biar kamu agak gemuk sedikit"
"Kalau kamu gemuk, terlihat seksi pastinya Aimi" Ucap Alex.
"Iya kakak, tapi saat ini aku kurus, kak Alex kok mau sama aku" Jawab Aimi.
"Kalau kak Alex sih gak mandang apapun fisik Aimi, kak Alex hanya pengen Aimi tampak ceria seperti dulu" Kata Alex.
"Ih kakak, Aimi sudah bisa ceria nih, kan ada kak Alex yang mau nemenin Aimi disaat seperti ini" Kata Aimi.
"Iya Aimi" Ucap Alex.
Sambil menggenggam tangan kiri Aimi, Alex memandang Aimi dengan tatapan penuh nafsu dan hanya tertuju kepada Aimi saja.
"Boleh aku cium kamu"?
"Mumpung tidak ada pembeli lain selain kita Aimi"? Kata Alex memohon.
Aimi masih berpikir mau bilang iya atau tidak, dan sebelum Aimi mengatakan mau tidaknya, Alex langsung menempelkan bibir nya tepat di bibir Aimi yang masih basah sehabis minum air putih.
Aimi kaget Alex senekat ini terhadapnya dan Aimi tak bisa berkata apa-apa lagi selain pasrah dan juga menikmatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
RFR
Bacaannya bagus kak.
2020-11-05
0
Gita Dina Luthfiah
wuih.. makin masuk episode per bab,ceritanya makin menuju klimaksnya..😆😆😆
I LIKE THIS!!😘
2020-11-02
3