Aimi tidak jadi putus dengan Rio
Hari ini, Jam 09.00 pagi, Aimi baru saja bangun tidur. Hari libur emang enak bisa bangun siang. Lagian, wajar juga sih, Aimi tidur jam 12 malam lebih.
Ayahnya juga gak bangunin Aimi, kata ayahnya, raut wajah Aimi saat tidur, terlihat sangat lelah.
Aimi langsung membuka Hp , banyak pesan masuk. Ada 10 SMS dari Rio yang belum Aimi baca, dan 2 panggilan tak terjawab. Hari ini Aimi benar-benar tidak mendengar suara apapun karena tidur dengan sangat nyenyak.
Aimi membuka pesan Rio satu persatu
" Aimi, jam berapa kita ketemu"?
" Aimi, hai, apakah kamu belum bangun"?
" Aimi, kenapa kamu belum balas chat ku"? kamu gak apa apa kan"?
Melihat pesan Rio yang cukup banyak, Aimi membalasnya dengan mengajaknya bertemu di alun-alun kota Tape, tepat jam 11 siang, karena Aimi akan mengatakan putus dengannya.
Jam 11 Siang, tampak Rio sudah menunggu Aimi dari tadi. Dia tersenyum, sepertinya dia tidak tau kalau hari ini, Aimi akan membuat hatinya hancur.
Aimi mendekati Rio yang duduk di bawah pohon rindang.
" Rio, kamu sudah lama menungguku"? Tanya Aimi.
Rio menjawab pertanyaan Aimi
"Enggak juga Aimi, aku baru datang juga nih" Ucap Rio.
Aimi tanpa basa-basi mengatakan hal yang membuat hati Rio sakit.
"Rio, langsung saja ya, aku ingin putus denganmu"! Ucap Aimi tanpa melihat mata Rio.
Wajah Rio tampak memerah, matanya redup meremang, sepertinya dia ingin menangis tapi ditahannya.
Rio langsung menjawab pernyataan Aimi yang mengecewakan hatinya.
"Kenapa Aimi, kamu mutusin aku secepat ini"?
Tanpa sebab yang jelas"? Kata Rio.
Aimi segera menjelaskan alasannya.
" Maaf Rio, aku tidak mau tunangan sama kamu" Kata Aimi.
"Aku ingin fokus belajar dulu makanya aku mutusin kamu" Ucap Aimi lagi.
Rio berusaha mempertahankan pendapatnya dan mengatakan
" Iya Aimi, walau kamu tidak mau tunangan dulu, kamu jangan mutusin aku sepihak seperti ini, bicara baik baik, kalau tidak mau tunangan dulu ya gak papa, kita pacaran dulu" Ucap Rio.
Aimi tetap pada pendiriannya dan mengatakan pada Rio
" Enggak Rio, kita harus tetap putus hari ini" Ucap Aimi.
Dalam hati, Aimi berkata
"Tekad Ku sudah bulat, harus putus hari ini agar semua masalah cepat berlalu, dan aku bisa bebas lagi seperti dulu, gak terikat dengan cowok yang bikin pikiran ruwet".
Rio semakin kalut, dia tidak kuat menahan air matanya dan menangis sejadi-jadinya dihadapan Aimi, seperti anak kecil merengek ke ibunya karena mainan nya hilang .
Aimi pergi meninggalkan Rio, tapi Rio tetap menahan tangan Aimi, dia tidak mau putus, dia ingin bersama Aimi.
Rio berusaha memberi pembelaan dengan berkata
" Aimi, ayahku sudah meninggal, dan aku tidak punya siapa-siapa lagi yang dapat menguatkan ku selain kamu dan ibuku".
"Kenapa kamu kayak gini Aimi, kenapa kamu jahat Aimi".
Akhirnya Aimi tak tega juga melihat Rio seperti orang gila, dan langsung memeluk Rio sambil membisikkan ke telinga nya,
" Oke Rio gak jadi putus dah". Jangan menangis lagi. Kita gak jadi putus, kita tetep pacaran" Ucap Aimi.
Rio menatap Aimi dengan mata sembab dan sayu, dia terlihat masih syok dengan sikap Aimi tadi.
Dalam pikirannya, Aimi hanya kasihan dengan Rio, tidak cinta sama sekali. Karena cinta Aimi sudah hilang entah kemana. Aimi mudah bosan dan kebosanan ini mudah datang sewaktu-waktu.
Dalam hati yang paling dalam, Aimi berkata
"Mungkin Aku akan mutusin Rio jika mental Rio sudah kuat menerima keputusan ini".
"Aku perlu membantu Rio agar dia bisa membentuk mental sekuat baja, sehingga jika aku lepas nanti dia sudah bisa belajar menerima".
Tiba-tiba Rio menghilangkan segala lamunan Aimi dan berkata
"Aimi, jangan katakan putus lagi ya"? Ucap Rio.
