Di hutan yang lebat Roselie berlari kencang ke suatu tempat. Roknya diangkat setinggi lutut agar tidak kotor saat berlari. Nafasnya terengah-engah saat hampir mencapai tempat tujuannya. Ia menurunkan gaunnya dan merapikannya. Ia mengatur deru nafasnya agar tidak terengah lagi saat tiba ditempat itu. Rambutnya yang ia ikat tadi di urainya hingga rambut keemasannya terurai sampai sebatas pinggang.
Roselie berjalan ke tempat yang pernah ia datangi dulu. Disana ia melihat dua orang yang ia kenal sedang bersandar di sebuah pohon dengan mata yang terpejam.
Apa mereka tertidur?
Dengan hati-hati Roselie berjalan ke arah dua orang itu tanpa menimbulkan suara. Ia berjalan ke arah Aland dan memandangi wajah Aland yang sangat nyaman tidur disini. Wajahnya begitu polos dan terlihat tidak berbahaya beda sekali yang Roselie lihat waktu itu Aland terlihat sangat dingin ditambah ekspresinya yang datar.
Roselie ragu, apakah ia harus membangunkan Aland atau tidak? Jika Roselie membangunkannya ia takut jika Aland akan marah tapi jika tidak dibangunkan tidak mungkin kan jika ia harus menunggunya sampai bangun.
Roselie diam tidak tau apa yang harus dilakukan. Ia ingin pergi mendekati Edgar yang masih tertidur tapi sebuah tangan yang hangat menghentikannya. Roselie tersentak dan berbalik ternyata itu tangan Aland dan dia sudah bangun.
"Jangan kesana temani aku disini."
"Kau curang."
Eh
Itu adalah suara Aland dan Edgar. Yah mereka sebenarnya tidak tidur hanya memejamkan mata sambil menunggu Roselie datang dan saat Roselie datang mereka pura-pura tidur.
"Eh kakak kesatria sudah bangun?" Ucap Roselie terkejut mendengar suara mereka berdua.
Mendengar panggilan dari adiknya itu membuat Edgar Kesal. Kenapa harus kakak kesatria?
"Jangan memanggilku kakak kesatria, panggil aku kakak." Ucap Edgar lembut tapi terdapat nada tegas disetiap kalimatnya.
Aland juga ikutan protes. "Yah mulai sekarang panggil aku kakak jangan kakak kesatria lagi. "
Roselie mengangguk polos tidak bertanya alasannya.
"Baik kak." Ucap Roselie tersenyum lembut.
Edgar dan Aland yang mendengar adiknya memanggil mereka kakak tersenyum sumringah.
"Yah panggil kami seperti itu." Ucap Edgar tersenyum lebar, tidak ada lagi ekspresi dingin dan datar padanya yang ada hanya tatapan lembutnya untuk Roselie.
Aland mengusap lembut kepala Roselie.
"Baiklah sekarang kakak harus jawab pertanyaan Roselie." Ucap Roselie berlagak tegas dengan ekspresi kesal yang dibuatnya.
Hal itu membuat Edgar tidak tahan untuk mencubit pipi adiknya. Dia mencubit pipi adiknya saking gemesnya dengan tingkah adik kecilnya.
"Ih kakak sakit tau." Roselie menggosok pipinya yang merah karena cubitan Edgar.
"Apa yang kau lakukan Roselie jadi kesakitan karena mu." Ucap Aland marah, dia mengelus lembut pipi Roselie yang merah.
Edgar merasa bersalah dan ikutan mengelus pipi Roselie. Yang dielus nampaknya tidak suka, ia menepis tangan dua orang yang dengan lancang mengelus pipinya sembarangan.
"Ih jangan elus-elus pipi Roselie." Ucap Roselie kesal.
"Lebih baik kakak jawab pertanyaan Roselie." Lanjutnya.
Edgar dan aland mengangguk.
