Rio menyatakan cinta
"Aimi, aku suka kamu, apakah kamu mau menjadi pacar aku"? tanya Rio.
Kali ini Rio menatap Aimi dengan wajah yang serius dan tak main-main.
Sorot mata Rio sangat tajam seakan ingin melahap tubuh Aimi mentah-mentah.
" Rio, apa benar yang kamu katakan ini"? "Kamu suka aku"?
Aimi bertanya dengan wajah yang datar dan tanpa sedikitpun ekspresi yang berarti.
" Iya Aimi, aku tidak bohong".
Sekali lagi Rio terlihat sangat serius mengungkapkan ini.
"Aku tunggu jawabannya ya"? Besok siang sepulang sekolah aku tunggu di belakang sekolah.
"Aku ingin mendengar jawabanmu secepatnya" pinta Rio.
Setelah berkata demikian, Rio berlari sambil melambaikan tangannya tanda perpisahan untuk malam ini, tanpa menunggu jawaban apakah Aimi bilang iya atau tidak.
Aimi masih saja bingung walaupun hal ini bukan pertama kalinya Aimi ditembak cowok.
Tapi isyarat hatinya sangat kuat untuk segera menerimanya walau sebagian hati juga ragu-ragu karena masih belum sesuai kriteria.
Aimi ingin mempunyai cowok yang gagah tinggi ganteng plus kekar. Sedangkan Rio adalah cowok kurus dan loyo. Hal positif yang ada dalam diri Rio adalah memiliki wajah yang putih bersih, itu saja.
Tidak ada hal lain yang lebih menarik.
Dalam hatinya Aimi berkata,
"Terus kalau sampai aku terima cintanya"? "Apa kata Susi teman sebangku ku"?
"Aku sudah bilang pada Susi bahwa Rio itu loyo dan gak mungkin kuat mencium aku".
Pikiran ruwet Aimi saat itu bercampur aduk jadi satu. Tak kuat Aimi berfikir terlalu dalam, biarlah Tuhan sebagai dalang nya, Aimi wayangnya.
Setelah mempunyai prinsip demikian, rasa malu dalam diri Aimi sedikit memudar.
Jika tidak diterima, Aimi merasa kasihan karena pengorbanan Rio terhadap Aimi selama ini sangat banyak. Saat Aimi bertemu dengan nya, seperti ada magnet yang kuat dan membisik kan dalam hati Aimi bahwa Rio adalah cowok yang tepat buatnya.
Malam harinya Aimi tidak bisa tidur, hanya memikirkan jawaban untuk Rio seorang. Kebetulan rumah Aimi dipinggir jalan, saat mendengar suara sepeda motor yang lewat didepan rumahnya, hati Aimi sudah bergetar.
Dalam benak nya sepertinya Rio datang ke rumah Aimi mendadak.
*******************
Pagi hari di Sekolah
Mata Aimi cowong, tak secantik biasanya. Itu kata Susi teman sebangkunya.
Aimi mengikuti pelajaran namun sulit untuk konsentrasi, otak nya seakan penuh dengan gambaran wajah Rio Rio dan Rio tidak ada yang lain.
Lonceng berbunyi tanda waktu pulang sekolah. Aimi bergegas merapikan buku pelajaran bahasa indonesia yang bikin bosan sampai ngantuk mendengarkan materi yang dibahas oleh gurunya.
Tujuan utama hari ini adalah menemui Rio dibelakang sekolah dan menyatakan menerima cintanya.
"Hai Aimi.."
Rio melambaikan tangannya dan memandang kearah Aimi. Kali ini sikap Rio tampak tenang, tidak tegang dan serius seperti kemarin.
" Hai Rio, kamu sudah menungguku dari tadi"? Aimi bertanya dengan senyum kecil ke arah Rio, dan Rio pun menjawab
"Iya Aimi, sekitar 15 menit lah, terasa lama bagiku "kata Rio.
"Gimana Aimi, tentang pertanyaan ku"? apa jawabanmu"? Rio bertanya pada Aimi lagi.
Rio memandang Aimi dengan tatapan penuh harap dan tanpa berkedip saat menanyakan hal ini, sepertinya takut jika berkedip satu kali saja Aimi bisa berubah pikiran.
Aimi menghela nafas panjang, sambil menyusun jawaban yang singkat jelas padat namun terarah pada tujuan utama pertanyaan.
"Iya Rio, aku terima kamu jadi pacar aku" jawab Aimi.
Rio tersenyum lebar mendengarnya seperti tertimpa durian runtuh.
"Aimi, terimakasih ya kamu sudah menerima cinta ku" Kata Rio.
"Iya Rio sama-sama" jawab Aimi.
