Hidup memang seperti roda yang berputar,
Dulu aku yang menyakiti dan sekarang aku yang terluka,
Setidaknya masih ada kalian dengan senyum tulus itu, semua terasa ringan.
~~
Filla berjalan menyusuri koridor, sejak tadi ia ingin buang air kecil tapi tak berani permisi karena jam pelajaran diisi ibu Kepala Sekolah, dan dari rumor yang beredar selalu super galak, jadi Filla lebih memilih menahannya dan sekarang tibanya akan benar-benar tak tertahankan lagi.
Letak Toilet memang agak jauh dari kelas Filla, Nina tak bisa menemani karena sudah dijemput supirnya. Sebenarnya Filla masih takut sendiri di sekolah ini.
Filla membenarkan bajunya yang sedikit kusut setelah mencuci tangan dan sedikit berkaca didepan cermin didalam toilet, sampai tiba-tiba tarikan kencang membuatnya terkejut. "Ini kenapa?" tanya Filla heran saat dirinya sudah berada dipojokan setelah didorong.
Tiga gadis yang tadi menariknya tersenyum licik, "Masih nanya?" tanya gadis yang didepan, Filla tak mengenalnya tapi ia tahu kalau gadis ini berada ditingkat yang sama sepertinya tapi ia lupa dikelas mana.
"Mau kalian apa?" tanya Filla mulai terdengar marah, tentu saja ia sangat mengetahui situasi ini karena ia pernah berada di posisi ketiga gadis ini, membully.
"Jelasin Rin," ucap gadis yang baru Filla ketahui bernama Bianca dari name textnya.
Karin yang diperintah Bianca memegang dagu Filla kuat dan memajukan wajahnya agar lebih dekat dengan Filla, "Jangan sok kecakepan," ucapnya lalu melepas kasar dagu Filla.
Filla memegang dagunya yang terasa ngilu, "Gue nggak sok kecakepan," ucap Filla lalu mencoba keluar dari kurungan ketiga gadis ini.
Dengan cepat rambut Filla ditarik Bianca, "Eits, kita belum selesai!" bentak Bianca keras membuat Filla hanya bisa meringis menahan tarikan Bianca pada rambutnya.
"Lepas," ucap Filla berusaha melepas diri. "Mau kalian apa?" tanya Filla mulai kehilangan kesabaran.
Bianca menarik rambut Filla kencang membuat Filla tertarik kebelakang kembali membentur tembok, "Mau kita lo jauhi Rangga. Jangan keganjenan deh, lo pikir bisa dapetin Rangga yang udah lama gue incer? Jangan mimpi!" teriak Bianca tepat didepan wajah Filla.
"Gue nggak pernah deketin Rangga," ucap Filla dengan nada kesal.
Bianca menampar wajah Filla berulang, "Nggak pernah? Terus apa maksud lo tiap hari barengan dateng kesekolah sama Rangga? Busuk lo ya! Basi!" bentak Bianca tepat didepan wajah Filla.
Filla mengenggam tangannya kuat, ia sangat ingin membalas perbuatan Bianca, bukan perkara sulit mematahkan tangannya tapi ia mau tenang, lulus dengan baik dari sekolah bukan dikeluarkan seperti dulu, ia tak akan membuat ayah yang menolongnya kecewa apalagi bunda, "Gue nggak pernah deketin Rangga," ucap Filla geram.
"Masih mau ngelak? Lihat akibatnya," ucap Bianca sambil tersenyum menatap teman-temannya dan menarik Filla masuk kedalam toilet. Mendorong Filla hingga Filla tersungkur dilantai. "Jauhin Rangga atau gue buat hidup lo menderita?" bentak Bianca.
"Kenapa gue harus nurutin lo, lo nggak punya hak ngelarang gue!" bentak Filla memberanikan diri, sejak tadi diam membuatnya ingin sekali cepat meledak.
"Kurang ajar lo. Guys guyur dia," perintah Binca yang langsung mendapat anggukan dari teman-temannya, mereka menguyur Filla dengan air toilet sampai Filla basah kuyup sekarang.
"Rasakan," ucap Bianca sambil menampar Filla, ia tertawa gembira melihat Filla dengan luka lebam dan basah kuyup. "Cukup, udah cukup basah," ucap Bianca menghentikan aksi guyuran temannya pada Filla.
Bianca menarik rambut Filla kebelakang sampai wajah Filla mendonggak menatapnya, Filla menangis diperlakukan seperti ini untuk pertama kalinya, dan hanya bisa diam.
"Nangis? Baru tahu kan lo, lo berurusan sama siapa? Inget baik-baik, jauhin Rangga atau gue buat lebih parah dari ini," ucap Bianca lalu berlalu keluar dari toilet meninggalkan Filla, tapi setelah beberapa langkah, ia berbalik. Membuka paksa kancing baju Filla dan mengambil foto dibagian terlarang Filla. Lalu tersenyum licik. "Kalau sampai lo bongkar ini semua, gue sebar foto lo keseluruh sekolah," ucap Bianca lalu benar-benar pergi meninggalkan Filla sendiri.
