3. Edgar, Aland, dan Roselie

Roselie sekarang berada di ruangan belajarnya, ia sedang belajar etika sebagai putri kerajaan Ainsley yang sopan dan anggun. Roselie tersenyum kecut, untuk apa ia belajar semua ini jika dirinya saja tidak dianggap seorang putri kerajaan Ainsley oleh keluarga dan rakyatnya.

Ia melakukan ini dengan terpaksa karena ini adalah kewajiban bagi setiap putri kerajaan. Seorang putri kerajaan haruslah sopan, anggun, dan terampil supaya membanggakan kerajaannya. Jika tidak maka putri itu akan dipandang rendah karena tidak mengerti etika seorang putri kerajaan.

Ditengah lamunannya itu Fara menatap senang pada tuan putri yang sangat paham akan pelajarannya.  Padahal ia masih berusia 6 tahun tapi tuan putri seperti sudah terlatih melakukannya. "Tuan putri sangat hebat. Saya pikir tuan putri akan melakukan banyak kesalahan di hari pertama belajar tapi tuan putri bahkan bisa mempraktikkannya hanya dengan sekali lihat."

Roselie hanya tersenyum lembut. Tentu saja ia tahu karena ia sudah puluhan kali membaca cerita seorang putri kerajaan. Jadi ia mengerti dengan jelas pelajaran yang diberikan Fara.

Sebenarnya Roselie sudah merasa lelah sejak 1 jam yang lalu tapi ia tidak memberitahunya pada Fara. Roselie merasa jika tubuh yang ia tempati ini begitu mudah lelah. Bahkan ia hanya belajar selama 3 jam tapi hanya 2 jam dan Roselie sudah merasa lelah dan haus.

Roselie meminta Fara mengambil air dan dengan segera dituruti oleh Fara. Fara keluar dari ruangan setelah memberi penghormatan.

Roselie menghela napas panjang. Apa yang harus ia lakukan agar dirinya bisa terhindar dari ending tragis di novel ini. Ia mengingat kembali alur cerita dari novel yang pernah ia baca di kamar lama mamanya.

Novel itu berjudul " Love and Revenge" Artinya Cinta dan balas dendam. Novel ini menceritakan Aurora Florence seorang gadis cantik yang merupakan anak angkat dari keluarga duke Florence. Walaupun Aurora hanya anak angkat di keluarga itu tapi Aurora sangatlah dikagumi dan dihormati oleh semua orang di tempatnya. Aurora adalah gadis yang mempunyai sifat yang baik hati, cerdas, pemberani, dan anggun.

Dialah tokoh utama perempuan di novel ini. Dan tokoh utama laki-laki nya adalah kakaknya Roselie, Edgar Sea Ainsley dan pangeran Felix. Mereka bertemu saat pesta ulang tahun Aland Bert Ainsley. Di pesta itu Aurora lah yang menjadi pusat perhatian semua orang di sana, tentu saja dia adalah pemeran utama cerita ini.

Sedangkan Roselie Caroline Ainsley hanyalah tokoh sampingan di cerita ini. Di novel dituliskan Roselie diceritakan mempunyai kehidupan yang sangat menderita. Roselie adalah anak dari yang mulia raja Edward Blacton Ainsley dan yang mulia ratu Amber Calista Ainsley. Raja Edward dan para pangeran saat itu sangat bahagia karena ternyata ratu Amber mengandung anak perempuan yang akan menjadi putri kerajaan Ainsley. Seluruh rakyat kerajaan sangat gembira mendengar berita itu, hingga saat ratu Amber melahirkan putri Roselie sang ratu mengalami pendarahan yang sangat hebat.

Saat ratu Amber melahirkan sang raja Edward dan para pangeran tidak bisa menemani ratu yang sedang berjuang untuk melahirkan putri Roselie. Dikarenakan raja Edward sedang berperang melawan kerajaan Herodes yang pada saat itu ingin menguasai kerajaan Ainsley. Perang itu merupakan Perang terbesar yang pernah dicatat di sejarah. Beribu pasukan tempur kerajaan Ainsley gugur dan para penyihir tingkat tinggi meninggal dan mengalami luka yang cukup parah. Begitu juga dengan pasukan tempur kerajaan Herodes. Para pangeran saat itu dilarikan ke tempat persembunyian yang jauh dari istana agar jika penyusup datang mereka tidak mencelakai para pangeran.

Malam itu hanya ada beberapa pelayan dan tabib kerajaan yang menemani ratu Amber. Saat putri kerajaan Ainsley itu lahir beberapa menit setelahnya sang ratu meninggal dunia. Dan tiba-tiba para pelayan dan tabib kerajaan yang ada di kamar ratu Amber meninggal setelah beberapa menit ratu Amber meninggal. Hal itu sangat ganjil sekali.

Perang yang terjadi antara dua kerajaan itu akhirnya berakhir dengan kemenangan dari kerajaan Ainsley. Walaupun mengalami kerusakan yang cukup parah tapi kerajaan Ainsley berhasil memenangkan pertempuran besar itu. Pagi itu raja Edward kembali ke kerajaan dengan wajah yang berbinar bahagia. Raja Edward tiba di kerajaan dan mendapatkan laporan jika ratu Amber meninggal setelah melahirkan putri Roselie. Dan raja Edward juga mendengar perihal kematian aneh yang terjadi pada pelayan dan tabib kerajaan yang menemani proses melahirkan nya ratu Amber.

