Sore harinya raja Edward dan Roselie kembali ke kastil. Saat sampai di kastil raja Edward menyuruh Roselie mengganti pakaiannya dan turun untuk makan malam. Roselie masuk ke kamar dengan membawa Amy kucing nya. Amy berjalan di samping Roselie mengikuti kemana Roselie pergi. Roselie menggendong Amy masuk ke kamar dan mengganti pakaiannya. Setelah mengganti gaunnya Roselie melihat kucingnya sedang berbaring di kasurnya sambil menjilati bulu halusnya. Roselie tersenyum dan naik ke atas kasur.
"Amy........ kemarilah!" Panggil Roselie mengajak kucingnya mendekat. Kucing itu langsung mendekati Roselie dan berbaring di pangkuan Roselie.
"Heiii, Amy aku ingin bertanya padamu." Ucap Roselie mengajak kucingnya berbicara. Kucing itu mengeong-ngeong lucu seperti menyetujui nya.
"Kau berasal dari mana?" Tanya Roselie sedikit penasaran dengan kucing barunya ini. Roselie masih teringat dengan ucapan raja Edward tadi.
"Miawww...... miawwww..... "
Roselie terkekeh menertawakan dirinya sendiri. Kenapa ia harus bertanya pada kucing ini? Jelas saja kucing ini tidak akan mengerti dengan ucapannya barusan. Tidak mungkin kucing ini akan menjawabnya.
"Heiii jangan mengeong saja kau bisa mengerti ucapan ku kan?" Ucap Roselie masih mengajak kucingnya bicara.
"Miawwww...... miawwww.... "
"Ah sudahlah aku tidak akan bertanya lagi."
Kucing itu mengeong-ngeong sambil menjilati bulu halusnya. Roselie mengelus kepala Amy dengan lembut. Matanya berbinar senang saat jari mungilnya menyentuh permukaan halus bulu kucingnya. Begitu halus.
"Astaga, bulu mu lembut sekali Amy." Ujar Roselie tersenyum senang sambil mengelus bulu Amy.
Amy yang senang bulunya dielus Roselie semakin meringkuk ingin tidur. Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
"Maaf tuan putri yang mulia raja memanggil tuan putri untuk ke ruang makan." Ujar prajurit yang tadi mengetuk pintu.
"Iyaaa, aku akan segera turun." Ujar Roselie sedikit berteriak.
Roselie memindahkan Amy dari pangkuannya ke atas kasur dan menyelimuti nya dengan selimut. Saat Roselie ingin beranjak turun tiba-tiba Amy langsung bangun dan mengeong.
"Eh, kenapa kau bangun Amy?"
"Miwww........ "
"Tidurlah lagi aku hanya turun untuk makan malam bersama papa. Aku akan kembali secepatnya."
Amy tidak berkata apapun dan segera turun mengekori Roselie dari samping. Roselie menghela nafas pelan. "Baiklah kau boleh ikut," ucapnya "Tapi jangan berbuat ulah dan hanya menemani ku makan ya." Lanjut Roselie memperingati kucingnya.
"Miawww..... "
"Baiklah ayo turun ke bawah."
..............................
Roselie dan raja Edward makan dengan tenang dimeja makan. Mereka makan diselingi obrolan dan canda tawa. Sesekali Amy juga ikut bicara tapi hanya mengeong-ngeong saja. Setelah makan malam selesai raja Edward menyuruh Roselie segera tidur.
"Masuklah ke kamar dan segera tidur Roselie." Ujar raja Edward.
"Baik pa."
Roselie berbalik ingin pergi tapi tangannya ditahan oleh raja Edward. "Tunggu dulu," ujarnya.
"Ada apa pa?"
"Kemarilah!"
"Ha?"
Raja Edward berdecak kesal. "Kemari Roselie papa tidak akan menyakiti mu."
Roselie maju dengan sedikit ragu. Bingung dengan apa yang akan dilakukan raja Edward padanya.
Heiii, dia tidak akan berubah jadi jahat dalam sekejap dan menerkam ku kan? Tanya Roselie dalam hati.
Grep
Raja Edward membawa Roselie dalam pelukannya. Roselie tersenyum dan membalas pelukan itu. Satu menit kemudian raja Edward melepaskan pelukannya dan tanpa diduga mengecup pipi Roselie dengan sayang.