"Kakak berdua sudah tau nama Roselie tapi Roselie tidak tau nama kakak siapa." Ucap Roselie cemberut dengan mulut yang mengerucut kesal.
Edgar dan Aland lupa mereka kan belum memperkenalkan diri. Mereka berdua tiba-tiba merasa sedih, adik mereka sendiri tidak tau siapa nama kakaknya.
Aland pura-pura berpikir. "Em Roselie juga sama. Roselie hanya mengatakan nama Roselie adalah Roselie saja. Sebutkan nama panjang Roselie dan kakak akan beri tau siapa nama kakak."
Roselie gelagapan setelah mendengar ucapan Aland. Ia tidak mungkin bilang jika ia adalah putri Ainsley, anaknya yang mulia raja Edward dan adik dari para pangeran. Bisa saja jika dua orang ini juga membenci putri Roselie karena membuat ratu Amber meninggal.
"Em, nama Roselie adalah em Roselie Freya Alfred. Yah itu nama panjang Roselie." Roselie menutupi kegugupannya dengan ekspresi polos dan senyum manisnya.
Mereka tau Roselie berbohong pada mereka. Tapi kenapa adiknya itu menyembunyikan identitas nya pada mereka. Edgar dan Aland saling pandang dan kembali menatap Roselie yang masih tersenyum.
Kenapa kau berbohong adik?
"Nama mu bagus Roselie. Baiklah aku juga akan memperkenalkan diri padamu." Ucap Edgar tersenyum supaya adiknya tidak gugup lagi. Edgar tau adiknya itu gugup karena mencoba membohonginya.
Jika adik kecilku ini berbohong maka aku juga akan berbohong.
Edgar berlutut dihadapan Roselie untuk menyamakan tinggi badan mereka. "Nama ku adalah Alden Feliando Edzard. Roselie bisa panggil kakak Alden." Ucapnya lembut.
"Dan namaku adalah Ezra Feliando Edzard. Roselie bisa panggil kakak Ezra." Ujar Aland ikut berbohong.
Cih kenapa namanya sama.
Edgar melayangkan tatapan sinisnya pada Aland yang dibalas sikap acuh oleh Aland.
Daripada pusing-pusing memikirkan nama apa lebih baik ikutan namanya Edgar.
Roselie mengangguk dan menarik tangan Edgar supaya berdiri. Ia tersenyum sumringah. "Ayo kak sekarang kita akan bermain di padang bunga."
Tanpa menunggu jawaban dua orang itu Roselie langsung menarik tangan Edgar untuk mengikutinya. Dan Edgar tersenyum melihat adik kecilnya menarik tangannya.
Setengah jam mereka berjalan akhirnya mereka sampai di padang bunga tempat favorit Roselie selama tinggal di hutan ini. Roselie sudah menebak pasti dua orang yang ia bawa ini pasti akan terpesona melihat pemandangan indah disini.
"Lihat tempat ini indahkan kak." Ucap Roselie tersenyum senang dan berbalik ingin melihat wajah mereka yang terpesona.
Tapi sepertinya ekspetasinya tidak sesuai dengan kenyataan. Bukannya malah terpesona atau tersenyum melihat pemandangan ini Edgar dan Aland malah melihat ke sekitar dengan tatapan datar seperti yang mereka lihat tidaklah indah dan bukan apa-apa.
"Yah ini indah tapi terlalu banyak bunga warna-warni disini dan bau bunganya bermacam-macam membuat hidung kakak jadi sakit menciumnya." Komen Aland dengan pedasnya setelah melihat pemandangan di depannya.
"Tempat ini indah tapi hanya ada bunga-bunga dan hanya ada satu pohon apel disini dan lihatlah bunga disini berwarna-warni mata kakak jadi sakit melihat banyak warna ini Roselie." Komen Edgar tanpa melihat wajah Roselie yang sudah menekuk kesal.
Roselie kesal, bagaimana mungkin hal seindah dan secantik ini di kritik seperti itu. Ia kira netizen itu hanya ada di dunianya ternyata disini juga ada netizen.
