Pengumuman Kelulusan
Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba.
Pengumuman kelulusan SMA.
Dalam hatinya, Aimi merasa tegang, apakah dia bisa lulus atau tidak. Pengumuman kelulusan sekolah Aimi akan dikirim ke rumah masing-masing siswa untuk menghindari siswa mencoret baju, dan tindakan anarkis yang dilakukan oleh siswa yang tidak lulus, ataupun pihak lain yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan situasi ini.
Aimi, ayah, dan Ibunya sudah lama menunggu surat pengumuman itu. Tepat jam 9 pagi, surat pengumuman kelulusan sudah sampai kerumahnya. Aimi membuka kertas itu pelan-pelan, saat dibuka keringat Aimi mulai menetes.
LULUS
Membaca kata LULUS adalah hal yang terindah bagi Aimi. Ayah ibunya mencium kening Aimi,
"Selamat nak kamu lulus" Ucap Ayah dan ibu Aimi.
Aimi bergegas menghubungi teman-temannya, dan ternyata mereka semua juga lulus dengan nilai yang sama.
Tidak hanya kata lulus saja yang membuat Aimi senang. Ternyata nilai Aimi sangat bagus. Mata pelajaran Ekonomi akuntansi yang didapatnya dari menyalin jawaban kakaknya Isem mendapatkan nilai 9,10, Bahasa Inggris 8,16, Bahasa Indonesia mendapatkan nilai 6,25.
Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia Aimi tidak diberi contekan oleh kakaknya Isem, karena Isem mengganggap Aimi bisa mengerjakannya.
Dalam hati Aimi yang terdalam, muncul keinginan kecil yang tidak mungkin terwujud.
"Kalau tau begini, Aimi minta contekan pada kak Isem tiga mata pelajaran sekaligus"!
Ternyata nilai teman-teman satu ruangan juga sama persis dengan Aimi. Sedangkan untuk Teman-teman kelas lain yang juga mengambil jurusan IPS, yaitu kelas IPS 1 dan 2, nilai tertinggi hanya 8,25.
Rio juga lulus sama seperti yang Aimi alami, hanya saja nilai yang diperolehnya masih di bawah nilai yang diperoleh Aimi. Bukan Rio dan Aimi saja ternyata. Seluruh siswa-siswi yang bersekolah di SMA Aimi dinyatakan lulus semua. Alhamdulillah.
Dengan kelulusan yang 100 persen ini, teman-teman yang satu ruangan dengan Aimi saat pelaksanaan ujian ikut bersuka cita.
Mereka menganggap Aimi adalah orang yang telah membantu mereka.
Padahal itu hanya keberuntungan saja, dan Allah yang memberi mereka jalan.
Karena, Aimi pun juga tidak bisa mengerjakan waktu itu, tapi kalau Allah memberi jalan, tidak ada yang tidak mungkin.
Guru wali kelas Aimi juga terheran-heran. Tidak menyangka jika nilai anak didik nya bisa tinggi banget melampaui nilai kelas favorit IPS 1. Jika diakumulasikan, nilai ujian di kelas Aimi paling tinggi di kotanya.
Setelah mendengar pengumuman kelulusan,
Ayahnya bertanya kepada Aimi.
"Aimi, kalau sudah lulus Aimi kuliah mau ambil jurusan apa"? Untuk segala biaya ayah sudah siapkan nih" Ucap ayahnya.
Ayah Aimi berprofesi sebagai guru SD, Ibu Aimi juga, dan mereka pegawai negeri semua, jadi dari segi materi orang tua Aimi cukup untuk membiayai Aimi kuliah.
Jika tidak punya uang, mereka tinggal pinjam di bank, dan nanti dipotong lah gaji mereka.
Aimi langsung menjawab pertanyaan Ayahnya.
"Aku ingin jadi guru sejarah ayah" Ucap Aimi.
mendengar keinginan Aimi, Ayah Aimi langsung memberi solusi pada Aimi.
" Terserah Aimi, tapi ayah menyarankan lebih baik masuk sekolah bidan atau perawat, banyak lowongan pekerjaan yang menanti" Kata ayahnya.
Sepertinya ayah Aimi tidak setuju kalau Aimi mengambil jurusan guru sejarah. Sejak dulu ayah Aimi ingin Aimi masuk sekolah perawat.
Perawat adalah profesi yang tidak disukai oleh Aimi karena bekerja di bidang pelayanan, sedangkan Aimi adalah wanita pemalas.
Aimi tidak mau mikirin kesehatan manusia dan ditekan ini dan itu, mikirin penyakit pasien, memandikan pasien Aimi males banget.
Apalagi melihat darah, perut Aimi bisa mual nih, dan resiko tertular penyakit juga tinggi.
"Pokoknya aku ingin jadi guru sejarah ayah, aku mau ikut SPMB dulu" Ucap Aimi kepada ayahnya.
"Oh gini saja ayah, nanti daftar dua deh, Jurusan Sejarah dan jurusan perawat gimana ayah"? Aimi memberikan solusi pada ayahnya.
Solusi Aimi ternyata disetujui oleh ayahnya. Ayah Aimi langsung berkata
"Ayah setuju Aimi, nanti kalau kamu tidak diterima SPMB, kamu masuk jurusan perawat ya, ada teman ayah yang bisa masukkan kamu di sana walaupun jurusan kamu IPS" Kata ayahnya.
