Saat ini Roselie sedang bersama Edgar dan Aland di taman bunga yang terletak di belakang kamar raja Edward. Mereka bertiga sedang bersandar di sebuah pohon sambil memejamkan mata. Yang mereka lakukan hanyalah diam dan menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka.
Suasana begitu hening hingga tiba-tiba Roselie berdiri. "Kakak Roselie bosan." Ucap Roselie mengerucutkan bibirnya. Ia sudah bosan.
Suara Roselie membuat Aland membuka matanya. "Baiklah, kalau begitu kakak akan mengajak Roselie jalan-jalan di kerajaan."
Roselie mengangguk senang, ia sudah lama ingin melihat tempat-tempat di kerajaan ini. Kerajaan ini begitu besar bahkan sangat luas untuk ukuran sebuah istana.
"Aku ikut." Ucap Edgar yang mendengar daritadi. Dia sudah berdiri di samping Roselie dengan menggenggam tangannya.
"Apa yang kau lakukan?" Aland kesal melihat Edgar yang seenaknya menggenggam tangan Roselie.
"Aku? Sedang menggenggam tangan adik ku." Ujarnya santai lalu menarik Roselie. "Ayo kakak akan menunjukkan tempat-tempat menakjubkan di Kerajaan ini."
Baru satu langkah Roselie beranjak tapi tangan kanannya susah ditarik oleh Aland. Edgar dan Aland sama-sama menatap dengan tatapan permusuhan. Dan sekarang Roselie berada di tengah-tengah mereka dengan tangan yang digenggam kuat.
"Aku duluan yang mengajak Roselie kenapa malah kau yang menarik tangannya." Tukas Aland tajam sambil menarik tangan Roselie kearahnya.
"Kau yang mengajaknya tapi aku duluan yang menggenggam tangan Roselie itu artinya aku yang duluan." Edgar juga ikut menarik tangan Roselie ke arahnya.
"Kau curang."
"Tidak aku tidak curang tapi kau yang bodoh."
"Lepaskan adikku."
"Kau yang seharusnya melepaskan Roselie dia adik kecilku."
"Tidak, dia bukan adikmu tapi dia adikku."
Edgar dan Aland terus menarik tangan Roselie hingga Roselie jadi pusing. Kepalanya seperti diombang-ambing di laut. Tangannya juga sakit daritadi ditarik-tarik terus oleh Edgar dan Aland. Tidak Roselie tidak tahan.
"Dia itu ad....... "
"BERHENTI."
Dalam sekali hentakkan Roselie melepas cekalan tangan mereka dari tangannya. Setelah terlepas Roselie berjalan ke sembarangan arah dengan langkah sempoyongan. Kepalanya masih berkunang-kunang.
"Kepala Roselie pusing." Racaunya dengan tangan yang memegang kepala.
Aland yang melihat itu merasa bersalah. Dia terlalu kuat menarik tangan Roselie. Dia mendekati Roselie yang merasa pusing.
"Roselie kau tidak papa?"
Udah tau kepala ku pusing masih aja nanya. Kesalnya dalam hatinya.
"Tentu saja dia tidak baik-baik saja, bodoh." Ujar Edgar yang sudah ada di samping Roselie.
"Aku bertanya pada Roselie bukan padamu." Sinis Aland.
Astaga apa mereka mau bertengkar lagi. Tidak lihat kah mereka Roselie yang masih merasa pusing. Tapi mereka malah bertengkar. Lama-lama kepala Roselie bisa pecah jika setiap hari mendengar pertengkaran mereka.
Roselie yang tidak tahan mendengar pertengkaran itu dengan cepat mengalihkan pembicaraan. "Kakak ayo tunjukkan padaku tempat-tempat di kerajaan ini." Ajak Roselie melerai perdebatan mereka.
"Baiklah ayo ikut dengan kakak dan kakak akan menunjukkan tempat-tempat yang menakjubkan padamu." Ujar Edgar menarik tangan Roselie tapi dengan cepat di lepas Roselie. Ia tidak mau mereka bertengkar lagi.
