2. Terjebak Di Dunia Novel

Di sebuah kamar yang besar terlihat seorang anak kecil yang tertidur di atas kasur putih. Tiga wanita paruh baya dengan pakaian pelayan mengerumuni anak kecil itu yang tampak pulas tidur di kasur itu.

Seorang pelayan yang paling muda disana menangisi anak kecil itu. "Hiksss...... Tuan putri maafkan saya tuan putri, hikss ini salah saya kalau saja saya tau tuan putri alergi dengan ikan saya pasti tidak akan memasakkan ikan goreng itu untuk putri."

Pelayan yang lebih tua dari mereka menggeleng tidak setuju. "Tidak ini bukan salah mu Lala ini salah saya seharusnya saya tau jika yang mulia ratu sangat alergi dengan ikan pasti tuan putri juga begitu karena tuan putri anak yang mulia ratu."

Seorang pelayan yang lebih tinggi dari mereka menggeleng tidak setuju. "Ini salah saya bukan salah kalian berdua. Jika saja saya tidak membereskan kamar tuan putri pasti saya akan mencegah tuan putri makan masakan itu dan semua ini tidak akan terjadi."

Begitu lah seterusnya mereka saling menyalahkan satu sama lain atas kelalaian mereka menjaga tuan putri. Hingga mereka tidak sadar jika orang yang mereka tangisi mulai membuka matanya.

..........................

Sanaya membuka matanya dan hal yang pertama yang ia lihat adalah tiga wanita paruh baya dengan pakaian yang aneh menurutnya sedang menangis. Sanaya menatap sekelilingnya, ia berada di kamar yang cukup besar tapi ini sedikit aneh karena kamar ini seperti kamar yang ada di dongeng kerajaan.

Sanaya langsung pusing saat memikirkan ia ada dimana. Hingga suara histeris dari tiga wanita di depannya membuat ia tambah pusing.

"Tuan putri!"

Lala pelayan yang paling muda itu bertanya setelah syok melihat tuan putri yang bangun." Tuan putri anda baik-baik saja?"

Sanaya diam.

Mereka siapa? Dan aku ada dimana? Kenapa dia memanggilku tuan putri?

"Tuan putri apa putri merasa sakit? Atau tuan putri haus? Apa perut tuan putri masih sakit?" Fara, pelayan yang paling tua itu bertanya saking bahagianya melihat putri Roselie bangun.

Sanaya bingung sendiri, ada apa dengan mereka semua? Saat Sanaya ingin bangun untuk bersandar di kasur, tiba-tiba ia terkejut saat melihat tubuhnya yang menciut.

MENCIUT?

Tunggu dulu. Bukankah dirinya telah mati tapi kenapa ia masih hidup. Ia dengan cepat menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.

Matanya terbelalak kaget melihat tubuhnya yang menjadi kecil.

"Aaaaaaaaa"

"Tuan putri" Para pelayan berseru kaget melihat putri Roselie menjerit ketakutan.

Ha, bagaimana bisa? Bukankah aku sudah mati di tabrak mobil? Tapi kenapa aku masih hidup dan bagaimana bisa tubuhku menciut? Dan mereka siapa serta dimana aku? Kenapa tempat ini terlihat berbeda?

Sanaya berusaha mengatur deru napasnya yang kian memburu. Ia dengan cepat mengalihkan pandangannya ke tiga wanita di depannya. "Bisakah kalian meninggalkan ku sendiri. Ku mohon" Para pelayan dengan cepat menganggukkan kepalanya mendengar perintah sang putri.

"Baik tuan putri kami bertiga mohon undur diri. Semoga tuan putri segera sembuh." Mereka bertiga membungkukkan badan dan menunduk patuh ke arah Sanaya.

Sanaya yang melihat itu dibuat terkejut lagi. Sebenarnya mereka kenapa? Pikirnya.

KLIK

Melihat pintu kamar yang sudah tertutup Sanaya langsung bernapas lega. Ia melihat sekali lagi pada tubuh kecil ini berharap penglihatannya salah. Tapi memang benar tubuhnya menciut alias menjadi kecil.

Sanaya mencoba untuk turun dari kasur dengan tubuh kecilnya. Sedikit susah tapi akhirnya ia bisa turun. Dengan cepat ia melihat sekitar kamar dan melihat sebuah cermin besar di dinding.

