Hari ini sudah memasuki hari Minggu. Rio mengajak Aimi untuk berkunjung ke rumah Bibi nya yang punya salon rambut.
Aimi segera menghapus setiap pesan SMS dari Alex dan mengatakan padanya,
"Kak, aku jalan dengan Rio dulu ya"?
"Jangan SMS dulu"!
Alex langsung membalas
"Iya Aimi sayangku. Hati-hati di jalan ya"?
Aimi langsung menjawab
"Iya Kakak ku".
"Aimi sayang kak Alex".
Alex juga segera menjawab
"Iya, kak Alex juga sayang Aimi".
"Hati-hati Aimi, telpon kak Alex kalau ada apa-apa ya"? Ucap Alex.
"Oke kakak" Kata Aimi.
Ini jawaban terakhir Aimi untuk Alex. Dan komunikasi mereka berhenti sementara.
Dengan adanya Alex bersamanya, Aimi semakin bersemangat dan percaya diri karena merasa tidak sendiri. Aimi menerima Alex yang playboy, karena Aimi pun juga sama.
Aimi bisa melihat ketulusan Alex dan yakin cinta Alex hanya buat Aimi. Dia bersedia ninggalin pacar-pacar nya jika Aimi bersedia putus dengan Rio.
Alex mempunyai wajah tampan, gagah, tidak seperti Rio yang sangat kurus, dan Aimi nyaman dengan nya.
"Aimi"
Rio melambaikan tangan nya.
"Apakah kamu sudah siap"?
"Ayo berangkat"!
Aimi menjawab ajakan Rio
"Iya Rio aku sudah siap nih"!
Bremmm
Rio menyalakan sepeda motornya dan Aimi bersama Rio berangkat ke rumah bibi Rio.
*******************
Di Rumah Bibi Rio.
Sampai di rumah bibi Rio, Aimi disambut dengan baik. Bibi Rio menyapanya dengan lembut.
"Hai Aimi, tunangan nya Rio kan"? Ucap bibi Rio.
Aimi segera menjawabnya.
"Iya Bibi", Jawab Aimi.
Bibi Rio segera mempersilahkan Aimi masuk.
"Ayo Masuk Aimi, duduk disini".
Aimi menjawab pertanyaan bibi Rio pendek pendek.
" Iya Bibi".
Bibi Rio beda dengan ibu Rio. Bibi Rio terlihat cantik dan modis.
Setelah Aimi telusuri ternyata Bibi Rio adalah saudara dari ayah Rio, bukan dari ibu Rio.
"Oh, berati Rio tampan keturunan dari ayahnya" Ucap Aimi dalam hati.
"Aimi, rambut kamu sangat tipis, mau bibi potong model baru"?
tiba-tiba bibi Rio menawarkan potong rambut untuk Aimi.
Aimi masih bingung atas tawaran bibi Rio, karena ayah Aimi suka melihat Aimi berambut panjang. Entah kenapa Aimi saat itu menyetujui tawaran bibi Rio.
Rio memberi support kepada Aimi.
" Ayo Aimi, aku suka kamu punya style rambut baru" Ucap Rio.
Aimi langsung menjawab
"Iya Rio aku coba ya"?
Saat itu Aimi seperti terhipnotis dan entah kenapa Aimi tidak minta ijin terlebih dahulu pada ayahnya.
Bibi Rio mengarahkan Aimi untuk segera duduk di depan kaca, Dia mulai memotong rambut Aimi.
"Krek krek"
Bunyi gunting terdengar di telinga, pelan-pelan rambut Aimi sudah terlihat pendek. Aimi kaget setengah mati.
Dalam hati Aimi berkata
"Kok jelek sekali"!
Aimi menangis dalam hati, dipendamnya rasa sedihnya dengan pura-pura tersenyum.
Bibi Rio berbicara dengan Aimi.
"Nah, kalau gini Aimi terlihat lebih muda nih".
Aimi tersenyum sedikit
Kemudian Rio memandang Aimi sambil tersenyum
"Bagus Aimi".
Rio membelai rambut Aimi.
Setelah selesai memotong rambut Aimi, Rio membantu bibi nya membersihkan sisa rambut Aimi dan membuang nya di belakang rumah bibi nya itu.
Rio tak kunjung muncul di hadapan Aimi waktu itu.
Aimi tidak tahu apa yang dilakukan Rio di belakang rumah karena Aimi menunggu sampai 15 menit belum ada batang hidung Rio didepannya.
Sambil menunggu Rio, Aimi minum teh hangat yang sudah disiapkan bibi Rio sejak tadi.
Sambil menunggu, tiba-tiba Rio keluar dari belakang rumah bibi.
" Aimi, aku sudah selesai membersihkan sampahnya" Ucap Rio.
"Ayo kita izin pulang ke bibi" Kata Rio.
"Oke Rio" Jawab Aimi.
Aimi segera menemui bibi Rio.
" Bibi, Aimi pamit dulu ya"? Ucap Aimi dengan sopan.
Bibi Rio langsung menjawab
" Iya Aimi hati hati di jalan".
" Kalau Aimi ada waktu mampir lagi kerumah bibi ya"? Ucap bibi Rio.
"Iya bibi".
Aimi menjawab seperlunya saja karena hari semakin sore.
Rio mengajak Aimi pulang, dan sebelum mengantar Aimi pulang, Rio mengajaknya mampir kerumahnya dulu dan kebetulan jarak rumah nya dan rumah bibi hanya satu kilometer saja.
