Di pagi hari yang cerah ini Roselie berniat mencari tau tentang buku yang berisi mantra pembuka segel yang ia baca tadi malam. Memang hal ini tidak penting sama sekali baginya. Karena ia tau sihir dalam dirinya tidak pernah disegel oleh seseorang. Tapi rasa penasaran yang bersarang di hatinya membuatnya nyaris tidak bisa memikirkan apapun selain buku itu. Malam tadi Roselie bahkan dimarahi oleh raja Edward karena sudah tengah malam dan ia belum tidur juga. Alhasil ia memejamkan matanya dengan terpaksa agar raja Edward tidak mengomeli nya lagi.
Roselie sudah memikirkan cara untuk menemukan buku itu. Rencana pertama nya adalah mencari tau apakah ada perpustakaan lain di kastil ini, jika ada maka ia akan mencari buku nya disana. Rencana kedua, jika tidak ada perpustakaan lain di kastil ini ia akan mencari buku itu di ruangan lain. Berbagai macam rencana sudah tersusun rapi di otaknya hari ini.
Tapi pagi ini semua rencana itu langsung buyar saat melihat dua sosok di hadapannya. Sosok itu adalah kakak nya, Edgar dan Aland. Mereka datang dengan tujuan membawanya pulang ke kerajaan Ainsley. Dan saat ini Roselie sedang sarapan pagi bersama papa dan kedua kakak nya. Moodnya langsung turun saat rencana yang ia susun rapi-rapi jatuh berserakan karena kedatangan kedua kakaknya yang tidak ia harapkan.
Keheningan terasa di meja makan. Raja Edward dan kedua pangeran sudah selesai makan daritadi. Tatapan mereka kompak mengarah ke arah Roselie yang daritadi hanya menggerakkan sendoknya ke piring dengan tangan yang ditopang di dagunya.
Melihat itu Aland bertanya pada adiknya. "Kenapa kau tidak menyentuh makanan mu Roselie?"
Roselie mendongak mendengar nada bertanya itu. Wajahnya tetap tidak bersemangat saat ditanya. "Tidak ada," Jawabnya singkat.
Raja Edward bertanya tidak suka. "Apa makanannya tidak enak?"
Roselie menggeleng. "Makanannya enak, hanya saja Roselie sedang tidak ingin makan."
"Kau tidak suka kami datang kemari?" Tanya Edgar tiba-tiba terlihat kesal.
"Tidak kak Roselie senang kakak datang kemari. Roselie.... hanya sedang tidak bersemangat saja hari ini." Ujar Roselie mengelak. Justru sebaliknya ia malah tidak senang kakak nya datang.
"Benarkah itu?" Edgar masih tidak percaya dengan jawaban adiknya. Dia merasa kedatangan tidak membuat adik kecilnya senang sama sekali.
"Ya tentu saja itu benar kak." Balas Roselie sambil tersenyum manis.
"Kalau begitu habiskan makanan mu karena pagi ini juga kita harus kembali pulang." Tukasnya dan langsung membuat wajah Roselie kembali murung.
"Iya kak."
Melihat wajah putrinya yang murung. Raja Edward menyimpulkan jika Roselie tidak ingin kembali ke kerajaan Ainsley karena masih ingin bersamanya. Hal itu membuat raja Edward tersenyum senang dalam hatinya.
"Kenapa kau tidak sadar kalau adik mu itu tidak suka kau datang karena dia masih ingin menghabiskan waktunya bersama papanya." Sahut raja Edward menyeringai dengan tatapan mengejek ke arah Edgar.
Edgar memandang kesal pada raja Edward yang mengejeknya. Walau dalam hati dia memikirkan perkataan raja Edward. Apa benar adik kecilnya tidak suka dia datang kemari? Pikirnya.
"Tidak kak. Roselie senang kak Edgar dan kak Aland datang ke sini. Papa hanya bercanda ya kan pa?" Tanya Roselie memandang raja Edward sambil tersenyum.
"Bercanda? Tentu saja tidak. Bilang saja jika kau tidak suka kehadiran mereka Roselie. Jika mereka berbuat macam-macam pada mu katakan saja pada papa." Jawab raja Edward santai tanpa memperdulikan senyum Roselie yang sudah luntur.
"Apa itu benar Roselie?" Ujar Aland bertanya setelah diam beberapa saat.
"Papaaaa........ " Rengek Roselie tidak terima jika ia dipojokkan sendiri disini.
