Tak ada jawaban, pria kecil itu masih sibuk menyantap kue coklat buatan bunda siang tadi. Filla mencoba menyetarakan tingginya dengan anak itu. Saat mencoba membuat Anton menghadapnya betapa terkejut ia melihat Anton yang masih dalam keadaan mata terpejam dan mulut penuh coklat dan tak lupa iler yang menetes tak karuan dilantai, Filla jadi geli melihat betapa joroknya Anton, "Dia tidur sampil jalan?" tanya Filla pada dirinya sendiri saat melihat Anton yang tak bergeming. "Dek? Kamu beneran tidur?" tanya Filla memastikan walau ia memasang wajah geli melihat keadaan Anton sekarang.
"Ngapain sih kalian malem-malem nongkrong didapur?" ucap Rangga membuat Filla tersentak.
Filla mengelus dadanya, "Yaampun Ngga, bisa nggak? Nggak ngagetin," ucap Filla kesal saat melihat Rangga yang menyender didaun pintu dapur.
"Ya, kalian kenapa malem-malem kelayapan?" tanya Rangga.
"Gue mau minum, nggak tahu ni Anton. Masak tidur sambil jalan?" adu Filla membuat Rangga mendekat.
Rangga melihat Anton yang dalam keadaan tidur masih dengan coklat yang belepotan dan air liur yang mengeces ketanah tanpa henti, "Ihhh, jorok banget sih ni anak, Bunda nemu dimana sih?" seru Rangga geli sendiri.
"Dia emang suka gini?" tanya Filla sambil menunjuk Anton.
"Bukan suka tapi kewajiban. Tiap malem pasti kayak gini, tidur sambil jalan, ngabisin semua makanan dan ihhh yang paling geli ilernya itu," ucap Rangga sambil mengangkat bahu.
Sekarang Filla tahu, kenapa Rangga enggan tidur bersama Anton ternyata ini alasannya. Bahkan Filla jika kepepetpun tak akan mau tidur dengan Anton, benar-benar jorok tingkahnya.
"Kakak-kakak ngapain disini?" tanya Anton, sepertinya sudah sadar dari tidur berjalannya. "Lo yang ngapain disini? Tengah malem masih aja ngelindur," ucap Rangga kesal.
Anton menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu menyengir, "Aku juga nggak tahu Bang," ucapnya tanpa dosa.
"Udah sana kekamar, cuci muka dan buang tu iler, ih jorok banget sih Ton," ucap Rangga masih bergidik ngeri.
"Siap Bos," ucap Anton lalu berlalu kembali kekamar.
"Lo juga, katanya mau minum, minum terus balik sana kekamar, gue nggak mau diganggu," ucap Rangga lalu berjalan menuju meja makan dan duduk disana. "Tunggu apa lagi? Cepet, gue lagi nggak mood berantem," lanjutnya.
"Terserah deh," ucap Filla lalu mengambil air dan kembali kekamar, menurutnya berdebat dengan Rangga akan menambah masalah saja, akan berkepanjangan bisa-bisa sampai pagi, jadi lebih baik bocan dengan damai.
*****
"Duh cepetan kali, udah minta ditemenin tapi lama banget," oceh Rangga sambil berjalan cepat meninggalkan Filla yang susah berjalan karena sepatu hak tingginya. "Lagian ke Butik doang pake sepatu tinggi, buat apa coba? Nyusahin aja," sambungnya sesekali menoleh pada Filla yang masih sulit menyetarakan langkahnya dengan Rangga.
"Ya sabar kali, gue bukan robot yang bisa selalu serba cepet. Lagian terserah gue dong mau pake sepatu hak kek, mau pake sepatu apa kek, terserah gue dong, bukan urusan lo," ucap Filla nyolot.
"Dasar cewek ribet," ucap Rangga lalu mempercepat langkahnya lagi. Ia menghampiri motornya yang berada dibawah pohon mangga. Ia mencoba menghidupkan motor itu, tapi nihil, motornya tak mau menyala, padahal ini baru pertama kalinya motor itu bertingkah pikir Ranga.
"Duh, kenapa lagi tuh motor? Dasar pemilik sama motornya sama aja yah? Banyak tingkah," ledek Filla sambil menepuk jok motor Rangga.
Rangga menjauhkan tangan Filla dari motornya dengan paksa, "Dia ngambek nggak suka sama lo, biasanya juga nggak kayak gini," ucap Rangga kembali meledek.
