Jam istirahatpun datang, disaat kebosenan dengan angka-angka yang ada dipapan tulis mulai hinggap, ini waktu yang paling ditunggu-tunggu anak sekolahan, Filla dan teman-temannya pergi kekantin untuk mengisi perut mereka yang mulai keroncongan itu, semua mata tertuju pada mereka berempat khususnya cowok-cowok, hal ini sudah sangat sering terjadi karena mereka adalah primadona sekolah, ya walaupun nggak pinter, dan nakal banyak orang yang menyukai mereka, karena kecantikan mereka berempat.
Mereka tak pernah memperdulikan tatapan memuja itu, mereka terus berjalan mencari tempat yang enak untuk makan siang, setelah menemukan tempat yang cocok mereka memesan makanan dan memakan makanan itu dengan canda tawa yang menghiasi keakraban mereka.
"Guys setelah ini bolos yuk, gue mau ajak kalian ke kafe yang baru buka itu, katanya makanan disana enak-enak, kan nggak mungkin pulang nanti kita kesana, Filla harus langsung pulang," Ola dengan wajah memelasnya menatap ketiga sahabatnya yang mulai berfikir sejenak.
Novi mengangguk cepat menyetujui ajakan Ola, "Gue juga udah nggak nahan bentar lagi kan jam Fisika, males banget deh," Novi menyeruput teh manis yang sejak tadi sudah ada dimejanya.
"Ya udah yuk, tunggu apalagi?" Filla menarik ketiga sahabatnya menuju parkiran. Mereka jalan-jalan mengelilingi setiap penjuru kota Jakarta, menghabiskan waktu dengan bersenang-senang, tanpa memperduikan apa yang akan terjadi nanti kalau orangtua mereka tahu kalau mereka bolos.
******
Bukan sahabat jika tak ingin saling menggenggam, bukan teman jika selalu menghindar.
~~
Terdengar lagu korea Baechigi ft Punch Fly With The Wind, lagu kesukaan Filla, Filla memang sudah lama suka dengan lagu-lagu Korea buktinya sekarang salah satu lagu korea tersebut menjadi nada dering ponselnya dari dulu. Filla bergegas menjawab panggilan tersebut, yang ternyata dari Ola.
"Fill tolongin kita dong," Terdengar suara Ola yang ketakutan diseberang sana, Filla duduk diatas kasurnya mencoba mencari posisi yang pas.
Disampirkannya rambut kebelakang telinga, mendengar Ola yang belum jelas dengan ucapannya, "Tolongin apa, lo kenapa La? Jangan bercanda deh," Filla mulai kesal karena Ola tak kunjung menjawab pertanyaannya, yang terdengar hanya napas Ola yang tidak teratur karena ketakutan.
"*Ni gue sama Novi dicegat sama gengnya Rasti, kita nggak bisa pulang ni, kita takut banget Fill. Mereka rame banget dan kita sekarang cuma bisa sembunyi, mereka nyari lo Fill*," ucap Ola setengah berbisik.
"Kok bisa sih La?" tanya Filla heran, bagaimana bisa di jam malam seperti ini mereka bisa keluar rumah. Padahal tidak ada janji keluar malam ini.
"Nanti gue jelasin, dia mau lepasin kita kalau lo mau balapan sama dia," lanjut Ola yang semakin ketakutan, walau terdengar Novi yang mulai marah, tapi Ola terdengar menahannya dan memilih bersembunyi.
"Ya udah, lo tunggu, bilang sama dia gue bakalan kesana," Filla mematikan sambungan telpon dan mengambil jaketnya lalu berlari keluar. Sialnya papa berada diruang keluarga.
akhirnya Filla memilih kabur dari rumah melalui balkon kamarnya menggunakan kain yang panjang untuk meluncur kebawah. Filla tidak takut dengan apapun kalau sudah mengancam sahabatnya dia akan melakukan hal nekat sekalipun kalau temannya dalam bahaya, Filla bergegas mengambil motornya dan pergi ketempat yang sudah di SMS Ola.
Sesampainya disana, Filla dibuat terkejut dengan pandangan yang ada didepannya, kedua temannya sudah seperti badut di pancoran yang siap tapil di jalanan.
"Akhirnya lo dateng, gue kira lo nggak bakalan dateng Filla. Yang sekarang anak Mama," ucap Rasti dengan senyum jahatnya, diikuti beberapa temannya dibelakang yang ikutan tertawa menatap Filla.