Aimi menjawab
"Iya Rio" Ucap Aimi.
Rio masih memastikan Aimi bisa dipegang kata katanya dengan meminta Aimi mengucapkan janji.
"Janji"? Ucap Rio.
Aimi tampak ragu menjawabnya, berhubung Rio memintanya untuk berjanji dan kasihan melihat dia sangat pucat wajahnya akhirnya Aimi luluh padanya dan berjanji gak akan mutusin dia.
Rio mencium tangan Aimi tanda terima kasih. Aimi langsung meminta ijin pada Rio untuk pulang duluan, dan Rio menanggapinya dengan sedikit tersenyum.
Setelah bertemu Rio hari ini, hati Aimi semakin galau, ingin lepas tapi tak bisa, jika diteruskan membuat Aimi susah juga.
Nasi sudah menjadi bubur, Aimi terjebak cinta Rio yang membuat dia tak betah ingin pergi ke ujung dunia bersantai menikmati pemandangan indah bersama ayah, ibu, adiknya.
Di perjalanan pulang, Aimi masih saja memikirkan Rio, terbayang wajahnya, matanya, rambutnya, semua tentang Rio. Gak biasanya Aimi jadi begini.
Biasanya walau teringat, hanya sedikit saja, tapi tak sedalam ini. Dan hati Aimi seperti tersayat-sayat pisau yang tajam. Aimi tidak bisa konsen dalam mengendarai sepedanya.
Hampir saja Aimi menabrak penjual minuman di pinggir jalan, Alhamdulillah Aimi masih selamat dan bisa mengendalikan kendaraannya.
Karena masih galau, Aimi mampir ke warung untuk membeli minuman segar dan dingin, ini semua Aimi lakukan untuk menenangkan pikirannya sejenak.
Aimi minum pelan-pelan sampai satu gelas habis tak tersisa.
Setelah selesai minum, Aimi melanjutkan perjalanannya pulang kerumah. Sekitar 10 menit Aimi sudah sampai di rumah dengan selamat. Ayah dan ibunya sudah menunggu dari tadi.
Di rumahnya, Aimi langsung mandi, membersihkan seluruh tubuhnya yang sudah terpapar udara luar.
Sabun mandi Aimi tuang sebanyak-banyak nya, kalau habis ayahnya pastinya beli lagi, karena saat itu Aimi gak mau tau betapa susahnya mencari uang.
Selesai mandi, Aimi langsung tiduran di kamar, mendengarkan alunan musik. Aimi mengambil gitarnya, dipetik gitar miliknya dengan jemarinya yang lembut dan mengikuti alunan irama musik yang dia dengar.
Kondisi Aimi saat ini membuat pikirannya kacau tak teratur, karena rencana tak seindah kenyataan. Jika akhirnya tau keadaan seperti ini, mending sejak awal ketika Rio menyatakan cinta kepadanya, sudah dia tolak.
Tapi semua sudah terlambat, mungkin perjalanan nasib Aimi harus begini, dan Aimi mau tidak mau tetap menjalaninya.
Dalam hati Aimi muncul pikiran
Ingin bunuh diri takut dosa, ingin pergi dari kota, terus ayah ibu Aimi gimana? dan Aimi juga tak punya uang buat bekal, bisa jadi gelandangan dan ditangkap Satpol PP jika Aimi memaksakan untuk lari.
Ditangkap Satpol PP masih beruntung sih, yang sial jika di culik oleh pria tak dikenal dan dijual ke luar negeri, habislah.
Dalam hatinya Aimi selalu berharap ada keajaiban yang bisa mengubah semuanya dan ini hanya mimpi di siang bolong.
Setelah peristiwa ini, Aimi yang biasanya periang, ceria, suka bercanda, idola banyak pria, menjadi sosok yang pendiam, suka melamun, tatapan kosong, diajak bicara orang lain kadangkala gak pernah nyambung, dan gak secantik dulu.
Aura wajah Aimi menjadi redup seketika, badan Aimi yang biasanya padat berisi dan seksi bohay kini menjadi semakin kurus hanya tinggal tulang belulang, padahal Aimi suka makan, entah lari kemana makanan yang dia makan.
Mungkin lari ke otak yang butuh nutrisi untuk berpikir lebih berat dari biasanya.
Lambat laun gak ada lagi cowok lain yang suka pada Aimi, selain Rio seorang. Tidak ada yang menjadi penggemar , semua ketenaran kepopuleran yang dulu dia raih hilang seiring berjalannya waktu karena perubahan fisik dan psikis yang Aimi alami.
Walau begini, Aimi masih bertahan dan menjalani kehidupan normal seperti biasa, tidak sampai depresi dan gila.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
AuLia PuTri
Ngeri loh, kasihan.
2020-11-25
1
RFR
Bacaannya bagus kak.
2020-11-05
1