Raja yang mendengar itu merasa sedih dan juga marah. Raja yang awalnya senang dengan kelahiran putrinya itu menjadi benci dengan putri Roselie. Raja membenci putrinya sendiri karena menurutnya putri Roselie lah yang telah membunuh ratu Amber, wanita yang dicintainya. Para pangeran juga ikut membenci adiknya, putri Roselie karena berpikir adiknya lah yang menjadi penyebab ibu mereka meninggal. Dan mereka juga menganggap bahwa putri Roselie adalah anak yang membawa petaka bagi kerajaan karena ia lahir pada peperangan besar dua kerajaan, putri Roselie menjadi penyebab meninggalnya ratu Amber yang sangat mereka cintai, dan putri Roselie lah yang menjadi alasan para pelayan dan tabib istana meninggal dengan aneh.

Saat lahir putri Roselie diasingkan ke hutan terpencil yang jauh dari kerajaan Ainsley. Putri diasingkan bersama dengan tiga pelayan yang menemaninya. Nama putri Roselie diberikan oleh ratu Amber 2 bulan sebelum kelahirannya.

Putri Roselie sendiri adalah anak yang sangat cengeng, penakut, lemah, sombong, manja, dan ceroboh. Saat putri Roselie berumur 15 tahun ia datang ke pesta kakaknya Aland dengan bermodalkan sifat sombongnya. Putri Roselie datang dengan menunjukkan dirinya adalah putri Ainsley dan tunangan dari pangeran Felix yang harus dihormati. Sang Raja Edward dan kedua pangeran tentu saja sangat marah dan malu melihat putri Roselie yang datang ke pesta yang bahkan dirinya tidak diundang dan dengan sombongnya mengatakan pada semua orang untuk menghormatinya sebagai anak dari yang mulia raja Edward dan tunangan dari pangeran Felix.

Saat itu putri Roselie merasa cemburu karena Aurora lah yang menjadi pusat perhatian dipesta itu. Putri Roselie berpikir ialah yang harusnya dihormati dan menjadi pusat perhatian semua orang karena dirinya adalah putri dari raja Edward. Dengan perasaan marah dan kesal putri Roselie menghina dan mempermalukan Aurora didepan semua orang.

Raja dan kedua pangeran sangat murka melihat hal memalukan itu dilakukan putri Roselie yang pastinya kerajaan Ainsley lah yang akan menanggung malu akibat tingkah tak mengenakkan dari putri Roselie. Pangeran Felix yang juga berada dipesta itu juga marah dan malu akan kelakuan putri Roselie yang tidak pernah dianggap sebagai tunangan olehnya.

Pangeran Edgar yang saat itu langsung jatuh cinta dengan Aurora merasa sangat marah karena orang yang dicintainya dipermalukan oleh orang yang tidak pernah ia anggap sebagai adiknya. Sama halnya dengan Felix, ia juga telah mencintai Aurora telah lama tepatnya sewaktu ia berkunjung ke kediaman duke Florence. Beda dengan Aland sama sekali tidak mencintai Aurora, tapi ia juga ikut marah akan sikap memalukan dari putri Roselie.

Putri Roselie yang mengetahui bahwa tunangan nya mencintai gadis lain yaitu Aurora merasa cemburu karena orang yang ia cintai dan kakaknya juga mencintai Aurora karena diliputi rasa marah dan cemburu putri Roselie mendorong Aurora di depan semua orang serta menjelek-jelekkan yang tidak benar tentang Aurora.

Pangeran Felix yang saat itu dikuasai oleh amarah dengan tanpa bersalah dan takut membunuh tunangannya itu dengan pedangnya. Pangeran Felix memang tidak pernah mencintai putri Roselie ia melakukan itu karena dipaksa oleh ayahnya yang juga teman dari raja Edward. Raja dan kedua pangeran yang melihat putri Roselie terbunuh tidak merasa marah dengan pangeran Felix karena jika bukan pangeran Felix maka mereka lah yang akan membunuh putri Roselie. Mereka juga sudah malas untuk menyiksa dan menghina putri Roselie. Mereka bisa saja membunuh putri Roselie tapi itu lebih dulu dilakukan oleh pangeran Felix.

Dan kelanjutan ceritanya diteruskan dengan kisah cinta pangeran Felix dan Aurora. Pangeran Edgar tidak bersama Aurora diakhir cerita karena Aurora hanya mencintai pangeran Felix.

Singkatnya cerita tentang putri Roselie hanya diceritakan sedikit oleh penulis novel itu lagipula walupun putri Roselie memiliki wajah yang lebih cantik dari Aurora tapi Aurora lah yang menjadi tokoh utama novel ini.

Sampai sekarang Roselie tidak tau kenapa novel itu diberi judul Love and Revenge. Satu hal yang sampai saat ini teringat jelas di otaknya yaitu wajah penderitaan dan kesakitan putri Roselie yang nasibnya harus dibunuh oleh tunangannya.

Roselie menggeleng takut. Wajahnya berubah pucat saat kenangan tentang putri Roselie yang dibunuh di depan semua orang dan tatapan tidak peduli keluarganya terekam jelas di ingatannya.

Tidak. Aku tidak ingin bernasib sama dengan putri Roselie. Aku akan menghindari para pangeran, raja, Aurora, dan....... orang yang akan membunuh ku. Yang harus aku lakukan adalah menghindari kematian putri Roselie dan menghabiskan sisa hidup ku dengan bahagia ditempat ini bersama Lala, Mira, dan Fara yang selama ini selalu menyayangi ku dengan tulus.

