Nilai ujian akhir Filla benar-benar anjlok, banyak nilai yang dibawah rata-rata. Hanya beberapa yang tuntas tapi tentunya tak akan bisa menutupi kekurangan nilai yang lain.
Setelah pelajaran selesai, Filla dan sahabatnya bergegas akan pulang kerumah, dan ternyata saat sampai di depan gerbang SMA, terlihat Rasti dan teman-temannya, dan kali ini jumlah anggota Rasti lebih banyak dari sebelumnya, ada sekitar 15 orang termasuk Rasti yang mencegat mereka, Filla bingung karena menurutnya urusannya dengan Rasti sudah selesai pada malam itu dan ternyata masih berkelanjutan sampai saat ini.
15 orang itu langsung menyerang Filla dan ketiga temannya, melihat ini semua siswa SMA yang menjadi fans Filla langsung menolong Filla melawan kawanan Rasti, terjadilah perkelahian sengit diantara kedua sekolah tersebut, kelakuan ini pasti telah mencoreng nama baik sekolah, karena kedua sekolah adalah sekolah favorit atau lebih tepatnya sekolah yang menjadi contoh untuk sekolah lain.
Setelah dipisahkan oleh Scurity yang ada disekolah Filla dan warga setempat, pertempuranpun berhenti dan Filla serta teman-teman yang mengikuti pertempuran, menghadapi Kepala Sekolah, sedangkan Rasti dan gengnya dipulangkan kesekolah untuk diintrogasi juga oleh Kepala Sekolah mereka, untung saja kasus ini tidak sampai ke polisi.
Kejadian itu mengakibatkan semua orangtua murid yang terlibat, dipanggil tepat dihari itu tanpa terkecuali. Rapat dadakan yang diadakan ini membuat semua orangtua yang sibuk harus hadir, tentunya memancing pro dan kontra diantaranya. Setelah semua orangtua murid datang kesekolah menghadap Kepala Sekolah rapatpun dimulai, tak terkecuali orangtua Filla yang sudah memang sangat kesal terhadap anaknya, guru menasehati murid-muridnya dengan keadaan marah, orang tua hanya bisa meminta maaf kepada pihak sekolah atas kelakuan anaknya.
"Kalian sebentar lagi akan naik kelas ketingkat yang lebih tinggi bersikaplah lebih dewasa. Filla, Novi, Ola, katanya kalian yang mengakibatkan perkelahian ini, coba jelaskan apa yang terjadi," ucap kepala sekolah yang sudah naik darah menghadapi murid-muridnya, sejak tadi memang matanya tertuju pada ketiga gadis itu.
"Kita juga nggak tahu Buk, tiba-tiba mereka nyegat kita didepan gerbang dan ngajak berantem, kita cuma bela diri aja Buk," jawab Novi tanpa ada takut didalam dirinya, baginya jika memang tidak bersalah untuk apa takut.
"Bela diri kata kalian? Tidak mungkin beladiri tapi ajak siswa lain. Iya kalau cuma kalian saja, ini satu sekolah yang terlibat, apa itu namanya bela diri Novi?" bentak Bu Rita selaku Kepala Sekolah.
"Kita nggak ngajak mereka Buk, mereka langsung aja ikut berkelahi. Jangan salahin kita dong, mereka yang mau, bukan kita yang minta," Ola membela diri dari tuduhan Bu Rita walau ia juga sangat takut dengan situasi ini berbeda dengan Novi yang terlihat tenang, Ola lebih seperti ketakutan, terlihat jelas ia sibuk meremas tangannya. Seperti kegiatan yang sangat ia sukai.
"Diam Ola, Filla coba jelaskan katanya masalahnya ada pada kamu dan anak bernama Rasti itu," tanya Bu Rita to the point.
"Gini Buk, dia kira saya ngerebut pacarnya Bu, dan saya nggak merasa merebut Buk," ucap Filla membela diri, ia saja bingung entah darimana Bu Rita bisa tahu masalah kecil itu.
"Aduh Buk, masalah cinta monyet kita yang lagi rapat harus dateng kesini, nggak penting banget!" ucap salah satu orangtua murid.
"Maaf Buk, saya mengundang para orangtua tujuannya baik, saya mau menyelesaikan semuanya dengan jelas tanpa ada kesalahpahaman, bukan hanya mengurus masalah cinta monyet anak-anak," jelas Bu Rita dengan tenang kepada orangtua murid yang mulai ngedumel.
"Alah, menghabiskan waktu, masalah anak ini sudah sering kami dengar. Tukang buat onar!" Dengan tiba-tiba Filla didorong sampai menumbruk meja guru oleh salah satu orangtua murid.
