Liburan kelulusan telah usai, sekarang Aimi dan teman teman satu angkatan SMA berbenah melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu masuk Perguruan Tinggi.
Aimi mendaftar sesuai jurusan yang diinginkan, yaitu jurusan guru Sejarah di Perguruan Tinggi Negeri. Kampus nya ada di kota sebelah, jadinya butuh satu jam perjalanan.
Rio mendaftar di Perguruan Tinggi Swasta jurusan Manajemen Ekonomi. Aimi dan Rio berbeda kampus jadi jarang bersama. Walau begitu Rio tiap malam minggu berkunjung ke rumah Aimi dan itu suatu keharusan. Jika tidak, Aimi akan cemburu dan marah.
Kak Isem menghubungi Aimi. Ternyata dia juga mau kuliah di Perguruan Tinggi yang sama dengan Aimi. Hanya beda jurusan saja. Kak Isem mengambil Fakultas Hukum.
Aimi mempersiapkan diri sejak awal, belajar tentang sejarah dan ilmu pengetahuan dasar. Untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri, harus ikut tes SPMB dulu, karena yang mendaftar cukup banyak sedangkan kuota terbatas, maka pastinya banyak yang tersisih.
Aimi gak mau jika sampai tidak lulus SPMB, pasti ayahnya akan memasuk kan dia ke sekolah perawat.
Tiba waktu tes SPMB. Aimi tak bisa mencontek kak Isem lagi karena mereka mengambil kuliah yang beda jurusan. Jadinya tinggal keberuntungan saja kalau ingin lolos seleksi ini.
Rio tak perlu tes karena Universitas Swasta, bayar SPP nya dua kali lipat dari universitas negeri.
Keluarga Aimi tidak akan mampu membiayai jika Aimi masuk ke Universitas Swasta seperti Rio.
Di pilihan pertama, Aimi memilih jurusan guru Sejarah dan pilihan keduanya memilih jurusan guru Bahasa Indonesia.
Hasil tes diumumkan seminggu setelah tes berlangsung dan hasilnya Aimi tidak lulus seleksi. Oh ya kak Isem sudah pasti lolos karena dia emang pintar.
Hampa sudah harapan Aimi ingin menjadi guru Sejarah, dan Aimi ikut nasehat ayahnya untuk masuk Fakultas Keperawatan.
Akhirnya Aimi mendaftar ke Fakultas Keperawatan. Aimi segera melengkapi berkas-berkas pendaftaran mulai dari ijazah dan transkrip nilai saat SMA.
Di Fakultas keperawatan, ada tes tulis juga tapi hanya formalitas. Seluruh peserta hampir semuanya diterima. Hanya dua yang tidak diterima karena saat tes kesehatan peserta menderita buta warna dan tinggi badan kurang dari 150 cm.
Ayah Aimi sangat senang Aimi diterima di Fakultas keperawatan, walau hanya D3 keperawatan. Jadinya sekolah Aimi ini hanya ditempuh cukup 3 tahun saja, dan Aimi bisa lulus dan siap bekerja.
Tampak nya Rio tidak suka Aimi masuk Fakultas keperawatan. Karena teman-teman cowok Aimi banyak yang cakep. Dia menjadi makin posesif.
Tiap pulang kuliah Rio menyempatkan diri untuk menjemput Aimi, sehingga seluruh teman kampus Aimi tau kalau Aimi sudah bertunangan.
Saat Rio menjemput Aimi di kampus, banyak teman Aimi kagum pada Rio karena Rio terlihat sangat tampan putih bersih. Aimi aneh saja, saat SMA dulu Rio tak semenarik ini.
Di Kampus
"Hai Aimi"
Uni, teman kampus Aimi berkata pada Aimi
"Aimi, Rio tunangan kamu cakep banget, Oh ya Fajri teman kita bilang, kok mau Rio sama kamu Aimi, Rio tampan banget sedangkan kamu kurus ceking hitam seperti ini"?
"Maaf ya Aimi, menyinggung perasaan kamu. Fajri yang bilang, bukan aku".
"Jaga baik baik Rio ya, nanti dia diambil cewek lain lo".
Uni memandang Aimi dengan tatapan mengejek.
Aimi mengangguk saja.. dan emang benar sekarang Aimi tak secantik dulu. Tak ada teman cowok di kampusnya yang suka dengannya. Aimi terima itu. Dalam hati Aimi ingin lepas dengan Rio tapi tak bisa....