Astagaaaa! dia barusan mencimku? Kesambet apa pria dingin ini tiba-tiba menciumku?
"Selamat malam, semoga kau bermimpi indah." Ucap raja Edward memberikan ucapan selamat malam.
Setelah itu raja Edward pergi meninggalkan Roselie yang masih terdiam bak patung. Hingga sebuah sebuah senyum tulus hadir di wajah cantiknya. Setelah itu Roselie masuk ke kamar bersama Amy.
Roselie membuka pintu kamarnya dan menaiki kasur empuknya. Amy juga ikut berbaring disamping Roselie sambil menggeliat kecil. Tak lama kemudian tidak ada pergerakan dari Amy lagi mata biru kucing itu tertutup dengan sempurna. Roselie membuka sedikit kelopak matanya melihat kucing di sampingnya yang sudah tertidur. Matanya tertutup lagi mencoba masuk ke alam mimpi. Tapi kemudian membuka matanya lagi saat dirinya tidak bisa tidur. Matanya tidak ingin tidur.
Roselie menghadap ke samping dan mencari posisi ternyaman baginya. Setengah jam sudah Roselie menggeliat ke sana kemari mencari posisi yang nyaman dan lagi-lagi matanya tidak ingin terpejam.
Penyakit ku kambuh lagii. Aku tidak bisa tidur, siapapun tolong aku!!!
Setelah beberapa menit diam diposisi yang sama Roselie akhirnya menyerah dan duduk bersandar di kepala kasurnya. Ini sudah tengah malam tapi ia tidak bisa tidur. Roselie berpikir untuk jalan-jalan mencari udara segar sebentar. Mungkin setelah berjalan-jalan di kastil ini ia sudah bisa tidur.
Kaki mungil nya bergerak turun ke bawah. Baru selangkah ia melangkahkan kakinya tapi suara dari sosok di samping tempat tidurnya tiba-tiba terdengar. Ekor matanya melirik ke samping melihat kucing barunya itu sudah bangun dan ikut turun dan berdiri di sampingnya.
Roselie menatap kasihan pada Amy, berpikir jika karena dirinya Amy malah terbangun. "Amy kembali lah tidur. Maaf karena telah membangunkan mu," Ucap Roselie sambil mengelus kepala Amy lembut.
"Miawwwww........ "
"Kau ingin ikut dengan ku?" Tanya Roselie.
Amy terlihat seperti mengangguk kan kepalanya. Roselie mengangguk dan membiarkan Amy ikut bersamanya.
"Baiklah, kau boleh ikut dengan ku."
Roselie keluar dari kamarnya dengan Amy yang berjalan di sampingnya. Dia terlihat seperti anak kucing yang patuh pada majikannya. Roselie berjalan kemana langkah kaki membawanya. Ia tidak tau lorong-lorong dan ruangan-ruangan di kastil ini jadi ia hanya mengikuti instingnya saja. Tanpa sadar ia berdiri di sebuah pintu dengan cat coklat dan ukiran emas di pinggir pintunya.
Rasa penasaran menyeruak dalam dirinya melihat pintu di depannya. Tangan putih nan mungilnya menyentuh gagang pintu itu dan membukanya.
CLEK
Perpustakaan. Ternyata ini perpustakaan di kastil ini. Roselie melihat rak-rak buku tua dengan warna coklat berjejer rapi dan buku-buku yang terlihat sedikit tua. Ruangan ini cukup luas dilengkapi kursi dan meja untuk para pembaca.
Roselie berpikir mungkin dengan membaca ia bisa mengantuk dan tertidur malam ini. Memikirkan itu, Roselie segera mencari buku-buku yang menurutnya bagus untuk dibaca. Ia berjalan dari satu rak ke rak lainnya mencari buku yang pas untuknya. Tapi tidak ada buku yang cocok untuk dibacanya.
Saat sibuk mencari buku mata Roselie melihat sekilas sebuah buku berwarna hijau tua. Entah kenapa Roselie tertarik dengan buku itu. Ia mengambil buku itu yang ada di rak paling belakang. Terletak di bagian bawah sekali. Sepertinya buku itu sudah berusia puluhan tahun tapi sampul bukunya terlihat seperti buku itu masih baru.
Setelah mengambil buku itu Roselie membawanya ke meja yang terletak di sudut sekali. Amy naik ke atas kursi dan melompat ke meja. Sepertinya Amy juga ingin membaca buku tersebut.