"Duh ..., ya kalau motor banyak tingkah mah berarti sama aja tuh sama pemiliknya," Filla masih kekeh menjahili Rangga yang sibuk mengotak-atik motornya dengan wajah yang super sebal.
Rangga menghapus keringatnya kesal. Lalu menatap Filla dengan tatapan mematikan, "Nyerocos aja bantuin kali," ucapnya.
"Ye kalau cuma ngebenerin motor kayak gini doang ma kecil," Filla menjentikkan jarinya sambil tersenyum penuh arti dan menaikkan alisnya menatap Rangga.
"Rangga tersenyum meremeh,“Kecil-kecil emang lo bisa apa? Cewek manja kayak lo mana ngerti mesin bisanya paling shoping doang," ledek Rangga lalu kembali mengotak-atik mesinnya.
"Kalau gue bisa benerin gimana?" tanya Filla yakin sambil menaikkan alisnya.
"Gue turutin deh apa mau lo, heh palingan juga entar ngeluh tangannya kotor," arangga masih saja meremehkan Filla.
"Veneran ya, gue pegang janjinya," ucap Filla sambil mengulung legan dressnya.
"Iya-iya palingan juga nggak bakalan nyala tuh motor. Udahlah entar lo nangis, gue nggak mau tanggung lo," Rangga berdiri menatap Filla dengan tatapan meremehkan. Ia sibuk melipat tangannya didepan dada, melihat Filla yang masih sibuk menggulung kengan dressnya yang panjang.
"Sini gue liat dulu," Filla berjongkok memeriksa motor Rangga, ia bahkan sambil tersenyum saat melihat masalah yang ada pada motor Rangga. Ia jadi ingat dengan motor kesayangannya yang hampir mirip dengan motor Rangga walau motornya lebih mahal. "Tuh, coba aja distater, kalau nyala inget janji ya Bro," ucap Filla sambil menepuk pundak Rangga.
Rangga melihat motornya dengan seksama, "Kepedean banget, kalau nggak nyala lo yang harus teraktir gue," Tantang Rangga masih tak percaya Filla bisa memperbaiki motornya.
"Oke," jawab Filla yakin.
Saat dicoba Rangga, motor itu kembali menyala, dan Rangga menatap Filla tak percaya, menurutnya sangat tidak masuk akal anak manja seperti Filla bisa memperbaiki motor yang bahkan dia pun tak bisa memperbaikinya.
Filla tersenyum bangga, "Tuh kan nyala. inget janji kan sekarang teraktir gue makan ice cream," ucap Filla sambil tersenyum.
"Palingan juga karena loh beruntung hari ini," Rangga dengan sikap coolnya masih saja meragukan kemampuan Filla.
"Yang bener aja sih? Gue capek-capek benerin motor lo, jangan bilang lo mau ingkar janji," ucap Filla menunjuk Rangga dengan tatapan sebal.
"Eh, nggak mungkin gue ingkar janji, cuma nggak mungkin lo bisa benerin motor gue kalau loh nggak beruntung," celetuk Rangga.
"Ya gue emang selalu beruntung," balas Filla sambil memeletkan lidahnya.
"Yaudah cepetan mau gue tinggalin nih?" tanya Rangga yang sudah berada diatas motornya.
Filla bergegas menaiki motor Rangga karena takut Rangga akan benar-benar meninggalkannya.
Berapa menit kemudian mereka sampai di sebuah Butik, Butik ini memang diperuntukkan menjual seragam sekolah atau membuat pesanan seragam sekolah mulai dari TK sampai jenjang perkuliahan.
Rangga dengan cepat menarik Filla masuk kedalam Butik. "Cepetan cari seragam lo, abis itu kita balik, males tahu nemenin lo kayak gini, kalau bukan karena bunda, gue enek banget anterin lo beli seragam," celetuk Rangga membuat Filla menjitak kepalanya. "Sakit nyinyir," ucap Rangga sambil menggosok kepalanya.
"Santai kali, baru juga nyampe udah ngajak pulang," ucap Filla kesal.
Rangga memilih diam daripada kena jitakan Filla yang lumayan menyakitkan, kalau ia mengeluarkan suara lagi bisa-bisa kepalanya sakit lagi, jadi dia pikir lebih baik diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
kathy °𝐍𝐍᭄ ♛⃟⃝𓆊
salam dari SMP WMB 💗😘🌺
2021-04-16
1
Kadek Samiari
terus temennya gimana ya,ola ,novi,sm caca?
2021-04-04
1
Novia Azhari
SERU BANGET..
2021-03-13
2