"Lo berani ya macem-macem sama gue, lo bikin sahabat gue kayak gini!" Filla menunjuk sahabatnya yang terikat dengan dandanan yang sudah tidak bisa diceritakan lagi hancurnya, dengan lipstik sampai hidung, dan bedak yang tebal menutupi wajah mereka.
"Ya berani lah, lo yang duluan rebut pacar gue, lo bikin masalah sama gue sekarang lo rasain pembalasan gue!" Rasti maju lalu menunjuk wajah Filla dengan jari telunjuknya, tatapannya seolah ingin menerkam Filla.
Memang Filla sudah lama ada konflik dengan Rasti, karena Rasti menyangka, Filla sudah merebut Adit pacarnya, padahal Aditlah yang memohon kepada Filla agar mau jadi pacarnya, dan Filla menolaknya mentah-mentah karena memang dia tidak pernah suka Adit, tapi Adit terus saja mendekati Filla sampai sekarang.
"Gue nggak pernah rebut Adit dari lo, kalau Adit mutusin lo, ya lo lah yang harusnya introfeksi diri jangan nyalahin orang lain," ucap Filla pedas membuat darah Rasti naik, dan menjambak rambutnya kesal.
Dengan kekuatan yang masih ia miliki, Filla dengan sekali hentakan membuat tangan Rasti yang bertengger dirambutnya terlepas, "Kalau lo nggak kegatelan Adit juga nggak bakalan suka sama lo," teriak Rasti.
"Adit yang kegatelan bukan gue," elak Filla yang ikut menatap senggit pada Rasti.
"Oke kita buat taruhan sekarang, kita balapan, kalau gue menang temen lo gue siksa malem ini dan lo harus berlutut dihadapan gue minta maaf dan buat Adit balikan sama gue," Tantang Rasti yakin sambil mengibaskan rambutnya.
"Tapi, kalau gue menang, lo lepasin temen gue dan lo yang cium kaki gue dan satu lagi lo harus nurut sama gue malem ini," Filla balik menantang. "Oke biar adil lepasin temen gue,” tambah Filla saat melihat sahabat-sahabatnya yang masih terikat."
"Yaelah butuh pendukung? Yaudah lepasin guys mereka berdua, gue cuma mau lihat mereka bakalan bahagia malem ini apa kecewa," Rasti tersenyum licik menatap Ola dan Novi yang sedang berusaha dibebaskan Bianca dan Amel.
Balapanpun dimulai, setelah bendera terangkat keduanya langsung menancapkan gas, dan ternyata Filla sampai kegaris finish dan tentu saja dalam pertandingan kali ini, Filla yang menang, teman-teman Filla langsung memeluk Filla dan memuji serta mengucapkan terimakasih kepada Filla, karena telah menyelamatkan mereka. Sedangkan Rasti membanting helemnya karena kesal.
"Gue belum lupa ya, apa kesepakatan kita," ucap Filla setelah berada tepat ditelinga Rasti yang membuang muka karena kesal akibat kekalahannya.
"Menang juga cuma beruntung!" Rasti menatap Filla kesal, dan masih saja mengibaskan rambutnya dengan sombong.
"Walaupun cuma beruntung, tetap aja gue menang. Kalau kalah, ya terima aja jangan sok gitu, geli gue liatnya," olok Filla mengikuti gaya Rasti yang mengibaskan rambutnya.
"Oke gue orang yang nepatin janji, nggak licik kayak lo," ucap Rasti kesal.
Filla tersenyum penuh kemenangan, "Bagus, kalau lo tepat janji," tambah Filla masih dengan senyumannya yang membuat siapa saja menatapnya ingin sekali mencakarnya termasuk Rasti.
"Sekarang jangan pernah cari masalah sama gue."
Rasti tersenyum kecut lalu mengangguk sambil melipat kedua tangannya.
"Dan yang kedua, lo turutin apa mau gue malem ini," Filla dan teman-temannya mengerjai Rasti and the geng lari 5 kali keliling lapangan dan setelah itu disuruh duduk diam dan Filla menyuruh kedua temannya mendandani mereka seperti apa yang telah dilakukan Rasti kepada mereka berdua.
Rasti hanya diam menurut, Lo nggak tahu aja gue bakalan bikin lo nyesel udah ngelakuin ini, batin Rasti.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Mael
parah sih, ceritanya sebagus itu
2021-05-03
1
❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ
smngt upnya
2021-04-21
1
Emonee
like lanjut
2021-02-07
1