Dasar netizen mulut pedas!
"Kak Alden dan kak Ezra lebih baik berhenti bicara dan tidak usah bicara lagi." Ucap Roselie marah mendengar hinaan pada bunga-bunga cantik ini.
"Kenapa tidak boleh bicara?" Tanya Edgar dan Aland bersamaan. Mereka tidak tau letak kesalahan mereka hingga membuat adik mereka jadi marah.
"Kalau kak Alden sama kak Ezra bicara nanti mereka nangis karena kak Alden sama kak Ezra udah menghina mereka. Makanya lebih baik kakak tidak perlu bicara nanti mereka tambah nangis." Ucap Roselie aneh dan ambigu.
"Apa?"
Edgar dan Aland tidak salah dengar kan? Mereka nangis? Siapa yang menangis? Disini tidak ada orang lain selain mereka bertiga.
"Siapa yang menangis Roselie? Mereka siapa?" Tanya Aland bingung dengan ucapan ambigu adiknya.
"Siapa lagi kalo bukan bunga-bunga yang kak Alden sama kak Ezra hina. Lihat itu bunganya nangis gara-gara kakak."
Sontak Edgar dan Aland melihat kembali bunga-bunga yang ada di depannya dan seketika mereka berdua tertawa setelah mengerti maksud ucapan adiknya.
"Hahahah...... Roselie bunga tidak bisa menangis. adik kecil kakak memang polos sekali." Edgar tanpa sengaja mengucapkan kata 'adik kecil' pada Roselie.
Adik kecil?
"Adik kecil? Kak Alden bilang siapa?" Tanya Roselie bingung.
Edgar berhenti tertawa, dia keceplosan mengatakan Roselie adalah adiknya. Edgar mencari akal untuk membohongi adiknya supaya tidak ketahuan.
"Mendengar Roselie mengatakan yang menangis itu ternyata bunga kakak jadi teringat dengan adik kakak yang polos sama seperti Roselie." Ucap Edgar tersenyum dengan mata yang menatap lembut pada Roselie.
Melihat wajah meyakinkan Edgar, Roselie mengangguk percaya mungkin dia salah mengartikan ucapan Edgar tadi.
"Oh begitu, Roselie kira tadi kak Alden bilang Roselie adiknya kak Alden. " Ucap Roselie sambil terkekeh pelan.
Kau memang adikku Roselie
Aland memandang sendu pada adiknya. Dia bisa saja mengatakan jika dia adalah kakaknya Roselie tapi dia tidak bisa mengatakan itu sebelum tau alasan kenapa adiknya itu berbohong.
"Ayo kak Alden kak Ezra ikutin Roselie ya."
Roselie berjalan menuju hamparan bunga yang bermekaran diikuti Edgar dan Aland dibelakang. Mereka mengawasi Roselie agar Roselie tidak jatuh atau terluka.
Roselie berhenti didepan pohon apel yang besar dan sedang berbuah lebat. Buah apelnya berwarna merah ranum menggoda Roselie untuk memakannya.
Tanpa berkata apapun Roselie langsung memanjat pohon apel itu. Edgar dan Aland yang melihat itupun terkejut. Dengan cepat Aland menarik lengan adiknya, Roselie yang terkejut tangannya ditarik tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya dan bersiap jatuh ke tanah. Ia menutup matanya tidak ingin melihat adegan memalukan ketika dirinya jatuh.
HAP
"Dapat."
Roselie merasakan jika dirinya tidak merasakan sakit akibat jatuh ke tanah melainkan kedua tangan anak kecil yang kekar menggendongnya agar tidak jatuh. Roselie bisa merasakan jantung mereka yang berdetak cepat dan deru nafas mereka terasa di wajahnya.
Dengan perlahan Roselie membuka matanya dan hal yang ia lihat adalah wajah khawatir, cemas, dan marah dari sorot mata Edgar dan Aland. Ternyata yang menggendongnya adalah Edgar dan Aland. Dengan cepat Roselie berdiri.