"Eh tidak ada judul ya?" Roselie baru menyadari jika buku ini tidak memiliki judul. Tapi Roselie tetap membuka lembar pertama pada buku dan mulai membacanya.
"Beratus-ratus tahun yang lalu sihir dulunya masih belum bisa dikendalikan oleh pemilik sihir. Saat itu sihir dulunya hanya bisa dikuasai oleh sebagian orang yang biasanya adalah seorang raja atau para bangsawan. Tapi terdengar sebuah kabar yang beredar di masyarakat jika di sebuah desa terpencil ada sekelompok orang yang begitu ahli dan begitu pandai dalam ilmu sihir. Dikatakan mereka adalah orang-orang terdahulu yang pertama kali mengetahui sihir. Orang-orang itu berjumlah 20 orang dengan 18 orang pria dan 2 orang wanita. Masyarakat pun memberikan mereka gelar sebagai 'Penyihir agung' karena keahlian mereka menggunakan sihir. Mereka yang saat itu ahli dalam mengendalikan sihir memutuskan untuk mengajarkan bagaimana menggunakan atau mengendalikan sihir dan menggunakan mantra sihir kepada masyarakat. Mereka membagi jumlah kelompok mereka menjadi 5 bagian yang terdiri dari 4 orang dalam 1 kelompok. Lalu kelompok-kelompok tersebut pergi ke berbagai kerajaan yang ada di dunia. Dan disitulah awal perjalanan sihir bisa dikendalikan oleh pemiliknya masing-masing." Roselie lanjut membaca ke halaman di sebelahnya.
"Tugas para penyihir agung untuk mengajarkan sihir pada masyarakat terwujud dengan baik. Setiap kerajaan menyambut dengan baik kedatangan para penyihir agung. Penduduk kerajaan diajarkan bagaimana menggunakan sihir dan mengendalikan sihir mereka masing-masing. Para penyihir agung juga mengajarkan sihir pada para bangsawan, anggota kerajaan, bahkan raja sekalipun. Mereka menuliskan mantra-mantra di dalam buku agar bisa dibaca dan dipahami oleh semua orang. Semuanya berjalan dengan baik hingga suatu hari 1 orang wanita dalam kelompok itu menikah dengan seorang raja di salah satu kerajaan tempatnya bertugas. Wanita itu akhirnya menjadi ratu disana. Beberapa bukan kemudian sang ratu melahirkan seorang anak laki-laki yang akan menjadi raja di kerajaannya kelak. Anak itu tumbuh dengan kasih sayang yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Hingga saat anak itu berumur 20 tahun mulailah muncul ambisi dalam dirinya. Dia belajar dari kecil tentang sihir dengan ibunya lalu saat dewasa ia mulai mengembara dari satu kerajaan ke kerajaan yang lain. Tujuannya adalah untuk mempelajari sihir dari teman-teman ibunya yang masing-masing tinggal di kerajaan tertentu. Para penyihir agung yang mengetahui jika anak itu adalah anak dari salah satu teman mereka dengan senang hati mengajari anak itu." Roselie membalikkan halaman selanjutnya. Ia tertarik dengan cerita dalam buku ini.
"Anak itu tumbuh menjadi seorang yang kuat dan memiliki ilmu sihir yang tinggi. Tapi semakin lama anak itu semakin berambisi. Anak itu berambisi ingin menaklukkan seluruh kerajaan di dunia dan menjadi satu-satunya raja di dunia sihir. Hanya tinggal mempelajari ilmu sihir dari 1 orang penyihir agung lagi maka genaplah seluruh ilmu sihir yang ia miliki. Tapi saat anak itu ingin belajar sihir dari penyihir agung yang terakhir, penyihir agung itu menolaknya. Ternyata penyihir agung itu bisa merasakan ambisi besar dalam diri anak itu. Karena mendapat penolakan tersebut anak itu menjadi marah dan melawan penyihir agung itu. Tapi anak itu kalah melawan penyihir agung yang memiliki sihir lebih tinggi darinya. Akhirnya anak itu pulang ke kerajaannya dan belajar lebih dalam mengenai ilmu sihir kuno. Setelah beberapa tahun kemudian dia memulai ambisi perangnya. Dia berperang dari satu kerajaan ke kerajaan lain dan selalu memenangkan peperangan itu. Hanya tinggal 2 kerajaan lagi yang akan ditaklukkan nya maka ambisi nya untuk menghancurkan dunia dan menjadi raja satu-satunya akan terwujud. Raja dan ratu yang akhirnya menyadari akan ambisi anaknya bertekad untuk menghentikan ambisi anak mereka. Mereka mendatangi para penyihir agung dan berencana melawan anak itu. Beberapa minggu kemudian raja, ratu, dan para penyihir agung menemukan keberadaan anak itu yang sedang berperang melawan kerajaan lain. Saat itu juga raja, ratu, dan para penyihir melawan anak itu dengan kekuatan penuh. Pertarungan itu terjadi sampai 7 hari dan banyak dari penyihir agung yang mati akibat pertempuran dasyat itu. Dan hanya satu wanita penyihir agung yang masih hidup saat pertarungan itu."