"Tidak kali ini jangan ada yang menggandeng tangan Roselie. Biar Roselie yang menggandeng tangan kak Edgar dan kak Aland." Ucap Roselie dengan tangan kiri yang menggenggam Edgar dan tangan kanan kanan yang menggenggam Aland.
Walau tidak suka Edgar dan Aland tetap mengangguk. Dengan semangat 45 mereka mengajak Roselie ke tempat latihan pedang. Tempat itu biasanya tempat dimana seluruh kesatria belajar menggunakan pedang. Biasanya mereka latihan pedang sampai sore hari.
Hal pertama kali yang ia lihat adalah banyak kesatria sedang bermain pedang. Dan yang mengejutkan adalah hampir semua orang yang bermain pedang adalah anak kecil dengan usia sekitar 9,10,11, hingga 12 tahun selebihnya adalah pria dewasa yang mungkin guru mereka. Menurut novel memang anak seusia itu sudah diajarkan pedang tapi, ia kan baru melihatnya secara langsung. Dan menurutnya itu Keren!!!
Aneh memang tapi itulah yang dirasakan Roselie, ia merasa senang melihat seseorang bermain pedang. Ah andai ia bisa menggunakan pedang, pikirnya.
Binar kesenangan itu terlihat jelas di wajah cantik Roselie membuat Edgar tersenyum. Edgar membawa Roselie ke salah satu tempat duduk yang biasa disediakan. Dan menyuruh Roselie untuk duduk. "Roselie kau tunggu disini ya. Kakak akan latihan pedang dengan Aland."
Roselie mengangguk patuh. "Jangan kemana-mana dan tetap disini." Ujar Edgar memperingati Roselie. Dia takut adiknya hilang.
Lagi-lagi Roselie mengangguk patuh. "Bagus."
Roselie memperhatikan dengan baik latihan pedang Edgar dan Aland. Sebuah keberuntungan besar baginya jika bisa melihat secara langsung latihan pedang kedua pangeran. Ah salah satu keinginannya untuk melihat seseorang bermain pedang terwujud sekarang.
Sejak dulu Roselie sangat menyukai pedang, panah, pisau, dan senjata apapun itu. Baginya senjata-senjata itu selain dapat melindungi pemakainya tapi bisa membuat pemakainya menjadi keren. Bahkan dulu ia pernah sekali mencoba menggunakan pisau untuk latihan seperti yang ia lihat di televisi tapi tangannya malah terluka terkena pisau tajam itu. Tapi bukannya jerah ia malah semakin antusias untuk mencobanya lagi. Yah dulu ia melakukanya secara diam-diam setiap ia disuruh membersihkan dapur.
Lihatlah sekarang Edgar dan Aland terlihat sangat keren dan semakin tampan saat menggunakan pakaian khusus berpedang agar mereka tidak terkena goresan pedang dari lawan. Apalagi dengan tangan yang memegang pedang itu terlihat sangat luar biasa baginya.
Roselie bertepuk tangan senang saat latihan pedangnya akan segera di mulai. Semua orang yang mendengar tepukan heboh dari Roselie sontak menoleh padanya. Tapi Roselie acuh tak acuh, ia menganggap angin orang-orang yang memandangi nya aneh itu.
Latihannya dimulai. Edgar dan Aland memasang kuda-kuda yang kokoh. Mereka mencabut pedang dari sarung dengan hitungan seperkian detik saja. Tampak sekali mereka sangat terlatih dalam bermain pedang. Yang pertama melakukan serangan adalah Aland, dia menghunuskan pedangnya ke arah Edgar. Gerakannya begitu gesit dan tidak terduga tapi Edgar berhasil menepisnya dengan mudah. Tatapan mereka sama-sama mengintimidasi lawan.
Kali ini Edgar menyerang balik serangan dari Aland tadi. Tatapannya begitu tajam, dengan gesit Edgar menyerang Aland dengan pedangnya. Aland menggeser kakinya menghindari serangan balik dari Edgar. Mereka sama-sama menyerang dengat cepat dan tangkis. Latihan berubah menjadi pertarungan sengit dalam hitungan menit. Tidak ada yang mau berhenti diantara mereka. Suara gesekan pedang terdengar nyaring di tempat latihan itu.