Sampai di rumah Rio, Aimi duduk di teras sebentar. Kebetulan tidak ada orang di rumah Rio, ibu Rio masih pergi ke sawah.
Rio minta izin kepada Aimi untuk ke kamar mandi, karena Rio hendak buang air kecil.
Aimi diminta Rio untuk masuk kerumahnya.
"Aimi masuk aja dah"! Ucap Rio.
"Jangan di teras, gak apa apa kok jangan takut kita kan sudah tunangan"?
Rio menatap Aimi dengan lembut.
"Iya Rio"
Hanya itu jawaban Aimi.
Rio meletakkan dompet dan kunci sepeda motornya di meja ruang tamu, dan saat Rio masuk kedalam rumah, Aimi pelan-pelan membuka dompet Rio karena penasaran.
Aimi kaget setengah mati, Ternyata didalam dompet Rio ada beberapa helai potongan rambutnya.
Rupanya Rio menyimpan rambutnya.
"Untuk apa Rio menyimpan rambutku segala"?
Aimi bertanya dalam hati dan sangat khawatir.
"Apakah Rio hendak membuatku gila padanya"?
"Kenapa Rio setega itu terhadapku"?
"Apa bibi nya tau kalau Rio mengambil rambutku"?
"Atau memang bibinya kerja sama dengan Rio"?
Sambil berpikir pun Aimi tak akan menemukan jawaban karena saat itu usia Aimi masih muda, hal tentang supranatural Aimi belum mengerti sepenuhnya.
Zaman dahulu juga masih jarang internet dan google, jadi masih awam jika mencari jawaban pertanyaan. Sungguh sangat menegangkan hati.
Rio tampaknya sudah selesai dari kamar mandi. Aimi bertanya langsung pada Rio.
"Rio apa yang kamu lakukan"? Ucap Aimi.
Rio berusaha menjawab dengan penuh tanda tanya.
"Ada apa Aimi, tiba-tiba kamu marah tanpa sebab"?
"Bicara pelan-pelan jangan seperti itu"! Kata Rio.
Aimi langsung bertanya pada Rio.
"Rio kenapa kamu menyimpan rambutku"?
Melihat pertanyaan Aimi,
Rio tampak kaget, namun dia bisa membalikkan keadaan.
Rio berkata hanya ingin menyimpan saja tidak ada maksud lain.
"Aimi, aku hanya ingin menyimpan saja, kenapa emangnya"? Tanya Rio.
"Sumpah demi Tuhan kamu tidak ada maksud lain"? Ucap Aimi.
Aimi bertanya pada Rio dengan mengandalkan sumpah pada Tuhannya.
"Sumpah atas nama Tuhan Aimi" Kata Rio.
Rio berani bersumpah atas nama Tuhan bahwa dia tidak ada maksud lain, dan anehnya Aimi mempercayai nya.
Dalam hati Aimi berkata
"Rio berani benar memakai nama Tuhan, jika dia memang bohong berarti emang agama sudah sangat minim di kepala nya".
"Ya Allah selamatkan lah aku".
"Aku seperti terbelenggu oleh ambisi cinta seorang Rio" Ucap Aimi dalam hati.
Ambisi cinta diluar logika, memakai bantuan gaib untuk memperoleh segalanya, dan Aimi harus menjalani nya, karena mungkin Tuhan menganggap Aimi mampu untuk menjalani ini dibanding wanita lain, dan Aimi menerimanya.
Sampai saat itu Aimi tidak gila dan itu termasuk keberuntungan buatnya. Hanya raganya yang semakin kurus dan tidak menarik untuk dipandang. Saat itu Aimi masih bisa bersyukur karena bisa hidup normal seperti teman teman lainnya.
Rio mendekati Aimi, dan memegang tangan Aimi sambil membisik kan sesuatu
"Ayo Aimi aku antar pulang" Ucap Rio.
Rio mendekap Aimi dengan erat. Dia hendak menancapkan bibir nya ke pipi Aimi dan kena. Hati Aimi bergetar karena wajah Rio menempel di pipi Aimi merupakan yang pertama kalinya.
" Ayo Aimi jangan melamun" Ucap Rio.
Rio membuat lamunan Aimi buyar.
"Oh ya Rio" Ucap Aimi.
Aimi mengikuti apa yang diucapkan Rio dan dia mulai luluh, tidak mempermasalahkan lagi.
Apa yang dilakukan Rio tadi sampai saat ini Aimi lupakan semua, otaknya terasa penuh jika mengingat nya membuat kepalanya semakin pening dan bisa gila.
"Iya Rio, ayo kita pulang, ayahku pasti sudah menunggu sangat lama" Ucap Aimi.
Aimi memakai helm dan merekapun berangkat pulang.
Sepanjang perjalanan Aimi berdoa pada Tuhannya semoga bisa cepat lepas dari Rio sang psikopat ini. doa yang Aimi panjatkan pada Tuhan, entah dikabulkan kapan ,tapi Aimi berdoa terus menerus tanpa henti.
Tak terasa mereka telah sampai di rumah Aimi.
"Sudah sampai Aimi, aku langsung pulang ya, sampaikan salam ku pada ayah kamu".
Ucap Rio pada Aimi dan Aimi menjawab dengan lembut.
"Iya Rio" Ucap Aimi.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
RFR
Bacaannya bagus kak.
2020-11-05
0