Aimi menuruti apa yang disarankan oleh ayahnya, karena ayahnya adalah segalanya bagi Aimi, lebih dari Rio dan lain-lain.
Setelah berbincang-bincang dengan ayahnya,
Aimi segera menghubungi Rio. Aimi menanyakan pada Rio dia akan ambil jurusan kuliah apa, dan Rio menjawab bahwa dia ingin masuk jurusan Manajemen Ekonomi.
Setelah mengetahui keinginan Rio, Aimi berkata dalam hatinya
"Wes beres, aman merdeka"!
"Rio tidak satu jurusan denganku, pastinya nanti beda kelas, kalau sudah beda kelas kita bisa putus karena perbedaan jarak yang jauh" Ucap Aimi dalam hatinya.
Putus adalah pikiran jangka panjang Aimi selama ini.
Saat ini, Aimi merayakan kelulusan di rumah saja, Bersama ayah, ibu dan adiknya.
Kegiatan Aimi setelah lulus dan sambil menunggu pendaftaran kuliah adalah memberi makan ayam milik ayahnya. Selain berprofesi menjadi Guru SD, ayah Aimi Ternak ayam kampung. Jumlah piaraannya sekitar 100 ekor kurang lebih.
Dalam keluarga Aimi jika lagi bokek, pasti menunya adalah ayam goreng, karena lauk pauk yang tersedia hanya ayam, tinggal potong ayam lanjut dimasak oleh ibu Aimi beres urusan perut untuk seluruh keluarganya.
Kalau ayah Aimi lagi banyak uang, saat gajian tiba, menu yang Aimi santap adalah tempe, tahu, sayur, ikan laut, dan daging sapi. Pokoknya selama menjadi anak ayah, kebutuhan gizi Aimi terpenuhi dengan baik.
**********************
Sore hari di rumah Aimi
Sore hari Rio menelepon Aimi. Dia ingin menemui Aimi sebentar saja, dan Aimi tidak bisa menolak dan mengatakan iya.
30 menit kemudian Rio beneran datang kerumahnya, sambil membawa oleh-oleh kripik pisang.
"Assalamualaikum" Ucap Rio memberi salam.
"Walaikumsalam " Ucap Aimi membalas salam.
"Masuk Rio" Ucap Aimi.
Setelah Rio duduk, Rio mengutarakan sesuatu pada Aimi. Dia mengatakan ingin melamar Aimi, dan menjadikan Aimi tunangannya.
"Aimi gimana kalau kamu bertunangan dengan ku"? Ucap Rio kepada Aimi
Keputusan Rio untuk bertunangan dengan Aimi karena desakan orang tua Rio. Orang tua Rio adalah orang tua awam yang jika pacaran harus tunangan agar dalam menjalin hubungan tidak main-main.
Walau tunangan bertahun-tahun tidak apa-apa tanpa merencanakan pernikahan asalkan sudah jadi tunangan.
Beda banget dengan prinsip orang tua Aimi. Kalau di keluarga Aimi pacaran saja dulu, kalau serius langsung nikah tidak perlu tunangan segala.
Aimi bergumam dalam hatinya
"Apa yang harus aku katakan pada ayahku"?
"Karena ayahku sudah pasti menolaknya, dan aku pun juga bimbang, masih pengen senang senang".
Aimi mengangguk, dan mengatakan pada Rio mau di pikir-pikir dulu, karena tunangan harus di diskusikan dengan orang tuanya juga.
"Sebentar Rio aku pikir-pikir dulu ya nanti aku kabari" Ucap Aimi.
Setelah berbincang cukup lama, Rio minta izin untuk pulang, dan Aimi berpesan pada Rio supaya hati-hati di jalan karena hari sudah semakin sore.
Setelah Rio sudah tidak kelihatan lagi, Aimi berusaha mencari cara, dan alasan apa yang bisa membuat Aimi dapat membatalkan rencana keluarga Rio untuk melamarnya.
"Aku masih muda, aku ingin berteman dengan banyak laki-laki dan memilih mana yang terbaik untukku, bukan hanya terpaku pada Rio seorang, bisa stres lama-lama ini".
"Aku butuh bebas seperti burung yang ingin pergi kemana saja dia suka tanpa beban".
Itu yang selalu ada di dalam hati Aimi. bingung terus.
Otak Aimi mulai buntu memikirkannya. Tak ada ide apapun walau sudah berfikir ber jam-jam.
Padahal Aimi rajin minum susu dan vitamin tiap hari untuk meningkatkan kecerdasannya, eh tetap saja tak ada ide apapun.
Pikiran Aimi Macet , dipikir-pikir tambah runyam, akhirnya Aimi tiduran di kasur sambil berharap mungkin menemukan ide lewat mimpinya.
bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Kimie Meonk
persis sma kya kelulusan aku dlu nh crtax.. tergantung KEBERUNTUNGAN heeheeee...
2021-01-16
0
Yuni Jamilatul
lulus deh Aimi lanjut
2020-11-21
0
RFR
Bacaannya bagus kak.
2020-11-05
1