"Masih bisa melawan kamu Filla?" uap papa dengan nada tinggi yang membuat Filla jadi sedikit takut dengan papanya. "Kamu benar-benar sudah kelewatan Filla, kamu pikir Papa nggak tahu kalau kamu habis belanja tadi siang? Apa yang kamu beli sampai 6 juta tagihan kartu kreditnya Filla, bagaimana nanti kalau Papa sama Mama udah nggak ada dan kamu udah nggak punya apa-apa lagi, baru kamu tahu rasa menyesal Filla."
"Sekarang iya masih ada Papa sama Mama hidup kamu juga enak karena kebutuhan kamu selalu tercukupi lebih dari cukup kalau nanti semuanya berubah bagaimana? Kamu nggak punya keluarga Filla, kalau kami mati cuma kamu sendiri di dunia ini, kamu mau jadi apa nanti hah?" Papa sudah bicara panjang lebar mengeluarkan semua unek-uneknya, sesekali ia pijit keningnya yang terasa pusing menghadapi satu anak perempuannya.
Fila hanya diam mendengar kata-kata papanya, dia tak tahu harus berbicara apa lagi untuk menentang papanya, karena memang benar semua yang dikatakan papanya kalau saja orangtuanya meninggal dia hanya sendiri didunia ini karena mama dan papanya adalah anak dari panti asuhan yang tidak punya keluarga.
"Sekarang kamu, Papa kasih hukuman, biar kamu bisa berubah, kartu keredit kamu Papa sita dan uang bulanan kamu akan dikasih chas sekarang 1.000.000 untuk sebulan, Papa nggak mau tahu kalau belum sebulan kamu nggak boleh minta uang bulanan sama Papa atau Mama dan itu beraku selama 4 bulan kedepan," ucap papa lantang berhasil membuat Filla menoleh dengan tatapan tak percaya.
"Pa, nggak boleh gitu dong, 1 juta cukup buat apa Pa sebulan? Pa ayolah, jangan gini dong. Papa marah-marah deh, tapi please nggak usah bawa-bawa uang bulanan, nggak asik banget," rengek Filla, Bagaimana bisa ia dengan uang 1 juta bisa keluar ke kafe bersama teman dan shopping di Mal. Apalagi biaya salon, nggak mungkin satu bulan cukup 1 juta.
"Nggak ada tawar menawar lagi, itu hukuman buat kamu," Papa berjalan menuju kamarnya diikuti mama dibelakangnya. Filla hanya bisa melihat punggung kedua orangtuanya yang menjauh sambil berteriak, memanggil mereka. Tapi tak ada yang menoleh. Fix hukuman ini nggak main-main.
"Yaudah terserah Papa, Papa emang kejam!" Dengan berteriak Filla berlari kekamarnya. Ia harap kedua orangtuanya akan mendengar teriakannya tadi dan berubah pikiran besok.
******
Filla berangkat sekolah seperti biasa, dia mulai menjalani hukuman yang diberikan papanya, dia sangat kesal karena dia tahu dengan uang itu dia tidak bisa jalan-jalan bersama teman-temannya seperti biasa, yang lebih parahnya lagi ternyata hukuman nggak sebatas uang jajan saja yang dikurangin tapi motor juga disita, jadi Filla kesekolah terpaksa dianter pak Udin, supir dirumah Filla.
Sesampainya disekolah, Filla langsung menuju kelasnya ingin bertemu dengan sahabat-sahabatnya dan memeluk mereka semua, menceritakan unek-unek yang sudah sangat mengganjal dihatinya.
Saat sampai dikelas, dia melihat ketiga sahabatnya sedang mengobrol dibangku kelas, itu memang sudah jadi rutinitas mereka semua sambil menunggu jam masuk tiba.
"Eh ..., kenapa Fill?" tanya Caca masih penuh cemilan dimulutnya.
"Berisik ah Ca, gue lagi nggak mood ni, kesel banget," Filla melepaskan pelukannya dan melempar tasnya dimeja sebelah Ola dengan kasar lalu duduk dihadapan ketiga sahabatnya.
"Iya kesel kenapa sayangku? Jangan-jangan gara-gara semalem ya?" tebak Novi sambil merapatkan kursinya kearah Filla yang masih menekuk wajahnya.