Dalam menerima pelajaran di kampus, Aimi gak pernah fokus. Nilai pelajarannya sih cukup lumayan karena Aimi punya banyak teman yang dapat diandalkan. Namanya dyah, Hilda, Happy, Zaid,Cece, saat ujian ya teman itulah yang memberi Aimi contekan.
Aimi pasrah pada mereka semua.
Tiba-tiba Rio berkata pada Aimi
"Aimi, nanti malam aku kerumah mu ya"?
"Iya Rio, aku tunggu" Jawab Aimi.
Emang tiap malam minggu Rio selalu datang kerumah Aimi. Rutinitas Aimi dengan Rio ya biasa saja. Mereka jarang kencan karena sibuk dengan kuliah masing masing.
Sampai rumah Aimi, Rio menyapa Aimi dengan senyum lebar.
"Aimi membuatkan teh hangat untuk Rio".
Tiba tiba Hp Rio berbunyi. Rio segera mematikan hp nya tanpa melihat siapa yang memanggilnya. Aimi curiga saat itu. Aimi rebut Hp Rio dan menghidupkannya lagi.
Ternyata HP itu berdering lagi, tertulis nama Putri yang memanggil Rio. Ada 9 panggilan tak terjawab. Wajah Aimi merah hijau kuning rasa nano-nano. Aimi marah pada Rio.
Aimi langsung bertanya pada Rio
" Rio, Siapa Putri"?
Rio menjawab pertanyaan Aimi dengan nada tinggi.
"Aimi, dengerin dulu, Putri itu teman kampusku. Gak ada hubungan nya dengan aku. Dia hanya curhat masalah pribadi dengan cowok nya.
Aimi berkata lagi pada Rio
" Aku gak suka kamu menerima curhat dari cewek manapun Rio".
" Kalau kamu tetap begitu kita putus Rio..."
Rio langsung marah pada Aimi dan berkata
"Kenapa setiap ada masalah kamu selalu bilang putus Aimi".
"Aku juga punya perasaan sebagai cowok, jangan kamu buat aku selalu mengemis cinta kepadamu".
"Mulut kamu emang mulut WC"!.
"Mulut tempat pembuangan kotoran".
"Setelah bilang putus, kamu ingin balik lagi dan lagi"?
"Kamu buat aku menangis ingin balik ama kamu. dan kamu merasa senang jika aku minta maaf padamu berkali-kali"?
"Aimi dengarkan aku".
"Tidak akan ada laki laki yang betah hidup ama kamu"!
"Tidak akan ada laki laki yang mau berpacaran sama kamu apalagi mempunyai istri seperti kamu karena kamu sangat egois."
"Kamu bagaikan burung yang ada di sangkar kaca".
"Orang boleh melihatmu tapi gak akan bisa memegangnya. Ingat itu"!
Rio menatap Aimi dengan mata nanar seperti hendak membunuhnya.dan Rio langsung pulang tanpa minta ijin pada Aimi.
Sungguh miris.
Aimi menangis sejadi jadinya. Menyesali apa yang terjadi dan hari ini sungguh membuat Aimi tak bisa berhenti menangis.
Ayah Aimi tidak tau Aimi menangis, karena Aimi menyembunyikannya rapat rapat. Aimi berlari ke kamar dan mengunci pintunya.
Emang selama bertunangan, Aimi selalu bertengkar dengan Rio tanpa sebab. Hati Aimi selalu penuh emosi. Ingin lepas tapi tidak bisa. Seperti terbelenggu pada ikatan yang sulit untuk lepas.
Dalam hati Aimi, selalu ingin ini segera berakhir, tapi tidak bisa.
Malam itu Aimi tak bisa tidur, Saat Aimi membuka HP tidak ada SMS satu pun yang datang dari Rio.
Hati Aimi gundah gulana, bagaikan kopi tanpa gula. Terasa pahit.
Aimi tidak tahan dan segera menghubungi Rio lebih dulu.
"Rio maafkan aku" Ucap Aimi.
Dunia memang mempermainkan penghuninya, termasuk Aimi. Hidup di dunia hanya candaan, dan senda gurau belaka. Sebaik baiknya hidup di akhirat nanti, tapi Aimi belum bisa mencapainya karena belum waktunya dia mati.
Ingin bunuh diri, tak mungkin karena Iman Aimi masih kuat saat itu.
"Terimakasih Tuhan" Ucap Aimi dalam hatinya.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ardi Ramadhan
tar sambung lagi thor
2021-04-20
0
RFR
Bacaannya bagus kak.
2020-11-05
1
Ku2h M
lanjut min
2020-10-17
3