Raja Edward terkekeh kecil mendengar rengekan putrinya yang terdengar menggemaskan di telinganya. Begitu juga dengan Edgar dan Aland. Kedua pangeran itu tersenyum tipis melihat nya.
Karena ditertawakan oleh papanya, Roselie menekuk wajahnya cemberut. Ia mengunyah dengan cepat makanannya karena kesal. Cara makan Roselie yang begitu membuat wajahnya belepotan dengan sisa makanan tertempel di sudut bibirnya.
Edgar yang melihat itu mengulurkan tangan untuk membersihkan sudut bibir adiknya tapi didahulukan oleh tangan Aland yang sudah membersihkan nya duluan. Tangan Edgar terhenti diudara. Dia melayangkan tatapan tajamnya pada Aland.
Si empu yang ditatap begitu tajam hanya melirik sekilas dan melanjutkan kegiatannya dengan santai. Karena kesal Edgar menepis tangan Aland dari wajah adik nya.
"Jangan menyentuh ku!" Ujar Aland tidak suka tangannya disentuh orang lain.
"Dan jangan menyentuh adik kecil ku!" Sahut Edgar tak kalah kesal. Mereka sama-sama bersitatap dengan tajam layaknya bukan saudara kandung.
Roselie yang melihat itu memutar bola matanya jengah. Lagi-lagi ia harus melihat adegan Tom and Jerry ini lagi. Sedangkan raja Edward hanya bersikap santai melihat pertengkaran itu. Dia tidak berusaha melerai kedua putranya yang menurutnya terlihat konyol.
"Oh ya Roselie ingin memperkenalkan kalian dengan seseorang." Ujar Roselie menghentikan pertengkaran itu. Sontak mereka berdua menatap Roselie dan saling pandang dengan bingung.
"Siapa?"
Roselie tersenyum dan menunduk ke bawah kursinya. Di bawah ada Amy yang sedang berbaring di lantai. Ia menggendong Amy dan membawanya ke atas meja makan.
"Miawwwww........ "
"Kucing?" Beo Edgar dan Aland saling pandang dengan ekspresi bodoh mereka.
Roselie mengangguk dan tersenyum senang ke arah mereka. "Yah ini dia. Ini adalah teman baru Roselie, namanya adalah Amy. Bagaimana kak Amy lucu kan?" Ujar Roselie tersenyum senang sambil melambaikan tangan Amy layaknya sedang berkata 'halo' pada mereka.
"Darimana kau mendapatkannya?" Tanya Edgar dan Aland bersamaan. Mereka saling memandang tajam lalu kembali membuang wajah.
"Kenapa kau selalu mengikuti ucapan ku!" Sentak Edgar berteriak kesal.
"Aku mengikuti mu? Justru sebaliknya kau yang selalu mengikuti. Dasar tukang pengikut!" Balas Aland tak kalah kesal.
"Apa kau bilang!"
"Tukang pengikut."
"Oh ya kalau begitu kau TUKANG TIKUNG"
"Apa maksud mu mengatai ku tukang tikung."
"Tentu saja karena kau adalah PENIKUNG!"
"Kau........ "
"DIAM KALIAN BERDUA! APA KALIAN TIDAK MELIHAT MASIH ADA AKU DISINI. BERHENTI MEMPERMASALAHKAN HAL-HAL KONYOL SEPERTI ITU." Bentak raja Edward di hadapan kedua pangeran. Cukup sudah dia mendengarkan perdebatan konyol tadi. Telinganya panas mendengar teriakan mereka.
Edgar dan Aland yang dibentak seperti tadi langsung diam dan duduk di posisi semula. Wajah mereka terlihat rumit, entah mereka takut atau kesal dengan ucapan raja Edward. Tapi nampaknya kedua pangeran itu sedikit terkendali jika ada raja Edward.
"Hahahaha....... " Ketiga orang di meja makan itu menoleh ke arah Roselie yang tertawa. Mereka terdiam mendengar suara tawa Roselie yang terdengar merdu dan indah seperti bidadari. Baru kali ini mereka melihat Roselie tertawa lepas bersama mereka. Tanpa sadar ketiga orang itu tersenyum mendengar suara tawa Roselie.
"Astaga..... hahaha....... Kak Edgar dan kak Aland seperti anak-anak yang takut dimarahi oleh orang tuanya. Lihat kalian berdua langsung diam mendengar teriakan papa.... hahaha." Roselie tertawa sambil memegang perutnya yang tidak bisa berhenti tertawa. Bukan pertengkaran itu yang membuatnya tertawa tapi wajah kedua kakak nya yang terlihat lucu di matanya.