"Tapi wanita penyihir agung itu dalam keadaan yang sekarat dan lemah. Dia tidak sanggup untuk melanjutkan pertarungan tersebut. Dan tinggal lah raja dan ratu yang melawan anak mereka sendiri. Dalam pertarungan tersebut sang ratu berusaha berbicara pada anaknya untuk menghentikan semua ini. Tapi ambisi anak itu begitu besar, dia tidak mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh ibunya sendiri. Semua perkataan dan nasehat-nasehat yang diberikan untuk anaknya selama ini ternyata tidak bisa mengalahkan ambisi gila anaknya. Hingga suatu kejadian tak terduga terjadi di depan mata sang ratu. Dalam pertarungan, anak itu membunuh ayahnya sendiri di depan mata ibunya. Sang ratu terduduk lemas di tanah. Sang ratu menatap nanar pada tubuh suaminya yang sudah tidak bernyawa. Berbeda dengan ibunya yang merasa sedih, anak itu hanya diam tanpa ekspresi. Tidak ada raut penyesalan dalam diri anaknya. Melihat itu sang ratu berteriak marah dan mengeluarkan mantra sihir kuno untuk menyegel kekuatan milik anaknya. Setelah berhasil menyegel kekuatan anaknya sang ratu yang sudah dikuasai amarah dan kekecewaan membunuh anaknya sendiri dengan kedua tangannya. Sang ratu menangis di tengah-tengah kematian suami, anak, dan teman-temannya. Sang ratu yang merasa sedih atas kepergian orang-orang terdekatnya dan tersayang nya memutuskan untuk mengasingkan diri dari semua orang. Tinggal di suatu tempat tersembunyi tanpa seorang pun yang tau."
Selesai. Roselie selesai membaca buku cerita ini hingga tamat. Tanpa sadar Roselie termenung memikirkan cerita yang menurutnya dongeng ini. Ia merasa jika cerita dalam buku ini tidak hanya sebuah dongeng belaka saja.
"Apa mungkin benar jika dulu ada kelompok penyihir agung yang bertugas mengajarkan sihir kepada seluruh orang di dunia sihir ini atau ini hanya sebuah cerita dongeng belaka?" Roselie bertanya pada dirinya sendiri. Entah kenapa ia tertarik dengan cerita yang ia baca ini.
"Amy menurut mu bagaimana? Apa penyihir agung itu memang ada? Lalu anak itu memang benar dibunuh oleh ibunya sendiri? Tapi kenapa buku ini tidak memberitahu siapa namanya?" Tanya Roselie memandang Amy yang hanya menggosokkan kepalanya ke bulu halusnya.
Roselie menyandarkan tubuhnya pada kursi sambil berpikir. Ia penasaran di bagian saat ibu dari anak itu menyegel kekuatan anaknya. Segel sihir? Apa itu ada? Saat Roselie sibuk memikirkan hal tersebut Amy malah mengeong-ngeong sambil menunjuk lembar terakhir dalam buku.
"Stssss..... Amy diamlah. Nanti papa akan mendengar suara mu dan datang kesini nanti."
Amy berhenti mengeong tapi tangannya masih menunjuk bagian kertas terakhir dalam buku. Roselie melihatnya dan terkejut saat membaca isinya.
"Hanya yang percaya dengan cerita ini yang bisa melihat lembar terakhir buku ini. Pejamkan matamu dan biarkan rasa kepercayaan mu muncul semakin besar. Saat kau mulai percaya sepenuhnya maka kau akan bisa membaca isi lembar terakhir buku ini."