Roselie mencatat semua isi novel yang masih diingatnya sampai sekarang. Ia harus mengingat dengan baik semua alur cerita ini agar suatu saat nanti ia tidak mengikuti alur cerita yang tragis ini.

Satu jam berlalu dan Roselie sudah merasa sangat lelah. Akhirnya ia memutuskan untuk berhenti. Ia perlu menyegarkan pikirannya sebentar.

Ah iya Mira bilang jika di mansion ini berada ditengah hutan dan bagian kiri hutan ini ada sebuah padang bunga yang sangat cantik.

Roselie tersenyum senang ia turun ke bawah dan menghampiri Mira yang sedang memasak makanan. "Em Mira bolehkah Roselie pergi ke padang bunga yang Mira bilang." Ucapnya dengan berbinar seperti anak kecil yang minta izin pada orang tuanya.

Mira tersenyum melihat wajah bahagia putri Roselie tapi ia tidak mungkin membiarkan putri Roselie pergi sendiri. "Tentu saja boleh tuan putri." Roselie tersenyum girang sambil melompat-lompat.

"Tapi harus ada yang menemani tuan putri. Tidak baik pergi sendirian ke sana itu sangat berbahaya." Lanjutnya.

Roselie berpikir sebentar dan mengangguk. "Baiklah kalau begitu Roselie akan pergi dengan Lala."

Setelah mengatakan itu Roselie pergi mencari Lala. Ia melihat Lala sedang mengambil sayuran. Roselie mendekatinya dan mengatakan ingin ditemani oleh Lala dan Lala mengangguk setuju.

..............................

Di tengah hutan yang lebat dua orang anak kecil sedang bertarung satu sama lain dengan lihainya. Suara dentingan pedang yang saling beradu menunjukkan jika tidak ada yang mau mengalah satu sama lain. Mereka bertarung tanpa memperdulikan sekitar nya.

SPASS

Hampir saja pedang itu menebas kepala anak kecil yang satunya jika pedang itu tidak berhenti tepat di kulit anak kecil yang lebih muda itu.

Anak kecil yang lebih tua itu menyingkirkan pedangnya dari leher adiknya. Yah mereka adalah kakak adik yang sedang latihan pedang. Emm tepatnya seperti bertarung sungguhan. Kedua anak kecil itu adalah Edgar dan Aland. Edgar berumur 10 tahun dan Aland berumur 9 tahun. Mereka adalah pangeran kerajaan Ainsley.

Edgar tersenyum sinis, "Dua sama." Aland mengedikkan bahu acuh. "Yah aku mengalah kali ini." Ucapnya terkesan sombong.

Edgar yang mendengar itu memberikan tatapan merendahkan. "Oh ya kau mengalah atau tidak mau mengaku kalah?"

Aland hanya bersikap acuh, "Terserah katamu saja."

Mereka berdua sebenarnya berada di hutan hanya sekedar berlatih pedang saja. Tentu saja dengan izin yang mulia raja alias papa mereka. Mungkin jika orang tua lain pasti akan melarang anaknya pergi sendiri ke hutan karena khawatir akan terjadi apa-apa pada anaknya. Tapi itu tidak berlaku pada Edward, dia mengizinkan anaknya pergi ke hutan tanpa rasa khawatir sedikit pun karena ia tau kedua anaknya bisa jaga diri.

Lagipula kedua anaknya adalah pangeran kebanggaan kerajaan Ainsley. Edgar dan Aland memang hanyalah anak kecil tapi jangan ragukan keturunan seorang raja Ainsley. Diumur yang masih kecil saja mereka sudah dilatih untuk bermain pedang.

Tiba-tiba Edgar dan Aland mendengar suara auman harimau. "Kau mendengarnya?" Ucap Edgar berbisik.

Aland mengangguk, ia juga dengar suara harimau itu dan dari suaranya Aland yakin jika harimau itu berada dekat dengan mereka dan sedang mengawasi mereka. "Bagaimana jika kita buru saja, lumayan kan jika kulit harimau itu dipajang di pintu kerajaan." Ujar Aland memberi ide.

Seringai tipis hadir di wajah datar Edgar dan Aland. Bukannya takut mereka malah ingin berburu harimau itu. Gila? Tentu saja.

Aland memutar otaknya berpikir bagaimana caranya untuk menangkap harimau itu. "Baiklah kita giring harimau itu ke arah sana dan saat harimau itu mengejar ku kau serang harimau itu sedikit dan aku akan ikut menyerang." Edgar hanya mengangguk mengikuti rencana Aland.

1

2

3

Edgar dan Aland berlari sekencang mungkin dan ternyata apa yang diperkirakan Aland benar. Harimau itu juga ikut berlari mengejar mereka saat tau mangsanya kabur.

Edgar dan Aland terus berlari cepat dengan harimau itu yang terus mengejar dari belakang. Mereka terus masuk kedalam hutan tanpa sadar jika langkah mereka membawa mereka berdua bertemu dengan seseorang.

...........................

Roselie dan Lala berjalan pulang setelah berjam-jam menemani Roselie yang terus bermain di padang bunga itu. Roselie berjalan dengan memakan buah apel merah dari pohon yang ada di padang bunga itu.

Roselie tersenyum senang saat mengingat pemandangan padang perdu itu. Padang itu memang sesuai dengan namanya karena begitu banyak bunga yang bermekaran di padang itu. Bermacam-macam bunga warna warni tumbuh subur dan mekar disana. Dan di tengah-tengah hamparan bunga itu berdiri sebuah pohon apel besar yang sudah berbuah lebat.