"Ya, iyalah emang gara-gara apalagi Novi?" jawab Filla ketus.
"Ya kenapa kok jadi kesel gitu? Jangan lampiasin ke gue dong," ucap Novi juga ikutan cemberut karena dibentak Filla.
"Ambekan banget sih lo Nov, oke gue jelasin, gini ni guys, kalian tahu nggak gue dimarahin Bokap gue gara-gara semalem, kesel jadinya," curhat Filla dengan memasang wajah memelasnya meminta perhatian.
"Yaelah cuma dimarahin Fill sampai segininya, kan biasanya juga dimarahin kali Fill, kita juga dimarahin kali semalem," ucap Ola enteng, membuat Filla melotot kearahnya.
"Kalian sih enak semalem cuma dimarin, setelah itu selesaikan?" tanya Filla dan semuanya hanya mengangguk menunggu kelanjutan cerita Filla.
"Ya iya lah emang mau diapain lagi Filla?" tanya Novi mulai tak sabaran menunggu cerita Filla yang muter sana muter sini.
"Gue, udah dimarahin, dihukum lagi. Guys please beri gue jalan, sumpah jalanan gue buntu abis sekarang," rengek Filla menatap sahabatnya lalu mencakar rambutnya sendiri dengan sebal.
"Emang dihukum apa Fill sampai segitu keselnya?" tanya Caca masih penuh dengan cemilannya.
"Ya, sampai lo uring-uringan gini, nggak biasa-biasanya lo musingin hukuman ortu lo," tambah Ola sambil membenarkan bando yang sejak tadi sudah terpasang dikepalanya.
"Gue dihukum selama 4 bulan disita motor, sama kartu kredit dan lebih parahnya lagi uang bulanan gue cuma 1 juta guys, ada lagi yang lebih ngeselin gue harus dianter jemput sekoahnya. Parah Bokap sama Nyokap kayaknya udah gencar banget mau hukum gue," jelas Filla sambil menghela nafas sebal.
"What ..., tega banget Bokap lo Fill," ucap mereka serentak menatap Filla lekat, mencari kebohongan dibalik matanya, tapi yang ditatap malah memasang wajah frustrasi.
"Ya itu yang bikin gue kesel guys, tega banget Papa gue. Nggak ada toleransinya sedikitpun, bayangin 1 juta cuma beli kaos kaki gue aja nggak cukup, gimana bisa buat jajan sebulan coba?" curhat Filla dengan wajah yang sudah tak bisa diceritakan lagi.
"Yaampun, lo miskin dadakan dong Fill sekarang?" Ola dengan tingkah alaynya menepuk jidatnya keras, lalu kembali mengelusnya karena timpukannya kekencengan.
"Lebay banget lo La," Novi menatap Ola seolah geli dengan tingkahnya. "Udahlah Fill jalanin aja, lagian kalau lo kurang bisa pinjem duit kita dulu, santai aja Fill kita kan sahabat."
"Hmmm, cuma kalian sahabat gue, makasih banget, gue bingung harus gimana ngomong kekaliannya tadi, gue takut kalian ngejauhin gue gara-gara gue nggak bisa lagi belanja bereng kalian apalagi nongkrong," aku Filla yang membuat ketiga sahabatnya mendekat dan memeluknya erat.
"Nggak ada yang bakalan ngejauhin siapapun disini, kita sahabat saling bantu, masak cuma gara-gara sahabatnya kesusahan terus ditinggalin, kita semua janjikan buat sama-sama?" Novi dengan sikap dewasanya selalu bisa menjadi perantara semangat sahabat-sahabatnya.
"Makasih guys, kalian yang terbaik," ucap Fila.
"Iya Fill, kita masih bisa nongkrong kok, biasanyakan lo yang teraktir, sekarang gantian kita dong yanh teraktir," usul Ola yang meraih anggukan dari yang lain.
Filla menatap ketiga sahabatnya dengan senyuman yang tak pernah lepas. “Makasih selalu ada,” ucapnya dengan tulus.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Win.Y.Y
Baca sampai sini dulu kk, nanti di lanjut
2021-04-16
1
ɳσҽɾ
Dilema dan Like nya mampir, semangat terus author terlove.
Sweet regards from 🌹 Dilema 🌹
Think u ❤️❤️❤️
2021-04-03
1
Little Peony
Like like like
2021-03-08
1