Tangan Roselie yang tadi menggenggam kuat lengan Edgar dan Aland segera di lepasnya tapi bukannya terlepas Edgar dan Aland malah menarik tangan Roselie. Mereka berdua dengan cemas memeriksa tubuh Roselie, takut jika adiknya itu terluka.
Mereka memeriksa setiap inci tubuh Roselie dengan cemas berharap tidak ada luka sekecil apapun pada Roselie. Mereka bernafas lega saat tidak menemukan luka pada tubuh dan wajah adiknya.
Entah mengapa hati Roselie menghangat mendapat perlakuan seperti ini dari dua orang ini. Padahal mereka berdua masih orang asing baginya tapi entah kenapa hatinya merasa hangat dan dirinya merasa dilindungi setiap dekat dengan mereka.
"Roselie apa Roselie merasa sakit atau ada yang luka? Roselie baik-baik saja kan?" Tanya Aland khawatir, dia tidak bisa menutupi rasa khawatirnya saat melihat dengan matanya sendiri adiknya ini hampir saja jatuh.
Sama dengan Aland, Edgar pun merasakan hal yang sama. Dia begitu takut adik kecilnya terjatuh apalagi sampai terluka. Edgar pasti akan menyalahkan dirinya sendiri jika dia gagal melindungi adik kecilnya.
"Roselie baik-baik saja kak Ezra." Roselie tersenyum menyakinkan Aland yang masih khawatir.
"Terimakasih kak Alden kak Ezra kalau kak Alden dan kak Ezra tidak menolong Roselie pasti tadi Roselie sudah jatuh." Roselie tersenyum lembut pada Edgar dan Aland.
Aland mengangguk dan mengelus kepala Roselie dengan lembut.
TAK
"Aduhhhh."
Roselie mengadu kesakitan saat sebuah tangan menyentil keningnya. Ia ingin protes dan memarahi orang yang telah menyentilnya tapi tidak jadi saat tau siapa yang menyentil keningnya.
"Kenapa kau tidak hati-hati tadi? Bagaimana jika kami berdua tidak menangkapmu tadi kau pasti sudah jatuh. Dan kenapa kau memanjat pohon apel itu? Lihat pohon itu sangat tinggi, kau bisa jatuh dan terluka ketika memanjatnya. Kenapa kau begitu ceroboh Roselie." Ucap Edgar menasehati adik kecilnya yang selalu ceroboh.
Sekarang Edgar persis seperti seorang kakak yang memarahi adiknya yang nakal dan ceroboh. Aland menahan tawanya agar tidak keluar. Baru kali ini dia melihat Edgar begitu cerewet pada seseorang.
Sedangkan yang dimarahi hanya bisa menunduk tidak berani membantah. Lagipula ini bukan sepenuhnya kesalahannya. Jika saja Aland tidak menariknya ia tidak akan hampir jatuh tadi. Tapi ia hanya bisa diam tidak berani untuk protes.
"Maaf kak Alden Roselie janji tidak akan melakukan hal itu lagi." Ucap Roselie mendongakkan kepalanya melihat Edgar yang masih marah.
"Kak Alden masih marah ya." Tanya Roselie tapi diabaikan oleh Edgar. Dia harus diberi pelajaran agar dia tidak lagi ceroboh seperti tadi. Pikir Edgar.
Sekarang Aland menjadi penonton dari aksi marah Edgar pada Roselie. Menurutnya sangat seru melihat wajah memelas Roselie yang sangat imut itu.
Dia benar-benar marah ya
Roselie punya ide supaya Edgar tidak marah lagi padanya. Ia mendekati Edgar dengan mata polos dan tatapan imut andalannya. Wajah yang imut dan mata yang memandang polos pada Edgar. Siapa yang tidak akan luluh.