Sanaya mendekati cermin itu dan melihat wajah, rambut dan tubuhnya sangat berbeda. Sanaya tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. "Ba... Bagaimana bisa rambutku berwarna gold indah dan wajahku seperti orang barat. Enggak ini nggak mungkin. Kenapa aku pake gaun ini dan wajahku berbeda."

Dia tidak tau apa yang terjadi pada dirinya. Hingga sebuah pertanyaan singgah di otaknya, "Jiwaku nggak mungkin berpindah ke tubuh anak kecil ini kan?"

"Tapi aku seperti tidak asing dengan wajah ini. Yah aku pernah melihat wajah ini tapi dimana?"

Sanaya memperhatikan wajah ini dengan saksama. Lalu seketika cemberut, "Aku tidak ingat. Tapi aku sangat yakin pernah melihat wajah ini. Tapi dimana aku melihatnya?"

"Apa benar jika jiwaku berpindah ke tubuh anak kecil ini, seperti yang ada di cerita yang pernah aku baca. Tapi, jika itu salah kenapa tubuhku berbeda. Bahkan ini sama sekali bukan tubuh asli ku."

Memikirkan itu membuat Sanaya lagi-lagi bingung dan khawatir. Ia tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya setelah kecelakaan itu.

"Baiklah aku tidak tau apa yang terjadi pada diriku tapi saat ini aku harus bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Ah iya mereka tadi memanggilku tuan putri kan? Kemungkinan mereka tidak tau apa yang terjadi. Jadi aku harus bersikap seperti putri kerajaan. Dan sambil berpura-pura aku juga akan mencari informasi dimana aku sekarang serta informasi bagaimana aku bisa ada ditubuh anak kecil yang cantik ini."

"Tapi aku kan nggak tau siapa nama anak kecil ini. Aisss sudahlah nanti aku pikirkan lagi."

Sanaya sudah bertekad dengan keputusan yang ia ambil. Hanya itu satu-satunya cara agar ia bisa bertahan di tempat yang dirinya tidak tau.

Sanaya beranjak pergi ke kasurnya kerena merasa lelah dengan kenyataan yang baru diterimanya. Matanya tertutup sempurna dan dengan segera ia terbawa ke alam mimpi.

Saat Sanaya tertidur pulas, sesosok bayangan putih mendekat ke arahnya. Sosok putih itu duduk diatas kasur dan merubah posisi Sanaya menjadi baring di pangkuannya.

Akhirnya kamu kembali my princess.

..........................

"Eegghhhh" Sanaya terbangun saat merasakan wajahnya terkena sinar matahari.

Sanaya melihat ke arah jendela dan melihat salah satu pelayan berjalan ke arahnya dan tersenyum. Pelayan itu membungkukkan tubuhnya dan menundukkan kepalanya, "Selamat pagi tuan putri." Sapa pelayan yang bernama Lala.

Sanaya mengangguk berusaha bersikap seperti biasa dan tidak terjadi apa-apa.

Lala masih membungkukkan kepalanya dihadapan Sanaya. "Maaf tuan putri maafkan saya. Saya tau saya bersalah karena telah lalai menjaga tuan putri. Saya mohon maaf, jika tuan putri ingin menghukum saya silahkan tuan putri saya bersedia menerima hukuman tuan putri."

Sanaya mengernyitkan dahi bingung. Sanaya rasa pelayan itu tidak punya salah dengannya. Lagipula ia baru bertemu dengan pelayan itu. "Berdiri lah."

"Tidak tuan putri, saya tidak akan berdiri sebelum tuan putri memaafkan saya." Ucap Lala masih bersikukuh.

"Tapi kan kamu tidak salah apa-apa."

Lala mendongakkan kepala menatap sang putri. Kenapa tuan putri berkata seperti itu? Pikirnya.

"Tapi tuan putri karena saya memasakkan tuan putri ikan goreng tuan putri jadi sakit begini. Maaf tuan putri saya tidak tau jika tuan putri alergi dengan ikan."

Oh jadi anak kecil ini alergi ikan

Sanaya tau satu hal tentang anak kecil ini, ternyata anak kecil ini alergi terhadap ikan. Tapi Sanaya kan sangat suka ikan. Ikan adalah makanan favoritnya dan sekarang ia pasti tidak bisa merasakan masakan kesukaannya itu.