"Tente santai dong, saya juga nggak tahu disini. Kurang ajar banget sih, mau saya laporin polisi atas tuduhan upaya mencelakakan?" tanya Filla kesal karena didorong tiba-tiba.
"Anak kemarin sore saja sudah kurang ajar," tambah ibu itu lagi sambil membuang muka.
"Saya nggak kurang ajar, kalau Ibu juga bisa sopan!" bentak Filla membuat seiisi ruangan menatapnya heran dan kesal.
"Filla! Cukup! Kamu makin hari, makin kurang ajar!" bentak papa yang sejak tadi hanya diam menatap tingkah anaknya.
Seketika Filla hanya diam, kali ini papanya membentak dengan tegas didepan semua orang, bukan hanya didalam rumah, harga diri Filla seakan tercoreng seketika, "Pa, Papa lihat kan? Filla dari tadi coba diem, tapi apa Mereka terus sudutin Filla," adunya pada papanya.
"Cukup, Papa kecewa sama kamu," papa memilih keluar dari ruangan Kepala Sekolah dengan amarahnya. Sedangkan Filla hanya diam menatap mata semua orang disini menyudutkannya.
"Siapa pacarnya?" tanya bu Rita mengalihkan perhatian Filla.
Filla terdiam sejenak lalu menghembuskan napas pasrah, "Adit Buk, dari kelas IPS 2."
"Nggak mungkin karena salah paham saja Filla, katanya kemaren kalian balapan liar di jalan, dan kamu menang Filla, jangan-jangan gara-gara hal itu kalian tauran?" tebak Bu Rita.
"Tidak Buk, kemarin dia yang ngajak balapan, terus-" ucapan Filla terpotong bentakan bu Rita.
"Terus apa? kamu mau kan? Ibu tidak habis pikir sama kamu Filla, nilai ujian paling jelek seangkatan, dan balapan liar, terus sekarang bisa dibilang tauran antar sekolah. Apa mau kamu Filla?" tanya bu Rita tegas.
"Baiklah Filla, kamu harus baikan dengan Rasti hari ini, Rasti akan Ibu undang kesini," ucap Bu Rita sambil menekan nomor telepon.
"Buk, jadi menurut Ibu ini semua salah saya? Saya udah bilang nggak tahu apa-apa Buk," ucap Filla menatap bu Rita penuh harap, sekarang siapa yang akan mempercayainya, sahabat-sahabatnya hanya diam disebelah orangtua mereka tanpa mau menjelaskan apa-apa. "Nov, La, jelasin semuanya. Kalau gue nggak salah," pinta Filla menatap kedua sahabatnya yang masih memilih diam tanpa kata.
"Novi, Ola, kalian bisa jelaskan?" tanya bu Rita menatap Ola dan Novi. Yang ditatap hanya menggeleng, membuat Filla hanya bisa menganga menatap temannya yang juga tidak berada pada pihaknya.
"Lihat, apa yang kamu mau jelaskan lagi Filla, ketika teman-teman kamu saja tidak tahu ini semua. kamu pikir Ibu bodoh? Ibu sudah menanyakan Rasti apa benar dia pacar Adit, dan ternyata Adit dan Rasti tidak pernah pacaran dan semua ini karena balapan liar dan kesepakatan kalian yang tidak masuk akal itu, apa Ibu harus sebutkan kesepakatannya? bahkan Ibu sudah memiliki bukti vidio bahwa kau yang sudah menganiaya Rasti, mau Ibu tunjukin vidionya?" tanya Bu Rita sambil mengangkat ponselnya, terlihat jelas bahwa vidio itu ada didalam ponselnya.
"Buk, mereka bohong, kemaren mereka menyekap Novi dan Ola, aku cuma bantu Novi sama Ola bebas, dan syaratnya ya balapan itu," jelas Filla meminta Bu Rita mempercayainya, sekarang tidak ada orang yang berada dipihaknya, semuanya seakan pergi, baik papa ataupun sahabat-sahabatnya yang selama ini selalu mendukungnya. "La, Nov, ceritain, kalian jangan cuma diem aku terlibat ini karena kalian," ucap Filla menatap Novi dan Ola yang hanya diam menahan tangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Spending fc
ini yg namanya hukum dunia yg benar di salahkan yg salah tertawa puas bahkan temenya pun tak mau ikut susah maunya di saat senang sj
2021-04-16
1
Liana Antika
trus sahatnha pihak kesiapa dong 🤔
2021-03-28
1
Ika Sartika
kasian. juga filla ga ada yg bantuin...itu sahabatnya kenapa diem
2021-02-06
1