Semakin lama pertarungan itu menjadi menegangkan saat Aland terkena goresan pedang dari Edgar. Melihat Aland yang terluka Roselie sontak langsung berdiri. Ia tidak menyangka mereka berdua akan saling menyakiti seperti ini. Roselie berpikir, apa karena pertengkaran mereka tadi mereka jadi bertarung seperti ini?
Tidak Roselie tidak bisa membiarkan mereka saling menyakiti. Ia harus menghentikannya!!! Tanpa berpikir panjang lagi Roselie berlari ke arah pertarungan itu. Roselie berlari saat Edgar dan Aland sama-sama menghunuskan pedang mereka.
"BERHENTI." Teriak Roselie. Dan sekarang Roselie berada di tengah-tengah Edgar dan Aland dengan dua ujung pedang yang mengarah ke lehernya.
"ROSELIE."
Edgar dan Aland langsung melempar pedang mereka ke sembarangan arah. Mereka kaget melihat Roselie yang tiba-tiba datang di tengah pertarungan dan ujung pedang mereka hampir melukai Roselie.
"Apa yang kau lakukan, ha? Kenapa kau berdiri di tengah-tengah pertarungan itu sangat berbahaya." Bentak Edgar. Tangannya memeriksa leher adiknya takut leher adiknya itu tergores.
Roselie menangis, air matanya dengan cepat menetes dan turun ke pipinya. Ia menangis bukan karena bentakan dari Edgar tapi ia menangis karena melihat lengan Aland yang terluka dan mengeluarkan darah. "Hikss..... tangan kakak berdarah."
Aland menggeleng, tidak suka melihat air mata adiknya yang jatuh karena dirinya. "Jangan menangis Roselie kakak tidak papa ini hanya luka biasa." Bujuk Aland agar Roselie tidak menangis lagi. Ia menghapus air mata Roselie yang masih mengalir.
Kenapa malah nangis sih!
Roselie sekarang merutuki dirinya yang terus menangis. Ia sangat malu sekali apalagi ia menangis disaksikan oleh semua orang disini. Seumur hidupnya Roselie tidak pernah menunjukkan sisi lemahnya apalagi menangis seperti ini.
"Tangan kakak hikss berdarah. Kakak harus segera diobati." Roseli mengelap darah Aland dengan gaun yang di pakainya.
Edgar yang melihat itu mendengus kesal.
Dasar pencari perhatian luka sekecil itu saja lemah.
Akhirnya Roselie dan Edgar mengantarkan Aland ke ruang pengobatan. Dan Edgar tak henti-hentinya menggerutu kesal melihat Roselie yang perhatian pada Aland. Jika tau Roselie akan seperti itu lebih baik dia membiarkan dirinya terluka tadi.
..............................
Ruang pengobatan
"Kakak harus istirahat disini dan jangan pergi kemana-mana. Ingat kan kata tabibnya tadi kalau luka luar kakak memang sudah sembuh tapi luka dalam kakak belum sembuh total jadi kakak harus banyak-banyak istirahat dan harus minum ramuannya." Ujar Roselie memberikan nasehat panjang pada Aland. Ia seperti ibu-ibu yang sedang memarahi anaknya.
Bukannya kesal karena mendengar omelan dari Roselie, Aland malah terlihat senang. Dia mengangguk setiap Roselie selesai menjelaskan.
Jika Aland senang karena mendapat perhatian dari adiknya beda lagi dengan Edgar yang duduk di kursi ruangan itu. Daritadi wajahnya sudah ditekuk kesal melihat Aland yang diperhatikan oleh Roselie. Dia tidak terima!!!
"Sudahlah Roselie kau sudah memberikan dia nasehat yang sama berulang kali." Ketus Edgar membuang mukanya ke arah jendela.
Roselie yang melihat sikap aneh Edgar mengedikkan bahu acuh. Tidak memperdulikan ucapan ketus Edgar. Dan itu membuat Edgar makin kesal.
Tiba-tiba Aland bertanya pada Roselie. "Roselie bolehkah kakak menanyakan sesuatu?"
"Tentu saja, kak Aland ingin menanyakan apa?"