Sanaya menatap pelayan itu, pelayan itu masih saja membungkukan badannya. Ia jadi tidak tega. "Tidak masalah, aku bisa memakluminya lagipula kamu kan tidak tau jika aku alergi ikan." Ucapnya tersenyum manis.

Lala segera berdiri kembali dengan senyum lebarnya. "Terimakasih tuan putri. Tuan putri memang berhati mulia dan baik sekali sama seperti yang mulia ratu. Yang mulia raja, pangeran mahkota dan Pangeran kedua pasti senang melihat sikap nona yang baik seperti ini."

Sanaya mematung di tempatnya.

"Tuan putri mari saya bantu tuan putri untuk berganti pakaian. Sudah waktunya tuan putri sarapan."

Sanaya terbangun dari lamunannya. Ia menggeleng pelan, ia sudah besar tidak perlu dibantu untuk berganti pakaian.

"Tapi tuan putri ini sudah kewajiban saya. Mari saya bantu."

Sanaya tersenyum lembut dan menggeleng pelan. Walaupun ia berada di tubuh anak kecil ini tapi ia sudah terbiasa mengganti pakaian sendiri waktu kecil.

Lala terdiam dan akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah kalau itu keinginan tuan putri kalau begitu saya permisi." Lagi-lagi pelayan itu membungkuk dan keluar dari kamar.

Sanaya terdiam di tempatnya. Perkataan pelayan itu masih terekam jelas di otaknya.

Yang mulia ratu

Yang mulia raja

Pangeran mahkota

Pangeran kedua

Itu berarti keluarga dari anak kecil ini?

Dan sekarang tubuh ini di tempati oleh Sanaya. Itu berarti ia punya keluarga. Ia tersenyum senang.

"Aku punya papa, aku punya mama, aku punya dua kakak laki-laki. Jadi keinginan ku terkabul. Aku menjadi seorang putri dan memiliki keluarga. Ya Tuhan inikah saatnya aku bahagia. Jadi inilah alasan aku masih hidup dan menempati tubuh ini, agar aku bisa merasakan kebahagiaan dari sebuah keluarga."

Sanaya tersenyum bahagia. Ia akhirnya bisa merasakan yang namanya kebahagiaan dan kasih sayang.

"Tunggu dulu, aku kan sedang ada di kerajaan, itu berarti papa, mama, dan kakak ku pasti juga ada di kerajaan ini." Wajah Sanaya berbinar senang.

"Aku harus segera berpakaian. Pasti keluarga ku menunggu sarapan."

Sanaya segera mandi dan berganti pakaian yang cantik. Ia melihat pantulan dirinya di cermin. Sanaya menatap dirinya didepan cermin besar itu. "Anak kecil ini sangat cantik jelita dan memiliki rambut panjang berwarna gold indah."

Tidak papa jika ia berada di tubuh anak kecil dan harus berpura-pura menjadi anak kecil yang manis didepan semua orang. Ia rela jika itu membuatnya merasakan kasih sayang dan kehangatan dari keluarganya.

Sanaya menatap bingung rangkaian bunga diatas kepalanya. "Biasanya seorang princess akan menggunakan mahkota kecil diatas kepalanya. Tapi aku tidak melihat ada mahkota kecil di kamar ini, yang ada hanyalah rangkaian bunga ini."

"Tidak papa walaupun cuman rangkaian bunga. Aku juga tidak masalah lagipula aku sudah punya keluarga itu sudah lebih dari cukup." Lanjutnya.

.....................

Para pelayan sibuk menata makanan dan minuman di atas meja. Mereka senang karena tuan putri sudah sembuh dan mau memafkan mereka atas kelalaiannya. Dan sekarang mereka semua membuat masakan kesukaan tuan putri yang tentunya tidak ada ikan.

Orang yang mereka tunggu akhirnya datang. Dengan segera mereka membungkuk hormat pada tuan putri.

"Tuan putri saya sudah memasakkan makanan kesukaan tuan putri. Mari saya antarkan." Ucap Mira.

Sanaya menggeleng pelan. "Aku bisa sendiri."

Mira mengangguk tidak protes.