Filla menangis sejadi-jadinya, lalu berjalan dengan lemas menuju kaca toilet yang menampakkan dirinya dengan beberapa lebam di tangan dan wajah, dan sekarang ia basah kuyup wajahnya pucat. Benar-benar berantakan. Filla terduduk setelah menatap dirinya sendiri.
Filla hanya bisa terduduk dan meringkuk memeluk lututnya, mengenang apa yang sudah dilakukan mereka para gadis pesikopat itu.
******
Disisilain terlihat Rangga sibuk memencet tombol ponselnya, menekan nomor 3, nomor Filla. Sejak tadi Filla bahkan belum mengangkat telepon darinya. Padahal biasanya jika ia menelpon dan berteriak menyuruh Filla cepat turun dan menemuinya diparkiran tentunya Filla dengan cepat akan menghampirnya sambil berlari. Tapi sekarang Filla tak menjawab telponnya sudah hampir satu jam.
Rangga melihat Filla dari kejauhan, "Itu dia, lelet banget sih," ucap Rangga kesal.
"CEPETAN, WOY GUE TINGGAL NI!" teriak Rangga yang sama sekali tidak digubris Filla, Filla berjalan sambil menunduk. "Lelet banget sih," bentak Rangga. Rangga melihat lekat Filla dan menyadari ada yang tidak beres didiri Filla. Rangga berlari kearah Filla. Tepat didepan Filla Rangga benar-benar terkejut melihat Filla dalam keadaan basah kuyup dan begitu banyak luka lebam ditubuhnya termasuk wajahnya disudut bibir yang mengeluarkan darah segar.
"Lo kenapa?" tanya Rangga khawatir sambil menggenggam kedua bahu Filla.
Filla hanya diam tanpa berani menatap Rangga.
"Filla? Kenapa?" tanya Rangga yang meraih gelengan kepala dari Filla. "Lo sampai basah kuyup dan banyak luka gini kenapa?" bentak Rangga yang kesal melihat Filla hanya diam. Rangga dengan sigap melepas jaketnya dan memakaikannya pada Filla. "Filla, gue tanya kenapa?" bentak Rangga yang mulai habis kesabaran.
"Jatoh ...," jawab Filla pelan.
"Bohong, mana ada jatoh sampai luka kayak gini," ucap Rangga.
"Jatoh ya jatoh Ngga, nggak usah dipersulit," bentak Filla membuat Rangga terdiam.
"Yaudah, kita pulang sekarang," ucap Rangga pelan, ia tak bisa lagi melihat Filla hanya bisa menunduk dengan keadaan seperti ini, lebih baik pulang dan tanyakan dirumah pikirnya.
Mereka sampai dirumah, bunda yang melihat Filla basah kuyup langsung menghampiri Filla, "Kenapa Kak?" tanya bunda khawatir.
Filla memaksa tersenyum, "Jatoh ditoilet Bun, ucap Filla, ia tak ingin bunda menghawatirkannya.
"Yampun Kak, bisa banyak luka gini, lain kali hati-hati," ucap bunda tak banyak menuntut walau terlihat jelas gurat tak percaya diwajahnya.
"Kakak mandi terus tunggu dikamar, nanti Bunda bawain obat," ucap bunda yang meraih anggukan kepala dari Filla.
"Yaudah Ngga, anter Filla kekamar," pinta bunda yang meraih anggukan kepala dari Rangga.
Rangga menuntun Filla sampai kekamar, tepatnya kamarnya yang dulu, "Sana masuk, kalau butuh apa-apa panggil gue aja," ucap Rangga yang meraih anggukan kepala dari Filla.
Filla langsung masuk kekamar begitupun Rangga yang masuk kekamarnya disamping kamar Filla, ia masih tak habis pikir dengan kejadian yang menimpa Filla. Filla langsung masuk kekamar mandi dan menguyur tubuhnya dengan air disower, ia duduk dibawah sower dengan terus menangis, masih terluka karena Bianca dan teman-temannya, baru kali ini Filla merasakan pembulian seperti ini, diremehkan bahkan dicaci. Ini pengalaman pertamanya membuatnya seperti ingin mati saja daripada melanjutkan hidup.
Dengan lemas Filla bangkit dan mandi lalu keluar, sudah hampir sejam ia dibawah sower mambuat ia kedinginan. Setelah berpakaian Filla langsung menarik selimut dan mencoba tidur.
“
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
IG @zmling_
20 like mendarat dulu, sisanya nyusul yah
Lanjut kak
Salam dari karya ku :
- Truth Or Dare? (Terjebak Cinta Pembunuh Psikopat)
- Mr. Mafia or Mr. Psychopath?
- IF LOVE
Jika berkenan jangan lupa mampir kak
2021-05-03
1
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
semangat membawa like
2021-02-13
1
Ika Sartika
yang sabar ya....
2021-02-06
1