"Kenapa Roselie bisa hampir jatuh ke jurang?" Pertanyaan itu membuat Roselie terdiam. Dan kali ini Edgar memasang telinganya baik-baik mendengar percakapan mereka.
"Em..... itu Roselie..... em saat itu... " Roselie tiba-tiba jadi gugup, ia ragu untuk mengatakannya. Ia sebenarnya juga tidak tau kenapa ia lebih memilih jatuh ke jurang ketimbang menyerahkan diri pada raja Edward.
Roselie menatap wajah Aland. Terlihat sekali jika Aland khawatir padanya. Ia mengehela nafas dan bercerita. "Saat itu Roselie lari karena takut raja Edward ingin menyakiti Roselie. Dan saat itu Roselie ada di ujung tebing. Pada saat Roselie berbalik raja Edward malah ada disana dan menatap Roselie dengan raut wajah marah dan em.........menyeramkan. Sebenarnya Roselie juga tidak tau kenapa Roselie malah memilih jatuh ke jurang tapi pada saat itu yang Roselie pikirkan adalah raja Edward ingin menyakiti Roselie. Lalu saat kaki Roselie tidak merasa ada pijakan lagi Roselie terjatuh." Roselie menghentikan ceritanya sebentar.
"Roselie pikir saat itu Roselie akan mati tapi tiba-tiba Roselie merasakan tangan Roselie digenggam kuat oleh seseorang dan itu adalah raja Edward. Roselie bingung kenapa raja Edward malah menyelamatkan Roselie. Setelah itu raja Edward menarik tangan Roselie ke atas. Karena syok dengan kejadian mengejutkan itu Roselie pingsan." Roselie mendongak ingin melihat raut wajah Aland. Dan Aland menghela nafas lega mendengar ceritanya barusan tapi ada kebingungan yang terlihat di matanya begitu juga dengan Edgar.
"Kakak pikir pria tua itu yang mendorong Roselie hingga Roselie hampir jatuh ke jurang ternyata tidak. Untung saja pria tua itu menyelamatkan mu Roselie jika tidak kakak tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan mu. Roselie kau seharusnya tidak melakukan itu. Kau tau kan itu adalah kesalahan mu." Ujar Edgar yang daritadi diam menyimak cerita Roselie.
"Edgar benar Roselie seharusnya tidak melakukan hal berbahaya seperti itu. Lain kali jangan mengulanginya." Peringat Aland dengan tegas. Ia tidak ingin kejadian ini terulang lagi.
Roselie mengangguk patuh. Iya tau ia salah dan melakukan tindakan bodoh. Lain kali ia tidak akan melakukan hal bodoh itu lagi.
"Sepertinya Roselie harus minta maaf." Yah seharusnya ia berterima kasih pada raja Edward yang sudah menyelamatkan nyawanya.
Edgar dan Aland mengangguk setuju dengan yang dikatakan Roselie.
"Baiklah kalau begitu kak Edgar harus menemani Roselie bertemu dengan raja Edward."
"Yah tentu saja kakak akan menemani Roselie." Ujar Edgar tersenyum senang. Akhirnya ia bisa berduaan dengan adik kecilnya.
"Kakak ikut Roselie." Ujar Aland. Dia juga ingin ikut menemani Roselie.
Edgar menggeleng tidak suka. "Tidak kau seharusnya istirahat Aland. Luka mu masih belum pulih, benarkan Roselie?" Ucapnya tersenyum penuh arti pada Aland.
"Kak Edgar benar kak Aland harus banyak-banyak istirahat."
"Tapi...... "
"Jangan ikut atau Roselie tidak akan bicara lagi pada kakak." Ancam Roselie menunjuk Aland dengan jari telunjuknya.
Sontak Aland langsung mengangguk. Dia tidak ingin adiknya tidak bicara lagi padanya.
"Ayo Roselie kita pergi." Edgar melemparkan tatapan mengejeknya ke arah Aland.
Sialan kau Edgar!!!
............................
Sebuah pintu yang elegan dan bernuansa emas menjulang tinggi dihadapan Roselie. Ia menoleh ke samping untuk melihat Edgar. "Kakak ini ruangannya?" Tanya Roselie memastikan.