Sanaya duduk dengan rapi di kursinya. Makanan di kerajaan ini tidak jauh berbeda dengan makanan di duninya dulu. Ia menatap sekeliling heran, kenapa keluarganya tidak ada di kursi makan ini.

Ah mungkin saja mereka akan datang sebentar lagi.

Sanaya mencoba berpikir positif, ia menunggu dengan sabar berharap mereka akan datang.

Para pelayan yang melihat tuan putri seperti menunggu seseorang bertanya heran. "Maaf tuan putri, sepertinya tuan putri sedang menunggu seseorang. Kalau boleh saya tau tuan putri sedang menunggu siapa?" Ucap Fara mewakili Lala dan Mira.

Sanaya tersenyum dan menjawab. "Tentu saja menunggu keluarga ku datang dan sarapan bersama. Mereka akan makan bersama kita kan?"

Lala, Mira, dan Fara terdiam di tempatnya. Mereka kasihan dengan tuan putri yang selalu berharap makan bersama keluarganya. Lala, Mira, dan Fara menatap satu sama lain. Mereka semua selalu berbohong dengan mengatakan alasan lain jika tuan putri sedang begini.

Kali ini Fara lah yang akan berbohong agar tuan putri tidak bersedih. "Tuan putri, saya lupa memberi tau jika yang mulia raja sedang ada urusan yang mendesak. Jadi tidak bisa datang." Fara mencoba mencari alasan yang di mengerti anak kecil, tapi Fara tidak tau jika tubuh tuan putri ini di tempati oleh Sanaya.

Sanaya tau jika pelayan itu berbohong, tapi kenapa pelayan itu berbohong padanya. Ia pura-pura mengangguk paham dan bertanya lagi. "Kalau begitu di mana kakak-kakak ku?"

Farah gelagapan sambil menyenggol lengan Mira. Mira yang disenggol begitu segera menjawab. "Ah itu tuan putri itu para pangeran sedang bersekolah. Mereka ikut sekolah me....memanah yah itu memanah."

Mira saja tidak tau para pangeran ikut sekolah apa, tapi ia terpaksa berbohong pada tuan putri.

Maafkan saya tuan putri

Sanaya tersenyum kecut, mereka membohonginya ia tau itu. Tapi dengan cepat ia mengangguk pelan, berpura-pura paham seperti anak kecil.

Hanya perasaannya saja atau sepertinya anak kecil ini bernasib sama dengannya. Ia berpikir seperti itu karena dari gelagat para pelayan itu mereka sepertinya menutupi sesuatu darinya. Dan sejak ia keluar dari kamarnya ternyata ini tidak seperti kerajaan. Ini lebih seperti mansion sederhana.

Dan jika diingat lagi saat ia bangun dari sakitnya ia tidak pernah melihat papa, mama, atau kakak-kakak nya menjenguk dirinya. Hanya ada tiga pelayan itu yang terus merawatnya. Bukankah ia punya keluarga tapi kenapa di setiap mansion ini tidak ada lukisan dirinya dan keluarganya.

Sanaya tidak bisa untuk tidak berpikir negatif karena semuanya memang benar.

Apa anak kecil ini bernasib sama dengan ku?

Sanaya teringat jika ia merasa familiar dengan wajah anak kecil ini dengan cepat ia bertanya pada tiga pelayan itu. "Emm bolehkan aku bertanya?"

Lala, Mira, dan Farah mengangguk. "Siapa nama kalian bertiga?" Para pelayan terkejut, bagaimana tuan putri tidak mengenal mereka.

Lala bertanya cemas, "Tuan putri kenapa bertanya seperti itu? Tuan putri masih ingat dengan kami kan?"

Sanaya mengangguk berbohong. "Tentu saja aku ingat, aku hanya ingin memastikan sesuatu saja. Kalian hanya perlu menjawab pertanyaan ku, ini perintah." Ucap sanaya lembut juga tegas.

Para pelayan mengangguk patuh. "Nama Saya adalah Lala tuan putri, dan yang lebih tua ini adalah Fara, dan terakhir yang lebih tinggi ini adalah Mira tuan putri. Kami bertiga pelayan tuan putri selama enam tahun."

Sanaya terkejut nama mereka sama seperti cerita novel yang pernah ia baca. Tapi mungkin saja itu hanya kebetulan. Ia bertanya lagi. "Siapa nama papa, mama, dan kedua kakak ku?"