"Eh benarkah ini? Ini sungguhan?
Roselie tidak percaya dengan apa yang dibacanya ini. Padahal tadi ia masih ingat jika tidak ada lembar terakhir dalam buku ini tapi saat ia mulai sedikit percaya tiba-tiba ia melihat lembar terakhir buku ini. Ia sebenarnya tidak yakin tapi apa salahnya mencoba?
Perlahan Roselie mulai memejamkan matanya dan membiarkan hatinya percaya. Tiba-tiba kalimat-kalimat yang tadi dibacanya bersinar terang dan berganti kalimat-kalimat baru. Roselie membuka matanya dan melihat tulisannya tadi sudah berganti.
Ia mulai membaca kata demi kata yang tertulis.
...Sang ratu membacakan mantra sihir kuno untuk menyegel kekuatan anaknya. Mantra nya tertulis di buku ini dan mantra untuk membuka segelnya tertulis di buku yang berbeda....
...Mantra kuno penyegel sihir...
...Keluarlah dari jiwanya dan menyatu lah dengan raganya. Wahai sihir membeku lah. ...
...C'est scellé, ô magie....
Saat melihat tulisan mantranya Roselie berhenti bicara. Hanya membacanya dalam hati. Ia menutup mulutnya saat membacakan mantra itu dalam hatinya. Bibirnya tidak bergerak saking terkejutnya. Itu artinya buku ini benar. Cerita ini bukan hanya dongeng belaka saja. Tapi itu memang terjadi beratus-ratus tahun yang lalu dan segel sihir itu memang ada. Segel yang menyegel sihir dari dalam jiwa seseorang. Dan saat sihir itu keluar dari jiwa pemiliknya maka sihir itu akan menyatu dan membeku bersama raga pemiliknya.
Tertulis dalam buku itu jika mantar sihir untuk menyegel nya ada di buku ini lalu mantra sihir untuk membuka segel nya ada di buku yang berbeda. Itu artinya ada buku satunya yang menuliskan mantra sihirnya. Tapi pertanyaan nya adalah dimana buku itu? Apa ada di perpustakaan ini?
Roselie berdiri dari kursinya dan mulai mencari buku itu. Ia hanya perlu menemukan buku tanpa judul yang sama dengan buku yang di temukannya tadi. Ia mencari setiap buku yang ada di perpustakaan ini dan hasilnya tidak ada. Buku itu tidak ada di sini. Jadi ada dimana buku itu?
Tidak....... buku itu pasti masih ada di perpustakaan ini.
Ia kembali mencari buku itu. Kali ini ia lebih serius mencarinya. Matanya melihat dengan cermat setiap buku yang ada. Tapi Roselie tidak menemukan apapun.
"Bukunya ada dimana?" Gumam Roselie lirih. Tiba-tiba tepukan di bahunya membuatnya terkejut dan refleks berteriak ketakutan.
"HUAAA ADA HANTUUUUU....... TOLONGGGGG....." Teriaknya kaget dan berlari menjauh dari sosok yang menepuk bahunya tadi. Sosok itu menahan tangan Roselie yang ingin lari.
Roselie yang tangannya di cekal oleh sosok yang ia kira hantu semakin ketakutan dan menangis. "HUAAAA JANGANN..... KUMOHONN JANGAN PEGANG TANGAN KU...... HIKSSSS PAPA TOLONG ROSELIE ADA HANTU PA."
"PAPA TOLONG ROSELIE HIKSSS PAPA."
"Roselie, ini papa sayang." Sosok yang dikira hantu oleh Roselie ternyata adalah raja Edward.
Suara itu? Roselie mengenal suara itu. Ia perlahan membuka matanya dan melihat sosok yang dikiranya hantu tadi. Matanya terkejut saat tau itu adalah raja Edward.
"Papa." Gumamnya lirih. Ia langsung menghamburkan dirinya dalam pelukan raja Edward. Ia menangis dengan kencang dalam pelukan. Tubuhnya bergetar ketakutan. Perlu diingatkan jika hantu adalah sosok yang paling ia takuti dalam dua kehidupannya ini.
Raja Edward mengelus punggung Roselie dengan lembut. Mencoba menenangkan putri nya yang masih ketakutan. Setelah beberapa menit kemudian tubuh Roselie sudah merasa tenang.