" Oh ya Aimi, kamu pulang sekolah bareng siapa? aku antar ya"? Rio menawarkan diri pada Aimi untuk pulang bersama.
" Aku biasanya pulang bareng yuni tetanggaku, tapi tadi aku sudah izin ke Yuni kalau hari ini aku pulang agak belakangan" Ucap Aimi.
"Ayo Aimi, aku anterin pulang, naik sepeda motorku ya, aku bonceng"? kata Rio.
Aimi mengangguk tanda setuju.
Memang Aimi berangkat dan pulang sekolah selalu berjalan kaki. Jarak dari rumah ke sekolah dekat, tapi kalau jalan kaki agak jauh sih, sekitar 5 kilometer.
Rio saat itu mempunyai sepeda warna oranye merek nya Vega R. Zaman sekolah dulu jika punya sepeda motor, maka termasuk anak orang kaya deh.
Akhirnya Aimi dibonceng Rio.
Hari-hari terasa indah saat itu. Rio mengajak mampir untuk beli bensin dan Rio menyetir dengan sangat pelan sekali, siput saja kurang pelan jalannya.
Sepanjang perjalanan, Aimi tak henti-hentinya berfikir,
"Benarkah Aimi sudah menjadi pacar Rio"?,
"Apakah bisa senang nantinya jalan dengan Rio"?
"Apakah orang tua Rio suka dengan Aimi"?
"Apakah Rio tidak akan selingkuh darinya"?
***************************
Di Rumah Aimi
Rio mengantarkan Aimi sampai rumah, dan bertemu dengan kedua orang tuanya.
Rio menunjukkan sikap yang sopan saat menyapa ayah dan ibu Aimi.
"Assalamualaikum bapak, ibu, perkenalkan saya Rio, teman sekelas Aimi" Ucap Rio memperkenalkan diri.
"Walaikumsalam salam Nak Rio,
"Terimakasih ya nak, kamu sudah antar Aimi pulang sekolah" Kata ayah Aimi.
" Iya bapak sama-sama pak" Rio menjawabnya dengan menunduk.
Orang tua Aimi tersenyum tanda setuju Aimi berteman dengan Rio.
Setelah mengantarkan Aimi pulang dan berbincang-bincang dengan ayah dan ibu Aimi, Rio minta izin pada orang tua Aimi untuk segera pulang karena jarak rumah Rio dengan rumah Aimi ditempuh dalam waktu 30 menit.
" Bapak, ibu, saya izin pulang dulu ya, terimakasih banyak bapak, ibu" pamit Rio.
" Iya nak Rio, hati-hati di jalan ya"?
"Oh ya ini ada oleh-oleh dari bapak, ambillah" pinta Ayah Aimi.
Tampak ayah Aimi memberikan hasil panen nya yaitu dua kilo mangga arum manis.
'Tidak usah repot-repot bapak".
Rio menolak secara halus.
"Gak apa-apa nak Rio, ambillah".
"Enak lo mangga nya" Ujar Ayah Aimi.
"Baiklah bapak, terimakasih banyak ya pak, Assalamualaikum" Ucap Rio.
"Walaikumsalam , hati-hati di jalan ya nak Rio"? kata ayah Aimi.
"Iya pak" ucap Rio mengakhiri pembicaraan.
Orang tua Aimi tersenyum senang dan mengizinkan Rio untuk segera pulang.
Hari ini Aimi resmi berpacaran dengan Rio.
Saat ini Aimi tidak tahu apakah Rio adalah jodohnya atau tidak, karena Aimi tidak suka berpikir terlalu jauh.
Dalam pikiran Aimi, berpacaran dengan Rio adalah penjajakan saja dan main-main, gak serius banget. Rencana hanya akan dipakai kalau Aimi butuh saja.
Misalkan, minta antar pulang sekolah, jadi Aimi tidak perlu capek-capek jalan kaki, makan gratis jika dapat traktiran, hal ini bisa menghemat uang jajan Aimi yang selama ini pas-pasan.
Disisi lain, selera Aimi terhadap pria sangatlah tinggi.
Dia ingin punya cowok yang tinggi, gagah, sehat, dan mapan. Namun, sampai saat ini masih belum dia dapatkan.
Berhubung saat ini rejeki yang Aimi dapatkan hanyalah seorang Rio, akhirnya ya diterima saja.
Bagi Aimi, Anggap buat camilan makanan di pagi dan sore hari. Sedangkan makanan pokoknya semoga didapatkan juga entah kapan.
Berharap itu penting!
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ahmad Yudha Mubarrak
hmmm....
2022-10-16
1
Aulia Nia
rio buqt cadangan aja. x aja ada yg lbh ganteng dari rio diputusin
2021-08-02
1
Ardi Ramadhan
nyimak thor
2021-04-20
0