Para pelayan merasa heran dengan pertanyaan tuan putri tapi tetap menjawab. "Yang mulia Raja bernama Edward Blacton Ainsley dan Yang mulia Ratu bernama Amber Calista Ainsley, yang mulia Ratu Amber sudah meninggal tuan putri. Pangeran mahkota bernama Edgar Sea Ainsley dan nama pangeran kedua adalah Aland Bert Ainsley."

Tidak, kenapa semua nama-nama itu sama dengan nama-nama di cerita novel yang pernah ia baca. Tidak mungkin kan jika..........

"Pertanyaan terakhir, siapa nama ku?"

Lala, Mira, dan Fara lagi-lagi hanya bisa diam dan menjawab. "Nama tuan putri adalah Roselie Caroline Ainsley, tuan putri adalah anak yang mulia Raja Edward dan yang mulia Ratu Amber."

Apa? Tidak.........bagaimana mungkin, aku terjebak ditubuh putri Roselie yang cengeng dan ceroboh ini.Tidak, tidak, tidakkk aku tidak mau

Lala yang melihat tuan putri sedikit aneh pun bertanya, "Tuan putri ada ap........ "

Ucapan Lala terpotong oleh suara Sanaya, "Aku ingin beristirahat, hari ini aku sangat lelah dan sedikit aneh." Lala, Mira, dan Fara mengangguk setuju. Sepertinya ini efek dari alergi tuan putri makanya tuan putri sedikit aneh tadi, pikirnya.

Sanaya berlari ke kamarnya dengan cepat. Teriakan dari pelayan-pelayan itu hanya di hiraukannya saja. Yang ada di benaknya sekarang adalah menumpahkan segala isi hatinya di kamarnya.

BRAK

Pintu kamar ditutup keras oleh Sanaya ia dengan cepat mengunci pintu kamar agar tidak ada yang masuk. Tubuhnya perlahan merosot ke lantai dan bersandar di pintu itu. Air matanya langsung turun disertai isakan.

"Hiksss..... kenapa? Kenapa? Hiksss.......kenapa aku harus mati dan hidup lagi di tubuh ini jika akhirnya aku akan sengsara. Hiksss.........tidak cukupkah aku terlahir dengan keluarga yang selalu membenciku, aku dibenci papaku, hiksss....... dihina dan disiksa oleh mama tiri dan adik tiriku. Hingga aku mati tanpa merasakan kasih sayang dari keluarga hiksss....... bahkan aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan cinta dari teman-teman ku mereka semua hanya menatap ku dan mengejek nasibku yang sial. Apa itu semua tidak cukup. Kenapa takdir seolah mempermainkan ku dengan membuat aku hidup di tubuh seorang anak kecil yang juga dibenci oleh keluarganya bahkan sampai ia mati ia juga akan menderita."

Sanaya tidak tahan dengan takdir yang seolah mempermainkan dirinya. Kenapa ia dihidupkan kembali jika akhirnya berujung dengan penderitaan. Sanaya lebih baik tidak pernah lahir didunia ini. Ia tidak ingin terlahir lagi jika pada akhirnya hidupnya akan terus menderita ditangan orang-orang di sekelilingnya.

Dirinya terlalu haus akan kasih sayang dari keluarganya karena dia tidak pernah mendapatkan hal itu. Walaupun mamanya dulu pernah bersamanya selama 7 tahun tapi bukan mamanya yang merawatnya dialah yang merawat dan menjaga mamanya. Sewaktu umurnya masih bayi ia diasuh oleh seorang ibu panti asuhan yang menjadi baby sisternya karena sejak ia lahir mamanya terus sakit-sakitan. Waktu umurnya 6 tahun ia yang menjaga dan merawat mamanya di rumah sakit karena tidak ada yang mau menjenguk mamanya.

Sepulang sekolah ia akan datang ke rumah sakit dengan membawa makanan dan menyuapi mamanya. Hingga saat umurnya 7 tahun mamanya bertambah sakit dan koma. Seharusnya di umur yang segitu Sanaya mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Tapi tidak, papanya tidak pernah menjenguk mamanya ataupun memperhatikan nya. Tepat dihari ulang tahunnya yang ketujuh mamanya meninggal dunia. Jadi jangan salahkan Sanaya yang merutuki takdirnya karena takdir lah yang selalu mempermainkan nya.