"Ekhmmm..... " Edgar dan Aland langsung mengalihkan pandangan mereka setelah tau alasan adiknya tertawa. Mereka malu sekali mengetahui wajah bodoh mereka dilihat oleh Roselie.
Dengan malu Aland menutup sebelah wajahnya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dan Edgar langsung berdiri dan pergi meninggalkan ruangan makan dengan membawa rasa malunya.
..........................
Setelah selesai makan Roselie, Edgar, Aland, dan raja Edward kembali ke istana. Mereka tiba di istana saat sore hari tiba. Kastil di tengah hutan itu jaraknya cukup jauh dari istana Ainsley karena itu mereka tiba sore hari.
Siang ini Roselie berniat untuk pergi ke pusat kota untuk mengunjungi perpustakaan yang ada di sana. Dari yang ia dengar perpustakaan itu adalah bangunan tertua yang ada di kerajaan Ainsley. Letaknya ada di tengah-tengah pusat kota. Perpustakaan itu menyimpan buku-buku lama yang berumur puluhan tahun bahkan ratusan tahun yang lalu. Dan tempat itu cocok untuk misi pertamanya dalam menemukan buku yang ia cari.
Sebelum pergi menuju pusat kota, Roselie sudah mendapat izin dari raja Edward dan kedua kakaknya. Butuh waktu yang lama untuk membujuk mereka bertiga tapi akhirnya mereka mengizinkannya pergi. Dengan syarat jika ia harus dikawal oleh beberapa prajurit dan kembali sebelum malam hari.
Itu karena Raja Edward tidak bisa menemani nya karena akan mengadakan rapat dengan petinggi kerajaan. Edgar tidak bisa menemani nya karena dia sibuk dengan tugas-tugas nya sebagai putra mahkota. Dan Aland ada kelas berpedang sore ini. Jadi mereka bertiga memerintahkan beberapa prajurit terkuat di istana untuk menjaga Roselie.
Masalahnya jika ia pergi dengan membawa beberapa prajurit dan pergi sebagai seorang putri kerajaan. Pasti itu akan menyusahkan nya dalam melakukan pencarian. Oleh karena itu, Roselie memerintahkan prajurit-prajurit tersebut untuk menyamar seperti orang biasa. Begitu pun dengannya. Ia berpakaian seperti seorang anak kecil dari kalangan rakyat biasa dan tentu saja membawa Amy bersamanya.
"Maaf tuan putri, apa tuan putri yakin kita akan pergi dengan pakaian seperti ini? Yang mulia raja dan kedua pangeran pasti tidak akan suka dengan semua ini." Ujar salah satu prajurit yang ikut bersamanya dan diangguki oleh prajurit lainnya.
"Tentu saja mereka akan marah oleh karena itu kalian semua harus merahasiakan ini. Lagipula jika kita pergi seperti ini musuh tidak akan mengetahui jika putri kerajaan Ainsley akan keluar istana, paham?" Balas Roselie sedikit masuk akal.
"Tapi tuan putri kami adalah prajurit terkuat di istana. Jika ada musuh yang berusaha menyerang tuan putri maka kami akan melindungi tuan putri dengan nyawa kami sendiri. Bahkan kami akan mempertaruhkan nyawa kami demi tuan putri." Kata prajurit itu lagi dengan tegas. Terlihat sekali jika mereka semua memang akan melindungi nya apapun yang terjadi.
Tapi Roselie tidak ingin ada yang mengganggunya dalam misi nya kali ini. Jadi sebisa mungkin ia harus mencegah hal buruk yang terjadi selama perjalannya.
"Tidak, apapun yang terjadi aku ingin pergi seperti ini. Jika kalian tidak ingin menuruti ku maka kalian bisa pergi dan tidak perlu menjaga ku."
"Tidak tuan putri. Baiklah kami akan mengikuti apapun perintah tuan putri."
Roselie tersenyum puas.
"Terimakasih dan ingat kata-kata ku tadi. Jangan dekat-dekat dengan ku dan anggap kalian tidak mengenal ku. Kalian harus menjaga ku dari jauh dan berbaur lah dengan para rakyat dan bersikap seperti rakyat biasa tapi mata kalian jangan berhenti untuk menjadi mengawasi ku, mengerti?"
"Kami mengerti tuan putri." Jawab para prajurit serentak.
Roselie mengangguk dan kembali berjalan ke pusat kota.
.........................
Di sebuah perpustakaan, seorang laki-laki dengan pakaian rakyat biasa dan surai berwarna merahnya tengah duduk di salah satu kursi. Matanya tak henti menatap buku yang dia baca. Laki-laki itu memakai jubah merah yang menutupi setengah wajahnya.