Lala yang melihat putri Roselie tampak sangat bahagia hari ini ikut tersenyum. Putri Roselie seharian ini tampak murung jadi ia menerima ajakan putri Roselie untuk menemaninya melihat padang bunga.

Roselie teringat sesuatu yang ingin ia tanyakan dan beralih menatap Lala di sampingnya. "Lala dari mana kau tahu jika ada padang bunga di hutan lebat ini?" Tanyanya pada Lala.

Lala berpikir sebentar dan menjawab. "Emm, sebenarnya bukan saya yang pertama kali melihat padang bunga itu tapi Farah lah yang tahu duluan tuan putri. Saat itu Farah tersesat di hutan dan tanpa sengaja menemukan padang bunga itu. Singkat cerita Fara berhasil kembali ke rumah dan menceritakan tentang padang bunga itu pada saya dan juga Mira." Jelas Lala panjang lebar.

Roselie mengangguk paham, mereka berdua terus mengobrol dan tertawa bersama sepanjang jalan pulang. Hingga suara kesakitan seseorang membuat Roselie dan Lala berhenti. Roselie mencari dimana asal suara itu. Dan tanpa pikir panjang Roselie berlari meninggalkan Lala yang terkejut.

Lala terkejut melihat Roselie yang sudah berlari menjauh dengan cepat ia mengikuti Roselie.

"Tuan Putriiiiiiii"

Roselie tidak peduli pada teriakan Lala, ia tetap berlari untuk mencari asal suara itu. Roselie penasaran dengan suara itu, ia pikir tidak ada siapapun yang ada di hutan ini selain ia dan ketiga pelayannya.

Suara itu menghilang dan digantikan dengan suara pedang yang beradu. Roselie semakin mempercepat larinya. Roselie terkejut melihat pemandangan yang ia lihat. Disana dua orang anak kecil sekitar umur 9 atau 10 tahun sedang melawan harimau putih yang besar.

Kedua anak kecil itu memakai baju seperti kesatria dengan pedang yang terus menyerang harimau itu. Roselie bersembunyi di balik semak-semak. Ia tidak mungkin kesana untuk menghentikan kedua anak kecil itu yang ada dirinya yang akan dimakan oleh harimau itu tapi ia tidak mungkin kabur dari sana karena ia ingin menolong kedua anak kecil itu.

Ayo Sanaya berpikirlah, bagaimana caranya menolong kedua anak kecil itu?

Roselie membulatkan matanya kaget saat melihat salah satu anak kecil itu terkena cakaran harimau besar itu. Dan hal itu membuatnya sedih dan ingin menangis.

Ah iya harimau takut dengan api kan? Yah aku harus membuat api untuk mengusir harimau jahat itu.

Dengan cepat Roselie mencari batu, ranting kayu dan tongkat kayu yang ada di sekitarnya. Ia menggosokkan kedua batu itu dan api menyala. Roselie mengumpulkan ranting kayu menjadi satu dan api menyala dengan besar. Roselie membakar ujung tongkat kayu tersebut.

Roselie tersenyum, dengan cepat ia berlari ke arah pertempuran itu dan mendekatkan tongkat kayu itu pada harimau itu. Edgar dan Aland yang ada disana terkejut melihat aksi Roselie, mereka tidak menyangka anak kecil ini akan seberani ini.

Harimau itu menggertak marah melihat api itu. Harimau putih itu berusaha maju tapi mundur dengan cepat saat Roselie semakin mendekatkan apinya. Roselie yang melihat harimau itu mundur langsung melempar tongkat apinya ke arah harimau itu dan segera menarik tangan Aland yang di dekatnya.

"Lariiiiiii"

Roselie berlari dengan menarik tangan Aland diikuti Edgar. Mereka bertiga lari ke sembarangan arah. Sesekali Roselie melirik ke belakang memastikan kalau harimau itu tidak mengejar mereka. Dan ternyata harimau itu tidak mengejar mereka lagi.

Roselie berhenti dan mengatur deru napasnya. "Ha.... Ha.... Ha..... Akhirnya selamat." Ia tidak menyangka jika ia akan seberani itu untuk melawan harimau besar tadi.

Berbeda dengan Roselie yang terlihat sangat lelah, Edgar dan Aland hanya berdiri memandangi Roselie yang menyeka keringatnya. Mereka berdua tidak lelah, dan sebenarnya mereka bisa saja melawan harimau itu sendirian tapi tidak menyangka Roselie akan datang.

Edgar dan Aland juga tahu kalau ada seseorang yang mengintip mereka berdua. Tapi Edgar dan Aland tidak peduli. Mereka terkejut karena tidak menyangka jika yang mengintip tadi adalah seorang anak kecil berusia 6 tahun.

Roselie menatap dengan cemas pada dua orang di depannya. "Kakak baik-baik aja kan? Tidak ada yang luka kan? Eh tangan kakak kena cakar harimau jahat itu kan?" Pertanyaan beruntun itu membuat Edgar dan Aland heran. Bukannya mengkhawatirkan diri sendiri anak kecil di depannya malah mengkhawatirkan orang asing yang baru ditemuinya.

Roselie tidak peduli pertanyaan nya tidak dijawab, ia merobek gaun panjangnya dan mengikatnya di lengan Aland yang terluka agar darahnya tidak keluar banyak.

Apa yang dilakukan Roselie tidak luput dari penglihatan Edgar dan Aland, Aland merasa hatinya menghangat karena dipedulikan oleh anak kecil yang tidak ia ketahui siapa namanya. Sedangkan Edgar entah mengapa ia merasa familiar dengan wajah anak kecil ini dan entah mengapa ia merasa cemburu melihat anak kecil itu lebih memperdulikan Aland darinya.