Edgar mengangguk dan mengelus rambut Roselie. "Jangan takut, masuklah kakak akan menunggu disini. Jika pria tua itu macam-macam dengan mu kau harus teriak yang kencang, mengerti." Edgar tersenyum, menyemangati Roselie yang tampak gugup.
Melihat senyuman itu Roselie merasa sedikit tenang sekarang. Roselie menarik nafas dalam dan menghembuskan. Ia membuka pintu itu dengan perlahan dan masuk ke dalam. Sebelum masuk ia melihat Edgar yang menyemangati nya dari luar.
Ia melihat ke sekitarnya. Tidak ada siapapun disini. Apa ia harus keluar saja? Pikirnya. Pikiran itu dengan cepat ia tepis. Tidak ia tidak boleh keluar. Ia harus berani lagipula yang ia temui hanya raja Edward bukan hantu jadi ia tidak perlu takut. Ingat! tujuan sebenarnya ia meminta maaf yaitu mengambil hati sang raja kejam itu. Walaupun ia tau itu tidak akan berjalan dengan mudah tapi tidak ada salahnya mencoba.
"Apa yang membawa mu kemari." Suara datar nan dingin dari arah belakang membuat badannya menegang. Jujur suara raja Edward begitu menyeramkan tapi ia tidak boleh takut.
Dengan cepat ia menormalkan ekspresinya dan berbalik. Tatapan matanya bertemu dengan manik mata hitam milik raja Edward dengan cepat ia menundukkan kepalanya.
"Salam yang mulia raja."
Karena Roselie tidak menjawab pertanyaan nya, raja Edward berbalik. Roselie yang melihat itu gugup sendiri. Karena tidak ingin raja Edward pergi ia berlari dan menarik ujung jubah milik raja Edward.
Raja Edward berbalik, Roselie menunduk dan mundur selangkah. "Em Roselie ingin mengucapkan terimakasih karena telah menyelamatkan Roselie dan....... Roselie minta maaf karena sikap Roselie yang tidak sopan tiga hari yang lalu." Akhirnya kalimat itu terucap juga di bibirnya.
Raja Edward diam tidak berkomentar. Karena tidak ada jawaban Roselie mendongak dan tepat saat itu raja Edward ingin mengelus rambut panjang Roselie. Roselie pikir raja Edward ingin memukulnya, dengan segera ia mundur ke belakang dan menutup matanya. Tangan raja Edward berhenti dia menarik tangannya kembali.
"Pergilah." Ujar raja Edward dengan ekspresi datar dan berbalik.
Roselie memberikan hormat sesuai dengan yang diajarkan Farah padanya. "Terimakasih kasih yang mulia raja."
Setelah itu Roselie keluar dari ruangan. Di luar Edgar masih menunggu Roselie. "Roselie kau tidak papa? Apa dia menyakiti mu? Kau sudah berterima kasih padanya? Bagaimana reaksinya? Apa dia marah saat melihat kau datang?" Edgar memberikan pertanyaan yang beruntun pada Roselie. Jelas sekali ia khawatir.
"Roselie baik-baik saja kak dan raja Edward tidak menyakiti Roselie."
Edgar lega mendengar jawaban dari Roselie. Kemudian ia menarik tangan Roselie dan mengajak Roselie makan siang karena ini sudah tengah hari dan adiknya belum makan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Maafkan author yang lama banget update ceritanya. Author harus menyelesaikan tugas-tugas daring author baru setelah itu lanjut menulis. Semoga kalian masih suka sama cerita ini.
Episode kali ini cuman tentang Edgar, Aland, Raja Edward dan Roselie dulu. Dan di episode selanjutnya akan ada konflik kecil untuk Roselie. Nantikan episode selanjutnya ya 😉
Vote yang banyak, likeee terus, dan komen di setiap episodenya ya (≧∇≦)/
Salam dari author
Sampai jumpa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Hasmawati Bayzit
dikit dikit nangis terlalu lebay
2024-11-28
0
Ida Blado
gk suja karakter rassalie terlalu lebay cengeng dn bodoh
2022-04-06
0
Allisya Hurairah
thor kan bagus klu Roselie belajar n pandai main pedang
2021-05-25
2