TING.....
Sebuah lonceng terdengar dari arah pintu masuk. Seorang perempuan masuk dengan jubah putih yang menutupi setengah wajahnya. Perempuan itu sepertinya berasal dari rakyat biasa terlihat dari pakaian yang dipakainya. Perempuan itu masuk bersama kucingnya yang berwarna putih.
"Selamat datang nak. Silahkan perkenalkan dirimu." Seorang wanita tua penjaga perpustakaan menyapa nya dengan ramah. Wanita tua itu memegang sebuah pena yang terbuat dari bulu burung. Ujung penanya dicelupkan ke tinta dan wanita tua itu bersiap untuk menulis nama perempuan yang masuk itu.
"Nama ku adalah Cristal Friz. Aku ingin mencari sebuah buku untuk dibaca." Jawab perempuan itu dengan ramah.
"Wah Cristal ya, cocok sekali dengan warna kulit mu yang seputih kristal. Apakah kau berasal dari rakyat biasa? Karena melihat tubuh mungil mu yang seputih kristal itu dan mendengar cara bicara mu yang lemah lembut nampaknya kau bukan dari kalangan biasa." Ujar wanita tua itu bertanya. Wajahnya tetap ramah walaupun nada bicaranya terdengar curiga.
"Em ya aku memang dari kalangan rakyat biasa. Dan soal kulit ku itu hanya kebetulan saja." Balas perempuan itu.
Wanita tua itu tertawa dan mengangguk kecil. Sadar jika dirinya terlalu banyak tanya.
"Kau tidak bisa membohongi ku nak. Tapi sudah lah itu juga bukan urusan ku. Baiklah silahkan masuk nak dan semoga kau menemukan buku yang kau cari."
"Terimakasih." Perempuan itu tersenyum dan berjalan masuk ke perpustakaan.
Perempuan itu adalah Roselie. Ia sudah tiba di perpustakaan ini bersama Amy. Para prajurit nya akan masuk beberapa saat lagi tentunya dengan menyamar sebagai rakyat biasa yang ingin membaca buku.
Perpustakaan ini tidak ramai seperti yang ia kira. Hanya ada beberapa orang yang ada di sini. Dan kebanyakan adalah orang-orang bangsawan yang berumur 20 tahunan.
Roselie melihat ke sekitar dan mencari buku yang ingin dibacanya. Ia memasuki ruangan yang yang bertuliskan buku-buku berumur puluhan tahun. Disana ia melihat seorang laki-laki dengan jubah merah yang menutupi hampir seluruh wajahnya. Roselie melirik ke arah lain tidak tertarik dengan orang itu.
Ia mencari buku dengan sampul berwarna hijau tua tanpa judul. Cukup lama ia mencarinya hingga matanya terpaku pada sebuah buku yang berwarna hijau tua. Dan buku itu tidak memiliki judul sama persis seperti buku di kastil yang pernah ia baca. Bukunya terletak di bagian atas sekali.
Roselie melompat-lompat mencoba meraih buku itu tapi tidak bisa. Kakinya terlalu pendek untuk mencapai buku itu. Ia mengambil sebuah kursi dan menggapai buku itu. Tapi ia tetap tidak bisa mengambilnya. Roselie kehilangan akal.
Ia melirik laki-laki yang sedang membaca buku itu.
Sepertinya aku harus minta bantuan nya.
"Permisi tuan." Ujar Roselie.
Laki-laki yang membaca buku itu tidak membalas sapaannya. Seperti tidak mendengar ada yang memanggilnya.
"Maafkan saya karena mengganggu tuan tapi bisa kah tuan membantu saya mengambilkan buku yang ada disitu." Kata Roselie meminta bantuan dengan sopan.
Laki-laki itu tidak menjawab dan masih diam. Tidak ada reaksi apapun dari laki-laki berjubah merah itu. Roselie menatap bingung pada laki-laki itu, apakah dia tidak ingin membantunya atau jangan-jangan laki-laki itu tuli? Pikirnya.
"Saya mohon tuan. Saya sangat memerlukan buku itu." Kali ini Roselie sedikit memohon pada laki-laki itu. Jika bukan karena rasa penasarannya dengan buku itu, ia tidak akan melakukan ini.
Tiga detik kemudian laki-laki itu menoleh ke arahnya. "Dimana buku nya?"