Roselie tersenyum senang, "Sudah selesai." Aland menatap kain putih yang menutupi lukanya. Tanpa sadar ia tersenyum tipis bahkan itu terlihat bukan senyuman.

Edgar menyilangkan tangannya di dada dan menatap Roselie dengan tatapan tajam andalannya. "Siapa dirimu? Bagaimana kau bisa ada di hutan ini?" Roselie yang ditanya begitu memasang ekspresi se polos mungkin. "Perkenalkan nama ku adalah Roselie, kakak bisa panggil aku Roselie." Ujarnya tersenyum hangat.

Edgar dan Aland terkejut itu adalah nama adik mereka yang diasingkan oleh Raja Edward. Apakah Roselie adalah........... Edgar dan Aland menatap satu sama lain seperti sedang bertelepati. Mereka berdua langsung memasang wajah datarnya.

Aland segera melepas ikatan kain di tangannya dengan paksa. Lalu menatap sinis pada Roselie yang terkejut akan perbuatannya. "Kak kenapa dilepas ikatannya? Darahnya makin keluar" Ucap Roselie khawatir.

Roselie mendekat dan ingin memasangkan kain itu lagi tapi segara ditepis oleh Aland. "Jangan menyentuhku." Tekannya disetiap kata.

Aland tidak ingin lengannya disentuh oleh seseorang yang menjadi alasan meninggalnya mamanya. Ia dengan mudah mengenali nama Roselie yang merupakan adiknya begitu juga dengan Edgar.

Roselie yang tangannya ditepis tidak merasa marah ia malah menatap Aland dengan wajah polosnya. "Tadi Roselie nyentuh tangan kakak dibiarin aja kenapa sekarang tidak boleh? Tangan Roselie kotor ya kak?" Roselie menatap tangannya dan tangannya bersih tidak kotor.

Edgar sendiri merasa sedikit tidak tega dengan Roselie tapi ia segera menepis pikirannya itu dan kembali menatap tajam. "Jangan pernah memanggil kami berdua kakak, karna kami bukan kakakmu." Edgar berkata seperti itu tapi berbeda dengan hatinya yang merasa sakit saat ia berkata seperti tadi.

Sedangkan Roselie hanya menggangguk saja. Memang benar mereka berdua ini bukan kakaknya jadi ia tidak perlu memanggilnya kakak dengan lancang. "Baiklah, emm nama kalian siapa? Dan kalian siapa kok kalian bisa ada di hutan ini?"

Roselie sama sekali tidak tahu siapa kedua orang asing ini. Walaupun ia tahu keseluruhan cerita di novel ini tapi ia tidak tahu wajah dari tokoh cerita ini. Roselie hanya tahu wajah tokoh Roselie karena fotonya terdapat di belakang buku novel dan hanya foto Roselie saja yang ada padahal dia bukan tokoh utamanya.

Pertanyaan Roselie membuat Edgar dan Aland heran. Apakah Roselie tidak tahu bahwa yang orang yang di hadapannya ini adalah kakaknya. Bahkan Edgar dan Aland saja tahu jika Roselie adalah adiknya. Tentu saja Roselie tidak tahu karena ia tidak pernah melihat wajah keluarganya disebabkan dirinya yang diasingkan di hutan ini.

Wajah Roselie cemberut saat dua orang di hadapannya ini malah melamun. "Kok ngelamun sih, nama kalian siapa?"

Edgar tersadar dari lamunannya ia menatap lekat mata biru Roselie dan menjawab, "Kau tidak perlu tahu."

Roselie menggeleng, "Baiklah kalo begitu kalian ini siapa? Kok kalian menggunakan pakaian kesatria? Oh kalian seorang kesatria?" Roselie bertanya dengan mata berbinar.

Ia tidak pernah melihat seorang kesatria di dunia nya dulu ataupun disini. Jangan kan kesatria bertemu dengan pangeran saja tidak pernah. Bagaimana ia bisa bertemu dengan mereka jika ia diasingkan di hutan lebat ini.

Aland yang melihat binar kebahagiaan di mata biru Roselie tiba-tiba berkata. "Aku dan dan kakak ku adalah kesatria, kami berdua belajar disini atas perintah dari guru kami."

Kebohongan itu keluar begitu saja dari mulut Aland. Edgar yang mendengar itu ingin protes tapi didahulukan oleh teriakan dari Roselie. "Benarkah? Jadi kalian memang kesatria?" Roselie bertepuk tangan dengan wajah gembira seperti anak kecil.

Edgar yang tadinya ingin protes tidak jadi saat melihat Roselie yang tampaknya sangat senang. "Kenapa kau begitu senang hanya karena kami adalah kesatria?" Edgar tidak bisa untuk tidak bertanya pada Roselie padahal ia orang yang sangat cuek dengan siapapun.

Roselie menjawab, "Tentu saja Roselie senang, di hutan ini tidak ada siapapun yang tinggal disini selain Roselie, Farah, Mira, dan Lala. Jadi Roselie sangat senang jika ada orang lain yang masuk ke hutan ini apalagi itu adalah seorang kesatria atau pangeran."

Mendengar penjelasan dari Roselie itu membuat dua orang yang kaku dan kejam di Ainsley itu terdiam. Edgar dan Aland membuang pandangannya ke arah lain yang penting tidak berhadapan dengan manik mata biru Roselie.