Sanaya akhirnya tau jika jiwanya entah mengapa bisa ada di tubuh anak kecil ini. Berarti jika jiwanya yang menempati tubuh ini maka jiwa Roselie pasti berada di tubuh Sanaya yang di dunia. Tapi apa jiwa Roselie yang berada di tubuhnya bisa selamat dari kecelakaan maut itu. Entahlah Sanaya tidak tau.

Sanaya menghapus air matanya. Ia harus kuat untuk bisa menghindari ending tragis dari novel ini. Cukup sudah ia selalu berharap pada takdir dan orang-orang di masa lalunya. Sekarang ia hanya akan berharap pada dirinya sendiri dan merubah takdirnya di dunia novel ini.

.

.

.

.

.

.

**Minggu, 4 Oktober 2020

See u👋**

Terpopuler

Comments

Wanda Wanda i

Wanda Wanda i

kasihan...

2023-01-06

1

Yeni Sw

Yeni Sw

bagus ceritanya 😊 salam dari "A robber's time travel" kak 🙏😊

2021-08-13

0

Ajeng Ratna

Ajeng Ratna

ko aku mikirnya mamanya sanaya di fitnah selingkuh ama mamahnya kanaya buat bisa ngerebut papahnya sanaya

2021-05-07

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan ku
2 2. Terjebak Di Dunia Novel
3 3. Edgar, Aland, dan Roselie
4 4. Hutan Fairly
5 5. Kabur
6 6. Menghabiskan Waktu Bersama
7 7. Bersama
8 8. Ulang Tahun Roselie
9 9. Dimana Rasa Benci Itu?
10 10. Alurnya berubah!
11 11. Latihan Pedang
12 12. Awal Masalah
13 13. Ucapan Yang Menyakiti
14 14. Penyusup Kerajaan
15 15. Hukuman Yang Manis
16 16. Kastil Di Tengah Hutan
17 17. Teman Baru
18 18. Sebuah Dongeng Yang Nyata
19 19. Laki-laki misterius
20 20. Si Pangeran Kelam
21 21. Kado Ulang Tahun
22 22. Pertemuan Kedua Dengan Tokoh Utama Pria
23 23. Aku Adalah Pangeran Felix
24 24. Rencana Perjodohan
25 25. Ciuman Perpisahan
26 26. Rumor Tentang Roselie
27 27. Siapa Peramal Yang Asli?
28 28. Ramalan Kerajaan Ainsley
29 29. Menangkap Pelaku Yang Sebenarnya
30 30. Salah Paham
31 31. Mencari Roselie
32 32. Segel Sihir
33 33. Kecewa
34 34. Percaya
35 35. Aku Ingin Egois Sekali Saja
36 36. Laki-laki Menyebalkan
37 37. Laki-laki Asing Yang Misterius
38 38. Latihan Sihir
39 39. Sihir Es
40 40. Sosok Roselie Yang Berbeda
41 Pilih-Pilih Cover
42 41. Kilasan Kejadian Dalam Novel
43 42. Part Tersembunyi Dalam Novel
44 43. Mimpi Buruk
45 44. Menepati Janji
46 45. Para Peri Kecil
47 46. Akademi Bayangan
48 47. Membujuk Sang Tiran
49 48. White Wolf
50 49. Tes Akademi Bayangan
51 50. Kehebohan
52 51. Awal Yang Baru
53 52. Lagi-Lagi Terkejut
54 53. Hari Pertama di Akademi
55 54. Hukuman
56 55. Cemburu
57 56. Aku Hanya Menyukaimu
58 57. Dia Tau?!
59 58. Dia Menyukaimu!
60 59. Kita Adalah Teman
61 60. Pemilik Akademi Akan Datang!
62 61. Pesta
63 62. Ini Bukan Dunia Novel?
64 63. Memecahkan Misteri
65 64. Tiba Di istana
66 65. Kisah Masa Lalu [Bagian 1]
67 66. Kisah Masa Lalu [Bagian 2]
68 67. Kisah Masa Lalu [Bagian 3]
69 68. Akhirnya Misteri Ini Terjawab
70 69. Masih Misteri
71 70. Menceritakan semuanya
72 71. Kembali Ke Akademi
73 72. Pertarungan Sihir