Roselie tersenyum karena laki-laki membalas ucapannya lalu ia menunjuk buku dengan sampul hijau tua yang terletak di atas rak. "Itu bukunya tuan. Ada di atas rak dengan sampul berwarna hijau tua."
Laki-laki dengan jubah hitam itu berjalan melewati nya dan sedikit berjinjit meraih buku tersebut. Laki-laki itu mengambil buku tersebut dan memberikannya pada Roselie.
"Terimakasih tuan dan maaf telah mengganggu waktu tuan." Ujar Roselie tersenyum lembut.
Saat Roselie ingin berjalan keluar lengannya tiba-tiba ditahan oleh laki-laki yang menolongnya tadi. Roselie melirik lengannya yang dipegang lalu melepaskannya.
"Maaf tuan tapi jangan bersikap lancang dengan saya." Kata Roselie dengan tegas. Ia tentu saja tidak suka saat ada seseorang yang tiba-tiba menyentuh nya.
"Apa kau ingin pergi setelah aku membantu mu tadi, heh? Aku tidak melakukannya secara gratis nona." Ujar laki-laki itu.
Roselie mengerutkan dahinya bingung. "Maksud tuan?"
"Sebagai imbalan karena aku telah membantu mu kau harus menemani ku membaca disini." Kata nya lagi.
"Ha? Saya menemani tuan..... disini?" Tanya Roselie tidak percaya. Ia baru tau jika ada orang yang ingin meminta imbalan setelah membantu seseorang.
"Ya."
Apa-apaaan ini! Roselie sekarang kesal dengan laki-laki di hadapannya ini. Setelah membantu orang lain sekarang dia malah minta imbalan.
"Jadi maksud tuan saya harus memberi imbalan setelah tuan membantu saya?"
"Ya."
"Jika tuan tidak ingin menolong saya kenapa tuan menolong saya? Dan satu lagi, menolong seseorang itu harus tulus dari hati bukan karena ingin mendapatkan imbalannya."
Laki-laki itu menyilangkan tangannya di dada. Dan membuka suara. "Siapa bilang jika menolong seseorang harus tulus dari hati? Nona, seseorang boleh meminta tolong pada siapa saja tapi jika ada seseorang yang menolongnya dan meminta imbalan itu adalah haknya. Sama seperti si peminta yang punya hak untuk minta tolong pada siapapun. Si penolong juga berhak untuk mendapat imbalan. Terserah jika si penolong tidak ingin imbalannya tapi jika dia ingin minta imbalan itu adalah haknya. Mengerti nona?"
Roselie diam tidak bisa berkata apapun. Ucapan laki-laki itu cukup benar adanya.
"Aku tidak ingin tau, sekarang kau harus menemani ku membaca buku disini hingga selesai." Ucapnya dengan tegas dan tidak ingin dibantah.
Roselie mengbuang nafasnya kesal. Mau tidak kau ia ikut duduk di samping laki-laki itu dan menemani nya hingga selesai. Ia tidak ingin berhutang budi dengan laki-laki yang menurutnya aneh ini. Yah aneh! Karena baru kali ini ia dipertemukan dengan sosok tidak tau malu seperti ini. Sudah menolong orang malah ingin minta imbalan!
Roselie melirik ke bawah. Ia lupa jika Amy sejak tadi mengikutinya sampai kesini. Tapi sosok kucing itu tidak terlihat daritadi karena Amy bersembunyi di balik gaun panjang Roselie. Ah pantas saja tadi Roselie merasa kakinya seperti bersentuhan dengan benda yang halus ternyata itu adalah Amy.
"Jika bukan karena aku tidak ingin berhutang budi padanya aku tidak akan menemani laki-laki aneh ini disini. Huh, dasar laki-laki aneh!" Gumamnya mengeluarkan kekesalannya.
Tanpa ia sadari suara kecilnya terdengar oleh laki-laki di sampingnya. Laki-laki berjubah merah itu menarik sudut bibirnya. Tersenyum kecil.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa like, vote, dan komen ya. Author masih ujian ini tapi nyempetin update hari ini. Semoga kalian sehat selalu ya. Dan jaga kesehatan terus.
See u💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ida Blado
author yg budiman bedakan penyebutan untuk anak2 dn org dewasa,,,jika perempuan untuk anak kecil ya maka sebutannya *gadis kecil/anak perempuan* jgn langsung PEREMPUAN itu,sama halnya untuk anak cowok jg maka tambahi embel2. ANAK sebelum kalimat laki2
2022-04-06
0
senja
modus
2021-04-12
0
Ritasilviya
lanjut lagi thor
2020-12-09
6