Roselie tidak mengetahui itu ia kembali bercerita tanpa waspada jika dua orang di hadapannya ini adalah orang asing. "Emm, bolehkah Roselie bertanya pada kakak kesatria?" Ujarnya dengan mata berkedip lucu.

Kenapa adikku seimut ini?

Aland tidak bisa untuk tidak mencubit pipi Roselie, dia mencubit pipi Roselie gemas dengan wajahnya yang imut itu. "Boleh, Roselie ingin tanya apa?"

"Berapa lama kakak kesatria akan tinggal di hutan ini?"

"Kami berdua tidak bisa berlama-lama ada di hutan ini, sekarang juga kami akan kembali pulang."

Aland tidak tega melihat wajah sedih Roselie yang tadinya bahagia. Entah kenapa hatinya sakit melihat Roselie sedih karena dirinya akan pergi.

Roselie sedikit sedih mendengar itu, ia pikir kedua orang ini akan tinggal beberapa bulan untuk latihan disini. Jika itu benar maka setiap hari Roselie akan menghampiri kedua orang ini untuk diajak bermain. Tapi sekarang itu tidak mungkin.

Hei Sanaya kau tidak boleh sedih. Lagipula aku kan bisa bermain dengan Farah, mira, dan lala di rumah.

Roselie dengan cepat mengubah raut wajahnya, ia tersenyum seceriah mungkin di hadapan Edgar dan Aland. Semua itu diperhatikan dengan baik oleh Edgar dan Aland. Mereka memperhatikan setiap gerak gerik wajah Roselie.

"Oh begitu. Kalau gitu kakak kesatria hati-hati ya pulangnya jangan sampai dimakan harimau jahat. Dan semangat ya belajarnya biar bisa jadi seorang kesatria hebat." Ucapnya tersenyum hangat.

Aland berpikir sebentar dan berkata, "Emm besok aku akan datang kesini untuk menemui Roselie, bagaimana?"

Roselie membulatkan matanya tidak percaya dengan perkataan Aland. "Benarkah? Kakak kesatria akan datang kesini? Baiklah Roselie akan menunggu kakak kesatria disini."

Aland tanpa sadar tersenyum saat melihat Roselie kembali senang. Dan Edgar tidak berkata apapun, ia hanya melihat semua tingkah menggemaskan Roselie.

Matahari akan terbenam sebentar lagi dan Aland tahu jika sekarang ia dan Edgar harus pulang. Tapi Aland tidak akan membiarkan Roselie pulang sendirian di hutan ini. "Hari sudah mulai malam aku akan mengantarkan mu pulang."

Roselie baru ingat jika tadi ia bersama Lala, gara-gara dirinya yang penasaran dengan suara harimau tadi ia sampai berlari meninggalkan Lala di hutan. Ia tidak cemas pada Lala yang sendirian di hutan tapi ia cemas dengan dirinya sendiri. Lala sudah bertahun-tahun tinggal di hutan ini dan pastinya Lala bisa pulang ke rumah tapi bagaimana dengan dirinya. Bahkan jika Aland mau mengantarkannya pun ia juga tidak tahu arah jalan pulang.

Edgar yang melihat wajah cemas Roselie pun berpikir jangan bilang jika dia tidak tahu arah pulang

"Kau masih ingatkan jalan pulang ke rumahmu?"

Roselie yang tadinya menunduk mendongakkan kepalanya dan menggeleng. "Roselie lupa, tadi Roselie kesini sama Lala tapi Roselie meninggalkan Lala karena dengar suara harimau tadi." Matanya mulai berkaca-kaca, bagaimana ini?

Edgar langsung marah mendengar penjelasan Roselie. Seharusnya Roselie tidak perlu membahayakan nyawanya hanya karena ingin menolong dirinya dan Aland tadi. Kenapa adiknya ini begitu ceroboh. "Kenapa kau berlari meninggalkan pelayan mu itu jika kau tidak tahu arah jalan pulang. Seharusnya kau tidak perlu sampai dengan sok nya menolong kami. Kami tidak perlu bantuan mu itu. Seharusnya kau pikirkan dirimu sendiri baru orang lain. Kenapa kau begitu ceroboh?"

Percayalah orang lain pun tahu jika kemarahan Edgar ini adalah kemarahan kakak terhadap adiknya. Tapi sepertinya Roselie tidak melihat itu ia menangis karena takut dengan Edgar dan takut tidak bisa pulang.

"Hikss...... Maafkan Roselie, Roselie ceroboh. Hiksss, jadi bagaimana caranya Roselie pulang ke rumah. Farah, Mira, dan Lala pasti khawatir dengan Roselie. Hiksss."

Edgar terkejut, ia tidak bermaksud membuat adiknya menangis. Ia hanya ingin menasehati Roselie agar tidak ceroboh begini. Edgar tidak tahu entah mengapa hatinya sangat sakit mendengar tangisan adiknya.

Aland gelagapan melihat Roselie menangis, ia reflek memeluk Roselie dan mengelus punggung adiknya. "Ssss Roselie tenang ya jangan nangis. Kakak janji akan mengantarkan Roselie pulang. Berhentilah menangis."

Aland melepaskan pelukannya dan menghapus dengan lembut air mata adiknya. "Jangan menangis lagi." Roselie seperti tersihir oleh manik mata hitam Aland dan mengangguk.

Sedangkan Edgar hanya bisa menonton itu semua. Hati dan tubuhnya seolah menyuruhnya untuk menenangkan adiknya itu tapi pikirannya memaksanya untuk tidak melakukan hal itu. Dan Edgar hanya bisa diam dan menonton.