"Jangan menangis Roselie ini papa. Tidak ada hantu disini." Ucap raja Edward menenangkan Roselie.
"Papa mengagetkan Roselie. Tadi Roselie takut sekali."
"Maaf kan papa tadi papa hanya menepuk bahu mu. Papa tidak menyangka reaksi mu akan sekaget itu." Roselie mengangguk dalam pelukan. Ia tau tadi reaksi nya terlalu berlebihan. Tapi saat itu hanya ada dirinya dan Amy di sini jadi yang terpikir dalam benaknya adalah hantu.
Setelah merasa Roselie sudah baikan, raja Edward melepaskan pelukannya. Matanya yang tadi menatap lembut sekarang berubah menjadi penuh selidik. "Apa yang kau lakukan disini malam-malam begini? Bukankah aku sudah menyuruh mu untuk tidur, hm?"
"Roselie tidak bisa tidur tadi makanya Roselie keluar untuk mencari udara segar. Lalu Roselie pikir untuk membaca buku di perpustakaan supaya Roselie bisa tidur." Jawab Roselie menjelaskan kebenarannya.
"Kenapa tidak datang ke kamar papa saja? Papa akan menidurkan mu jika kau sulit untuk tidur. Lain kali datang saja ke kamar papa, paham?"
"Iya pa."
Ya enggak lah masa tidur sama papa sih. Aku udah besar masa masih tidur dengan papanya sih.
"Sekarang sudah malam dan kau harus tidur. Dan malam ini kau akan tidur dengan papa." Ujar raja Edward dengan nada tegas tidak ingin dibantah.
"Tidak perlu pa. Roselie sudah mengantuk sekarang dan Roselie bisa tidur di kamar Roselie." Ucap Roselie menolak dengan halus.
Raja Edward tidak peduli. Dia sudah menggenggam tangan Roselie dan menariknya keluar. Roselie hanya bisa menghela nafas pasrah.
Eh bukunya.....
"Papa berhenti dulu." Ujar Roselie menahan tarikan tangan raja Edward.
"Ada apa?" Tanya raja Edward.
"Buku Roselie ketinggian. Tadi Roselie baru baca setengah halaman jadi Roselie ingin membawanya ke kamar." Jawab Roselie.
"Cepat ambil buku itu. Papa akan menunggu di depan pintu." Sahut raja Edward melenggang pergi keluar ruangan.
"Baik pa."
Dengan cepat Roselie mengambil buku yang tergeletak di atas meja tadi. Setelah itu ia keluar dan sedikit menyembunyikan buku itu di balik gaunnya. Amy mengekor di belakang mengikuti Roselie.
Raja Edward masih menunggu di depan sambil bersedekap dada. Mata tajamnya melirik ke arah Amy yang mengekori kemana putrinya pergi. Hal itu membuatnya mendengus kesal.
"Kenapa kucing ini ada disini dan mengekori mu?" Tanya raja Edward dengan nada tidak suka.
"Amy daritadi memang ada disini pa dan ini memang kebiasaan Amy mengikuti Roselie kemanapun Roselie pergi."
"Jadi kucing ini akan ikut tidur dengan mu?" Tanya raja Edward.
"Tentu saja pa." Jawab Roselie santai.
"Tidak, papa tidak ingin kucing ini juga ikut tidur di kamar papa. Hanya kau yang boleh ikut tidak dengan kucing ini."
"Tidak bisa pa. Amy tidak bisa tidur kalau tidak ada Roselie." Sekarang Roselie sudah menggendong Amy dengan erat. Raja Edward yang melihat itu lagi-lagi hanya bisa mengalah.
"Terserah yang penting kau harus tidur sekarang." Raja Edward sudah menggengam tangan putrinya dan menariknya menuju kamarnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Update lagi nih setelah sekian lama😭
Maafin author yang lama banget update nya soalnya kemarin-kemarin author sibuk bangettt (sok sibuk lu thor😑) author nggak bohong kok memang sibukk😭
Author nggak bisa double update ya soalnyaa mau persiapan ujian dulu, okee?
Sampai jumpa di episode selanjutnya 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ida Blado
mana ada kucing gk bisa tidur,,,aneh2 aja
2022-04-06
0
Wahyu Ningsih
makin seru 👍👍👍👍👍
2021-05-31
1
DeputiG_Rahma
lanjut jejak..
2020-12-12
5