74 73. Area Pertarungan
75 74. Sebenarnya Elina...
76 75. Terdesak!
77 76. Tidak Bisa Mengontrol
78 77. Pingsan
79 78. Kepingan memori Wilias
80 79. Mengungkapkan perasaan
81 80. Dialah orangnya
82 81. Membantu Elina
83 82. Festival
84 83. Pelepasan lentera
85 84. Tenggelam
86 85. Topeng merah
87 86. Curiga
88 87. Tentang Elina
89 88. Drama
90 89. Pembalasan dendam Roselie
91 90. Kotak dari Felix dan Danzel
92 91. Penculikan
93 Sorry:(
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Kehidupan ku
2
2. Terjebak Di Dunia Novel
3
3. Edgar, Aland, dan Roselie
4
4. Hutan Fairly
5
5. Kabur
6
6. Menghabiskan Waktu Bersama
7
7. Bersama
8
8. Ulang Tahun Roselie
9
9. Dimana Rasa Benci Itu?
10
10. Alurnya berubah!
11
11. Latihan Pedang
12
12. Awal Masalah
13
13. Ucapan Yang Menyakiti
14
14. Penyusup Kerajaan
15
15. Hukuman Yang Manis
16
16. Kastil Di Tengah Hutan
17
17. Teman Baru
18
18. Sebuah Dongeng Yang Nyata
19
19. Laki-laki misterius
20
20. Si Pangeran Kelam
21
21. Kado Ulang Tahun
22
22. Pertemuan Kedua Dengan Tokoh Utama Pria
23
23. Aku Adalah Pangeran Felix
24
24. Rencana Perjodohan
25
25. Ciuman Perpisahan
26
26. Rumor Tentang Roselie
27
27. Siapa Peramal Yang Asli?
28
28. Ramalan Kerajaan Ainsley
29
29. Menangkap Pelaku Yang Sebenarnya
30
30. Salah Paham
31
31. Mencari Roselie
32
32. Segel Sihir
33
33. Kecewa
34
34. Percaya
35
35. Aku Ingin Egois Sekali Saja
36
36. Laki-laki Menyebalkan
37
37. Laki-laki Asing Yang Misterius
38
38. Latihan Sihir
39
39. Sihir Es
40
40. Sosok Roselie Yang Berbeda
41
Pilih-Pilih Cover
42
41. Kilasan Kejadian Dalam Novel
43
42. Part Tersembunyi Dalam Novel
44
43. Mimpi Buruk
45
44. Menepati Janji
46
45. Para Peri Kecil
47
46. Akademi Bayangan
48
47. Membujuk Sang Tiran
49
48. White Wolf
50
49. Tes Akademi Bayangan
51
50. Kehebohan
52
51. Awal Yang Baru
53
52. Lagi-Lagi Terkejut
54
53. Hari Pertama di Akademi
55
54. Hukuman
56
55. Cemburu
57
56. Aku Hanya Menyukaimu
58
57. Dia Tau?!
59
58. Dia Menyukaimu!
60
59. Kita Adalah Teman
61
60. Pemilik Akademi Akan Datang!
62
61. Pesta
63
62. Ini Bukan Dunia Novel?
64
63. Memecahkan Misteri
65
64. Tiba Di istana
66
65. Kisah Masa Lalu [Bagian 1]
67
66. Kisah Masa Lalu [Bagian 2]
68
67. Kisah Masa Lalu [Bagian 3]
69
68. Akhirnya Misteri Ini Terjawab
70
69. Masih Misteri
71
70. Menceritakan semuanya
72
71. Kembali Ke Akademi
73
72. Pertarungan Sihir
74
73. Area Pertarungan
75
74. Sebenarnya Elina...
76
75. Terdesak!
77
76. Tidak Bisa Mengontrol
78
77. Pingsan
79
78. Kepingan memori Wilias
80
79. Mengungkapkan perasaan
81
80. Dialah orangnya
82
81. Membantu Elina
83
82. Festival
84
83. Pelepasan lentera
85
84. Tenggelam
86
85. Topeng merah
87
86. Curiga
88
87. Tentang Elina
89
88. Drama
90
89. Pembalasan dendam Roselie
91
90. Kotak dari Felix dan Danzel
92
91. Penculikan
93
Sorry:(

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!