Tiba-tiba teriakan dari seseorang yang dikenal Roselie terdengar jelas di telinganya.

"Tuan putriiiiii! Tuan putriiii dimana? Tuan putriiii."

Roselie tersenyum senang saat tahu itu suara Lala. "Itu.... Itu suaranya Lala, dia pasti mencari Roselie." Dengan cepat ia pergi ke arah suara itu.

Edgar dan Aland juga ikut mengejar Roselie.

Roselie melihat Lala yang membelakangi nya, "Lalaaa, Roselie ada disini."

Lala terkejut mendengar suara Roselie dan berbalik ke belakang. Disana Roselie berdiri dengan wajah senangnya saat tahu itu memang Lala. Begitu juga dengan Lala, di segera berlari ke arah Roselie. Lala bersyukur karena akhirnya bisa menemukan Roselie disini.

Dengan cepat Lala bertanya, "Tuan putri anda baik-baik saja kan? Apa tuan putri terluka? Maaf kan saya tuan putri lagi-lagi saya lalai menjaga tuan putri."

Walaupun Lala sudah menemukan Roselie tapi di tetap khawatir jika Roselie terluka walau sedikit.

Roselie tahu jika Lala khawatir padanya, ia dengan polosnya memutar badannya hingga gaunnya juga ikut terangkat. "Lihat Roselie baik-baik saja kan. Tidak ada luka di tubuh Roselie."

Adikku kenapa sangat imut seperti itu

Lala tertawa melihat kelakuan Roselie, "Iyah tuan putri baik-baik saja, saya khawatir tuan putri kenapa napa."

Lala dan Roselie tertawa bersama entah apa yang mereka tertawakan. Roselie teringat sesuatu dan segera berbalik badan. Ia baru ingat jika tadi ia bersama dengan kakak kesatria nya tapi tidak ada siapapun disini. Roselie menggandeng tangan Lala menuju tempat mereka terakhir bersama. Tapi tidak ada.

Mungkin mereka sudah pergi saat aku lari tadi.

"Tuan putri, kenapa tuan putri membawa saya kesini?"

"Nanti Roselie ceritakan di rumah, ayo kita pulang Lala." Lala mengangguk dan mereka pun berjalan pulang ke rumah.

Dibalik semak-semak Edgar dan Aland bersembunyi menatap punggung adik mereka yang pergi menjauh. Aland tadi ingin menyusul Roselie tapi dicegah oleh Edgar. "Kenapa kau menghentikan ku tadi?" Tanya Aland dengan kesal. Gara-gara Edgar dia tidak bisa mengantar adiknya pulang. Adik? Yah Roselie adalah adiknya.

Edgar tidak menjawab pertanyaan dari Aland dan malah beranjak pergi.

.

.

.

.

.

.

Minggu, 4 Oktober 2020

Hai semua,

Aku mo kasih tau kalau part ini dan part selanjutnya aku bakal ganti nama Sanaya jadi Roselie. Itu karena aku pusing mo tulis Sanaya atau Roselie. Kalau aku tulis Sanaya tapi kan Sanaya ada di tubuh Roselie begitupun sebaliknya jadi aku putuskan buat nulis Roselie aja.

Okeee sudah paham kan?

See u

Terpopuler

Comments

Ida Blado

Ida Blado

dasarnya bodoh,selalu berharap pada org lain,meski gk tahu itu kskaknya mestinya belajar dri pengalaman,,,,jgn mengharapkan apapun dri org lain dn belajarlah untuk kuat dn membentengi diri dri yg namanya harapan

2022-04-06

0

ㅤ

thor ntar bikin juga spin-off novel 'Love and Revenge' biar tau cerita novelnya

2020-12-16

4

kambing terbang

kambing terbang

thor
tau nggak
aku dari tadi baca roselie itu rossi loh
wkwkwkwk
biar gak ribet
😂😂😂😂