Astaga wajahnya
Cukup Edgar tidak tahan lagi, dengan cepat dia mencubit pipi adik kecilnya dengan gemas. Setelah puas mencubit pipi adiknya dia langsung memeluk adiknya dengan sayang. "Jangan diulangi lagi." Gumamnya yang hanya bisa didengar olehnya dan Roselie.
Roselie mengangguk. Mereka berdua merasa nyaman dengan pelukan ini. Hingga pelukan hangat itu hancur karena Aland.
Aland melepaskan pelukan Edgar pada Roselie dan sekarang Aland lah yang memeluk Roselie. Nyaman, itulah yang dirasakan Aland saat memeluk adiknya. Perasaan nyaman itu membuatnya semakin mempererat pelukannya pada Roselie.
Roselie tertawa dalam pelukan Aland. Dia merasa seperti seorang adik yang disayangi oleh kedua kakaknya. Ditengah pelukan itu seseorang memandangi mereka dengan wajah kesal bercampur cemburu. Baru saja Edgar ingin melepaskan pelukan itu tapi sudah dilepas oleh Roselie sendiri.
"Berhenti memeluk Roselie."
Aland tanpak tak rela Roselie melepas pelukannya tapi dia tetap mundur ke belakang bersejajar dengan Edgar.
"Kak Alden ambilkan buah apel itu untuk Roselie yah." Ucapnya dengan pupy eyes agar Edgar mau mengambilnya.
Edgar tersenyum lembut pada Roselie. "Tentu saja akan kakak ambilkan."
"Kenapa Roselie tidak minta saja pada kakak? Kakak akan mengambilnya jika Roselie minta." Protesnya pada Roselie yang malah menyuruh Edgar bukan dirinya.
Roselie terkekeh kecil dan menarik tangan Aland untuk duduk bersamanya di batu besar di samping pohon apel itu.
"Hahahaha...... muka kak Ezra kalau lagi ngambek lucu." Roselie tidak bisa untuk tidak tertawa melihat wajah orang yang di sampingnya ini kesal.
"Ini apelnya."
Sebuah tangan berisi lima apel terjulur di depan wajah Roselie, ia bahkan sampai kaget saat tau itu tangan Edgar.
"Cepat sekali kak Alden ngambil apelnya." Ucapnya dan mengambil lima buah apel itu.
"Tentu saja karena kakak memanjat dengan cepat." Ujarnya membanggakan dirinya di depan Roselie.
"Cih, dasar sombong cuman memanjat pohon saja membuat mu se sombong itu." Aland berucap ketus masih kesal.
Tidak ada yang dilakukan Roselie selain memakan apel merah itu sambil menonton pertengkaran antara Edgar dan Aland yang terlihat lucu baginya.
Wajah Roselie terlihat sangat senang saat melahap apel merah di tangannya. Bahkan ia tidak membagikan apelnya pada Edgar dan Aland.
Melihat adiknya yang terlihat sangat senang hari ini membuat hati mereka berdua menghangat. Senyum manis Roselie tidak pernah luntur diwajah cantiknya. Edgar dan Aland berharap hari ini waktu berjalan dengan sangat lambat agar mereka bisa menatap wajah bahagia adik mereka.
Tiba-tiba Edgar membuka suara saat dirinya terpikir satu hal. "Roselie apa Roselie tau tentang putri Ainsley yang diasingkan dihutan ini?"
Deg
.
.
.
.
.
Hai para readers 😊
Aku kabur dari tugas-tugas sekolah ku😭 lagi semangat 45 nih buat up makanya hari ini aku up dihari Selasa.
Biasanya aku update cerita di hari sabtu atau minggu soalnya aku memang nggak bisa ninggalin tugas-tugas sekolah ku. Tapi kali ini entah kesambet apa makanya jadi rajin gini🤗
Vote dan komen terus ya cerita ini💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ida Blado
menunggu roselie membalaskan perbuatan keluarganya
2022-04-06
0
v
hai thor..km msh skola smu ya?
2021-12-02
0
cungkring
akhirnya roselie gk sedih lagi. semangat thor
2021-03-04
1