2020-12-15

19

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan ku
2 2. Terjebak Di Dunia Novel
3 3. Edgar, Aland, dan Roselie
4 4. Hutan Fairly
5 5. Kabur
6 6. Menghabiskan Waktu Bersama
7 7. Bersama
8 8. Ulang Tahun Roselie
9 9. Dimana Rasa Benci Itu?
10 10. Alurnya berubah!
11 11. Latihan Pedang
12 12. Awal Masalah
13 13. Ucapan Yang Menyakiti
14 14. Penyusup Kerajaan
15 15. Hukuman Yang Manis
16 16. Kastil Di Tengah Hutan
17 17. Teman Baru
18 18. Sebuah Dongeng Yang Nyata
19 19. Laki-laki misterius
20 20. Si Pangeran Kelam
21 21. Kado Ulang Tahun
22 22. Pertemuan Kedua Dengan Tokoh Utama Pria
23 23. Aku Adalah Pangeran Felix
24 24. Rencana Perjodohan
25 25. Ciuman Perpisahan
26 26. Rumor Tentang Roselie
27 27. Siapa Peramal Yang Asli?
28 28. Ramalan Kerajaan Ainsley
29 29. Menangkap Pelaku Yang Sebenarnya
30 30. Salah Paham
31 31. Mencari Roselie
32 32. Segel Sihir
33 33. Kecewa
34 34. Percaya
35 35. Aku Ingin Egois Sekali Saja
36 36. Laki-laki Menyebalkan
37 37. Laki-laki Asing Yang Misterius
38 38. Latihan Sihir
39 39. Sihir Es
40 40. Sosok Roselie Yang Berbeda
41 Pilih-Pilih Cover
42 41. Kilasan Kejadian Dalam Novel
43 42. Part Tersembunyi Dalam Novel
44 43. Mimpi Buruk
45 44. Menepati Janji
46 45. Para Peri Kecil
47 46. Akademi Bayangan
48 47. Membujuk Sang Tiran
49 48. White Wolf
50 49. Tes Akademi Bayangan
51 50. Kehebohan
52 51. Awal Yang Baru
53 52. Lagi-Lagi Terkejut
54 53. Hari Pertama di Akademi
55 54. Hukuman
56 55. Cemburu
57 56. Aku Hanya Menyukaimu
58 57. Dia Tau?!
59 58. Dia Menyukaimu!
60 59. Kita Adalah Teman
61 60. Pemilik Akademi Akan Datang!
62 61. Pesta
63 62. Ini Bukan Dunia Novel?
64 63. Memecahkan Misteri
65 64. Tiba Di istana
66 65. Kisah Masa Lalu [Bagian 1]
67 66. Kisah Masa Lalu [Bagian 2]
68 67. Kisah Masa Lalu [Bagian 3]
69 68. Akhirnya Misteri Ini Terjawab
70 69. Masih Misteri
71 70. Menceritakan semuanya
72 71. Kembali Ke Akademi
73 72. Pertarungan Sihir
74 73. Area Pertarungan
75 74. Sebenarnya Elina...
76 75. Terdesak!
77 76. Tidak Bisa Mengontrol
78 77. Pingsan
79 78. Kepingan memori Wilias
80 79. Mengungkapkan perasaan
81 80. Dialah orangnya
82 81. Membantu Elina
83 82. Festival
84 83. Pelepasan lentera
85 84. Tenggelam
86 85. Topeng merah
87 86. Curiga
88 87. Tentang Elina
89 88. Drama
90 89. Pembalasan dendam Roselie
91 90. Kotak dari Felix dan Danzel
92 91. Penculikan
93 Sorry:(
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Kehidupan ku
2
2. Terjebak Di Dunia Novel
3
3. Edgar, Aland, dan Roselie
4
4. Hutan Fairly
5
5. Kabur
6
6. Menghabiskan Waktu Bersama
7
7. Bersama
8
8. Ulang Tahun Roselie
9
9. Dimana Rasa Benci Itu?
10
10. Alurnya berubah!
11
11. Latihan Pedang
12
12. Awal Masalah
13
13. Ucapan Yang Menyakiti
14
14. Penyusup Kerajaan
15
15. Hukuman Yang Manis
16
16. Kastil Di Tengah Hutan
17
17. Teman Baru
18
18. Sebuah Dongeng Yang Nyata
19
19. Laki-laki misterius
20
20. Si Pangeran Kelam
21
21. Kado Ulang Tahun
22
22. Pertemuan Kedua Dengan Tokoh Utama Pria
23
23. Aku Adalah Pangeran Felix
24
24. Rencana Perjodohan
25
25. Ciuman Perpisahan
26
26. Rumor Tentang Roselie
27
27. Siapa Peramal Yang Asli?
28
28. Ramalan Kerajaan Ainsley
29
29. Menangkap Pelaku Yang Sebenarnya
30
30. Salah Paham
31
31. Mencari Roselie
32
32. Segel Sihir
33
33. Kecewa
34
34. Percaya
35
35. Aku Ingin Egois Sekali Saja
36
36. Laki-laki Menyebalkan
37
37. Laki-laki Asing Yang Misterius
38
38. Latihan Sihir
39
39. Sihir Es
40
40. Sosok Roselie Yang Berbeda
41
Pilih-Pilih Cover
42
41. Kilasan Kejadian Dalam Novel
43
42. Part Tersembunyi Dalam Novel
44
43. Mimpi Buruk
45
44. Menepati Janji
46
45. Para Peri Kecil
47
46. Akademi Bayangan
48
47. Membujuk Sang Tiran
49
48. White Wolf
50
49. Tes Akademi Bayangan
51
50. Kehebohan
52
51. Awal Yang Baru
53
52. Lagi-Lagi Terkejut
54
53. Hari Pertama di Akademi
55
54. Hukuman
56
55. Cemburu
57
56. Aku Hanya Menyukaimu
58
57. Dia Tau?!
59
58. Dia Menyukaimu!
60
59. Kita Adalah Teman
61
60. Pemilik Akademi Akan Datang!
62
61. Pesta
63
62. Ini Bukan Dunia Novel?
64
63. Memecahkan Misteri
65
64. Tiba Di istana
66
65. Kisah Masa Lalu [Bagian 1]
67
66. Kisah Masa Lalu [Bagian 2]
68
67. Kisah Masa Lalu [Bagian 3]
69
68. Akhirnya Misteri Ini Terjawab
70
69. Masih Misteri
71
70. Menceritakan semuanya
72
71. Kembali Ke Akademi
73
72. Pertarungan Sihir
74
73. Area Pertarungan
75
74. Sebenarnya Elina...
76
75. Terdesak!
77
76. Tidak Bisa Mengontrol
78
77. Pingsan
79
78. Kepingan memori Wilias
80
79. Mengungkapkan perasaan
81
80. Dialah orangnya
82
81. Membantu Elina
83
82. Festival
84
83. Pelepasan lentera
85
84. Tenggelam
86
85. Topeng merah
87
86. Curiga
88
87. Tentang Elina
89
88. Drama
90
89. Pembalasan dendam Roselie
91
90. Kotak dari Felix dan Danzel
92
91. Penculikan
93
Sorry:(

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!